Sabtu, 29 November 2014

[Link] Sinopsis Pinocchio Episode 6 - Completed

ki-00002

Bagaimana reaksi Dal Pyung dan Dal Po setelah mengetahui In Ha bergabung dengan MSC? Yuk, kita langsung saja ikuti lanjutannya di blog Berbagi Sinopsis^^

Sinopsis Pinocchio Episode 6-1
Sinopsis Pinocchio Episode 6-2

Jumat, 28 November 2014

Sinopsis Pinocchio Episode 5 (Bagian 2)

ki-00778

[Bagian 1 klik di sini]

In Ha masuk ke dalam rumah seakan tak terjadi apapun. Kakek dan ayah sedang memotong kue di meja.

“Ada apa ini? Kalian tidak lupa kalau ini hari ulang tahunku?” tanya In Ha heran. Sepertinya biasanya tidak ada yang ingat (kecuali Dal Po).

Ayah dan Kakek malah balik bertanya apakah hari ini In Ha berulang tahun. Kakek diam-diam memarahi Dal Pyung tanpa suar karena melupakan ulang tahun In Ha.

“Kalian tidak tahu? Lalu kenapa kalian beli kue?”

ki-00516 ki-00517

Dal Po yang baru masuk ke rumah juga heran melihat kue itu. Karena kue itu persis dengan kue yang tadi dibelinya untuk In Ha. Tapi ia tidak mengatakan apapun.

Dal Pyung bercerita bahwa tadi ia membantu seorang nenek dan cucunya yang sedang mencari tempat tinggal. Karena ia tidak bersedia dibayar, nenek itu memberikan kue tersebut pada Dal Pyung sebagai ucapan terima kasih. He…ternyata memang kue yang dibeli Dal Po. Takdir XD

In Ha mengulurkan tangan hendak mengambil sepotong kue. Ayahnya menyuruhnya memakai garpu. In Ha menggerutu bahwa ia bisa cuci tangan setelah makan.

“Ayah bersikap aneh akhir-akhir ini. Tiba-tiba terobsesi dengan kebersihan dan menganggap semua kotor.”

“Karena kau memalukan. Ayah malu karenamu,” ujar Dal Pyung setelah melirik Dal Po sekilas. Dulu ia tidak mempermasalahkan karena Dal Po lebih dari In Ha. Sekarang Dal Po begitu keren, Ayah jadi malu. Hmmm..padahal kalo Ayah ngga setuju hubungan In Ha dan Dal Po kan bagus ya, ayah bisa menganggap Dal Po ngga akan tertarik sama In Ha yang kucel. Atau jangan-jangan Ayah khawatir Dal Po tidak akan tertarik lagi pada In Ha?? ;p

ki-00521 ki-00523

Kakek menyuruh Dal Po duduk dan makan bersama mereka.

“Ini adalah kue strawberry kesukaanku. Mungkin nenek itu seorang malaikat yang ingat ulang tahunku di saat keluarga tidak ada yang ingat,” sindir In Ha sambil menggigit kuenya dalam gigitan besar.

Dal Po hanya diam dan memakan kuenya…dengan garpu.

ki-00528 ki-00533

Di kamarnya, ia menatap foto di mana ia, Kakek, In Ha, dan Dal Pyung sebagai satu keluarga. Dal Po membalik foto tersebut. Saat ini ia tidak sanggup dibebani dengan kenyataan bahwa ia dan In Ha adalah keluarga.

Setelah merenung dengan berdiri terbalik, In Ha mengambil keputusan kedua. Ia menelepon ibunya dan menerima tawaran itu.

ki-00534 ki-00541

Gong Joo dan Il Joo masuk ke dalam lif kantor MSC yang penuh sesak. Mereka membicarakan posisi reporter baru yang diisi berkat koneksi. Satu melalui Cha Ok, satunya lagi melalui Direktur Young.

Mereka sama sekali tidak tahu kalau dua orang yang sedang mereka bicarakan berada dalam lift yang sama dengan mereka. In Ha di sudut kiri, Bum Jo di sudut kanan. Karena lift yang penuh sesak, mereka juga tidak saling melihat.

ki-00555 ki-00556

Gong Joo mengomel bahwa tempat ini bukan angkatan udara di mana orang bisa terjun payung. Ia tidak akan diam saja dan akan mengajukan protes pada dewan direksi. Il Joo berkata meski mereka terjun payung, keduanya memiliki potensi karena berhasil masuk ronde terakhir rekrutmen YGN.

“Mereka juga berpenampilan menarik.”

“Memangnya penampilan penting bagi reporter? Wajah tampan/cantik tidak bisa menulis laporan dan juga tidak membuatmu mendapatkan berita,” celoteh Gong Joo.

Ekspresi Bum Jo dan In Ha lucu banget waktu mendengar percakapan mereka.

ki-00560 ki-00565

Lift terbuka dan dihadapan mereka sudah berdiri Cha Ok dan Direktur Young. Gong Joo dan Il Joo langsung menyapa mereka dengan hormat. Mereka mengira Cha Ok dan Direktur Young sedang menunggu lift. Padahal mereka sedang menunggu orang.

In Ha dan Bum Jo berusaha keluar dari lift yang penuh sesak. Keduanya terkejut saat bertemu di depan lift.

“Kau sudah tiba,” ujar Cha Ok.

Gong Joo bengong. Cha Ok memperkenalkan Gong Joo sebagai reporter yang bertugas di kantor polisi, sementara Il Joo reporter yang bertugas di daerah Sungai Han (saingan Reporter Jang dong). Cha Ok memperkenalkan In Da dan Bum Jo sebagai reporter baru di MSC.

Gong Joo menyambut mereka dengan ramah. Beeeerlawanan dengan kata-katanya di lift tadi ;p 

“Satu kekurangan kita dari YGN adalah wajah tampan/cantik. Tapi sepertinya keadaan akan berbalik dengan kedatangan dua orang ini.”

Il Joo menatap Gong Joo tak percaya.

ki-00574 ki-00583

Cha Ok mengajak In Ha ikut dengannya, sementara Bum Jo dipanggil mengikuti Direktur Young. Bum Jo bisa masuk ke MSC karena ibunya.

“Kukira kau akan melancarkan protes,” ledek Il Joo.

“Aku baru saja melakukannya,” kilah Gong Joo. “Aku hanya menyebut wajah mereka tapi tidak mengakui kemampuan mereka sama sekali. Kecuali mereka bodoh, mereka akan menyadari bahwa itu adalah bentuk tidak hormat pada kemampuan mereka. Aku yakin Direktur Young dan Manajer Song mencatat hal itu.”

ki-00600 ki-00604

Cha Ok dan In Ha sedang dirias. Cha Ok memberika draft mengenai syuting promosi yang akan mereka lakukan. In Ha bertanya kapan iklan itu akan disiarkan.

“Minggu ini, kenapa?”

“Tidak, hanya saja…”

“Kau tidak memberitahu ayahmu kau datang ke sini?”

Belum, jawab In Ha. Tapi ia akan segera memberitahu ayahnya. Cha OK melihat sepatu In Ha dan bertanya apakah In Ha hanya memiliki sepatu itu.

‘Iya,” jawab In Ha malu sambil menyembunyikan kakinya.

Cha Ok melepas sepatunya dan menyodorkannya pada In Ha. Ia menyuruh In Ha memakai sepatunya karena sepatu In Ha terlalu kumal.  

In Ha melakukan syuting iklan MSC. Ia menyatakan dirinya sebagai reporter Pinocchio pertama kali di negara ini. Cha Ok mengawasi selama syuting.

 ki-00607ki-00623

Sementara itu, Dal Po dan rekan-rekannya di YGN belajar dengan serius. Reporter Jang membawa mereka ke laporatorium forensik yang merupakan pusat dari reporter penyelidikan. Sehelai rambut atau sidik jadi yang ditemukan di TKP bisa menentukan hidup seseorang. Begitu juga dengan wawancara.

“Kalian harus berpikir bahwa semua yang ditemukan di TKP adalah bukti, dan bisa mempertaruhkan nyawa untuk pernyataan kalian.”

Puncaknya, mereka harus menyaksikan proses otopsi. Reporter Jang menyeringai pada Yoo Rae.

ki-00646 ki-00647

Itu adalah proses otopsi pria berusia 40-an yang. Meski terlihat pria itu mati terbakar, tapi tidak ada indikasi asap di paru-parunya. Artinya pria itu sudah mati saat tubuhnya dibakar. Dari kondisi kerongkongan, lambung, dan usus, sepertinya penyebab kematian pria itu adalah racun.

Sepanjang otopsi, Yoo Rae memasang wajah sangar. Sementara yang lain ada yang memalingkan wajah karena tidak melihatnya. Hanya Dal Po yang terlihat tenang mencatat semuanya.

ki-00650 ki-00659

“Apa kau baik-baik saja?” tanya si tertua pada Yoo Rae.

“Aku harus melewatinya, aku tidak bisa ditandai lagi,” gumam Yoo Rae.

“Sebaiknya kita makan sup darah sapi atau sup usus untuk makan siang?” celetuk Reporter Jang.

“Sup usus sepertinya enak,” jawab Dal Po.

“U-usus?” tuing…Yoo Rae jatuh pingsan.

Diam-diam Reporter Jang nampak terkesan dengan ketahanan Dal Po.

ki-00668 ki-00678

In Ha pulang dalam keadaan bimbang karena ia masih belum memberitahu ayahnya. Ketika tiba di rumah, Ayah dan kakeknya sudah menyiapkan makan malam. Ayah heran melihat pakaian In Ha yang rapi padahal In Ha bekerja di minimarket.

“Apa mereka mengangkatmu jadi pegawai tetap atau semacamnya?”

“Berhentilah mengoloknya,” tegur Kakek.

“Ayah, Kakek, sebenarnya aku…”

 ki-00685 ki-00686

Kata-kata In Ha terhenti dengan kepulangan Dal Po. Kakek langsung menyuruh Dal Po makan. Menu hari ini adalah sup babat dan usus.

Ternyata Dal Po hanya pura-pura kuat. Begitu melihat sup itu ia merasa mual dan akhirnya muntah-muntah di kamar mandi.

Kakek sangat cemas. Juga In Ha.

“Kenapa dia? Apa pria juga mabuk kehamilan?” tanya Dal Pyung.

 ki-00702 ki-00703

Ketika Dal Po masuk ke kamarnya, di mejanya terdapat sebotol obat dengan tulisan: jangan berpikir macam-macam. Obat itu dari In Ha.

Kakek sengaja keluar di malam yang dingin untuk membelikan Dal Po obat. Ia bertanya bagaimana keadaan Dal Po. Menasihatinya agar tidak terlalu lelah dan tidak memendam semuanya.

“Kau harus mengatakan pada orang lain saat kau sakit agar mereka bisa mengobatimu. Dan membiarkan orang lain tahu kau sedang berjuang agar orang lain bisa membantumu. Apa kau mengerti?”

Dal Po tersenyum dan mengiyakan.   

“Kak, ini untukmu,” Dal Pyung datang dan membawakan obat untuk Dal Po, yang baru saja dibelinya. Awww…

ki-00726ki-00731

“Siapa lagi selain aku yang mengurusmu seperti ini?”

Kakek berkata Dal Pyung terlambat, ia sudah membelikan obat. Dal Pyung tersenyum. Kakek tertawa senang dan berterima kasih karena Dal Pyung ternyata perhatian pada Dal Po.

Dal Po memandang ketiga botol obat di mejanya. Ia membalik kembali foto keluarga yang sempat dibaliknya setelah pengakuan In Ha. Sambil tersenyum Dal Po membelai wajah mereka. Keluarganya.

ki-00744 ki-00748

Keesokan paginya, Dal Po kembali bersikap seperti biasa. Tidak dingin lagi terhadap In Ha. Mereka mengantri kamar mandi karena Dal Pyung masih ada di dalam.

In Ha berkata ia sudah terlambat jadi ia akan mandi lebih dulu. Dal Po menarik tudung mantel In Ha.

“Aku juga terlambat.”

In Ha agak heran melihat sikap Dal Po yang mendadak berubah lagi seperti dulu. Dengan terbata-bata ia berkata ia tidak akan mandi lama. Tapi Dal Po menghalangi dengan kakinya. In Ha tidak terima.

“Minggirkan kakimu!”

“Tidak!”

Keduanya berebut ingin duluan.

ki-00764 ki-00766

Dal Pyung keluar dari kamar mandi. Dal Po dan In Ha langsung menutup hidung mereka begitu mencium aroma tak sedap sisa Dal Pyung.

“Kalian sebaiknya tidak masuk ke dalam untuk saat ini,” ujar Dal Pyung serius. LOL XD

Dan sekarang In Ha dan Dal Po berbalik mendorong yang lain duluan. In Ha bertahan di pintu kamar mandi, tidak mau masuk. Dal Po menahan nafas lalu menggotong In Ha dan memasukkan ke kamar mandi. Kemudian cepat-cepat keluar dan menutup pintunya. Terdengar In Ha menggedor-gedor pintu.

“Kau bilang kau akan terlambat jadi aku membiarkan kau dulua,” kata Dal po.

‘Ayah! Apa yang kau makan semalam?!!” seru In Ha dari dalam kamar mandi.

ki-00776 ki-00788

Reporter Jang mengeluarkan tumpukan sobekan kertas di atas meja. Ia menyuruh para reporter baru untuk menempelnya lagi satu per satu dan mencari apakah ada yang bisa dijadikan berita. Tidak seorang pun boleh pulang sampai semua beres.

Padahal sudah waktunya mereka untuk pulang. Tapi sekarang mereka harus bertahan mengerjakan tugas tersebut. Tanpa berkata-kata Dal Po meraih segenggam sobekan kertas dan mulai menyortitnya. Reporter lain nampak lesu dan tidak bersemangat.

“Kudengar Jang Kepo selalu membawahi reporter baru yang mendapat nilai terendah. Saat ini aku di posisi terendah, kan?” tanya Yoo Rae.

Teman-temannya mengiyakan.

“Artinya, aku akan bersama Jang Kepo, bukan?” tanya Yoo Rae dengan mata memerah.

“Apa kau menangis?” tanya si tertua.

“Tidak, karena aku menguap…”

 ki-00798 ki-00818

Teman Jae Myun bertanya apakah Jae Myung masih belum memperbaiki bemper truknya. Apa karena si penabrak tidak mau bertanggungjawab?

Jae Myung tersenyum dan berkata itu hanya goresan kecil jadi ia akan membiarkannya. Temannya berkata sudah sepantasnya orang yang melakukan kesalahan harus bertanggung jawab. Jika dibiarkan, akan semakin tidak bertanggungjawab. Ia berkeras Jae Myung harus minta ganti rugi.

Jae Myung berkata ia akan mengingatnya. Lalu ia naik ke dalam truknya dan menelepon.

ki-00823 ki-00825

Dal Po menerima telepon mengenai bemper yang rusak. Dengan senang hati ia berkata ia akan menggantinya.

“Sekarang? Tidak, bukan begitu. Baiklah, aku akan ke sana sekarang,” kata Dal Po.

Yoo Rae terkejut. Mereka kan tidak boleh keluar. Dal Po bisa dibunuh Jang Kepo jika ketahuan. Tapi Dal Po tidak peduli dan berkata ia hanya akan pergi sebentar.

Jae Myung memberitahukan alamatnya melalui telepon dan berkata ia akan segera tiba di sana. Dal Po naik ke dalam taksi.

ki-00835 ki-00836

Ketika tiba, ia tidak melihat truk melainkan mobil sedan. Ternyata teman Jae Myung yang menelepon Dal PO. Yaaah…penonton kecewa >,<

Teman Jae Myung berkata ia adalah teman pemilik truk. Lalu ia memperlihatkan kerusakan bemper Jae Myung.

“Ia seorang yang berhati lembut jadi ia tidak pernah meminta ganti rugi. Tapi itu membuatku kesal melihatnya tak melakukan apapun, maka aku meminta ganti rugi menggantikannya. Aku hanya merasa bisnis adalah bisnis.”

Dal Po tersenyum. Tidak masalah baginya. 

ki-00845ki-00849 

Lalu dengan siapa Jae Myung bertemu? Ia menemui si mantan manajer pabrik, Moon Duk Soo. Jae Myung menemuinya dengan alasan hendak mengembalikan dompet Moon. (Padahal dompet itu diambil Jae Myung saat pura-pura mabuk dan menyenggol meja ketiga orang tersebut)

Jae Myung berkata ia tidak membawa dompetnya sekarang dan menawarkan agar Moon ikut dengannya mengambil ke rumah. Moon tidak curiga dan setuju untuk berjalan ke rumah Jae Myung.

ki-00856 ki-00858

Tapi ia sempat heran karena tempat itu sangat kumuh dan sepi. Dekat reruntuhan bangunan. Jae Myung meminjam ponsel Moon dengan alasan ponselnya habis baterai. Meski agak kesal, Moon meminjamkannya.

Jae Myung mengawasi saat Moon terus berjalan. Mendekati koran yang terhampar di tengah jalan. Moon menginjak koran itu dan terjeblos ke dalam lubang di bawahnya. Jae Myung cepat-cepat menutup lubang pembuangan tersebut.

 ki-00867 ki-00872

Dal Po berlari masuk ke YGN, tapi Jang Kepo sudah menantinya. Dan ia jelas terlihat tidak senang.

Reporter Jang menyuruh yang lain pulang sementara Dal Po harus membereskan sisanya. Dal Po menurut dan menghela nafas panjang.

Yoo Rae dan yang lainnya menanti lift. Mereka kasihan pada Dal Po yang sudah pasti ditandai oleh Jang Kepo. Si tertua merasa kasihan tapi berkat Dal Po juga mereka bisa lepas dari tugas yang diberikan Jang.

Sementara Yoo Rae tidak bisa menahan senyumnya meski ia berkata ia merasa kasihan pada Dal Po yang akan menjadi anak buah Jang Kepo.

ki-00877 ki-00898

In Ha merasa Bum Jo hebat karena memiliki koneksi dengan Direktur. Ia juga merasa Bum Jo nama yang tidak asing.

“Itu adalah nama departemen store. Bum Jo Department Store. Apa kau tidak tahu? Mall itu dinamai dengan namaku.”

“Benarkah? Ada universitas yang dinamai dengan namaku,” ujar In Ha, mengira Bum Jo hanya bercanda. Ia bertanya-tanya mengapa mereka cukup sering bertemu. Apa hanya kebetulan?

“Bagaimana bisa cuma kebetulan. Sebenarnya….” Bum Jo menoleh tapi In Ha sudah tidak ada.

ki-00905   ki-00908

Perhatian In Ha terpaku pada wajahnya yang muncul di layar lebar di hadapannya. Itu adalah iklannya. Dalam iklan itu In Ha berjanji 2 hal. Pertama, hanya menyampaikan kebenaran. Kedua, ia berjanji untuk menepati janjinya yang pertama.

Perasaan In Ha campur aduk saat melihatnya. Senang, bangga, terharu.

“Siapa yang peduli kebetulan atau bukan. Yang penting, kita akhirnya bertemu.”

ki-00933 ki-00937

Gyo Dong menemui Dal Po yang masih berkutat dengan sobekan kertas. Ia bertanya apa Dal Po tidak merasa dikerjai oleh reporter Jang. Dal Po tersenyum dan berkata ia tidak merasa seperti itu.

“Jika ingatanku benar, maka kau bukan seseorang yang ada di sini melakukan ini. Kau khususnya bukan seseorang yang akan membungkuk terhadap apapun yang dikatakan seniornya demi menjadi seorang reporter.”

Dal Po pura-pura tidak mengerti apa yang dikatakan Gyo Dong. Gyo Dong berkata ia masih ingat betul apa yang dikatakan Dal Po padanya 8 tahun lalu. Dal Po berkata ia tidak terlalu ingat.

“Apa yang membuatmu tiba-tiba berjalan ke tempat sampah ini. Apa yang membuatmu ingin menjadi reporter yang mengacungkan mic dan kamera mereka seperti senjata?”

ki-00941 ki-00946

Dal Po diam membisu. Gyo Dong menutup pintu dan memastikan apapun jawaban Dal Po akan tetap menjadi rahasia karena hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

“Apa yang membuatmu tiba-tiba ingin menjadi reporter? Apa kau tiba-tiba menyukai reporter atau semacamnya?”

“Tidak mungkin bagiku untuk menyukai reporter,” Dal Po menjawab. Ia menatap ruangan YGN di hadapannya. “Aku masih merasa tempat ini menyesakkan dan reporter itu menjijikkan.”

“Kalau begitu kenapa kau ada di sini?”

“Karena sebuah nama. Aku akan melakukan apapun yang harus kulakukan untuk melewati masa pelatihan ini. Dan begitu aku mendapat mic di tanganku sendiri (menjadi reporter), aku ingin mengumumkan namaku yang sebenarnya pada semua pemirsa di luar sana.”

“Namamu yang sebenarnya? Apa namamu yang sekarang adalah palsu?”

Dal Po membenarkan.

ki-00957 ki-00963

Manajer Moon berteriak-teriak dari dalam lubang. Ia bertanya siapa Jae Myung dan apa yang Jae Myung lakukan. Dengan nada sinis, Jae Myung berkata Moon memiliki pita suara yang kuat hingga bisa berjam-jam terus berteriak.

“Tapi usahamu sia-sia. Seperti yang kaukatakan, tempat ini tempat reruntuhan jadi tidak ada siapapun yang datang ke sini.” Jae Myung mulai menumpuk batu bata di atas penutup lubang itu.

“Kesalahan apa yang kulakukan padamu hingga pantas mendapatkan ini? Siapa kau?”

“Aku adalah putera pemadam kebakaran Ki Ho Sang. Apa nama itu membuatmu ingat sesuatu? Aku ingin membuatmu tahu bagaimana ayahku meninggal. “

ki-00978 ki-00975

Gyo Dong bertanya siapa nama asli Dal Po.

“Ki Ha Myung,” jawab Dal Po. “Putera pemadam kebakaran Ki Ho Sang.”

Gyo Dong terkejut. “Kau anak Kepala Pemadam Kebakaran?”

“Benar, karena kalian aku kehilangan ibu, ayah, dan kakakku. Dan aku juga kehilangan namaku. Dan baru-baru ini aku juga menemukan betapa tak adilnya kematian ayahku karena kalian. Begitu banyak yang ingin kukatakan, dan banyak yang ingin kutanyakan. Aku juga ingin menemukan seseorang. Aku berpikir lama dan keras bagaimana cara menyelesaikan semuanya. Dan jawabannya membuatku heran.”

ki-00980 ki-00982

Jae Myung berkata Moon akan mati di bawah sana. Tapi tidak ada seorangpun yang mengetahui kematiannya. Semua orang akan mengira Moon bersembunyi di suatu tempat dan mengingatnya sebagai orang jahat yang membunuh teman-temannya demi uang.

Di ruang mayat terbaring dua mayat hangus terbakar. Melihat bekas luka bakar panggangan di salah satu mayat, kedua orang itu adalah anak buah Moon. Dan salah satu dari mereka adalah mayat yang diotopsi dengan disaksikan oleh Dal Po dan rekan-rekannya.

“Apa maksudmu? Aku tidak pernah membunuh siapapun dalam hidupku!” ujar Moon.

ki-01007 ki-01008

“Aku tahu, tapi dunia ini tidak akan mengetahuinya. Termasuk keluargamu. Dunia akan mengingatmu sebagai pembunuh yang melarikan diri setelah mencuri uang teman-temannya. Keluargamu akan menjalani hidup mereka dihina dan dikucilkan orang lain sementara menanggung rasa malu. Mereka akan menyadari bahwa kematian bukanlah satu-satunya cara untuk merasakan neraka.”

Moon mulai menangis berteriak-teriak minta ampun.

“Dan nantinya, jika kau cukup beruntung hingga kerangkamu ditemukan, tidak ada seorangpun yang peduli meski kematianmu tidak adil! SAMA SEPERTI AYAHKU!!!” bentak Jae Myung emosi.

ki-01023 ki-01027

Gyo Dong bertanya apakah jawaban yang ditemukan Dal Po adalah menjadi seorang reporter.

“Ya, karena itu aku akan menjadi reporter. Karena seorang reporter akan bisa melakukan itu semua. Dan aku akan memberikan segalanya untuk bisa menguasai kemampuan itu, Cap (=Captain),” jawab Dal Po tegas sambil membungkukkan badannya pada Gyo Dong.

ki-01038 ki-01043

Komentar:

Aaargh… Jae Myung >,<

Mengapa mengulang tragedi yang sama? ? Orang yang paling tahu menderitanya salah dituduh dan difitnah adalah Jae Myung dan keluarganya. Meski Moon memang bersalah, apa Jae Myung tidak ingat kalau Moon juga memiliki keluarga? Balas dendam adalah hal yang paling mengerikan. Apalagi sampai membunuh :(

Dan lagi, apa Jae Myung juga akan membalas dendam pada Cha Ok dan Pinocchio tetangganya? Bila itu terjadi, bagaimana nasib Dal Po dan In Ha? Benar-benar Romeo dan Juliet >,<

Judul episode ini adalah Raja Bertelinga Keledai. Raja Bertelinga Keledai adalah salah satu dongeng Yunani mengenai Raja Midas. Singkatnya dikisahkan Raja Midas memiliki telinga seperti keledai. Raja berusaha menutupi telinganya dari siapapun dengan selalu mengenakan entah mahkota, helmet, dsb. Tapi ia tidak bisa menutupinya dari satu orang. Tukang cukurnya.

Ia mewanti-wanti tukang cukurnya agar tidak memberitahukan siapapun mengenai telinganya itu. Tukang cukur menurut. Tapi menyimpan rahasia sebesar itu rupanya membuat tukang cukur menderita.

Akhirnya ia menggali sebuah lubang di gunung di mana tak ada seorang pun di sana. Lalu ia berteriak sekeras-kerasnya, “Raja bertelinga keledai! Raja bertelinga keledai!” Kemudian ia menutup lubang itu dan pulang dengan hati lega karena sudah menumpahkan unek-uneknya.

Bertahun-tahun kemudian ada anak-anak menggali lubang tersebut dan mendengar unek-unek tukang cukur. Anak-anak itu tertawa dan menceritakannya pada orangtua mereka. Dalam waktu singkat semua orang tahu dan menertawakan Raja bertelinga keledai. Raja marah dan menghukum tukang cukur karena tidak bisa menjaga rahasia.

Mungkin penulis menggunakan kisah ini untuk mengingatkan bahwa sebuah rahasia pada akhirnya akan terbongkar juga. Sama seperti Moon dan kedua temannya yang selama bertahun-tahun menyimpan kebenaran, namun pada akhirnya kebenaran itu terungkap. Dan berakibat fatal bagi mereka.