Jumat, 06 Oktober 2017

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 5

snap-00061

Bulu bantal beterbangan dan kaca berserakan di sebuah rumah yang sepertinya sumar So Yoon. Park Jum Mo kembali memukuli isterinya. Ia mengambil metronom lalu mengayunkannya. Metronom menghantam kaca jendela hingga jendela pecah. Seung Won shock melihat ke bawah dari sebuah balkon. Sementara Jae Chan terus meronta saat dua orang polisi memeganginya karena adiknya ditangkap. Mimpi siapakah itu?

“Ada saat-saat mengerikan yang tidak pernah ingin kau temui dalam hidup ini. Dan saat-saat mengerikan itu selalu diawali dengan pilihan yang berakhir dengan peristiwa mengerikan tersebut.”

So Yoon menelepon kantor penuntut dan menanyakan kelanjutan kasusnya. Investigator Choi berkata kasus itu mungkin akan dihentikan karena mereka menerima permintaan korban (ibu So Yoon) untuk tidak menghukum pelaku (ayah So Yoon). So Yoon menahan amarahnya dan berkata ia mengerti.

“Dan pilihan-pilihan kecil itu dapat menjadi penyesalan yang menghantui hidup kita seterusnya. Jika kita bisa mengubah pilihan-pilihan yang tampaknya tidak penting itu, kita mungkin bisa mencegah peristiwa mengerikan terjadi.”

Sepertinya itu mimpi Jae Chan...mimpi yang dilihatnya sebelum ia akhirnya menemui Hong Joo.

snap-00003snap-00005

So Yoon membereskan barangnya dan pergi dari sekolah. Seung Won melihatnya dan mengikutinya. So Yoon hampir saja meraih botol anti beku ketika Seung Won menghentikannya. Ia mengajak So Yoon pergi.

So Yoon menepis Seung Won dan menyuruhnya pura-pura tidak melihatnya. Seung Won berkata mereka sebaiknya berbicara dengan polisi dan jaksa. Pasti ada jalannya. Tapi So Yoon berkata tidak ada yang bisa mereka lakukan karena ia dengar jaksa itu akan mengubur semuanya.

“Dia bodoh dan tak perlu bekerja keras.”

“Siapa jaksa bodoh dan tak perlu bekerja keras itu?” ujar Seung Won marah.

Kembali pada Hong Joo yang bertanya pada Jae Chan siapa Seung Won. Jae Chan berkata Seung Won adalah adiknya. Hong Joo berkata dalam mimpinya seorang pria bernama Seung Won membunuh seseorang. Jae Chan terkejut.

Seung Won terkejut saat mendengar bahwa jaksa bodoh itu tak lain adalah kakaknya sendiri.

“Benar. Jaksa Jung Jae Chan. Ia bersekongkol dengan pengacara ayahku (Yoo Bum, tapi Seung Won tidak tahu pengacara itu adalah Yoo Bum),” kata So Yoon marah.

Tidak mungkin, gumam Seung Won. Ia berkata jaksa itu adalah kakaknya. Sedetik kemudian ia melihat kakaknya meneleponnya. Tapi ia tidak mengangkatnya.

Jae Chan jadi panik dan berlari pergi. Hong Joo mengikutinya.

snap-00014snap-00016

Sementara itu So Yoon mendapat telepon dari ibunya yang menyarankan agar So Yoon menginap di rumah temannya malam ini karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan ayahnya. Dengan kondisi ayah dan ibunya yang seperti itu, tentu saja So Yoon curiga. Apalagi ibunya tidak mau menjelaskan alasan ia tidak boleh pulang. Ia berlari pulang diikuti Seung Won yang khawatir.

Hong Joo menyusul Jae Chan dan memintanya untuk tenang. Ia menyarankan agar mereka mencocokkan mimpi mereka. Ia bertanya kapan Jae Chan bermimpi.

“Malam ini. Kita berdua mengenakan pakaian yang kulihat dalam mimpi.”

“Berarti waktu kita tak banyak,” kata Hong Joo.

snap-00019snap-00022

Atas permintaan Jae Chan, Hong Joo menceritakan mimpinya dengan detil. Ia berkata ia melihat ruang keluarga orang dengan piano di tengah-tengahnya. Lalu ada pasangan suami istri bertengkar. Lebih tepatnya sang istri dipukuli suaminya. Ketika sang suami hendak menghantamkan metronom pada istrinya, puteri mereka tiba bersama Seung Won.

Seung Won berusaha menghentikan sang suami karena sang suami tidak menghentikan usahanya untuk memukul si istri dengan metronom. Sang suami mendorong Seung Won lalu meraih metronom yang terjatuh di lantai. Ia melemparkannya ke arah Seung Won. Untunglah Seung Won sempat merunduk hingga metronom itu menghantam jendela dan memecahkannya.

Tak puas, sang suami meraih tongkat golf dan berlari hendak memukul Seung Won. Seung Won menghindar dan sang suami terjatuh dari balkon menimpa mobil di bawah. Pria itu tewas seketika. Dalam ceritanya Hong Joo berkata Seung Won mendorong sang suami. Tapi yang kulihat sih Seung Won menghindar.

Seung Won shock. Ia mengangkat telepon dari kakaknya. Sambil menangis ia berkata semua ini karena kakaknya.

“Aku menjadi pembunuh karena Kakak,” isak Seung Won.

snap-00026snap-00031

Hong Joo berkata Seung Won marah pada kakaknya dan menyalahkannya. Ia bertanya kenapa Seung Won berkata ini salah Jae Chan. Kasus KDRT yang ditanganinya adalah kasus Park Jun Mo dan ia ingat Seung Won mengajaknya ke resital piano temannya pada hari Valentine. Yoo Bum juga sempat berkata Park Jun Mo adalah ayah dari pianis jenius Park So Yoon. Dan kasus itu akhirnya diselesaikannya dengan menetapkan kasus itu tidak bisa dilanjutkan.

“Karena itu ia berkata ini salahku.,” kata Jae Chan frustrasi. “Karena aku melepaskan Park Jun Mo. Apa kau ingat di mana apartemen itu?”

Hong Joo berkata ia melihat 2 bulan dari jendela. Jae Chan melihat ke atas dan melihat dua balon raksasa yang terang di atas sebuah gedung tinggi.

snap-00036snap-00037

Han Woo Tak (pria yang selamat dari kecelakaan Hong Joo dan Yoo Bum) tertidur...dan ia bermimpi. Ia bermimpi melihat seorang pria dimasukkan dalam ambulans. Ia mendengar orang-orang membicarakan siapa yang membunuh pria tersebut. Istrinya? Puterinya? Seorang dari mereka berkata pembunuhnya adalah seorang pemuda yang masuk ke rumah mereka untuk menghentikan pertengkaran.

Lalu ia melihat seorang pemuda, yang adalah Seung Won, dibawa oleh polisi. Ia adalah polisi yang memasukkan Seung Won ke mobil polisi dan duduk di sebelahnya. Ia melihat pemuda itu gemetar dan berkata ia hanya ingin membantu ibu temannya.

Lalu seorang pria menggedor pintu mobil sambil memanggil-manggil nama pemuda tersebut. Seung Won! Seung Won!

“Kak, keluarkan aku! Aku tidak membunuhnya!” seru Seung Won.

Woo Tak terkejut saat melihat pria yang menggedor pintu mobil. Mobil berjalan pergi sementara pria itu berteriak-teriak agar mereka melepaskan adiknya.

snap-00042snap-00043

Woo Tak terbangun. Ia menawarkan diri untuk menggantikan rekannya mengemudi. Rekannya sedang sakit perut. Woo Tak menawarkan untuk mengantarkannya ke pusat patroli agar rekannya bisa ke toilet.

Tapi saat di persimpangan, ia melihat sosok pria dalam mimpinya. Jae Chan. Jae Chan sedang berlari menyeberangi jalan dengan berpakaian persis seperti dalam mimpinya. Dan lebih jauh lagi, ia mengenali Jae Chan sebagai orang yang menyelamatkannya dalam kecelakaan itu (karena ia mendengar Jae Chan berkata pada Yoo Bum bahwa Woo Tak akan mati jika ia tidak menabrak mobilnya).

Mengikuti instingnya, ia memutar balik mobil dan menyalakan sirine. Ia hendak menyusul Jae Chan.

snap-00050snap-00052

Ibu So Yoon mengajukan surat cerai pada suaminya. Ia juga meminta agar suaminya membiayai kuliah So Yoon di luar negeri. Tapi suaminya tidak bersedia.

Ibu So Yoon mengingatkan kalau suaminya sudah berjanji akan melakukan apapun permintaannya ketika ia menulis surat pernyataan tidak akan menuntut suaminya. Tapi ayah So Yoon berkata ibu So Yoon tidak berhak meminta apa-apa darinya. Dengan sombong ia berkata sekarang hukum dan jaksa ada di pihaknya. Lalu ia merobek surat cerai itu.

Ibu So Yoon tercengang. So Yoon dan Seung Won sudah tiba di gedung apartemen dan berlari melintasi lobi.

“Apa kau tahu kenapa hukum berpihak padaku? Meski aku melakukan ini,” ia sengaja menjatuhkan vas bunga. Lalu ia mengambil tongkat golf dan mulai memukuli benda-benda di sekitarnya. Ibu So Yoon gemetar ketakutan.

“Meski aku melakukan ini, tidak ada yang bisa menyentuhku!” seru ayah So Yoon. “Kau tahu kenapa? Karena semua yang ada di sini adalah milikku! Termasuk kau! Aku bisa melakukan apapun yang kumau dengan milikku! Hukum tahu benar kalau itu adil.”

Hong Joo dan Jae Chan juga sudah tiba di lobi apartemen.

Ibu So Yoon memunguti serpihan surat cerai yang berserakkan di lantai. Lalu berkata ia akan mendapatkan surat cerai lagi. Ayah So Yoon marah dan mengulurkan tangannya.

snap-00056snap-00057

Tiba-tiba terdengar suara alarm kebakaran. Mereka terdiam.

Hong Joo yang menekannya. Ayah So Yoon melihat dari balkon sebuah mobil polisi berhenti di depan gedung apartemen. Woo Tak turun dari mobil dan melihat ke atas. Ia melihat ayah So Yoon, pria dalam mimpinya. Dalam keadaan hidup dan baik-baik saja.

Jae Chan menemukan Seung Won dalam lift dan langsung menariknya pergi. Seung Won kaget kakaknya ada di sana. Jae Chan sangat lega menemukan adiknya sebelum tragedi itu terjadi.

Para penghuni apartemen keluar dari gedung dan bertanya-tanya ada apa karena mereka tidak melihat ada kebakaran. Ibu So Yoon juga keluar sendirian. So Yoon langsung memanggilnya dan memastikan ibunya baik-baik saja. Mereka pergi ke tempat lebih sepi.

snap-00059snap-00063

Para penghuni mulai curiga alarm itu cuma sebuah lelucon orang iseng. Salah seorang dari mereka menuduh Hong Joo karena ia melihat Hong Joo yang menekannya. Hong Joo tidak menyangkal tapi ia berbohong melihat asap tadi dan pura-pura mengendus bau terbakar.

Mereka tidak melihat asap dan makin menuduh Hong Joo telah menjahili mereka. Hong Joo berkata ia benar-benar melihat asap itu. Woo Tak menghampiri mereka dan berkata ia juga melihat asap itu. Karena seorang polisi yang mengatakannya, orang-orang jadi percaya. Hong Joo diam-diam menghela nafas lega.

snap-00071snap-00073

Jae Chan membawa Seung Won ke tempat sepi dan memarahinya karena tidak langsung pulang ke rumah. Seung Won berkata ia punya alasan untuk itu. Jika ia menjelaskannya, Jae Chan pasti akan mengerti.

“Aku sudah tahu temanmu adalah puteri Park Jun Mo dan kau di sini karena khawatir padanya,” kata Jae Chan.

“Kakak tahu dan tetap bersikap seperti ini? Apa aku seharusnya mengabaikannya?” tanya Seung Won kaget.

“Ya, abaikan! Kau akan terluka jika kau terlibat dan kenapa kau tak mengangkat telepon!”

Seung Won dengan marah berkata ia tidak menjawab telepon karena ia sangat malu dengan kakaknya.

“Abaikan? Meski sesuatu yang buruk dapat terjadi pada temanku? Bagaimana bisa Kakak mengatakannya? Kakak tidak seharusnya menyebut diri sebagai seorang jaksa!”

“Kau mungkin membunuhnya jika aku tidak turun tangan,” kata Jae Chan.

Tapi Seung Won berkata seharusnya Jae Chan mengakui kesalahan dan minta maaf karena sudah menjadi jaksa yang tidak tahu apa-apa. Seharusnya Jae Chan menyelidiki kasus itu sungguh-sungguh dan berpihak pada korban.

“Kau Kakakku, kan?” katanya kecewa, “Menjadi seorang jaksa ternyata tidaklah spesial. Sebagai seorang kakak, Kakak tidaklah spesial.”

Ia berjalan pergi. Jae Chan menghentikannya dan berkata ia memang tidak spesial tapi adiknya lebih tidak ada apa-apanya algi. Ia saja sebagai jaksa akan mendapat masalah jika bertingkah, apalagi Seung Won.

Sigh...kesalahpahaman ini >,< Jae Chan berkata lebih baik Seung Won malu memiliki kakak sepertinya daripada Seung Won terluka. Ia melarang adiknya ikut campur urusan So Yoon. Seung Won pergi dengan marah.

snap-00083snap-00087

Hong Joo menghampiri So Yoon dan ibunya dan mengajak mereka ke rumahnya. Mereka tidak kenal So Yoon.

“Aku adalah kekasih kakak temanmu,” kata Hong Joo pada So Yoon. “Ayo pergi dari sini sebelum suamimu melihat kalian.”

Mereka cepat-cepat pergi ketika mendengar ayah So Yoon mencari mereka. Tapi masalahnya hari sudah terlalu malam. Bis sudah tidak beroperasi dan taksi jarang terlihat. So Yoon berkata mereka bisa pergi ke tempat lain.

Hong Joo berkata ia bisa mengantar mereka ke sana. Tapi sebenarnya tidak ada tempat lain yang bisa mereka tuju, So Yoon mengatakannya hanya karena harga dirinya.

Woo Tak bercerita pada rekannya yang lebih senior, Oh Kyung Han. kalau ia tadi bermimpi aneh. Namun Kyung Han tidak bisa mendengar karena sudah kebelet ke toilet. Kenapa ya tidak numpang toilet apartemen ;p

Woo Tak baru ingat dan berkata ia akan segera mengantar Kyung Han. Tapi begitu melihat Hong Joo dkk di pinggir jalan, ia memberhentikan mobilnya dan tidak menghiraukan protes Kyung Han. Dan sudah bisa ditebak kalau Woo Tak menawarkan diri untuk mengantar mereka.

snap-00089snap-00091

Hong Joo dengan senang hati menerima tawaran itu. Kyung Han setengah mati menahan gejolak di perutnya. Wajahnya sampai merah.

“Kita pernah bertemu kan?” kata Woo Tak pada Hong Joo. “Apa kau tidak ingat? Pada hari Valentine...kita hampir mengalami kecelakaan besar.”

Ibu So Yoon cepat-cepat menutup telinga So Yoon...mengira itu “kecelakaan” yang lain. Hong Joo teringat dan menjelaskan pada ibu So Yoon kalau kecelakaan yang dimaksud adalah kecelakaan mobil. Pfft....

“Ternyata kau seorang polisi,” kata Hong Joo. “Aku tidak sempat berterimakasih padamu pada hari itu.”

“Tidak apa-apa.”

“Aku apa-apa,” rintih Kyung Han.

snap-00093snap-00094

Ibu Hong Joo sudah mendengar mengenai ibu So Yoon dan So Yoon, dan menerima mereka dengan hangat di rumahnya. Karena harga dirinya yang tinggi So Yoon berkeras tidur di ruangtamu. Ia di lantai dan ibunya di sofa, meski Hong Joo menawarkan kamarnya.

Ia juga menolak selimut penghangat agar wajah So Yoon tidak beku karena lantai yang dingin. Tapi So Yoon dengan angkuh berkata ia senang tidur di lantai polos. Ibu Hong Joo menyuruh Hong Joo membawakan pemanas saja tapi So Yoon berkata tidak usah.

“Kulitku kering jadi penghangat akan memperburuknya.”

Hong Joo mulai jengkel dengan kekeraskepalaan So Yoon. Ibu So Yoon meminta maaf...puterinya adalah anak tunggal jadi tidak terlalu bisa bergaul. Ibu Hong Joo berkata puteri tunggalnya juga berkulit kering jadi ia tahu rasanya.

Jae Chan menjatuhkan dirinya ke tempat tidur setelah hari yang melelahkan itu. Ia melihat foto keluarganya.

snap-00096snap-00098

Kilas balik 13 tahun lalu...

Ayah Jae Chan memang marah pada Jae Chan karena sudah memalsukan rapor demi mendapat uang, lalu membeli motor dan mengalami kecelakaan. Tapi ibu Jae Chan lebih mengerikan saat marah, bahkan ayah Jae Chan pun takut XD

Ia membawa arang yang membara dan marah-marah karena ia sangat malu atas perbuatan Jae Chan. Suaminya mencoba menenangkannya dan memintanya menaruh arang itu karena menakutkan.

“Menakutkan?! Bagiku uang lebih menakutkan. Si bodoh (Jae Chan) itu dilucuti uangnya dan sekarang berhutang 5 juta won. Itu lebih menakutkan jutaan kali dari apapun juga.”

Ayah Jae Chan berkata sebenarnya ganti rugi 5 juta won itu masuk akal. Dan lagi sudah benar pelanggar membayar uang ganti rugi. Hmmmm...jadi Jae Chan yang akhirnya dianggap menabrak toko itu? Bagaimana dengan Yoo Bum?

snap-00101snap-00102

Ibu makin marah. Anak sulungnya membodohi mereka dan mengambil uang mereka untuk membeli motor. Lalu menabrak toko dan menyebabkan semua hal ini. Sedangkan suaminya bergaji sangat kecil hingga ia harus bekerja sangat keras.

“Kalian berdua pantas dihukum mati! Baik, mari kita mati semua hari ini,” Ibu menghantamkan arangnya dengan keras ke lantai. Akibatnya api mulai membakar lantai.

Ayah dan ibu panik berusaha menyelamatkan lantai yang terbakar. Jae Chan malah menganggap hal ini lucu.

“Apa yang kaulakukan, Bu? Kata Ibu kita semua sebaiknya mati. Dan Ibu sekarang begitu mengkhawatirkan lantai?”

Ibu kembali marah dan berteriak mengusir Jae Chan serta suaminya. Jae Chan dan ayahnya berusaha menahan udara dingin di atap apartemen. Seung Won kecil naik menemui mereka sambil membawa penghangat dan dua kantung tidur.

“Ibu memberitahuku untuk berkata pada kalian kalau Ibu tidak mengirimkan semua ini. Kak, bersikaplah baik, ya?” katanya menasihati.

snap-00109snap-00114

Maka Jae Chan dan ayahnya tidur di atap malam itu. Ayah melihat Jae Chan sudah tidur. Ia memindahkan penghangat agar lebih dekat pada Jae Chan. Lalu ia mengusap sayang putera sulungnya itu. Memastikannya hangat.

“Ayah minta maaf. Kau pasti marah pada ayah tadi di kantor. Ini semua karena ayah tidak kompeten. Karena ayah tidak kompeten, ayah memiliki banyak penyesalan. Ayah hanya tidak ingin kau jadi seperti ayah.

Ayah ingin kau memiliki hidup yang jauh lebih baik. Kurasa karena itu ayah terus berharap yang lebih tinggi. Ayah ingin kau lebih tinggi dari ayah. Ayah ingin kau mengendarai mobil meski ayah naik bis umum. Ayah tidak pernah naik pesawat terbang, tapi ayah ingin kau selalu naik first class.

Ayah memulai karir sebagai pejabat umum tingkat 9, jadi ayah ingin kau memulai di tinglat lebih tinggi. Mungkin kau memalsukan nilai rapormu seperti itu karena kau merasa terbebani oleh harapan ayah padamu. Ayah minta maaf telah membuatmu tertekan. Aku seorang ayah yang tidak kompeten. Ayah minta maaf.” Huaaa T_T

Jae Chan tidak tidur. Ia mendengar semuanya dan menangis tanpa suara.

snap-00121snap-00126

Hong Joo melingkarkan tangannya ke leher Jae Chan. Lalu memejamkan matanya dan berjinjit. Jae Chan mendekatkan wajahnya dan...

Hong Joo terbangun. Kesal karena ia bermimpi sebuah kiss di mana ia yang berinisiatif lebih dulu. Itu membuatnya terlihat menyedihkan.

Ibu Hong Joo baru keluar dari kamar dan melihat meja makan sudah tertata dengan sarapan. So Yoon dan ibunya sudah rapi. So Yoon berkata ia hanya bisa makan masakan ibunya dan mempersilakan ibu duduk. Err...ini yang mana tamunya ya?

snap-00129snap-00133

Hong Joo membuka pintu toilet dan mengeluh toilet mampet. So Yoon dengan wajah tanpa ekspresi berkata itu bukan pup nya. Ibu berteriak nanti ia yang akan mengurusnya dan menyuruh Hong Joo keluar. Ibu So Yoon meminta maaf karena sudah merepotkan.

Ibu Hong Joo berkata mereka tidak merepotkan jadi mereka tak perlu khawatir dan anggap saja rumah sendiri. Ia sempat tertegun saat melihat luka memang di tangan ibu So Yoon. Ibu So Yoon cepat-cepat menutupinya.

Tumben Jae Chan bangun pagi dan masak sarapan. Biasanya Seung Won yang bangun lebih pagi dan mereka sarapan seadanya. Saat memasak, dahi Jae Chan sempat terpercik mintak dan jarinya terluka oleh pisau.

Tapi Seung Won masih marah pada kakaknya. Ia tidak mau sarapan dan berkata ia tidak akan pernah mau jadi jaksa. Jae Chan berkata Seung Won memang tidak akan bisa menjadi jaksa dengan nilai-nilai seperti itu. Ia berkata masakannya sangat enak dan Seung Won akan menyesal karena tidak makan bersamanya. Tanpa pamit Seung Won pergi ke sekolah.

snap-00135snap-00136

Selesai sarapan, Hong Joo menyarankan agar ibu So Yoon mulai mempercayai Jae Chan. Ibu Hong Joo setuju. Mereka bisa tinggal di rumahnya sampai kasus ditutup.

“Kasusnya sudah ditutup. Jaksa sudah memutuskan tidak akan menuntut suamiku.”

“Aku sudah menanyakannya. Kasus itu belum disetujui asisten kepala jaksa. Jadi kasus itu belum ditutup. Jadi jika kau bisa membantunya sedikit...:’

Bantu apa, sergah So Yoon. Ia berkata pengacara ayahnya dan jaksa yang bodoh itu sudah mengakhiri semuanya. Hong Joo membela Jae Chan karena disebut bodoh. So Yoon berkata semua jaksa itu bodoh.

“Mereka hanya perlu pernyataan korban untuk membiarkan tersangka lepas.”

“Tapi bukan mereka yang menulis pernyataan itu,” Hong Joo mengingatkan.

So Yoon berkata jika ibunya tidak menulsi surat itu, ibunya akan dipukuli sampai menuliskannya.

“Kalau beritahu jaksa semua ancaman dan serangan itu,” kata Hong Joo.

“Sudah kubilang tidak ada gunanya karena mereka bersekongkol!” kata So Yoon marah.

Hong Joo ikut marah dan akhirnya keduanya bertengkar. Hong Joo berkata ia berani bertaruh Jae Chan akan menyelidiki kasus ini dan menangkap ayah So Yoon. Tapi ia tidak tahu apa yang harus dipertaruhkan hingga So Yoon berkata Hong Joo tidak usah terlalu memaksa.

“Kau mungkin tidak punya apa-apa untuk dipertaruhkan,” katanya sinis.

“Hei! Kau yang membuat toilet mampet, kan?!” ujar Hong Joo karena ia tidak tahu harus berkata apa-apa lagi. Dan mereka terus bertengkar dengan kekanakkan. Sementara kedua ibu bingung melihat kelakuan keduanya.

snap-00140snap-00141

Jae Chan membeli obat di apotik untuk lukanya. Lalu ia melihat Hong Joo sudah menunggu di depan kafe langgannya. Ia bertanya apa Hong Joo bermimpi lagi hingga menunggu di sini. Hong Joo berkata ia sengaja datang untuk menunggu Jae Chan. Ia melihat luka di dahi dan tangan Jae Chan. Lalu ia tiba-tiba pergi begitu saja.

Komentar:

Ayaaaah T_T Awalnya tidak menyangka hubungan keduanya seakrab ini.

Mereka berhasil menghindari sebuah tragedi lain. Dan kali ini Woo Tak juga bermimpi? Apa karena ia diselamatkan oleh Jae Chan dan Hong Joo? Komentar lengkap di sinopsis selanjutnya ya^^

1 komentar:

  1. Pembuka episode ini cantik ya mbak? Bulu terbang itu perlahan jatuh bikin suasana romantis. Sayangnya itu ga dibikin romantis. Malah latar belakang kekerasan...
    Sama kayak salju naik di episode 1. Bukan romantis, malah kecelakaan...minggu delan apalagi haha
    Saya kasihan sebenernya sama hyung tak. Kalau udah ketar ketir dia bakalan ga bisa tahan kayak jang mi di marriage not dating tp untungnya dia ga dipermalukan begitu hehe. Dan bener, kenapa dia ga mampir di apartemen. Kayaknya terlalu tegang ada kejadian kriminal sampe lupa
    Ketiga, suka banget sama seung won, adik jae chan kecil yang ttp bilang itu dr ibunya meski dia dilarang bilang^^ such a sweetie like his mom
    Giu deh ortu, maunya pasti anaknya lebih dr diri mereka. Dan saya suka swnim ngangkat hal kecil ini :')

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)