Jumat, 30 Januari 2015

Sinopsis Hyde Jekyll Me Episode 3 (Bagian 2)

ki-00003

[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]

Robin turun dari mobil. Ia memperhatikan Ha Na yang masih tertidur sampai pintu mobil menutup kembali.

Ketika ia tiba di depan rumah Seo Jin, ia berpapasan dengan ibu Seo Jin. Senyumnya langsung mengembang dan secara spontan ia mendekati ibu Seo Jin. Tapi ibu Seo Jin melangkah mundur dan terlihat takut.

Senyum Robin menghilang, berganti dengan kekecewaan. Ia membungkuk hormat pada ibu Seo Jin lalu masuk ke dalam.

ki-00227 ki-00231

Ia menghadap ayah Seo Jin dan menanyakan keadaannya. Dengan ketus Presdir bertanya kenapa Robin kembali muncul.

“Anda terus menanyakan pertanyaan yang saya tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Saya tidak tahu kenapa saya kembali,” kata Robin. Ia hanya tahu sisi kepribadiannya: namanya, umurnya, orangtuanya, dan ingatan masa kecilnya. Semuanya adalah bagian dari dirinya saat sebagai Robin, bukan Seo Jin. Maksudnya ia tidak tahu apa yang terjadi saat ia tidak muncul.

“Palsu! Kau itu palsu!” sergah Presdir.

ki-00236 ki-00240

“Meski begitu saya menyukai diri saya yang seperti ini. Dan saya juga menyukai cara hidup saya. Setiap kali saya melihat Presdir, saya melihat kemarahan, kritik, dan kata-kata sedingin es. Seo Jin selalu merasa gugup dan bergelut dengan kekhawatiran. Dibandingkan dengan kalian berdua, bukankah saya memiliki kehidupan yang lebih bahagia? Saya juga pikir semua orang lebih menyukai saya daripada Anda maupun Seo Jin.”

Robin meminta Presdir membiarkan keberadaannya. Ia akan hidup dan menjalani hidupnya dengan tenang tanpa mengganggu Presdir.

“Kehidupan apa? Kau tidak punya kehidupan! Kau palsu, hanya sebuah ilusi yang diciptakan Seo Jin. Berhentilah memprotes. Ambil pil ini dan tidurlah,” Presdir melemparkan sebotol obat ke kaki Robin. “Tidurlah dengan diam seakan kau mati. Kau tidak akan mengganggu? Kehidupanmu yang kaubicarakan itu sudah menjadi gangguan bagi Seo Jin. Apa kau tahu betapa kerasnya Seo Jin bekerja selama 5 tahun ini? Apa kau tahu berapa banyak ia telah berubah?”

ki-00249 ki-00252

“Kalau begitu kenapa saya kembali?” tanya Robin.

“Bagaimana aku tahu! Siapa yang tahu kenapa kau kembali di saat tak seorang pun ingin melihatmu. “

Robin mengakui bahwa sepertinya tidak ada yang senang melihatnya meski sudah 5 tahun berlalu.

“Siapa yang akan senang melihatmu? Kau bukan puteraku atau kembaran puteraku. Kau bahkan bukan Robin atau siapapun. Kau hanya…parasit. Parasit yang menghisap kehidupan Seo Jin.” Ugh, that’s hurt :(

Robin hanya tersenyum sedih mendengar kata-kata Presdir.

ki-00253 ki-00262

Presdir memerintahkan Sekretaris Kwon untuk memastikan Robin meminum obatnya dan tidur. Setelah Seo Jin bangun, ia ingin Seo Jin menhadapnya.

Seo Jin tersenyum saat melihat Sekretaris Kwon dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

“Hyun!” panggilnya.

“Tolong jangan lakukan itu,” Sekretaris Kwon menggunakan bahasa formal.

Robin heran melihat sikap Sekretaris Kwon. Ia berkata tidak ada yang melihat mereka jadi tidak perlu sedingin itu. Lalu ia mengepit leher Sekretaris Kwon untuk bercanda. Tapi Sekretaris Kwon meminta Robin tidak melakukannya.

ki-00269 ki-00274

Robin melepaskan Sekretaris Kwon dan menanyakan kabarnya, juga bertanya kenapa Sekretaris Kwon seformal itu padanya. Sekretaris Kwon meminta Robin meminum obat yang tadi dilempar Presdir.

Teleponnya berbunyi. Sekretaris Kwon berkata pada puterinya bahwa ia akan menelepon balik sebentar lagi.

“Itu Da Mi? Umur berapa ia sekarang? Enam?” tanya Robin. Hee…Seo Jin pasti ngga pernah nanya >,<

“Bukan, tujuh tahun. Ia terus meneleponku seharian…” Sekretaris Kwon mencerocos dalam banmal (tak formal) lalu berhenti saat menyadarinya.

ki-00280 ki-00289

Robin menasihati agar Sekretaris Kwon menjadi diri sendiri dan tidak berpura-pura, bisa-bisa nanti seperti Seo Jin.

“Apa kau ingin hidup dengan gumpalan sepertiku mengikutimu terus?” gurau Robin. Ia melihat sekelilingnya dan berkomentar sepertinya hanya Seo Jin yang tinggal di rumah ini.

“Robin,” panggil Sekretaris Kwon.

“Ya, Kak,” tanya Robin senang karena Sekretaris Kwon sudah bersikap tak formal lagi.

Sekretaris Kwon mengingatkannya tentang peraturan ke-7. Harus tidur setelah 12 jam (sepertinya mereka membagi waktu mereka sama banyak, masing-masing 12 jam). Robin berkata ia baru muncul selama 5 jam jadi ia masih memiliki sisa waktu yang banyak. Ia tidak peduli apa yang Sekretaris Kwon katakan, pokoknya ia tidak mau pergi menemui Dokter Kang.

ki-00298 ki-00299

“Aku tidak akan dan tidak bisa. Dokter Kang menghilang.”

Robin terkejut. Sekretaris Kwon bertanya bukankah Robin yang muncul di Rumah Sakit Hankyeol kemarin untuk menyelamatkan Ha Na. Awalnya Robin bingung tapi ia teringat ia terjun ke air menyelamatkan seorang wanita. Ditambah Ha Na berkata pernah melihat kalungnya kemarin.

Sekretaris Kwon berkata Ha Na adalah saksi peristiwa itu dan itu sebabnya Seo Jin melindungi Ha Na.

“Dari penjahatnya?” tanya Robin.

“Ya, dan kurasa insiden tadi juga perbuatan si penjahat.”

Robin bertanya siapa yang hendak melukai Dokter Kang. Sekretaris Kwon tidak tahu, mereka bahkan tidak tahu apakah Dokter Kang masih hidup atau sudah mati.  

“Mungkinkah itu sebabnya Seo Jin memanggilku kembali?” gumam Robin. “Karena ia takut sendirian tanpa Dokter Kang.”

Sekretaris Kwon tidak sependapat. Robin bertanya apakah Sekretaris Kwon juga memberitahunya bahwa Seo Jin sudah berubah. Sekretaris Kwon membenarkan. Seo Jin sudah berubah banyak dan tidak lagi mencari Robin.

“Kau tahu apa artinya, kan? Peraturan nomor 19. Ayo ucapkan peraturan terakhir. Melihat kau tidak bisa mengatakannya, kurasa kau ingat apa isi peraturan itu.” Sekretaris Kwon mengacungkan botol obat dan menyuruh Robin mengikuti peraturan itu.

Robin bertanya siapa lagi yang memanggilnya jika bukan Seo Jin. Ia tidak bisa muncul dengan sendirinya. Jika ia bisa muncul sesuka hatinya, tidak mungkin ia tidak kembali selama 5 tahun ini.

ki-00303ki-00314

“Aku tahu kakak tidak mau mengakuinya, tapi Seo Jin memanggilku…”

“Aku yakin itulah yang ingin kaupercayai. Kau ingin percaya bahwa Direktur Goo memanggilmu agar kau membantunya dan setiap kali menjadi penyelamat.”

Robin berkeras ia tidak bisa muncul sesuka hatinya. Seseorang pasti memanggilnya. Jika bukan Seo Jin, berarti ada orang lain.

Sekretaris Kwon berkata tidak banyak yang tahu keberadaan Robin, jadi siapa yang akan memanggilnya.

“Kau sudah kuanggap adik jadi kuberi sedikit nasihat. Kau tidak lagi diperlukan siapapun.” Sekretaris Kwon pergi meninggalkan Robin.

Itu adalah hal yang menyakitkan untuk didengar, meski bagi seorang Robin.

ki-00323 ki-00324

Tapi dengan segera ia mengembalikan senyum di wajahnya. Dan mengomentari selera Seo Jin yang buruk dalam memilih lukisan.

“Mengapa kau menghabiskan uang untuk membeli benda mahal seperti ini padahal ia tidak memainkannya,” ujarnya saat melihat tas golf lengkap beserta isinya. Ia melihat buku-buku di rak Seo Jin dan menerka Seo Jin memiliki ruangan untuk bermeditasi. 

Kemudian ia pergi ke ruang rahasia, tempat hanya ia dan Seo Jin yang tahu. Aneh juga ya, Robin sepertinya baru tahu rumah ini tapi tahu di mana ruang rahasia itu. Atau mereka memang pernah tinggal di rumah ini tapi Seo Jin mendekor ulang isinya?

ki-00327ki-00329

Robin duduk dan mengetik password mereka. Terdapat pesan dari Seo Jin. Ia membuka pesan tersebut.

Seo Jin muncul di layar. “Kau ingat peraturan terakhir kita, bukan? Peraturan nomor 19. Protokol ke-19. Tidak ada lagi alasan untuk keberadaanmu. Aku sudah berubah. Kau tidak lagi diinginkan.”

Robin memejamkan matanya. Awalnya kukira ia sangat sedih tapi ternyata ia sedang memikirkan kenapa ia muncul kembali jika Seo Jin memang tidak menginginkannya.

ki-00334 ki-00337

Lalu ia memeriksa rekaman CCTV yang memperlihatkan transisi Seo Jin menjadi dirinya. Dalam rekaman tersebut terlihat Seo Jin meneriakkan sesuatu sebelum ia memegangi lehernya seperti tercekik. Robin mengamati gerak bibir Seo Jin.

“Jang…Ha… Na?”

Robin memeriksa rekaman sebelumnya yang memperlihatkan insiden gorila. Ia melihat gorila berlari menuju Ha Na, di saat yang sama Seo Jin terlihat memegangi lehernya. Begitu juga undapan Sekretaris Kwon bahwa kemarin ia menyelamatkan Ha Na di Rumah Sakit Han Kyeol.

“Jangan-jangan… Jang Ha Na?”

ki-00344 ki-00340

Ha Na terbangun dan mendapati dirinya berada dalam sebuah kamar asing yang sangat luas. Hal terakhir yang ia ingat adalah ia terkena panah bius menggantikan Robin. Tapi saat ia hendak turun dari tempat tidur, ia menyadari ada kalung tergantung di lehernya. Kalung bintang biduk.

Dalam perjalanan ke sini, Ha Na sempat bersandar pada Robin ketika mobil mengalami guncangan. Robin segera mengembalikan posisi Ha Na ke tempat duduknya, lalu mengalungkan kalung itu.

“Menyelamatkan seseorang adalah kepribadianku. Terima kasih.” Kalung itu adalah ungkapan terima kasih Robin karena Ha Na sudah menyelamatkannya.

ki-00365 ki-00375

Ha Na teringat peristiwa 15 tahun lalu setelah ia diselamatkan di sungai. Pemuda yang menolongnya berhasil membawanya keluar dari sungai. Ha Na membuka matanya dan melihat pemuda itu tersenyum.

“Tidak perlu berterima kasih padaku. Ini hanyalah kepribadianku.”

Ha Na memegang kalung itu dan sekarang yakin kalau penolongnya 15 tahun lalu adalah Robin.

Sementara Robin menyadari bahwa Ha Na adalah orang yang membawanya kembali dan gadis yang dulu pernah ditolongnya.

ki-00378 ki-00379

Ha Na membuka pintu namun mendapat 2 orang bodyguard berjaga di depan pintu. Ia beralih ke jendela dan melihat Robin sedang berjalan di taman belakang.

Robin sedang menelepon Sekretaris Kwon dan bertanya di mana Ha Na. Sekretaris Kwon bertanya kenapa Robin mencari Ha Na. Robin beralasan ia ingin tahu keadaan Ha Na.

“Robin!” teriak Ha Na dengan suara berbisik…err, memang teriak dengan suara berbisik kok^^

ki-00394 ki-00397

Robin menoleh dan gembira melihat Ha Na. Ha Na hendak memanjat jendela t tapi tiba-tiba terdengar suara alarm. Ha Na langsung memanjat jendela. Robin berdiri di bawah dan menyuruh Ha Na melompat, memberi isyarat bahwa ia akan menangkap Ha Na.

Ha Na, yang adalah seorang pemain akrobat, tidak merasa ragu sedikitpun. Ia melempar tasnya. Lalu melompat ke pelukan Robin.

ki-00409 ki-00410

Keduanya melarikan diri ke lantai atas. Mm…ngga salah tuh arahnya? Mereka pergi ke balkon. Robin mengunci pintunya. Tempat yang aneh untuk melarikan diri hehe ;p

Tapi ternyata mereka bukan hendak melarikan diri, mereka hanya ingin waktu untuk berbicara. Tanpa buang waktu lagi, Ha Na langsung menanyakan apa yang sejak tadi ingin ditanyakannya.

“Itu adalah kau, bukan? (Ha Na membicarakan insiden ia jatuh dalam kolam) Bertahun-tahun lalu di Jembatan Malaikat juga kau, bukan?”

Robin tersenyum mengiyakan.

ki-00417 ki-00418

“Terima kasih…untuk bertahun-tahun yang lalu, dan juga untuk hari ini. Terima kasih telah menyelamatkanku.”

“Sudah kubilang itu hanya kepribadianku. Aku yang seharusnya berterima kasih padamu.”

“Untuk apa?”

“Untuk semuanya. Aku akan membalasnya.”

Ha Na kebingungan. Ia yang banyak berhutang budi pada Robin. Dan akhirnya mereka berdebat siapa yang paling berhutang budi. Coba kalau berdebat soal hutang duit, pasti pada ngacir XD

“Kau cukup keras kepala juga,” ujar Robin.

“Memang. Kau juga,” Ha Na tertawa kecil. Keduanya tersenyum.

Duh ini layar penuh lesung pipit XD

ki-00016 ki-00017

Pintu terbuka. Suk Won dan anak buahnya mengacungkan senjata pada mereka. Yah, kalau memang niat melarikan diri sih udah dari tadi kali :p

Robin tersenyum dan dengan tenang menyuruh mereka meletakkan senjata. Ia akan kembali ke dalam rumah. Sebelum masuk, ia tersenyum pada Ha Na. Aaaaa…senyumnya itu lhoooo^_^ Ia bahkan menepuk lengan Suk Won dengan bersahabat. Hmm.. apakah mereka dulu berteman?

Robin masuk ke ruang rahasia dengan hati gembira dan mulai merekam sebuah pesan.

 ki-00033 ki-00035

Ha Na dikawal meninggalkan rumah Seo Jin dan kembali ke Sirkus Wonder. Ia mencari Jin Joo tapi Jin Joo tidak ada. Namun itu tidak mengurangi kegembiraan Ha Na.

“Aku akhirnya bertemu dengannya…”

Ia mengambil buku gambar dan mulai membuat sebuah sketsa.

 ki-00446ki-00442

“Di Jembatan Malaikat, ada seorang gadis dan seorang pemuda yang datang ke jembatan itu setiap malam. Gadis dari sirkus dan pemuda yang ingin mengakhiri hidupnya.”

Ha Na remaja berjungkir balik di atas jembatan. Ia langsung bersembunyi ketika melihat ada orang lain di jembatan itu. Ia melihat pemuda itu menaikkan satu kakinya ke atas pagar jembatan.

“Bagaimana jika ia melompat? Ia tidak boleh melompatinya,” batinnya kala itu dengan khawatir.

ki-00453 ki-00454

Pemuda itu tampak ragu lalu turun dari pagar. Ha Na menghela nafas lega. Sejak saat itu, ia terus melindungi pemuda itu dengan mengawasinya.

Hingga pada suatu malam, ia melihat pemuda itu benar-benar naik ke pagar jembatan dengan kedua kakinya dan mulai menjatuhkan dirinya.

ki-00463 ki-00465

“Tidak!” Ha Na berteriak sambil naik ke pagar jembatan dan menarik pemuda itu. Sementara ia sendiri terjatuh. Pemuda itu berlari ke pagar dan melihat Ha Na berpegangan pada papan jembatan. Ia mundur ketakutan dan duduk di lantai dengan shock.

Ha Na berusaha sekuat tenaga berpegangan pada papan. Tapi ia tak kuat lagi dan pegangannya mulai terlepas. Saat itulah pemuda itu mengulurkan tangannya dan meraih tangan Ha Na.

ki-00474 ki-00481

Pegangan mereka terlepas dan Ha Na jatuh ke dalam air. Pemuda itu tanpa ragu ikut melompat dan menyelamatkan Ha Na.

“Gadis muda itu berpikir pada dirinya sendiri. Ia hendak melindungi pemuda itu, tapi pada akhirnya pemuda itu yang melindunginya.”

ki-00482 ki-00487

Keesokan paginya Ha Na bangun dan memegangi kalung di lehernya.

“Robin,” gumamnya sambil tersenyum. Semua itu bukan mimpi.

Robin membuka matanya….bukan, Seo Jin. Ia terkejut karena tidak ingat bagaimana ia bisa ada di tempat tidur. Ia bangun dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, berkat aksi Robin.

Ia melihat di samping tempat tidurnya ada sehelai kertas. Seo Jin menatap kertas itu. Gambar bertuliskan “Hi” (Robin menyapa hai^^).

ki-00492ki-00496 

Ia bergegas ke ruang rahasia dan melihat Robin meninggalkan pesan untuknya. Dengan berat hati ia membuka pesan tersebut dan Robin muncul di layar. Aneh pasti rasanya berbicara dengan diri sendiri yang bukan diri kita sendiri…nah bingung kan XD

“Lama tak jumpa. Dan aku minta maaf. Aku yakin keinginanmu adalah aku tidak akan pernah melihat pesan videomu. Dan aku berhutang maaf yang lain. Kau ingat, bukan? Peraturan kita…protokol ke-19? Peraturan yang menyatakan : Robin akan dihancurkan selamanya begitu kehadirannya tidak diperlukan lagi.

Maaf aku mengatakan ini, tapi saat ini peraturan itu tidak lagi berlaku. Alasannya adalah karena aku memiliki alasan baru untuk keberadaanku meski kau tidak menginginkan aku. Kau sudah tahu siapa dia, bukan? Kau benar, dia adalah Jang Ha Na.”

ki-00502 ki-00509

Seo Jin memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Bertanya kenapa Jang Ha Na yang menjadi alasan munculnya Robin.

“Apa kau ingat apa yang terjadi di Jembatan Malaikat 15 tahun lalu? Hari di mana kau hendak membunuh dirimu sendiri. Dan juga hari saat aku dilahirkan. Gadis muda yang menyelamatkan hidupmu dan membangunkanku dari tidurku. Gadis muda itu adalah Jang Ha Na. Dan ia kembali membangunkan aku.”

Seo Jin terkejut saat menyadari Ha Na adalah pemicu kemunculan Robin, baik 15 tahun lalu maupun sekarang.

ki-00526ki-00008 

Robin berkata ia tahu Ha Na juga penting bagi Seo Jin saat ini. Karena Ha Na adalah saksi dalam kasus Dokter Kang.

“Jadi dengan pemikiran itu, aku menambahkan peraturan baru dalam perjanjian kita. Protokol ke- 20. Lindungi Jang Ha Na. Itu adalah peraturan baru kita.”

Seo Jin melihat rekaman semalam dan melihat Robin bersama Ha Na sedang tersenyum. Ia menyadari Ha Na mengetahui keberadaan Robin.

 ki-00010 ki-00011

Komentar:

Dalam 5 jam ia kembali ke dunia ini, Robin harus mendengar penolakan bertubi-tubi. Kehadirannya tidak diinginkan di dunia ini.

Ini adalah hal yang menyakitkan bagi siapapun, tapi yang membuat penasaran adalah apakah kepribadian lain seperti Robin bisa merasakan sakit hati dan dendam? Ia diciptakan sebagai penolong dan penyelamat, sesuatu yang sangat positif dan heroik. Tapi apakah ada sisi lain dalam kepribadiannya yang bersifat negatif? Apakah kepribadiannya sesempurna itu? Jika ia memang sempurna, mengapa ia tidak diinginkan bahkan oleh Sekretaris Kwon?

Robin bisa dengan cepat kembali tersenyum meski mendengar hal yang menyakitkan. Dan yang menarik adalah sikapnya terhadap Ha Na. Ia tidak bersikap romantis atau semacamnya. Tapi jelas ia jauh lebih tertarik pada Ha Na begitu ia menyadari Ha Na adalah pemicu kemunculannya.

Ini yang membuatku bertanya-tanya, apakah Protokol ke-20 dibuat benar-benar untuk melindungi Ha Na dan untuk membalas budi?  Atau sekaligus melindungi keberadaannya? Selama Ha Na ada dan membutuhkan pertolongannya, maka keberadaannya akan terjamin. Bukan hal yang buruk sih, mengingat Ha Na memang berada dalam bahaya dan Seo Jin adalah si penakut ;p

Sebaliknya, jika Seo Jin ingin menyingkirkan Robin, apakah caranya adalah dengan menyingkirkan Ha Na? Atau dengan menjaga agar Ha Na tidak berada dalam bahaya? Interesting….