Selasa, 09 Oktober 2018

Sinopsis Terius Episode 1-2

snap-00222

Seorang pria terbangun dari mimpi buruknya bersamaan dengan bunyi alarm wekernya. Ia bermimpi mengenai seorang wanita yang sepertinya terbunuh dalam suatu peristiwa dan ketika ia hendak membunuh seseorang (sepertinya pembunuh wanita itu), ia ditembak. Wanita itu jelas memiliki hubungan khusus dengannya karena ia berjanji akan melindungi wanita itu, meski akhirnya ia gagal.

Dan hubungan khusus itu pula yang menyebabkan ia masih bermimpi mengenai peristiwa itu hingga saat ini. Apalagi di punggungnya masih tersisa bekas luka tembakan itu.

Ia berpakaian, mengambil susu di kulkas dan meminumnya. Membuang bekas botol dan tutupnya dit empat yang terpisah. Mengamati keadaan sekitar dengan teropongnya. Keluar rumah dan tidak lupa memasang perekat di pintu (untuk mengetahui apakah seseorang menyusup rumahnya atau tidak), lalu pergi lari pagi. Seseorang yang menghabiskan paginya dengan penuh keteraturan dan peraturan.

snap-00002snap-00480

Berbanding terbalik dengan rumah lainnya di mana tak ada keteraturan sama sekali. Mainan berserakan di mana-mana. Seorang ibu muda sibuk menyiapkan sarapan sementara kedua anaknya mulai berteriak dan berkelahi. Ibu muda itu berhenti memasak lalu meneriaki kedua anaknya agak berhenti berkelahi.

Keduanya mulai saling mengadu kalau itu bukan salah mereka. Ibu muda itu dengan sabar mendengarkan mereka hingga keduanya berhenti berkelahi. Lalu ia menyuruh mereka bersiap-siap dan menggosok gigi.

Tapi keduanya berkata mereka sudah menggosok gigi semalam jadi mereka tak perlu gosok gigi lagi. Kalau urusan melanggar aturan mereka mendadak kompak.

“Kalau begitu karena kita sudah makan semalam, jadi hari ini tak perlu makan lagi,” kata Ibu. Kedua anaknya terkejut tak menyangka akibatnya seperti itu. Apalagi kemudian ibu mereka berkata mereka tidak perlu makan snack dan jelly lagi hari ini karena kemarin mereka sudah memakannya. Keduanya langsung berebut sikat gigi.

snap-00008snap-00012

Meski begitu mereka masih sempat-sempatnya mendorong ibu mereka yang sedang mengambil susu di pintu. Ibu mereka melompat keluar dan tak sengaja menubruk pria tetangga mereka yang tak lain tak bukan adalah si pria teratur. Apartemen mereka berseberangan.

Ibu itu kaget saat melihat hidung tetangganya mulai mengeluarkan darah. Ia panik meminta maaf dan berusaha mengelap darah di hidung pria itu dengan celemeknya. Pria itu menepisnya dan berkata ia tidak apa-apa. Merasa tak enak hati, si ibu memaksa pria itu mengambil yoghurtnya sebagai permintaan maafnya. Lalu ia menoleh dan meneriaki kedua anaknya yang sudah menjadi penyebab semua itu. Ia mengejar mereka masuk dalam apartemen. Benar-benar pagi yang penuh kekacauan.

snap-00018snap-00023

Go Ae Rin, si ibu muda itu, setengah menyeret kedua anak kembarnya, Joon Hee dan Joon Soo, untuk menaiki bis sekolah yang sejak tadi menunggu mereka. Anak-anak lain sudah masuk dalam bis. Sementara para orangtua di sana sepertinya sudah biasa melihat kekacauan keluarga Ae Rin. Dan mereka juga sudah tahu kalau Joon Soo dan Joon Hee bukanlah anak “biasa”.

Keadaan kembali damai begitu anak-anak berangkat sekolah. Dan menjadi waktu yang tepat bagi para ibu (atau ayah) untuk mengobrol bersama tetangga atau sesama orangtua lainnya. Entah itu mengenai diskon di toko roti terdekat, atau informasi-informasi lainnya.

Dalam perjalanan pulang ke apartemen, Ae Rin bertanya pada temannya, Shim Eun Ha, mengenai informasi yang ia cari. Eun Ha berkata ia sudah menggunakan semua kemampuannya tapi ia tidak bisa menemukan informasi mengenai perusahaan J International. Ae Rin melamar pekerjaan di sekretaris di perusahaan tersebut. Eun Ha menyarankan agar Ae Rin memakai setelan formal untuk wawancara kerjanya.

snap-00033snap-00034

Mengikuti saran temannya, Ae Rin berusaha mengenakan setelah kerjanya yang sudah lama tak ia kenakan. Dengan susah payah ia berhasil. Sebelum pergi tak lupa ia melihar horoskop untuk peruntungan hari ini. Aries...sebuah kartu A Magician muncul dengan ramalan kalau semua akan berjalan sesuai rencana. “Kau siap untuk memulai. Energinya sangat kuat, jadi mulailah melaksanakan rencana baru sesegera mungkin.” Ae Rin semakin bersemangat setelah membaca ramalan tersebut.

Bagi beberapa orang, horoskop bisa menghibur, tapi bagi orang lain horoskop itu menjadi infomasi yang sangat penting. Tetangga Ae Rin, Kim Bon (James Bond-nya Korea? XD) membaca horoskop yang sama. Aries dan kartu A Magician. Tapi bukan ramalannya yang penting baginya, melainkan angka-angka di sudut kartu A Magician tersebut.

Kim Bon memasukkan angka-angka tersebut sebagai koordinat Aries dan GPS menunjuk lokasi Star Tower. Ia bergegas keluar apartemen.

snap-00039snap-00042

Di lift, ia berpapasan dengan Ae Rin. Ae Rin menanyakan hidungnya dan menjelaskan ia tidak biasanya seceroboh tadi. Dengan dingin Kim Bon berkata Ae Rin tidak perlu menjelaskannya.

Ae Rin berkata Kim Bon jarang keluar rumah di siang hari dan bertanya apa ia akan pergi hari ini. Kim Bon terkejut dan bertanya dalam hatinya siapa wanita ini hingga tahu kebiasaannya. Lalu Ae Rin menyarankan agar Kim Bon pergi ke Bonjour Bakery yang membagikan roti tawar gratis pada 200 pengunjung pertama dalam rangka hari ulang tahun pertama mereka.

“Kau hanya beli roti tawar, kan?” katanya.

Lagi-lagi Kim Bon terkejut dan bertanya-tanya bagaimana wanita ini tahu ia hanya beli roti tawar. Ae Rin mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan berkata itu hadiah untuk Kim Bon.

Kim Bon berusaha menolak tapi Ae Rin menjejalkan hadiahnya ke tangannya lalu pergi. Kim Bon melihat permen di tangannya. Bungkus permen itu bertuliskan: “Aku mengawasimu.”

Ia menoleh melihat Ae Rin yang berjalan menjauh. Kedua orang yang hidup dalam tempat yang sama...namun dalam dunia yang sangat berbeda.

snap-00047snap-00048

Kepala keamanan nasional, Moon Sung Soo, mengawasi sekelilingnya sambil berjalan menuju deretan loker stasiun subway. Ia membuka sebuah loker lalu menukar tasnya dengan tas dari dalam loker. Seorang pria mengamatinya lalu melaporkannya pada atasannya.

Jin Yong Tae tersenyum mendengar Moon Sung Soo sudah mengambil tas tersebut. Ia tersenyum sinis dan berkata Moon bersikap sok lurus padahal munafik. Ia menyuruh sekretarisnya mengirim masuk pegawai yang hendak ia wawancarai.

Sekretarisnya menyuruh Ae Rin masuk. Sebelum masuk Ae Rin bertanya apa alasan sekretaris itu berhenti. Sekretaris itu berkata ia mengirim undangan pernikahan pada bosnya tapi ia malah disuruh menulis surat pengunduran diri. Ae Rin bingung. Sekretaris itu hanya tersenyum tipis dan berkata semoga Ae Rin berhasil.

snap-00056snap-00061

Benar saja, begitu membaca biodata Ae Rin yang menyatakan kalau ia sudah menikan plus beranak dua, Yong Tae kesal dan bertanya apa Ae Rin tidak membaca persyaratannya. Ia berkata ia mencari orang yang belum menikah. Ae Rin membela diri dengan mengatakan kalau ia membaca perusahaan ini mencari orang yang menikah dan lebih bagus lagi punya anak. Karena itu ia terkesan dan mengirimkan lamaran.

Di luar, diam-diam sekretaris Yong Tae tersenyum. Ternyata ia yang mengubah persyaratannya untuk membalas dendam atas pemecatannya. Tapi Yong Tae tidak mau tahu dan berkata Ae Rin boleh keluar. Ia tidak akan menerimanya.

Ae Rin tidak terima. Yong Tae cuma mengajukan 2 pertanyaan menikah dan punya anak lalu langsung menolaknya, seharusnya ia ditanyai mengenai pengalaman kerjanya dan kemampuannya.

Yong Tae berkata 2 hal itu yang paling penting baginya dan lagi ia mengingatkan kalau ia yang mencari pegawai jadi ia mencari orang yang sesuai dengan keinginannya.

“Kenapa kau protes? Kalau kau sudah menikah, sana lakukan pekerjaan rumah tangga. Untuk apa kau keluar dan menyusahkan semua orang?” ujarnya ketus.

Ae Rin kesal dan berkata ia butuh uang untuk membayar cicilan rumahnya dan membesarkan dua anak. Ia minta maaf karena sudah menyia-nyiakan waktu Yong Tae, tapi ia juga menyia-nyiakan waktunya untuk datang ke tempat ini. Ia berkata Yong Tae yang salah dalam memposting lamaran itu jadi ia menuntut permintaan maaf.

Yong Tae menghela nafas panjang dan menyuruh Ae Rin duduk kembali. Ia bertanya pekerjaan terakhir apa yang dilakukan Ae Rin dalam 6 bulan terakhir di luar mengurus rumah tangga dan anak. Ae Rin tak bisa menjawab. Yong Tae langsung menyuruhnya keluar.

snap-00074snap-00076

Ae Rin bertanya setengah mengancam sebenarnya perusahaan ini bekerja di bidang apa karena tidak ada informasi apapun secara online. Dengan tenang Yong Tae berkata mereka importir tas. Apa Ae Rin sudah puas? Ae Rin tak bisa berkata apa-apa lagi dan keluar dengan kesal. Ia sempat bertubrukan dengan Moon Sung Soo yang bergegas masuk ke dalam kantor Yong Tae.

Yong Tae bertanya apa uang yang ia berikan tidak cukup. Moon berkata ia tidak membutuhkan apapun karena itu ia datang untuk mengembalikan tas tersebut.

“Setelah sekarang aku tahu bagaimana caramu membuat kesepakatan, kau sebaiknya mempersiapkan diri untuk yang terburuk.”

Yong Tae membuka tas yang dibawa Moon dan berkata isinya 1 juta dolar (sekitar 15 Milyar rupiah) dan meminta Moon mempertimbangkannya lagi. Moon hanya perlu menandatangani sebuah dokumen. Tapi Moon menolak dan berkata Korut dan Korsel sekarang dalam keadaan damai.

Yong Tae berkata sekarang justru saatnya Moon menggunakan taktik untuk menempatkan senjata-senjata. Tapi Moon berkata ia tidak akan menghambur-hamburkan uang negara untuk membeli pesawat tempur usang dengan harga tak masuk akal.

Yong Tae menyadari ia tidak bisa meyakinkan Moon. Moon berkata Yong Tae dan perusahaannya akan segera membayar perbuatan mereka. Sebelum Moon keluar dari kantornya, Yong Tae berkata ia harap Moon selalu sehat. Hm...sebuah ancaman?

snap-00081snap-00083

Seorang pria tiba di depan Star Tower setelah menerima perintah untuk menjalankan rencana B. Dari atap seberang bangunan Star Tower, Kim Bon mengawasi situasi dan mengenali pria tadi. Ia bergegas turun dan menyeberang ke Star Tower. Tapi ia tidak menemukan pria itu.

“Datang saja. Jika kau datang ke Seoul, aku akan membelikan mojito di Namsan Tower.”

Mendengar kata-kata itu Kim Bon berhenti. Ia teringat kata-kata yang sama persis diucapkan padanya oleh seorang wanita. Wanita yang terbunuh dalam mimpinya.

Ia pelan-pelan menghampiri Ae Rin yang sedang menelepon ibunya. Ae Rin yang mengucapkan kata-kata tadi. Setelah menelepon, ia berbalik dan terlonjak kaget melihat Kim Bon berdiri di hadapannya.

Kali ini ia yang curiga dan mengira Kim Bon membuntutinya. Tersadar dari lamunannya, Kim Bon menyangkal kalau ia membuntuti Ae Rin.

Pria yang dicari Kim Bon bertemu dengan Yong Tae. Yong Tae menyerahkan sebuah kotak padanya. Isinya adalah sebuah senjata berupa alat suntik lengkap dengan sejenis obat.

snap-00093snap-00098

Eun Ha memberitahu sesama tetangga, Bong Sun Mi dan Kim Sang Ryul (mereka bukan pasangan suami istri), kalau Ae Rin sedang wawancara kerja untuk menjadi sekretaris. Seingat mereka Ae Rin berasal dari jurusan komputer atau semacamnya. Eun Ha meluruskan kalau Ae Rin dulu bekerja di bidang IT dan sudah 5 tahun tak bekerja. Dan lima tahun tak bekerja dalam bidang IT yang selalu berkembang pastinya akan membunuh karirnya.

Sang Ryul sendiri seorang insinyur tapi ia tidak berpikir untuk kembali bekerja. Daripada menghabiskan seluruh uang gajinya untuk melakukan pekerjaan rumah dan mengurus anak, lebih baik ia yang melakukannya karena istrinya menghasilkan cukup uang untuk keluarga mereka.

Sun Mi bertanya mengapa Ae Rin tiba-tiba mencari kerja. Eun Ha berkata Ae Rin harus mulai melunasi apartemennya sementara pinjamannya sudah maksimal, Sun Mi berkata hidup Ae Rin sudah susah dan sekarang tambah susah. Ia bahkan tidak pernah melihat Ae Rin membeli kopi di jaringan kedai kopi terkenal, melainkan hanya minum kopi di kedai kopi pinggir jalan.

Ae Rin selalu yang terdepan dalam antrian jika ada diskon di supermarket dan membeli pakaian, mainan, peralatan sekolah. Tak ada untuk dirinya sendiri.

Eun Ha berkata justru itu yang ia sukai dari Ae Rin. Ae Rin selalu penuh harga diri dan tidak terlihat miskin. “Dan ia cantik.”

snap-00102snap-00107

Mereka melihat Ae Rin masuk bersama si kembar. Mereka memanggilnya dan melambaikan tangan. Ae Rin menghampiri mereka lalu duduk sementara si kembar memilih roti yang ingin mereka beli.

Eun Ha menanyakan bagaimana hasil wawancaranya. Ae Rin berkata ia tidak akan mungkin diterima. Sudah kuduga, kata Sun Mi blak-blakan. Lulusan terbaru saja susah cari kerja, apalagi ibu-ibu yang sudah 5 tahun tidak bekerja (hmmmm....dan aku 15 tahun ;p).

Tanpa mereka ketahui, si kembar sedang asyik mengamati hiasan kue-kue ulang tahun yang dipajang di toko tersebut. Untunglah Sun Mi melihatnya dan memberi tahu Ae Rin. Tapi terlambat, si kembar sudah melucuti mainan dari beberapa kue tart.

snap-00113snap-00115

Cha Jung Il, suami Ae Rin, terkejut saat melihat pemberitahuan pemakaian kartu kredit sebesar 114ribu won (1 juta lebih ya kalau rupiah) di toko roti. Dan tentu saja tidak merasa senang. Ia langsung menelepon istrinya.

Ae Rin dan si kembar berjalan pulang sambil menenteng 4 kotak kue tart. Si kembar dihukum berjalan sambil membawa kotak kue di atas kepala mereka. Ae Rin masih sangat kesal. Dan makin kesal ketika suaminya meneleponnya dan langsung mengomelinya tanpa tahu alasannya. Apalagi suaminya berkata Ae Rin hanya bisa buang-buang uang. Ae Rin langsung menutup teleponnya.

Tapi sebenarnya keadaan suami Ae Rin juga tidak baik. Ia seorang editor dan buku yang ditanganinya belum juga selesai. Atasannya menyuruhnya menempel pada si penulis agar cepat menyelesaikan tulisannya tanpa membuatnya marah. Jika suami Ae Rin tidak berhasil kali ini, ia akan kehilangan pekerjaannya.

snap-00120snap-00121

Di rumah, si kembar memakan kue tart mereka. Begitu habis, Ae Rin langsung menambahkannya lagi.

“Ibu, makan malam kita apa?” tanya Joon Soo.

“Kau sedang makan malam. Kue.”

“Lalu sarapan pagi besok?” tanya Joon Hee.

“Kue.”

Dan juga makan malam besok. Ae Rin menunjuk seretan kue tart yang masih utuh di meja. Itu adalah makanan mereka sampai semuanya habis. Mereka terkejut. Ae Rin menghela nafas panjang dan bertanya apa mereka akan mengambil barang-barang lagi tanpa bertanya lebih dahulu padanya, keduanya menggeleng cepat.

snap-00483snap-00124

Kim Bon juga sudah di rumahnya. Ia memikirkan perkataan Ae Rin yang sangat mirip dengan perkataan wanita dalam mimpinya. Juga bagaimana Ae Rin tahu ia hanya makan roti tawar. Ia bertanya-tanya apakah Ae Rin mengawasinya. Tapi mengingat Ae Rin hanya seorang ibu dengan anak-anak yang masih kecil, ia berpikir tidak mungkin Ae Rin memata-matainya.

Kim Bon sedang menyelidiki pria yang terlihat memasuki Star Tower. Pria itu selalu muncul saat kartu A Magician muncul dalam horoskop Aries. Dan tak lama kemudian seseorang akan mati. Dengan kemunculannya hari ini, siapa yang akan menjadi targetnya kali ini?

Moon Sung Soo sedang berada di kantornya di Blue House. Bawahannya bertanya apakah Moon akan terus menunda pembelian pesawat tempur Lucas Con. Moon jadi kesal dan bertanya apa bawahannya belum mengerti juga. Atau apa ia disuap. Tidak, jawab bawahannya kaget. Moon menyuruh bawahannya pergi. Ia kesal dan terlihat gelisah.

snap-00127snap-00130

Cha Jung Il pulang ke rumah dalam keadaan letih dan galau. Kekesalannya memuncak saat melihat keadaan rumah yang berantakan. Ia mengomeli Ae Rin dengan menuduhnya tidak membereskan rumah seharian.

“Apa yang kau lakukan di rumah seharian? Sibuk buang-buang uang di toko roti?”

Giliran Ae Rin yang kesal saat melihat suaminya membuka kaus kakinya lalu melemparnya ke kolong sofa, padahal ia sudah berkali-kali melarangnya karena sulit untuk mengambilnya.

“Kau kan tidak melakukan apa-apa di rumah, jadi aku membantumu dengan memberimu pekerjaan,” ujar Jung Il sambil membaringkan diri di sofa lalu menyalakan TV.

Ae Rin mematikan TV dan balas mengatakan kalau suaminya itu hanya berleha-leha di sofa dan menonton TV tanpa membantunya mengurus si kembar. Pertengkaran tidak terelakkan lagi.

Jung Il berkata ia bekerja seharian dan ingin beristirahat menonton TV setelah pulang. Apa salahnya dengan itu? Ae Rin berkata ia juga bekerja seharian. Ia bahkan tak beristirahat dari pagi sampai malam mengurus rumah dan anak-anak. Pekerjaan yang terus berulang tanpa henti.

“Apa kau tahu betapa sulitnya itu? Aku lebih baik bekerja di luar dan menjadi arogan sepertimu.”

Menolak kalah, Jung Il menantang Ae Rin untuk mencari kerja. Ae Rin berusaha menahan tangisnya sambil mengatakan kalau tidak ada yang menginginkannya sebagai pegawai karena ia sudah terlalu lama di rumah. Ia seorang ibu jadi tidak ada yang menginginkannya. Ia tidak tahu harus memulai dari mana.

snap-00141snap-00144

Melihat istrinya menangis, Jung Il berkata ia melihat selebaran di lift mengenai lowongan pekerjaan menjadi pengantar susu. Ia menyarankan Ae Rin untuk mencobanya, sekaligus untuk diet karena Ae Rin selalu ingin menurunkan berat badan dengan diet macam-macam.

“Kau bisa mendapat uang sekaligus menurunkan berat badan. Sekali tepuk dua lalat.”

Tapi Ae Rin terluka mendengar saran suaminya itu. Ia berkata ia diet karena ia berusaha agar pakaian saat ia belum hamil dulu bisa ia kenakan kembali. Karena ia tidak punya uang untuk beli pakaian untuk dirinya sendiri (hanya untuk suami dan anak-anaknya). Tak tahan lagi, Ae Rin masuk ke kamar lalu keluar membawa koper.

Bukannya berusaha menahan istrinya, Jung Il menuduh Ae Rin memang sudah siap untuk pergi. Ae Rin tidak menyangkalnya dan berkata ia memang menunggu alasan untuk pergi. Lalu ia meninggalkan rumah.

snap-00146snap-00148

Di pelataran gedung, Kim Bon berpapasan dengannya. Ae Rin tidak melihatnya karena sedang menangis. Saat menunggu lift, Kim Bon menemukan sebuah dompet di lantai. Ia membukanya dan melihat kartu ID Ae Rin.

Ae Rin berjalan menyeret kopernya ke halte bis. Sekarang ia bingung hendak ke mana karena rumah orangtuanya ada di Jeju. Sialnya lagi, hujan mulai turun. Keitka ia hendak naik bis, ia bingung mencari dompetnya. Bahkan ia lupa membawa ponselnya.

“Kenapa semua tidak berjalan baik untukku?” keluhnya.

Karena hujan, cuaca mulai dingin. Ae Rin membuka kopernya untuk mencari pakaian hangat. Tapi isi kopernya mainan semua. Rupanya ia membawa koper yang salah karena terburu-buru. Ae Rin bingung karena artinya ia sama sekali tak membawa apa-apa.

snap-00152snap-00154

Tiba-tiba ia mendengar suara orang mendekatinya dan memanggilnya. Mengira itu orang jahat, Ae Rin mengambil pistol mainan dari dalam koper dan mengacungkannya pada orang itu.

Kim Bon terkejut dan bersikap waspada. Ae Rin mengira Bon mengikutinya lagi. Bon menyuruh Ae Rin menurunkan “senjata”nya dulu. Ae Rin makin kaget Bon tahu namanya dan bertanya apa ia seorang stalker. Bon balik bertanya siapa Ae Rin dan pada siapa ia bekerja.

Mengira Bon sedang mengolok-oloknya karena ia seorang pengangguran, Ae Rin menarik pelatuk. Bon langsung mengelak seperti gaya Keanu Reeves di film Matrix...tapi ujungnya ia terkapar di tanah.

Sebuah bendera bertuliskan “Bang!” muncul dari senjata Ae Rin. Ae Rin tak bisa menahan tawa melihat Bon berguling di tanah. Ia terus tertawa dan berkata Bon terlalu banyak nonton film. Mana ada yang keliaran membawa senjata betulan?

snap-00159snap-00162

Bon diam menahan malu. Ia mengembalikan dompet Ae Rin dan berkata ia menemukannya di lorong apartemen. Ae Rin berterima kasih.

“Dan juga aku tidak pernah mengikutimu jadi jangan bayangkan yang tidak-tidak.”

“Maafkan aku, aku tidak tahu. Aku mengagetkanmu, kan?”

Bon berkata ia sama sekali tidak kaget dan ia menyangkal tadi ia terkapar. Ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya mengapa Ae Rin membawa-bawa mainan. Dengan jujur Ae Rin mengaku ia kabur dari rumah dan salah bawa koper.

“Kabur dari rumah? Bagaimana dengan anak-anakmu? Bawa ini,” Bon menyerahkan payungnya. “Pulanglah dan tukar dengan koper yang benar.”

Ae Rin terkejut. Bagaimana ia bisa pulang setelah tadi begitu saja pergi. Harga diri dong.... ya kan??

Bon mengambil koper Ae Rin dan berkata ia akan membawakannya sampai ke rumah. Ae Rin terpaksa mengikutinya balik ke apartemen. Setibanya di depan apartemen, Bon mengambil kembali payungnya dan menyuruh Ae Rin pulang. Ia bahkan menunggu sampai Ae Rin benar-benar masuk ke rumah.

Di dalam rumah, semua sudah tidur. Namun semuanya sudah bersih dan rapi kembali. Ah...ternyata Jung Il suami yang baik. Ae Rin memutuskan untuk memaafkan suaminya dan merebahkan diri di sofa.

snap-00167snap-00169

Pagi pun tiba. Rumah kembali berantakan ditambah kebisingan dari si kembar. AE Rin menemukan amplop di atas meja. Di amplop itu tertulis permintaan maaf Jung Il dan di dalamnya ada uang untuk Ae Rin membeli pakaian baru.

Dengan ditemani Eun Ha, Ae Rin pergi membeli pakaian baru. Ae Rin sudah menceritakan kejadian semalam pada temannya itu. Eun Ha tak menyangka Ae Rin seberani itu. Tapi ia mengomel ketika akhirnya Ae Rin malah membeli pakaian untuk suaminya. Ae Rin mengakui ia tidak bisa menghabiskan banyak uang hanya utuk dirinya sendiri.

Ia memutuskan untuk berbaikan dengan suaminya dan akan memasak makanan kesukaan suaminya malam ini.

snap-00174snap-00490

Moon Sung Soo berada di tempat parkir Meta Palace. Ia memerintahkan bawahannya untuk mengadakan rapat darurat. Ia akan tiba dalam waktu 30 menit. Tapi sang pembunuh (suruhan Yong Tae) sudah menunggu di dalam mobilnya dan langsung menyuntikkan sesuatu ke lehernya.

Pada saat yang sama, Jung Il memarkir mobilnya di sebelah mobil Moon Sung Soo. Ia datang ke sana untuk menemui penulis buku sesuai perintah atasannya. Tapi karena tempat parkirnya terlalu sempit, ia tak sengaja membenturkan pintu mobilnya ke mobil Moon Sung Soo.

Saat memeriksa apakah mobil Moon rusak, tanpa sengaja Jung Il melihat si pembunuh yang sedang membunuh Moon Sung Soo. Dan si pembunuh juga melihatnya.

snap-00184snap-00187

Kaget dan ketakutan, Jung Il cepat-cepat masuk kembali ke mobilnya dan menyetir pulang. Tapi si pembunuh mengikutinya. Ketika sedang menunggu lift, pembunuh itu menyuntik Jung Il dengan obat yang sama.

Ae Rin menunggu suaminya pulang untuk berbaikan dengannya. Makan malam sudah tersedia di meja. Ia mencoba menelepon suaminya. Jung Il tidak bisa mengangkatnya karena ia sudah terkapar di lantai. Untunglah seorang satpam melihatnya dan mengangkat telepon Ae Rin.

Jung Il dibawa ke rumah sakit. Dokter berusaha menyelamatkannya, tapi terlambat....ia sudah tiada.

Ae Rin tidak bisa percaya hal ini dan berusaha membangunkan suaminya. Kemarin mereka masih bertengkar dan suaminya masih terlihat begitu sehat dengan suaranya yang keras. Tidak mungkin ia mati, kan? Ae Rin menangis sejadi-jadinya menyadari suaminya sudah tiada.

snap-00188snap-00198

Si pembunuh melapor pada Yong Tae bahwa ia sudah melakukan tugas. Rekaman CCTV Meta Palace dan tempat parkirnya sudah dihapus. Ia juga sudah mencabut memory card black box dari mobil Moon Sung Soo dan menyerahkannya pada Yong Tae. Sebagai gantinya Yong Tae memberikan tiket pesawat untuk si pembunuh keluar negeri sementara waktu.

Tapi si pembunuh berkata ada masalah kecil. Ia memberikan nomor plat sebuah mobil dan meminta Yong Tae memeriksa siapa pemiliknya. Ia berkata ia sudah membunuh pemilik mobil tersebut, alias Jung Il.

Ae Rin mengajukan diadakan otopsi. Dokter akan melakukannya tapi diagnosa sementara kematian Jung Il disebabkan serangan jantung. Apalagi Jung Il mengidap aritmia (ketidakteraturan detak jantung).

Bon mendengar berita mengenai kematian Moon Sung Soo. Polisi menduga akibat gagal jantung. Tapi Bon mencurigai kalau Moon adalah target si pembunuh.

snap-00205snap-00208

Di NIS (National Intelligense Service), agen Yoo Ji Yeon berusaha meyakinkan Direktur NIS untuk menyelidiki kematian Moon. Sudah jelas Moon memiliki banyak musuh karena menolak pembelian pesawat tempur Lucas Con. Sangat mungkin para musuhnya membunuh Moon.

Direktur NIS menganggap kematian Moon adalah suatu yang wajar mengingat ia sudah berumur. Ia merasa Ji Yeon hanya melebih-lebihkan. Tapi melihat Ji Yeon patah semangat akhirnya ia berkata akan mempertimbangkannya jika Ji Yeon memiliki bukti atau apapun yang mencurigakan. Ji Yeon kembali bersemangat.

Ia keluar dari kantor Direktur NIS dan seseorang memanggilnya. Ji Yeon menyapa Chief Kwon. Chief Kwon bertanya apa yang tadi Ji Yeon bicarakan dengan Direktur. Ji Yeon berbohong dengan mengatakan ia hanya menyapa Direktur. Chief Kwon tampaknya tidak percaya tapi tidak membahasnya lagi. Diam-diam Ji Yeon mengeluh Chief Kwon sungguh melelahkan.

snap-00209snap-00210

Ia kembali ke ruangannya. Ra Do Woo, teman sesama agen, bertanya kenapa Ji Yeon tadi berbohong pada wanita yang melelahkan. Ji Yeon sadar Do Woo sudah mengupingnya lagi. Do Woo mengambil ponsel Ji Yeon dan menunjukkan di mana ia meletakkan penyadapnya. Pada stiker berbentuk hati yang menempel di ponsel Ji Yeon. Ia menyombongkan diri sebagai penguji teknologi terbaru untuk NIS, termasuk barang-barang ilegal.

Stiker itu baru saja dikirimkan oleh tim teknologi dan menurutnya penyadap itu berjalan baik. Tapi ia tidak mau menulis “bagus”, ia hanya menulis “not bad”.

snap-00212snap-00219

Kim Bon pergi ke rumah duka tempat Moon Sung Soo disemayamkan. Ia menguping pembicaraan di sekitarnya. Beberapa orang membicarakan bagaimana Moon Sung Soo seorang yang terlalu lurus dan satu-satunya orang yang menolak membeli pessawat tempur. Bon berkesimpulan Moon mungkin berselisih dengan industri pertahanan.

Teman-teman Ae Rin membicarakan kematian Jung Il yang begitu mendadak. Mereka juga membantu menjaga Joon Hee dan Joon Soo. Mereka tidak mencurigai kematiannya karena ayah Jung Il juga meninggal karena serangan jantung 2 tahun lalu. Mereka merasa kasihan pada Ae Rin dan anak-anaknya. Meski ada uang asuransi tapi mereka mengambil premi yang paling rendah.

snap-00223snap-00224

Bon tak sengaja melihat Ae Rin saat ia melewati ruangan tempat Jung Il disemayamkan. Ia melihat Ae Rin sedang menangis dalam pelukan ibunya. Ia menyadari suami Ae Rin meninggal dan nampak bersimpati padanya.

Sang Ryul sendirian menjaga Seung Gi anaknya, juga Joon Hee dan Joon Soo di taman. Karena Seung Gi harus ke toilet ia terpaksa meninggalkan si kembar sebentar. Tanpa tahu si pembunuh mengintai mereka.

snap-00225snap-00227

Chief Kwon dan anak buahnya datang untuk melayat Moon Sung Soo. Chief Kwon terkejut saat melihat Kim Bon.

“Terius?” gumamnya. Ia memerintahkan anak buahnya menangkap Kim Bon.

Menyadari bahaya, Kim Bon langsung melarikan diri. Chief Kwon menelepon Do Woo dan menyuruhnya memeriksa CCTV rumah sakit bagian kedukaan untuk melacak keberadaan Terius. Ji Yeon terkejut saat mendengar nama Terius.

Sang Ryul dan Seung Gi kembali ke taman namun di kembar sudah tidak ada. Ia langsung menelepon Ae Rin.

Ji Yeon meminta Do Woo terus melacak Kim Bon.

snap-00231snap-00232

Komentar:

Aku memulai drama ini tanpa ekspektasi sama sekali. Tentu saja So Ji Sub menjadi daya tarik utama. Kesempatan melihat So Ji Sub dalam drama action comedy mana mungkin dilewatkan^^

Sebenarnya dari segi cerita di episode 1-2 ini aku merasa banyak hal yang terasa tidak masuk akal. Mulai dari Kim Bon yang melihat si pembunuh dari atap seberang bangunan yang sangat tinggi bisa begitu cepat tiba di Star Tower, ketidakmampuan Kim Bon melihat senjata mainan yang dipegang Ae Rin (mungkin hanya untuk sisi komedinya saja) padahal ia seorang agen handal, hingga kecepatan si pembunuh menyusul suami Ae Rin padahal ia harus mengambil memory card blackbox dulu.

Malah yang menarik dalam episode ini bagiku adalah pertengkaran antara Ae Rin dan suaminya yang terasa sangat alami karena itu adalah hal yang lumrah diperdebatkan pasangan suami istri. Dan yang menyedihkan adalah meski keduanya sudah saling memaafkan tapi mereka belum bertemu sama sekali sejak pertengkaran mereka.

Karakter Kim Bon juga menarik. Dari luar ia terlihat cool tapi sebenarnya ia cukup perhatian dan simpatik. Ia yang membawa Ae Rin kembali ke rumah dengan caranya sendiri. Ia juga terlihat bersimpati saat tahu Ae Rin kehilangan suaminya.

Son Ho Joon kali ini berperan sebagai antagonis yang menyebalkan. Chief Kwon juga sepertinya menyebalkan. Tapi sepertinya meski perannya jahat dan kejam, Son Ho Joon tetap menimbulkan kesan komedik hingga kadang aku sulit untuk menganggap serius kejahatannya. Padahal sudah memerintahkan untuk bunuh orang lho ;p