Jumat, 29 April 2016

Sinopsis Heard It Through The Grapevine Episode 28


Bom pulang ke rumah. Ayah berkata In Sang mengirim sms pada Ibu. Mereka membacanya:

“Ini In Sang. Aku baru saja menemui Bom. Tolong jangan bantu merawat Jin Young. Tolong usir dia bersama Bom. Kumohon.” Saking frustrasinya >,<

Ibu berkata orang yang tak punya perasaan seperti Tuan dan Nyonya Han saja tidak bisa mengusir anak mereka. Bagaimana bisa ia mengusir puteri dan cucunya sendiri?


Sekretaris Min berpapasan dengan Tuan Han yang baru masuk kantor. Ia berkata laporannya sudah ia taruh di meja Tuan Han. Tuan Han melihat di depan laporan tersebut ada postnote dari Sekretaris Min.

“Jika Bapak menginginkan lebih banyak informasi, saya bisa memberi persyaratannya.”
Tuan Han nampak geram.

In Sang menemui Je Hoon di tempat Jae Won dan curhat padanya. Termasuk kata-katanya bahwa ia tidak pernah pamer kekayaan.

“Tidak pamer? Keberadaanmu sendiri sudah merupakan bentuk  pamer kekayaan,” kata Je Hoon.

Ia berkata ia tidak tahu bagaimana cara menghasilkan uang sebanyak itu. Ia juga tidak punya kekuasaan untuk menelanjangi struktur yang sudah ada. Tapi ia tidak ingin orang seperti In Sang mendapatkan warisan seperti itu.

“Aku tidak mau mencari nafkah dengan cara membantu hal-hal seperti itu.”


In Sang bertanya apa rencana Je Hoon. Je Hoon akan mencari pekerjaan di firma hukum publik. Gajinya  2 juta won sebulan. In Snag bertanya bagaimana cara Je Hoon bertahan dengan gaji sekecil itu….errr ya kalau dibandingin dengan 30 juta won sebulan sih ;p

Ia bertanya apa Je Hoon sudah membicarakannya dengan Noo Ri. Apa mereka berpisah? Je Hoon berkata In Sang sebaiknya urus masalahnya sendiri lebih dulu. Saat ini In Sang hanya bisa memilih salah satu.

“Kau harusnya berkorban jika mencintaiku. Kau harus mengalah jika mencintaiku. Itu adalah omong kosong. Apa menurutmu itu mungkin? Sudah jelas kau menunjukkan rasa jijik pada orang-orang sepertinya.”

In Sang terdiam.

Jae Won datang dan menanyakan keadaan orang tua In Sang. In Sang berkata mereka baik-baik saja. Je Hoon berkata Jae Won juga menderita karena Tuan Han. Jae Won tidak mau membahasnya. Ia dengar hidup In Sang akhir-akhir ini kacau.

“Aku produk gagal Han Jeong Ho (Tuan Han),” ujar In Sang getir.

Jae Won menghibur tidak semua chaebol menjadi orang sukses, hanya bisa dihitung dengan tangan.

“Jika kau bisa membuktikan bahwa kau bisa hidup dengan uang di bawah 2 juta won sebulan, maka kau akan jadi mahakarya Han Jeong Ho,” olok Je Hoon.

Jae Won menegur Je Hoon. Tapi In Sang membenarkan kata-kata Je Hoon, ia memang tidak bisa.

“Kenapa tidak bisa? Coba saja,” tantang Je Hoon.


Pengacara Yoo sudah mengosongkan kantornya dan pergi dari Hansong. Tuan Han menyuruh Sekretaris Yang menempatkan orang baru di kantor bekas Pengacara Yoo dan Je Hoon. Sekretaris Yang berkata mereka belum berpengalaman. Aku akan mengajari mereka, kata Tuan Han.

Mantan PM Baek menemui Tuan Han untuk membicarakan kandidat PM pengganti ayah Jae Won. Tuan Baek beranggapan kandidat yang diajukan Tuan Han kurang baik karena terlalu banyak rumor mengenainya. Hal itu pasti akan dijadikan bahan keributan oleh orang-orang yang keluar dari Hansong (seperti Je Hoon dan pengacara Yoo). Ia berkata Tuan Han harus mengendalikan situasi sejak awal.


Sekretaris Yang menasihati Sekretaris Min agar tidak bertindak lebih jauh. Sekretaris Min mengingatkan bahwa Tuan Han yang terlalu jauh bertindak.

Sekretaris Yang berkata Tuan Han dan Sekretaris Min sebenarnya memiliki relasi yang bisa saling menguntungkan. Sekretaris Min harusnya mengalah kali ini demi bisa mendapatkan yang lebih besar. Sekretaris Min berkata ia harus menggunakan Tuan Han sampai akhir.

“Kau akan kalah jika melawannya,” kata Sekretaris Yang.
“Sudah terlambat,” jawab Sekretaris Min tenang.


Sekretaris Lee memeriksa kamar Jin Young. Ia melapor pada Nyonya Han bahwa mainan Jin Young tidak bergerak di dalam sana. Nyonya Han berkeras mainan itu mungkin sudah berhenti bergerak begitu Sekretaris Lee masuk kamar.

Sekretaris Lee berkata ia tidak mendengar apapun ketika ia berjalan di lorong menuju kamar. Ia berkata mungkin Nyonya Han salah dengar. Mana mau Nyonya Han ngaku salah. Ia berkata pasti ada orang yang menyalakan mainan itu. Sekretaris Lee nampak khawatir dan menyarankan agar Nyonya Han tidur lebih awal.

Nyonya Han menyuruh Sekretaris Lee menyingkirkan mainan itu. Lalui tiba-tiba dia marah dan bertanya apa yang dipikirkan Bom sebenarnya.

“Apa dia tidak peduli pada barang-barang yang dikenal bayinya? Dia dekat denganmu, apa dia tidak mengatakan apapun? Tidak ada telepon?”

“Jika aku jadi dia, aku bahkan tidak akan melihat ke arah sini,” gumam Sekretaris Lee. Ups…

Ia cepat-cepat berkata ia akan membantu Nyonya Han tidur nyenyak. Nyonya Han menyuruh Sekretaris Lee membawakan mainan Jin Young pada Bom. Ia akan membeli yang baru jika Jin Young kembali nanti.


Sementara itu Jae Won berada dalam posisi yang makin sulit. Ia heran mengapa teman-temannya tidak datang. Sebaliknya, Je Hoon juga hendak meninggalkan tempat Jae Won.
Sebelum pergi ia bertanya apakah Jae Won sudah memikirkan sarannya. Jae Won bertanya bagaimana ia bisa tahu apakah ia aman atau tidak setelah memberitahu Je Hoon mengenai informasi yang ia dengar dari Nyonya Han.

Je Hoon memperdengarkan rekaman Jae Won. Ia berkata ia akan menghapus rekaman itu jika Jae Won memberitahunya informasi investasi apa yang didengarnya dari Nyonya Han. Ini adalah caranya untuk membalas kemurahan hati Jae Won membiarkannya tinggal di sini.

Jae Won berkata Je Hoon tidak perlu membalasnya dan jangan ungkit lagi. Jangan harapkan apapun darinya.

“Kau tetap tidak aman meski tidak bekerjasama dengan kami,” kata Je Hoon. “Begitu kau tahu apa yang Tuan Han pikirkan mengenai dirimu…”
“Kau pergi saja,” Jae Won memotong kata-kata Je Hoon.
“Baiklah. Telepon aku jika kau berubah pikiran.”


Je Hoon dan pengacara Yoo menyewa apartemen untuk membuat kantor baru milik mereka sendiri, juga tempat tinggal Je Hoon. Sekretaris Min dan Paman mengunjungi mereka. Mereka membahas cara yang dilakukan Tuan Han pada kakak Sekretaris Min dan juga Bom.

“Kita harus menunjukkan padanya kalau usahanya sia-sia, bahwa ia tidak bisa lagi mengurung orang seenaknya seperti biasanya,” kata Je Hoon.

Pengacara Yoo berkata bukti untuk kasus kakak Sekretaris Min dan Seo Bom adalah sama. Kedua kasus itu buktinya tertulis dan mengarah pada orang yang sama. Pengacara Yoo meminta Paman menyemangati Bom.

Paman berkata ia terus terpikir ibu Sekretaris Min. Berperang seperti ini benar-benar menghabiskan energi. Sekretaris Min menenangkan itu adalah kekhilafan ibunya, juga salahnya. Ia hanya fokus pada bertahan, seharusnya ia lebih sering mengingatkan ibunya bahwa ia tidak sendirian.

Je Hoon mengiyakan bahwa merasa sendirian adalah bagian yang paling menakutkan dalam perang ini.


Noo Ri mengunjungi mereka. Je Hoon memperkenalkannya pada Pengacara Yoo. Mereka menggoda Noo Ri bahwa Je Hoon sekarang hanya pria berpenghasilan 2 juta won sebulan. Je Hoon ikut menggoda kalau Noo Ri memiliki tujuan jelas untuk kriteria kekasih yang diinginkan.

Noo Ri malu saat diingatkan hal itu. Ia mengaku ia memiliki standar tinggi dan merasa bingung. Buatlah plihan yang benar, kata Je Hoon. Noo Ri berkata ia sering merasa bingung dengan siapa dirinya.


Di rumah ayah dan ibu berbicara dari hati ke hati. Ayah berkata ia berpuluh-puluh kali memikirkan apa yang akan terjadi jika ia mengambil uang dari Tuan Han, dan apa yang terjadi jika ia tidak mengambilnya.

Sekretaris Yang pintar berkata-kata dengan mengatakan tidak ada persyaratan apapun. Tapi jika ia menerimanya, ia akan terikat secara hukum hingga pada suatu saat akan memaksanya menyerahkan Jin Young. Tapi jika ia tidak menerimanya, ia takut tidak bisa membesarkan Jin Young dengan baik.

Ibu mengerti itu pasti sangat sulit bagi ayah. Ayah teringat dulu mereka lebih memliki keberanian untuk bertahan. Ibu berkata dulu mereka tidak banyak berharap. Mereka hanya menginginkan Bom melahirkan dengan selamat.

Ayah lebih memilih memiliki besan yang sama dengan mereka.  Meski mungkin akan lebih sering bertengkar atau saling melukai perasaan, tapi itu terasa lebih baik. Ayah menertawakan dirinya yang selama ini merendah-rendah di depan Tuan Han.
Noo Ri diam-diam menangis mendengar percakapan orangtuanya.


Bom terkejut saat melihat Sekretaris Lee mengunjunginya di tempatnya bekerja. Ia menanyakan kabar para staf. Sekretaris Lee berkata mereka semua baik. Ia datang untuk memberikan mainan Jin Young.

Bom sangat senang. Ia meminta Sekretaris Lee berhenti memanggilnya nyonya kecil, rasanya aneh. Sekretaris Lee ingin lebih sering bertemu dengan Bom. Ia merasa sedih melihat Bom seperti ini.

Bom berkata ia tak apa-apa. Ia merasa tak enak hati saat bosnya (pemilik minimarket) masuk dan melihat Sekretaris Lee terus memanggilnya Nyonya Kecil. Tapi Sekretaris Lee tidak mengubah sikap dan panggilannya.  Ia begitu hormat pada Bom hingga bos Bom heran.


Bom langsung menelepon In Sang. In Sang berkata bukan dia yang mengirim Sekretaris Lee. Ia sudah lelah menggunakan trik semacam itu.

Sekretaris  Lee melaporkan pada Nyonya Han bahwa Bom sangat tenang dan tegar. Tentu saja Nyonya Han tidak senang mendengarnya.

Ahjumma langsung menanyakan keadaan dan kesehatan Bom. Sekretaris Lee berkata Bom merindukan mereka dan Bom tidak nyaman saat ia memanggilnya nyonya kecil.

“Dan lagi kenapa kau memanggilnya seperti itu. Kau kan bisa lebih ramah,” kata Ahjumma.
“Seharusnya begitu. Tapi aku ingin tahu apakah gelar tersebut akan membuatnya teringat masa lalu (dan kembali). Itu adalah harapanku.”


Bom membawa pulang mainan-mainan itu dan bermain gembira bersama Jin Young. Ibu bertanya-tanya apakah Jin Young akan mengenali kakek-neneknya jika bertemu mereka. Bom terdiam.

Sekretaris Yang melaporkan kalau Bom akan mewakili dirinya sendiri dalam sidang perceraian dengan In Sang meski didampingi oleh Je Hoon dan Pengacara Yoo.

Tuan Han berkata ayah Bom sudah kalah dari puterinya sendiri. Sekretaris Yang menyalahkan dirinya sendiri untuk itu.

“Tidak. Memang itu yang akan terjadi. Orangtua yang tidak memiliki apa-apa tidak akan pernah menang dari anak mereka.” Well…lihat saja nanti, mister^^

Tapi bukan hanya itu kabar buruk yang dibawa Sekretaris Yang. Ia melaporkan kalau Sekretaris Min juga belum bergeming. Tugas dari Tuan Han tetap dilaksanakan tapi ia tetap berada di pihak berlawanan.

Sekretaris Yang berkata Je Hoon dan Pengacara Yoo akan menekankan bahwa penyelesaian kasus kakak Sekretaris Min adalah atas paksaan, tapi tidak akan ada bukti. Ia sudah menghubungi pihak berwajib dan pengadilan setempat dan mereka bersedia bekerjasama.

Mengapa mereka bersedia bekerjasama? Karena Tuan Han sudah melobi mereka di masa lalu. Hanya dengan semangkuk makgeolli (arak beras) dan “semangat” dari Tuan Han, mereka sudah takluk.

“Orang-orang itu mengalami masa sulit dalam karir mereka. Mereka langsung berlutut di kakiku begitu aku mengatakan betapa mereka selama ini tidak dihargai,” kata Tuan Han sombong.

Sekretaris Yang bertanya apakah Jae Won tidak perlu diberitahu kalau mereka sudah tahu apa kesalahannya. Tuan Han menyuruh Sekretaris Yang membocorkan pada Jae Won siapa yang akan menjadi calon PM.

“Begitu ia tahu siapa yang akan menggantikan ayahnya, ia akan menyadari apa yang sedang terjadi.”

Sebelum Sekretaris Yang pergi, Tuan Han kembali menyinggung masalah Han Trust (perusahaan manajemen abal-abal yang didirikan Tuan Han namun dikelola oleh kakak Sekretaris Yang). Ia berkata masalah itu akan mereka bicarakan setelah semua masalah selesai. Sekretaris Yang terlihat gugup dan buru-buru berkata kalau tidak ada masalah serius, seremeh kuku jari kaki dan tangan. Iiiihh…coba cabut satu kuku jari, masih bilang remeh???


Diberi “peringatan” samar seperti itu, Sekretaris Yang langsung panik dan berusaha mendekati Sekretaris Min. Tapi Sekretaris Min menolak.

Ia memilih makan malam bersama Yi Ji. Ia bergurau Tuan dan Nyonya Han bisa pingsan melihat Yi Ji menyuguhkan makanan untuknya. Yi Ji berkata ia lebih suka ayah ibunya pingsan beberapa hari agar ia bisa mendapatkan kedamaian dan ketenangan.

Sekretaris Min menyarankan agar Yi Ji sekolah ke luar negeri dengan mempersiapkannya diam-diam. Tuan dan Nyonya Han tidak akan memperbolehkannya dekat dengan Yi Ji. Entah ia keluar atau dipecat, suatu saat ia akan meninggalkan Hansong.

Yi Ji bertanya apa Sekretaris Min akan balas dendam pada ayahnya. Sekretaris Min tidak menyangkal. Yi Ji sudah dengar ayahnya memaksa memberi uang pada kakak Sekretaris Min. Sekretaris Min berkata ibunya yang mengambil uang itu tapi mereka tidak akan menggunakannya dan akan menjadikannya barang bukti.

“Kalau begitu rencana ayahku tidak berhasil.”
“Sepertinya begitu. Ia ingin kami membeli mobil bagus dan pakaian bagus dengan uang itu.”
“Ayah berpikir semua orang sama. Kurasa itulah kelemahan terbesar ayahku, hampir seperti penyakit.”


In Sang tampaknya makin murung. Ia bahkan menghentikan pelajaran yang belum selesai karena sulit berkonsentrasi. Guru Park berkata obat depresi salah satunya adalah dengan mengingat pelajaran. In Sang berkilah ia sedang depresi.

Sekretaris Lee memberikan titipan pesan dari pengacara In Sang. Sampai proses perceraian selesai, In Sang harus berbicara dengan pengacara lebih dulu jika ingin mengatakan sesuatu pada Bom.

Sekretaris Lee mengungkapkan penyesalannya karena tidak bisa membantu apa-apa. Ian Sang berkata para staf sudah sangat membantu mereka.

Melihat In Sang tidak seperti biasanya, Guru Park bertanya apakah In Sang sakit. Tidak, kata In Sang. Ia menyarankan agar Guru Park dan Sekretaris Lee pulang lebih awal untuk berkencan. Guru Park akhirnya setuju.

Para staf berkata In Sang pasti terlalu banyak pikiran. Sekretaris Lee khawatir In Sang akan meledak dan membuat keributan. Tapi Guru Park berkata itu malah bagus untuk kesehatan mentalnya.

“Aku yakin ayahnya tidak akan membiarkannya,” sahut Ahjusshi.


Tuan Han dan mantan PM Baek bertemu dengan calon PM baru. Sang calon menyatakan keterkejutannya dipilih menjadi kandidat PM. Tuan Han berkata ia benar-benar pantas menjadi PM>

Calon PM berkata tadinya ia pikir mantan PM Baek yang akan maju lagi. Mantan PM Baek berkata ia tidak mau dan sudah menolak.

“Sejujurnya, aku harus meminta maaf daripada memberi ucapan selamat,” kata Tuan Han.
Sang calon membenarkan. Saat ini pemerintah dalam masalah dan ia tidak tahu apakah ia sanggup menjalankan tanggungjawab itu. Tuan Han menyarankan agar calon PM membersihkan kiri kanannya dan memberitahu mereka jika ada sesuatu yang mereka perlu ketahui.

“Kau sudah tahu semuanya tentang aku,” kata calon PM.

Tuan Han berkata tidak sulit menetapkan sang calon karena ia sudah dikenal dengan integritasnya. Lalu ia menyinggung sebidang tanah yang diterima sang calon ketika masih menjadi penuntut umum, namun didaftarkan atas nama berbeda. PM Baek berkata hal-hal seperti itu lebih baik diungkapkan sekarang. Sang calon meyakinkan tidak ada lagi.

 Tuan Han berkata akan lebih baik juga jika si calon mengurus warisan sejak sekarang. Si calon berkata ia sedang mengurusnya. Melihat tatapan kurang percaya Tuan Han, ia menegaskan tidak ada lagi yang perlu dibersihkan sebelum pencalonannya.

“Begitu kau menjadi PM, aku ingin kau membentuk satuan tugas langsung di bawah kantormu yang berpusat menangani tuntutan hukum terhadap pemerintah atau masalah investasi. Itu adalah misi utamamu. Kami sudah menyiapkan danannya dan kami membuat strategi menjadi kuasa hukummu di luar (di luar jabatan PM). Kami perlu kau mengakhiri rumor Supernova (kasus yang melibatkan kakak Sekretaris Min, Paman Bom, dan banyak karyawan lainnya).,” kata Tuan Han.

“Tentu saja, aku akan melakukannya.”


In Sang menyusuri lorong-lorong dalam rumahnya. Ia teringat ayahnya  mengatakan orangtua Bom cukup miskin.  Awalnya mereka keluarga eklas menengah namun sekarang tinggal di rumah hampir runtuh. In Sang ketika itu tidak ingin membicarakannya. Tapi ayahnya berkata  In Sang harus menahan diri dari perasaan simpati.

“Itu adalah karakter pewaris yang kuinginkan.”

Lalu ia pergi ke Sungai Han. Ia ingat ia hendak masuk ke sungai namun pada akhirnya mencelupkan kakinya saja ia sudah menggigil kedinginan. Bom yang hamil tua malah masuk ke air untuk menunjukkan apa yang seharusnya In Sang lakukan jika ingin mati. In Sang tersenyum kecil.

Ia mengingat betapa hebohnya mereka kala itu. Ia lalu masuk ke dalam air dan terus ke tengah. Tiba-tiba ia terpeleset dan basuk ke dalam air. Cepat-cepat ia berenang ke tepi dan ditolong orang yang lewat.


Bom langsung berlari keluar begitu In Sang meneleponnya mengatakan kalau ia basah kuyup. Ternyata In Sang sudah di luar rumah, yang langsung disambut oleh orangtua Bom dengan membawa selimut dan handuk lebar.

Mereka cemas sekaligus kesal melihat tindakan bodoh In Sang. In Sang berkata mereka harus menerimanya karena ia tidak memiliki tempat lain untuk dituju. Semua terdiam.

“Kau menyuruhku untuk datang. Inilah aku…dengan tangan kosong.”

Bom langsung memeluk In Sang.


Keesokan paginya, Sekretaris Yang datang ke rumah Tuan Han. Ia bersikap sangat ramah menyapa Sekretaris Lee tapi Sekretaris Lee menanggapinya dengan dingin. Sekretaris Yang ingin berbicara dengannya setelah memberi laporan pada Tuan Han.

Guru Park diam-diam memanggil Sekretaris Lee ke ruang belajar dan memberi isyarat untuk melihat sesuatu di meja. Ada secarik amplop. Guru Park berkata ia terlalu takut untuk membukanya.

Sekretaris Lee jadi gugup dan terlihat saat ia membawakan teh untuk Nyonya Han. Nyonya Han menanyakan tentang keadaan Sekretaris Yang tapi Sekretaris Lee malah menjawab In Sang mungkin pergi ke sekolah lebih awal.


Guru Park membaca isi amplop tersebut. Surat dari In Sang.

“Aku tidak ingin menghakimi ayahku lagi. Aku tidak punya alasan lainnya. Aku hanya tidak ingin kehilangan kesempatan. Tentu saja hidup bersamanya bukan berarti akan menyelesaikan semua masalah. Aku akan bertengkar dengannya, membuatnya menangis, dan melukainya lagi.

Tapi, karena itu aku harus bersamanya. Kami tidak bisa mengalami semua ini dalam keadaan terpisah. Untuk sementara aku akan menjadi beban bagi orangtua Bom dan Kak Noo Ri. Tapi aku akan berusaha yang terbaik untuk menghidupi keluargaku sendiri.


Aku merasa buruk atas semua kekhawatiran yang kutimbulkan untuk orangtuaku sampai sekarang. Aku ingin berterimakasih pada mereka karena sudah membesarkanku. Dan tolong sampaikan pada ayahku bahwa meski aku tidak mengikuti rencananya, aku tidak akan menjadi sebuah kegagalan.”

Guru Park menyerahkan surat itu pada Tuan Han. Ia berkata ia harus mendukung In Sang, jadi ia juga mengundurkan diri. Ia meminta maaf karena tidak bisa menyelesaikan kontraknya.


Sekretaris Yang berusaha menenangkan para staf bahwa hal seperti ini sering terjadi. Malah akan lebih buruk jika dianggap serius. Tapi Sekretaris Lee dan yang lainnya sudah tidak mau dengar lagi kata-kata Sekretaris Yang.

“Aku merasa sedih…kita kan seperti keluarga di sini,” bujuk Sekretaris Yang.
“Aku tidak mengakuinya sebagai anak!!!” tiba-tiba terdengar suara Tuan Han menggelegar dari ruang kerja.

Nyonya Han terkejut. Ia bertanya apakah Tuan Han akan membiarkan saja. Lalu bagaimana dengannya, apa ia tidak perlu melakukan apapun? Bertahan, kata Tuan Han.



Bom membangunkan In Sang dengan membawa Jin Young. In Sang terbangun dan menyadari ia benar-benar di rumah Bom. Ia langsung memeluk puteranya.

Ayah, ibu, dan Paman sedang sibuk mencari pakaian-pakaian yang mungkin bisa dipakai In Sang untuk sementara. In Sang keluar hanya dengan kaus dalam.


Meski menyambut In Sang dengan hangat, Noo Ri tetap merasa khawatir. Begitu juga keluarga Bom yang mengingatkan bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang dibayangkan.
Dari biaya pulsa, listrik, gas, makan, transportas, susu, dan lain-lain. Hidup dalam rumah kecil berdesakan juga cukup mengganggu. Mereka harus lari ke toilet di taman jika kamar mandi antri. Belum lagi makanan yang mereka makan pasti berbeda.

“Kalian menakutiku,” kata In Sang.
“Lebih baik takut di awal,” kata Bom. 

“Jika kau tetap ingin melakukannya, kami akan menerimamu. Tapi jika kaupikir kau tidak bisa melakukannya, pulanglah sekarang. Orang bilang kau masih muda dan polos, tapi ini bukan mengenai dirimu lagi. Ini mengenai kami juga,” kata Ayah
.
“Aku akan mencoba. Tidak, aku bisa melakukannya,” kata In Sang berusaha tegas.




Keadaan di rumah keluarga Han sangat murung hingga Nyonya Han kesal dan memarahi para staf. Nyonya Han mengomel Bom tidak menelepon satu kalipun.

Sementara itu Young Ra masih ngambek akibat ulah Hyun Soo. Ia menyalahkan Hyun Soo yang sudah membuat In Sang lari dari rumah selamanya. Menurutnya, Hyun Soo yang sudah memprovokasi In Sang.

“Ibu juga harus bebas. Berhentilah berusaha menyelamatkan aset ibu dengan bersatu dengan keluarga In Sang. Dan berhentilah berpartisipasi dalam drama kebangsawanan ibu In Sang. Itu merendahkan martabat,,” kata Hyun Soo. Ia lebih suka mereka menjauh dari keluarg Han.

Young Ra menganggap Hyun Soo tidak dewasa. Terbalik sih kayanya ;p

Hyun Soo berkata ibunya sangat mempesona kecuali dalam masalah ini. Young Ra membalas bahwa seorang janda tak ber-uang harus menjual pesonanya. Ia bahkan tidak tidur berhari-hari karena sangat takut kehilangan segalanya. Hyun Soo melihat ibunya dengan prihatin.


Young Ra dan So Jung pergi ke tempat Jae Won. Mereka menunggu Nyonya Han tapi Nyonya Han tidak muncul. Mereka terkejut saat mendengar Jae Won akan pergi ke luar negeri.

Jae Won berkata ia diminta meninggalkan Korea setahun. Dengan begitu ia tidak akan masuk penjara. Young Ra dan So Jung ikut pusing mendengarnya.


Tuan Han memerintahkan agar calon PM baru diumumkan besok. Ia mendengar laporan dari Sekretaris Yang bahwa Jae Won menerima saran untuk ke luar negeri. Ia bertanya apakah ada orang yang bisa menggoyahkan Jae Won dan membuatnya berubah pikiran.
“Dia memiliki banyak teman, tapi sepertinya mereka tidak berpengaruh padanya,” kata Sekretaris Yang.

Tuan Han berkata itu artinya tugas Sekretaris Yang yang tersisa adalah memastikan tidak ada yang mencurigakan mengenai Han Trust.


Sekretaris Yang berbicara dengan Sekretaris Min. Ia berkata semua yang ada di bawah Jae Won juga akan dibersihkan. Calom PM yang baru akan membersihkan semuanya. Ijin pengacara Je Hoon dan Pengacara Yoo paling tidak akan dibekukan.

“Melihat bagaimana dia (Tuan Han) ingin menciptakan awan ketakutan di seluruh negeri, tampaknya Han Trust cukup penting baginya sebagai pusat dana gelap keluarga Han,” ujar Sekretaris Min.

Sekretaris Yang menyuruh Sekretaris Min untuk memberitahu Je Hoon dan Pengacara Yoo agar tidak mengotak-atik Han Trust. Sekretaris Min menduga ini Tuan Han akan memaafkan segala kesalaahan Sekretaris Yang jika Sekretaris Yang bisa membuatnya menyetujui hal ini.

“Untuk apa aku melakukannya?”
“Skenario terburuk kau bisa masuk penjara karena memata-matai seara ilegal. Uang yang digunakan untuk mendapatkan informasi itu memang berasal dari Hansong, tapi tidak ada bukti tertulis.”

Hanya itu, tanya Sekretaris Min. Sekretaris Yang berkata Sekretaris Min harus bertahan lebih lama di Hansong jika ingin menggunakan Tuan Han sampai akhir.

“Aku sedih kita tidak bisa berada di pihak yang sama,” kata Sekretaris Min, menyatakan penolakannya.
“Kita lihat siapa yang tertawa besok,” ujar Sekretaris Yang angkuh.


In Sang bekerja di tempat yang sama dengan Bom. Ia akan mulai bekerja besok. Ia mendapati kartu kreditnya ditutup. Itu adalah kartu kredit keluarga dan namanya dihapus. Ia baru benar-benar merasadihapus dari keluarganya. Tapi ia tidak merasa sedih, sekarang ia sama dengan Bom.

Ia hendak mencium Bom ketika orangtua Bom pulang. Bom cepat-cepat mendorongnya. Ibu tersenyum geli. Ia berkata In Sang boleh menunjukkan perasaan sayangnya pada Bom. In Sang malu dan berkata ia akan lebih hati-hati. Ayah mengajak In Sang minum bersama.


Di rumah keluarga Han, Yi Ji menangis karena tadinya ia ingin pergi lebih dulu. Tapi kesempatannya terlewati. Ahjumma berusaha menghiburnya.

Nyonya Han tak henti-hentinya menangis.

“Rasanya cukup sepi,” Tuan Han mengakui.


Komentar:

Akhirnya In Sang berani menceburkan diri ke dalam air. Dengan kata lain ia berani memilih Bom.

Ironis sekali Tuan Han berkata orang yang tidak memiliki apa-apa tidak akan menang melawan anaknya. Ayah Bom bukan menang melawan Bom, tapi melawan dirinya sendiri.

Sebenarnya orang yang tidak memiliki apa-apa itu Tuan Han.  Kekuasaan yang diperolehnya adalah karena ia memegang rahasia kotor orang lain. Kekayaannya berasal dari pekerjaannya membela orang-orang kaya dan berkuasa meski merugikan orang banyak. Istri dan anak-anaknya tidak benar-benar disayanginya. Sahabat, ia tidak punya. Bawahan setia, ia tidak punya.

Yi Ji saja tahu bahwa tidak semua orang sama. Tidak semua menganggap uang adalah segalanya.  Aneh...anak-anak dalam drama ini malah berpikiran lebih dewasa dari orang-orang dewasanya^^

Sebaliknya, ayah Bom memiliki keluarga yang hangat. Ia bisa tertawa dan menangis bersama istrinya. Ia bisa bercanda bersama anak cucunya.  Dan sekarang ia bisa minum-minum bersama menantunya. Manakah yang lebih bahagia?

Mereka memang mengalami masa sulit. Tapi menghadapi kesulitan bersama-sama bukankah terasa lebih ringan, dan  lebih mendekatkan satu sama lain?

Bukan berarti miskin artinya lebih baik dari menjadi orang kaya. Tapi seringkali orang lupa bahwa yang menjadikan seseorang kaya bukanlah uang.