Jumat, 26 September 2014

Sinopsis Empress Ki Episode 50-51 (END)

ki-00074

Episode 50:

Ta Hwan kalap ketika mendengar bahwa Maha adalah anak Wang Yoo dan Seung Nyang. Apalagi Dang Ki Se menertawakan Ta Hwan sebagai kaisar malang yang hanya bisa mendapatkan tubuh Seung Nyang. Seung Nyang yang tidak mendengar perkataan Dang Ki Se, terkejut melihat sikap Ta Hwan.

Dang Ki Se berkata Seung Nyang akan mati di tangan Ta Hwan karena Ta Hwan sudah mengetahui rahasia antara Wang Yoo dan Seung Nyang. Belum sempat Dang Ki Se selesai berbicara, Ta Hwan mengambil pedang dan menebasnya. Dang Ki Se akhirnya mati. Ta Hwan menatap Seung Nyang dengan tajam.

ki-00004ki-00009 

Mereka kembali ke istana. Ta Hwan ingin sendirian. Seung Nyang merasa ada yang salah dengan sikap Ta Hwan. Ia bertanya apakah karena kemunculan kembali Wang Yoo.

Ta Hwan memaksakan sebuah senyum dan berkata ia tidak akan melupakan jasa Wang Yoo yang telah menyelamatkannya dan Seung Nyang. Ia menyuruh Seung Nyang beristirahat.

ki-00013 ki-00014

Lalu Ta Hwan diam-diam menyuruh Golta mencari dayang Seo. Ia akan pergi menemui dayang Seo di luar istana tanpa boleh diketahui siapapun.

Ta Hwan pergi menemui Dayang Seo dan berbicara empat mata dengannya. Ia langsung menanyakan apakah benar Maha anak Wang Yoo dan Seung Nyang. Dayang Seo membenarkan. Ia juga memberitahu bahwa sebelumnya Wang Yoo tidak tahu kebenaran ini dan baru tahu.

Ta Hwan bertanya bagaimana Danashiri bisa mendapatkan Maha. Dayang Seo berkata Danashiri menemukan Maha pada hari Selir Park meninggal. Ta Hwan teringat itu adalah hari di mana Seung Nyang pergi bersama Selir Park. Sekarang ia mengerti mengapa Seung Nyang kembali ke istana. Seung Nyang pernah berkata ia kembali ke istana karena malu hidup sendiri (sementara yang lain mati) dan untuk membalas kematian mereka yang mengorbankan nyawa untuknya.

Ta Hwan menyadari Seung Nyang kembali karena terluka atas kematian anaknya. Ia bertanya apakah ada orang lain yang tahu kebenaran ini selain Dayang Seo, Dang Ki Se, Wang Yoo dan pengikutnya. Tidak ada lagi, jawab Dayang Seo.

Ta Hwan meminta Dayang Seo mendekat, lalu ia menusuknya dengan belati yang sudah disembunyikannya di balik ikat pinggang. Ta Hwan bertekad untuk melenyapkan semua orang yang mengetahui rahasia ini. Termasuk Wang Yoo.

ki-00031 ki-00032

Maebak mulai mendekati Ibu Suri. Mereka mengirim surat yang menyatakan kalau mereka tahu cara menyingkirkan Seung Nyang dan para pengikutnya. Byung Soo dikirim untuk menemui Ibu Suri.

Byung Soo berkata cara menyingkirkan Seung Nyang adalah dengan menyingkirkan Kaisar. Bangsan Zhang terkejut karena itu artinya pemberontakan. Tapi Ibu Suri tertarik.

Byung Soo memberitahu rencana Maebak untuk mengganti Ta Hwan dengan Bolad Temur, seorang keturuan khan yang hobi berfoya-foya. Cocok untuk dijadikan kaisar boneka. Bangsawan Zhang heran, Kaisar kan masih hidup? Bagaimana bisa diganti? Byung Soo berkata Ta Hwan pelan-pelan akan mati oleh penyakitnya.

ki-00038ki-00040 

Penyakit apa? Penyakit akibat bubuk yang dicampurkan Golta ke dalam obat Ta Hwan. Bubuk itu sejenis narkotik yang membuat kecanduan dan perlahan-lahan merusak organ tubuh. Ta Hwan tidak menyadarinya sama sekali dan mengira obat itu sangat manjur untuk penyakitnya karena ia merasa penyakitnya membaik setiap minum obat Golta.

Ta Hwan mengangkat Wang Yoo kembali menjadi Raja Goryeo sehari sebelum penobatan Seung Nyang sebagai Permaisuri. Seung Nyang menemui Wang Yoo untuk terakhir kalinya. Ia menyadari Wang Yoo sudah tahu bahwa Maha adalah putera mereka. 

Kilas balik:

Setelah mendengar berita kematian Maha dari dayang Seo, Seung Nyang bertanya pada Bool Hwa mengapa ia tidak diberitahu. Bool Hwa memberitahu Seung Nyang bahwa Wang Yoo berencana membawa Maha kembali ke Goryeo. Dan Wang Yoo yang tidak ingin Seung Nyang terluka karena kematian Maha.

ki-00046ki-00049

Seung Nyang memberikan titah Kaisar pada Wang Yoo mengenai pengangkatannya kembali. Ia meminta Wang Yoo berjanji untuk tidak membiarkan rakyat mengalami apa yang mereka alami. Ia menyadari negerinya sendiri tidak mampu melindungi rakyatnya dan mengabaikan mereka yang diseret ke negeri lain. Negeri yang tidak kompeten dan tidak bertanggungjawab.

Wang Yoo berkata semua itu karena ia tidak kompeten. Seung Nyang tidak menganggap itu kesalahan Wang Yoo. Satu orang tidak akan cukup untuk membangkitkan negeri yang sudah terpuruk. Masih ada pejabat Yuan yang menginginkan Goryeo sebagai propinsi Yuan. Tapi Seung Nyang akan menghentikan pengiriman upeti wanita. Untuk itu ia berharap Wang Yoo menjadikan Goryeo negara yang kuat. Dan ia percaya Wang Yoo sanggup melakukannya. Setelah mengatakan semua itu, Seung Nyang pergi dengan berlinang air mata.

ki-00050 ki-00060

Ta Hwan memberi titah rahasia pada tentaranya. Setelah acara penobatan, Wang Yoo akan dibunuh.

Kita kembali pada awal episode 1 di mana Seung Nyang dinobatkan menjadi Permaisuri Yuan. Ia sempat melihat Wang Yoo di belakang kerumunan dan meneteskan air mata. Wang Yoo pun pergi dengan sedih.

Ibu Suri mengamuk habis-habisan (beneran habis deh semua vas di kamarnya >,<). Ia tidak rela Seung Nyang menjadi permaisuri dan berkata Ta Hwan akan membayar semua kebencian di dalam hatinya.

ki-00081 ki-00082

Wang Yoo berangkat lebih dulu bersama Moo Song dan Jeom Bak untuk kembali ke Goryeo. Keduanya akan dinaikkan pangkat. Sementara Sun Woo dan Jokho tetap tinggal di Yuan untuk menyelidiki gerak gerik Maebak.

Seung Nyang merasa bagai mimpi akhirnya ia menjadi Permaisuri. Ta Hwan berkata semua ini bukan mimpi. Ini adalah waktu terbahagia mereka.

ki-00085 ki-00097

Ta Hwan tidak tidur malam itu. Ia melihat Seung Nyang yang tertidur pulas di sisinya dan dalam hatinya ia meminta Seung Nyang tidak menyalahkannya karena ia melakukannya untuk Seung Nyang.

Melakukan apa? Ta Hwan mengumpulkan tentara dan berangkat untuk mencegat Wang Yoo. Tal Tal menghalanginya dan bertanya mengapa Ta Hwan menggerakkan tentara. Ta Hwan meminta Tal Tal pura-pura tidak tahu. Tal Tal sudah mengira Ta Hwan hendak membunuh Wang Yoo dan ia melarang Ta Hwan melakukannya. Tapi Ta Hwan berbisik bahwa Seung Nyang akan mati jika ia tidak membunuh Wang Yoo. Tal Tal kebingungan, apa maksud berkataan Ta Hwan? Ta Hwan tidak mau menjelaskan, ia hanya berkata ini demi Seung Nyang.

Sementara itu tangan kanan Onbisu yang masih menjadi mata-mata Wang Yoo di Maebak, mendengar dari pemimpin Maebak (Golta) bahwa Wang Yoo akan segera dibunuh Ta Hwan. Ia langsung mengirimkan kabar pada Sun Woo dan Jokho.

ki-00103ki-00105 

Seung Nyang bermimpi mencari Byul (Maha) di aula besar istana dan memanggilnya. Byul melihatnya sambil tersenyum, lalu Wang Yoo berdiri di belakang Byul. Byul memanggil “Ibu” pada Seung Nyang. Ia berkata ayahnya akan mengajarinya bela diri dan menunggang kuda. Wang Yoo berkata ia tidak bisa menjaga putera mereka saat ia masih hidup. Sekarang ia akan menjaga Byul baik-baik. Ia bertanya apa Seung Nyang masih menyalahkannya.

Seung Nyang berkata ia tidak akan menjadi seperti sekarang tanpa bantuan Wang Yoo. Tapi Wang Yoo berkata Seung Nyang tetap sanggup mengatasi segala kesulitan meski tanpa dirinya. Meski takdir mereka berdua berhenti tapi ia tidak pernah menyesal, karena ia sungguh-sungguh mencintai Seung Nyang. Inilah perkataannya yang terakhir.

Seung Nyang bertanya mengapa Wang Yoo mengatakan ini yang terakhir. Ia mengulurkan tangan untuk menyambut tangan Wang Yoo yang terulur, tapi Wang Yoo menarik tangannya dan menghilang bersama Byul.

ki-00109ki-00111 

Seung Nyang terbangun. Ia bergegas pergi mencari Ta Hwan. Tal Tal menemuinya dan memberitahu kalau nyawa Wang Yoo saat ini dalam bahaya. Seung Nyang segera pergi bersama Bool Hwa.

Wang Yoo telah tiba di perbatasan dan merasa aneh karena tidak ada siapapun di sana. Tidak ada penjaga gerbang atau semacamnya. Tiba-tiba muncul tentara bersenjata dari atas benteng perbatasan dan dari belakang mengepung mereka. Ta Hwan berdiri di hadapan mereka.

Wang Yoo bertanya apa yang terjadi. Ta Hwan berkata Wang Yoo akan mati lebih dulu. Moo Song dan Jeom Bak mengajukan diri untuk menerobos pasukan dan memberi jalan bagi Wang Yoo untuk melarikan diri. Wang Yoo ingin bertempur bersama mereka tapi Jeom Bak dan Moo Song tidak mengijinkannya. Mereka siap mati demi Wang Yoo.

Dan itulah yang mereka lakukan. Mereka berdua tidak sanggup menghadapi gempuran pasukan Ta Hwan yang bersenjata lengkap dan berjumlah jauh lebih banyak. Mereka gugur saat melindungi Wang Yoo.

ki-00124 ki-00128

Wang Yoo sangat berduka kehilangan orang-orang yang telah dianggapnya keluarga selama ini. Ia menghampiri Ta Hwan dan menghunus pedangnya. Ta Hwan membiarkannya. Wang Yoo bertanya mengapa Ta Hwan bertindak seperti ini.

Ta Hwan berkata Wang Yoo pasti sudah tahu siapa orang tua Maha sebenarnya. Jika ia tidak membunuh Wang Yoo, Seung Nyang akan mati. Hanya dengan membunuh Wang Yoo maka Seung Nyang akan hidup. Dalam sekejap Wang Yoo melepaskan pedangnya dan mempersilakan Ta Hwan membunuhnya.

ki-00131ki-00133 

Ta Hwan menyuruhnya mengangkat pedang dan bertahan sampai akhir. Wang Yoo berkata Seung Nyang telah menyelamatkan Ta Hwan berulang kali. Ia bertanya apa yang selama ini sudah dilakukan Ta Hwan untuk Seung Nyang? Ta Hwan marah dan menikam Wang Yoo. Dengan sisa kekuatannya Wang Yoo berkata Ta Hwan sudah mendapatkan kematiannya dan meminta Ta Hwan tidak membuat Seung Nyang menderita lagi.

Ta Hwan menusukkan pedangnya lebih dalam. Ia bertanya apakah Wang Yoo mencintai Seung Nyang begitu dalam hingga sanggup memberikan nyawanya. Wang Yoo berkata ia akan selalu melindungi Seung Nyang, hidup atau mati.

Wang Yoo terkapar. Dalam hatinya ia memanggil nama Seung Nyang. Lalu ia memejamkan mata untuk selamanya.

ki-00137 ki-00138

Jokho dan Sun Woo menemukan Raja mereka dan teman-teman mereka sudah tidak bernyawa lagi. Mereka menangis sejadi-jadinya.

Seung Nyang dan Boo Hwal tiba tak lama kemudian. Seung Nyang turun dari kuda, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia menghampiri tubuh Wang Yoo yang terbujur kaku.

Seung Nyang menangis sambil memegangi tangan Wang Yoo. Ia teringat saat pertemukan mereka kembali setelah ia menjadi selir Ta Hwan. Ketika itu Wang Yoo mengijinkan Seung Nyang menempuh jalannya sendiri. Seung Nyang berkata kematian Wang Yoo adalah kesalahannya.

Ia mendekap Wang Yoo dan berkata kutukan mereka telah diangkat dan sekarang Wang Yoo telah bebas. Ia meminta Wang Yoo melupakannya di kehidupan mendatang sedangkan ia akan membalas semua kebaikan Wang Yoo di kehidupan mendatang. Ia menangis dan meratapi kepergian Wang Yoo.

ki-00145 ki-00152

Keesokan paginya Seung Nyang berjalan menuju kediaman Ta Hwan. Tapi Tal Tal sudah menunggunya dan mencegahnya. Ia tidak ingin Ta Hwan dan Seung Nyang berselisih lagi dan menimbulkan ketegangan politik di negeri ini. Lalu Tal Tal memberitahu Seung Nyang bahwa Tal Tal membunuh Wang Yoo demi menyelamatkan Seung Nyang.

Seung Nyang terkejut tak mengerti. Menyelamatkannya? Tal Tal bertanya apakah ada rahasia yang tidak ia ketahui hingga Wang Yoo harus mati agar Seung Nyang bisa hidup. Seung Nyang teringat perkataan Dang Ki Se bahwa ia akan mati di tangan Ta Hwan karena Ta Hwan sudah mengethui rahasia dirinya dan Wang Yoo. Seung Nyang menyadari Ta Hwan sudah tahu soal Maha.

Tal Tal berkata Seung Nyang tidak perlu memberitahunya rahasia apa itu, tapi sebagai perdana menteri ia meminta Seung Nyang tidak bertentangan dengan Ta Hwan.

ki-00159 ki-00166

Seung Nyang pergi ke kamar Ta Hwan dan melihat Ta Hwan bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Ia merasa sedih karena Ta Hwan selama ini memendam kesedihan dan menderita seorang diri.

Dalam tidurnya, Ta Hwan memanggil Seung Nyang. Seung Nyang duduk di sampingnya dan memegang tangannya. Ia bertanya apa yang membuat Ta Hwan tidak bisa tidur dengan tenang. Ta Hwan beralasan ia sedang kurang sehat.

Seung Nyang memeluk Ta Hwan erat-erat hingga Ta Hwan heran. Seung Nyang berkata ia ingin seperti ini selama beberapa saat. Ta Hwan bertanya apa Seung Nyang ingin mengatakan sesuatu. Seung Nyang berkata ia akan mengatakannya suatu saat nanti ketika mereka berdua sudah menua dan berambut putih.

Ta Hwan senang karena Seung Nyang akan berada di sisinya selamanya. Tapi sakit kepalanya menyerang kembali dan ia memanggil Golta.

ki-00175 ki-00176

Golta sedang memberi tahu Byung Soo mengenai rencananya. Obat yang ia berikan akan membuat Ta Hwan tidak bisa bertahan sehari pun tanpa obat darinya. Dan Ta Hwan tidak akan ingat apa yang ia lakukan, semakin lemah dan akhirnya mati. Byung Soo bertanya mengapa tidak menggunakan racun sekalian. Golta berkata tentu saja ia tidak bisa sebodoh itu membiarkan dirinya dicurigai.

Ibu Suri menemui Bolud Temur dan menyuruhnya mendekati para pejabat yang masih setia dengan Bayan. Lalu mereka harus mengajukan petisi pada Kaisar. Bolud heran, mana mungkin Ta Hwan akan menyetujui petisi mereka. Byung Soo berkata Bolud tidak perlu memikirkan hal itu.

ki-00183 ki-00187

Ta Hwan sedang memeriksa petisi ketika tiba-tiba sakit kepalanya kembali menyerang. Ia memanggil Golta dan Deok Man sempat curiga melihat obat yang dibawanya. Tapi ia tidak melihat apa yang terjadi setelah Ta Hwan meminum obat itu karena Ta Hwan sudah menyuruhnya pergi.

Ta Hwan tertidur setelah meminum obat itu, dan Golta dengan santai membubuhkan stempel pada semua petisi yang ada di meja Ta Hwan.

Ketika Ta Hwan bangun, ia menanyakan petisi-petisi itu pada Golta. Golta berbohong bahwa Ta Hwan sudah selesai memeriksa semua petisi itu dan mengirimnya pergi. Ia bertanya apa Ta Hwan sudah siap berburu. Ia berkata Ta Hwan ingin berburu. Ta Hwan bingung, ia tidak ingat sama sekali. Ia tidak ingat telah memeriksa petisi maupun memberi perintah untuk berburu. Golta beralasan Ta Hwan terlalu lelah hingga mudah lupa.

ki-00191 ki-00195

Sun Woo dan Jokho menemui Seung Nyang dan memberitahunya perihal Maebak, juga bagaimana Wang Yoo memakai topeng palsu untuk menyamar menjadi pemimpin Maebak. Seung Nyang hendak membongkar sindikat Maebak ini karena telah merugikan rakyat dan negara.

Ia lalu bertanya bagaimana Sun Woo dan Jokho tahu mengenai Ta Hwan akan membunuh Wang Yoo. Mereka berkata mereka tahu dari mata-mata mereka yang mendengar soal tersebut dari pemimpin Maebak. Seung Nyang curiga, pemimpin Maebak tahu mengenai hal yang hanya diketahui sedikit orang? Berarti pemimpin Maebak ada di dekat mereka.

ki-00200 ki-00204

Dalam pertemuan Maebak malam itu, muncul dua pemimpin Maebak. Salah satunya tentu saja palsu. Pemimpin asli bertanya siapa yang sudah menyamar menjadi dirinya. Pemimpin palsu membuka topengnya. Seung Nyang.

Pemimpin asli langsung bergumam memanggil Seung Nyang dengan sebutan Permaisuri. Kecurigaan Seung Nyang terbukti. Pemimpin Maebak adalah orang istana.

ki-00215 ki-00216

Episode 51 (END):

Ta Hwan memikirkan kenapa ia tidak bisa mengingat apapun setelah ia meminum obat yang diberikan Golta. Ia mencari Golta tapi Golta sedang pergi menjenguk ibunya yang sakit. Ia memerintahkan agar Golta membuat obatnya setelah kembali ke istana.

Golta tidak sedang menjenguk ibunya yang sakit, tapi sedang pergi ke pertemuan Maebak di mana ia bertemu dengan pemimpin palsu yang mengenakan topeng yang sama dengannya.

Seung Nyang membuka topengnya dan Golta tanpa sadar memanggil “Permaisuri”. Siapa kau, tanya Seung Nyang. Takut ketahuan, Golta memerintahkan anak buahnya membunuh Seung Nyang.

Terjadi pertempuran antara anak buah Seung Nyang dan anak buah Golta. Seung Nyang turun tangan dengan menggunakan panah untuk membunh musuh. Sayangnya, Golta bisa melarikan diri.

ki-00013 ki-00017

Seung Nyang membawa orang-orang Maebak yang tertangkap ke istana. Tal Tal terkejut karena Seung Nyang sendiri yang turun tangan menangani Maebak. Seung Nyang meminta Tal Tal menginterogasi orang-orang itu untuk mencari tahu siapa pemimpin Maebak sebenarnya.

Sementara itu Ibu Suri marah karena Seung Nyang memasukkan budaya dan kebiasaan berpakaian orang Goryeo ke Yuan. Para selir pun diberi pakaian Goryeo oleh Seung Nyang. Ibu Suri melarang mereka mengenakan pakaian tersebut dan mengancam akan menghukum mereka jika berani-berani memakai pakaian Goryeo.

Seung Nyang dengan tenang bertanya apa alasan tidak boleh mengenakan pakaian Goryeo. Makanan Goryeo pun dibuat untuk para dewa dan leluhur. Ibu Suri menuduh Seung Nyang hendak menghilangkan tradisi Yuan. Seung Nyang memberi contoh bahwa Goryeo pun mengadopsi kebudayaan Yuan. Wajar saja jika terjadi pertukaran budaya.

ki-00026ki-00027  

Ia menyuruh Deok Man mengirim satu set pakaian Goryeo untuk Ibu Suri untuk dikenakan pada acara besok. Ibu Suri berkata ia tidak akan diam melihat Yuan diubah menjadi Goryeo. Seung Nyang mempersilakan Ibu Suri pergi dari istana jika memang begitu membencinya.

Lalu Seung Nyang pergi ke penjara di mana Tal Tal sedang menginterogasi orang-orang Maebak. Meski mereka disiksa, tidak ada yang tahu identitas sang pemimpin. Mereka hanya mendengar pemimpin mereka adalah orang istana.

ki-00034ki-00038 

Seung Nyang melaporkan hal tersebut pada Ta Hwan. Ia berkata Tal Tal sedang memeriksa seluruh penghuni istana. Golta terlihat khawatir. Sakit kepala Ta Hwan kembali kambuh. Seung Nyang menyuruh Golta menyiapkan obat untuk Ta Hwan. Ta Hwan dalam hatinya mulai mencurigai Golta.

Golta menyadari waktunya semakin singkat. Ia memerintahkan Na Moo mengumpulkan orang-orang yang mendukung Bolud.

Golta menyodorkan obat Ta Hwan. Ta Hwan langsung meminumnya. Namun sebelum Golta datang, ia sempat mengambil pecahan mangkuk di lantai ketika ia kesakitan tak sengaja memecahkannya. Ta Hwan berbaring dan pura-pura tertidur. Padahal ia menggenggam pecahan mangkuk itu kuat-kuat untuk menjaga dirinya tetap terjaga.

ki-00041 ki-00048

Mengira Ta Hwan sudah tidur, Golta berbisik kalau Ta Hwan harus tetap hidup sampai pengangkatan Kaisar baru. Setelah dunia baru terbentuk, ia sendiri yang akan mengirim Ta Hwan “pergi”.

Na Moo datang melapor pada Golta bahwa malam ini Ibu Suri akan mengumpulkan orang-orang yang mencukung kaisar baru. Golta pergi sambil tertawa.

Ta Hwan mendengar sendiri Na Moo memanggil Golta dengan sebutan “Pemimpin”. Ia terpukul mengetahui Golta telah mengkhianatinya.

ki-00046 ki-00049

Ibu Suri mengumpulkan para penjabat yang mendukung Bolud Temur dan berkata mereka harus menyelamatkan Yuan yang akan hancur karena pengaruh wanita Goryeo jahat pada Ta Hwan. Langkah pertama adalah dengan mengajukan petisi untuk mencabut pejabat-pejabat yang memihak Seung Nyang.

Deok Man memeriksa keadaan Ta Hwan dan merawatnya. Ia berharap Ta Hwan segera sehat. Ta Hwan membuka matanya dan membisikkan sesuatu padanya. Deok Man tampak terkejut hingga ia menangis. Ia berkata ia akan melakukan perintah Ta Hwan.

Sepeninggal Deok Man, Ta Hwan terbatuk-batuk. Ia mengeluarkan darah.

ki-00053 ki-00066

Golta pura-pura menghibur Ta Hwan dengan berkata sebentar lagi mereka akan tahu siapa orang yang telah menaruh racun pada obat Ta Hwan. Dalam hatinya Ta Hwan bertanya mengapa Golta berbuat seperti ini.

Na Moo melapor bahwa pelayan dapur yg membuat obat Ta Hwan sudah mati. Dan pelayan itu adalah anak buah Bool Hwa. Golta pura-pura memarahi Na Moo yang secara tidak langsung mengindikasikan bahwa Seung Nyang yang sedang berusaha meracuni Ta Hwan. Ia berkata Seung Nyang tidak mungkin melakukan itu.

Ta Hwan sadar Golta hendak menyingkirkan Seung Nyang. Ia bertanya-tanya dalam hatinya siapa yang mereka pilih untuk menggantikan dirinya.

Golta lalu menghibur Ta Hwan bahwa informasi itu sepertinya tidak benar dan ia akan menyelidikinya lagi. Tapi Ta Hwan menjawab seolah-olah ia percaya Seung Nyang mengincar posisi Kaisar untuk Ayu. Kemudian ketika Seung Nyang datang menjenguknya, ia bersikap dingin dan mengusirnya.

 ki-00077 ki-00075

Seung Nyang heran melihat sikap Ta Hwan. Ia bertanya apakah ia sudah membuat Ta Hwan marah. Ta Hwan berkata tahta kerajaan adalah miliknya. Dan seorang anak bisa membunuh ayahnya sendiri demi tahta. Ia berkata ia hampir lupa kalau Seung Nyang adalah orang yang haus kekuasaan. Seung Nyang semakin heran mengapa Ta Hwan tiba-tiba berbicara seperti itu. Ta Hwan semakin galak dan mengusir Seung Nyang.

Seung Nyang pergi dengan sedih, mengira Ta Hwan lago-lagi salah paham padanya. Deok Man menghela nafas panjang melihat kesedihan Seung Nyang.

ki-00080 ki-00082

Lalu ia menemui Ta Hwan. Ia sudah memeriksa obat yang selama ini diberi Golta. Dan isinya ternyata racun rahasia dan mematikan. Ia bertanya apa gejala yang dirasakan oleh Ta Hwan. Ta Hwan memberitahu kalau ia sering lupa, tidak bisa tidur, sakit kepala parah dan batuk darah.

Mendengar itu, Deok Man terkejut. Ta Hwan meminta Deok Man mengatakan dengan jujur kondisinya. Ia sudah siap. Deok Man berkata jika Ta Hwan batuk darah artinya racun sudah mencapai organ dalam tubuh dan tidak ada cara untuk menyembuhkannya. Ta Hwan terdiam meresapi arti kata-kata Deok Man.

Lalu ia bertanya apakah tidak ada cara untuk melawan efek lupa obat tersebut. Deok Man terkejut. Ia bertanya apa Ta Hwan hendak terus meminum obat itu. Sebenarnya ada obat penetral efek racun tersebut hingga bisa tetap membuat Ta Hwan terjaga dan tidak lupa, namun tidak bisa menghentikan racun tersebut. Karena itu Deok Man menolak membuatkannya untuk Ta Hwan.

Tapi Ta Hwan memberi perintah dan melarang Deok Man memberitahukan hal ini pada Seung Nyang. Ia ingin menghilangkan semua ancaman terhadap Seung Nyang dan Ayu sebelum ia mati. Deok Man berkata Seung Nyang seharusnya diberitahu. Tapi Ta Hwan menggeleng. Ia tahu Seung Nyang tidak akan setuju jika mengetahui kondisinya.

ki-00085 ki-00101

Ta Hwan tetap minum obat Golta dan berpura-pura semakin tidak mempercayai Seung Nyang. Na Moo sedikit curiga Ta Hwan begitu mudah tidak mempercayai Seung Nyang. Tapi Golta memberitahu kan alasannya. Surat-surat palsu yang dikirim Byung Soo (surat yang mengindikasikan hubungan Wang Yoo dan Seung Nyang belum berakhir). Surat yang menimbulkan kebencian dan ketidakpercayaan selama bertahun-tahun.

Ta Hwan shock mendengar itu.

ki-00106 ki-00107

Ibu Suri terkejut saat mengetahui pemimpin tertinggi Maebak adalah Golta. Golta berkata ia sudah membuat perselisihan antara Ta Hwan dan Seung Nyang. Ia mengusulkan untuk menjadikan Ibu Suri sebagai perdana menteri sebelum mengangkat kaisar baru.

Ibu Suri tentu saja gembira. Ia berkata ia harus berterima kasih pada Seung Nyang hingga Golta memilihnya setelah El Temur dan Bayan. Golta mempersilakan Permaisuri yang memerintah sementara ia hanya meminta hak monopoli garam dan kekayaan mineral Yuan. Ibu Suri berkata Golta tidak akan menyesal memilihnya. Sudah saatnya Ta Hwan turun.

 ki-00115 ki-00116

Golta menemui Ta Hwan dan menyarankan Ta Hwan beristirahat dari segala urusan negara dan memilih orang lain untuk menggantikannya. Ia mengusulkan agar Ta Hwan memilih Seung Nyang. Ta Hwan menggeleng. Ia berkata Seung Nyang sudah berusaha membunuhnya. Ia akan memilih Ibu Suri. Ta Hwan juga akan menyingkirkan para pendukung Seung Nyang yang sudah pasti akan menentang keputusan Ta Hwan. Diam-diam Golta tersenyum puas. Seluruh rencananya berjalan lancar.

Ta Hwan memecat Tal Tal dan seluruh menteri pendukung Seung Nyang. Ia menurunkan titah untuk mengangkat Ibu Suri menjadi penguasa sementara menggantikannya.

Seung Nyang marah mendengar keputusan Ta Hwan. Tanpa berkata apapun ia pergi meninggalkan aula besar. Ta Hwan berseru memerintahkan Seung Nyang untuk kembali karena ia belum selesai berbicara. Seung Nyang tidak peduli. Tapi ketika ia mendengar Ta Hwan hampir pingsan, ia menoleh dengan khawatir.

ki-00121 ki-00129

Ta Hwan memanggil Ibu Suri ke ruangannya. Ia berkata kondisi kesehatannya sangat buruk untuk memimpin negeri ini. Karena itu ia berniat turun tahta dan memilih penggantinya. Ia menanyakan saran Ibu Suri. Ibu Suri dan Golta saling berpandangan. Tentu saja Ibu Suri mengusulkan Bolud Temur.

Akhirnya Ta Hwan tahu siapa orang yang dipersiapkan Golta dan Ibu Suri untuk menggantikannya. Ia menerima usul Ibu Suri dan berkata ia akan mengumumkannya. Ia meminta Ibu Suri mengumpulkan para pejabat yang akan mendukung Ibu Suri. Lalu di depan mereka, Ta Hwan menulis sendiri titah pengunduran dirinya.

Deok Man tidak bisa lagi menyembunyikan kondisi Ta Hwan. Ia melaporkannya pada Seung Nyang. Seung Nyang terkejut dan marah karena baru diberitahu sekarang. Tapi Deok Man berkata Ta Hwan yang memintanya merahasiakan hal ini.

ki-00132 ki-00142

Seung Nyang bertemu dengan Tal Tal yang juga sudah tahu kondisi Ta Hwan yang sebenarnya. Bahkan Tal Tal sudah diberi perintah rahasia oleh Ta Hwan. Ia membisikkannya pada Seung Nyang. Seung Nyang terkejut. Tal Tal meminta Seung Nyang menahan diri saat ini.

ki-00145 ki-00146

Ta Hwan memasuki aula besar dengan tertatih-tatih. Aula itu berisi para pejabat yang mendukung Ibu Suri (dan dulu mendukung Bayan). Seung Nyang meneteskan air mata melihat kondisi suaminya, karena sekarang ia tahu Ta Hwan sedang mempertaruhkan nyawa demi dirinya dan Ayu.

Ta Hwan berterima kasih pada Ibu Suri yang telah mengumpulkan semua orang itu. Ibu Suri meminta Ta Hwan segera membacakan titahnya.

Ta Hwan melakukannya. Ibu Suri dan yang lainnya terkejut karena Ta Hwan malah membacakan titah mengenai pengkhianat negara yang mengancam nyawa Kaisar dan Permaisuri. Dengan lantang ia berkata mereka sudah mengancam tahta kerajaan. Ibu Suri kebingungan dan bertanya apa maksud Ta Hwan.

 ki-00157 ki-00161

Ta Hwan berseru memanggil Perdana Menteri alias Tal Tal. Tal Tal menyerbu ke dalam aula istana bersama pasukannya. Ta Hwan memerintahkan untuk membunuh mereka semua.

Tal Tal menghunus pedangnya dan membunuh Bolud Temur. Para pasukan menghabisi semua orang di aula itu, termasuk bangsawan Zhang. Tersisa Ibu Suri, Golta dan Na Moo.

Ta Hwan menanyakan alasan mereka melakukan itu. Ibu Suri berkata Ta Hwan yang sudah lebih dulu mengkhianatinya dengan lebih menuruti Seung Nyang dibanding dirinya. Ta Hwan berkata Ibu Suri bukan mempedulikan dirinya, tapi mengincar kekuasaannya. Ibu Suri tidak menyangkal. Hanya kekuasaan yang dapat membuat siapapun bertahan hidup di istana ini. Ia memberikan kekuasaan itu pada Ta Hwan tapi Ta Hwan malah memberikannya pada Seung Nyang.

ki-00175 ki-00183

Ta Hwan beralih pada Golta. Mengapa Golta mengkhianatinya? Golta berkata ia tidak pernah mengkhianati Ta Hwan karena sejak awal ia tidak melayani Ta Hwan. Ia melayani emas. Hanya emas. Kekuasaan bisa mengkhianati, tapi emas tidak. Ia hanya perlu mengganti orang bodoh yang bisa diperalatnya demi mendapatkan lebih banyak emas.

Ta Hwan sangat terpukul mendengar kata-kata mereka. Ibu Suri dengan kekuasaan yang diincarnya, sementara Golta dengan emasnya. Dan ia adalah orang bodoh yang percaya ada lebih banyak hal dalam kehidupan selain kekuasaan dan kekayaan.

Golta berkata Seung Nyang juga tidak ada bedanya dengan mereka. Seung Nyang tidak akan mendekati Ta Hwan jika Ta Hwan tidak memiliki apapun. Ta Hwan berteriak menyuruh Golta diam. Golta terus mengata-ngatai Ta Hwan hingga Ta Hwan menusuknya dengan pedang. Tal Tal menebas Na Moo.

ki-00191 ki-00192

Ta Hwan menangis sambil menarik pedangnya dari tubuh Golta. Golta pun jatuh tersungkur. Ta Hwan berteriak meneriakkan sakit hatinya. Ia batuk-batuk lalu muntah darah. Seung Nyang segera memeganginya.

Ta Hwan berkata pada Seung Nyang bahwa ia akan membaik. Tapi Seung Nyang memberitahu kalau ia sudah mendengar semuanya dari Deok Man. Ta Hwan berkata ia tidak akan meninggalkan Seung Nyang. Mereka akan bersama untuk waktu yang lama. Kematian bisa menanti.

Seung Nyang memeluk Ta Hwan erat-erat. Ia akan melakukan apapun untuk menyembuhkan Ta Hwan dan membuatnya bangkit kembali.

ki-00204 ki-00208

Seung Nyang menemui Ibu Suri untuk menyampaikan hukumannya. Ia dan Ta Hwan berbaik hati dengan mengasingkan Ibu Suri ke kuil meski Ibu Suri seharusnya dihukum mati. Tapi Ibu Suri berkata ia tidak akan pernah meninggalkan istana. Ia tidak rela diusir oleh orang Goryeo. Seung Nyang berkata Ibu Suri jangan meminta kematian karena ia tidak sebaik itu.

Tapi Ibu Suri sudah meminum racun bahkan sebelum Seung Nyang datang menemuinya. Ia bersumpah akan menghantui istana selamanya. Lalu ia mati. Seung Nyang memerintahkan agar jasad Ibu Suri dibakar.

ki-00214 ki-00215

Sun Woo dan Jokho membantu pasukan Seung Nyang menyergap anak buah Golta, termasuk Byung Soo dan Jocham.

Byung Soo bersembunyi di desa Goryeo. Tapi ia berhasil ditangkap karena Jocham mengkhianatinya. Keduanya diarak ke istana diiringi makian dan lemparan batu para warga desa Goryeo.

Di hadapan Seung Nyang. Byung Soo sama sekali tidak mengakui kalau selama ini ia telah melakukan kejahatan. Ia berkata satu-satunya kesalahannya adalah terlahir di negeri lemah seperti Goryeo. Selama ini ia hanya bertahan hidup. Ia berkata Seung Nyang sama saja dengan dirinya. Ia juga mengejek orang Goryeo sebagai orang-orang bodoh.

Warga marah mendengar itu. Mereka melempari Byung Soo dengan batu dan memukulinya sampai mati.

ki-00229 ki-00230

Tapi Seung Nyang meneteskan air mata menyaksikan kematiannya yang tragis. Ia berkata Byung Soo sebenarnya bisa menjadi suami dan ayah yang baik jika saja Goryeo dalam keadaan baik. Byung Soo adalah contoh orang Goryeo yang gagal mereka lindungi.

Saat kembali ke istana, Seung Nyang melihat barisan wanita Goryeo yang hendak dijadikan upeti. Ternyata masih ada pejabat yang meminta upeti dari Goryeo. Seung Nyang memerintahkan Deok Man untuk mengembalikan mereka semua ke Goryeo.

Karena keadaan Ta Hwan yang sakit-sakitan, Seung Nyang yang mengurus negara. Ia mendengar Raja Goryeo membunuh kakak-kakaknya di Goryeo. Meski kakak-kakaknya memang bersalah karena bertindak sewenang-wenang, tapi Bool Hwa berpendapat Seung Nyang tidak bisa membiarkan Raja Goryeo berbuat seperti itu pada Seung Nyang yang telah menjadikannya Raja. Seung Nyang memerintahkan salah satu kakaknya (Raja Seungyang yang bernama Ki Chul) untuk mengumpulkan tentara.

(Bagi yang pernah menonton drama Faith, yang dibintangi Lee Min Ho dan Kim Hee Sun, pastinya masih ingat penjahatnya yang bernama Gi Chul. Gi Chul adalah kakak Permaisuri Ki. Dan memang tercatat dalam sejarah bahwa Permaisuri Ki menggempur Goryeo karena telah membunuh Ki Chul dan keluarganya yang memang hendak melakukan kudeta terhadap Raja Gong Min. Setelah kejadian itu, Permaisuri Ki menunjuk Tash Temur untuk menjadi Raja Goryeo. Pasukan Yuan kalah dalam pertempuran itu….Karena ada Daejang Choi Young^^)

ki-00231 ki-00232

Bertahun-tahun kemudian….

Istana menerima laporan bahwa Tal Tal gugur di medan pertempuran (melawan pemberontak yang ingin mengambil kembali Cina dari kekuasaan bangsa Mongol. Dalam sejarah, Dinasti Yuan runtuh dan Cina dikuasai Dinasti Ming. Bagi penggemar serial silat To Liong To pasti ingat perjuangan Thio Bu Ki dan kawan-kawannya melawan bangsa Mongol dan akhirnya mendirikan dinasti Ming^^). Seung Nyang menangis mendengar berita itu. Sebelum pergi berperang, Tal Tal sudah berpesan agar Seung Nyang mengungsi ke Utara jika ia kalah dalam pertempuran.

ki-00242ki-00243

Ta Hwan semakin lemah dan lebih banyak berbaring di tempat tidur. Seung Nyang tidak memberitahu Ta Hwan perihal kekalahan dan kematian Tal Tal. Ia berbohong Tal Tal membawa kemenangan.

Seung Nyang mengajak Ta Hwan berjalan-jalan ke Utara. Sebenarnya untuk mengungsi, tapi Seung Nyang tidak ingin Ta Hwan terbebani hal itu. Meski begitu, kelihatannya Ta Hwan sadar bahwa mereka sebenarnya kalah dan ke Utara berarti mereka mengungsi. Ia tersenyum dan mengiyakan ajakan Seung Nyang. Ia bersedia pergi ke manapun asalkan bersama Seung Nyang.

ki-00248 ki-00251

Ta Hwan berkata telinganya terasa gatal. Ia membaringkan kepalanya di pangkuan Seung Nyang. Seung Nyang mengambil pembersih dan membersihkan telinga Ta Hwan. Diam-diam Ta Hwan menangis.

Seung Nyang teringat ia juga pernah melakukan hal yang sama ketika ia masih menjadi dayang Ta Hwan (mungkinkah itu adalah saat di mana hati Seung Nyang mulai goyah dan mulai menyukai Ta Hwan?). Ta Hwan menggenggam tangan Seung Nyang.

“Aku mencintaimu,” katanya dengan mata terpejam

“Aku juga mencintaimu,” kata Seung Nyang. Ta Hwan mengangguk.

ki-00259 ki-00260

“Dengan sungguh-sungguh, aku….”

Belum selesai Seung Nyang mengucapkan isi hatinya, tangan Ta Hwan terkulai lemas. Ia sudah pergi untuk selamanya. Seung Nyang mendekap Ta Hwan dan menangis.

ki-00261 ki-00268

Ending versi 1 (versi pertama kali ditayangkan MBC):

Kembali ketika Seung Nyang masih menyamar menjadi pria dan berkuda dengan Ta Hwan ke pantai saat mereka masih di Goryeo. Wang Yoo menyusul mereka dan menegur Seung Nyang karena pergi keluar di saat ada pembunuh mengincar Ta Hwan. Ta Hwan membela Seung Nyang lalu naik ke kudanya. Wang Yoo mengajak Seung Nyang membonceng kudanya. Ta Hwan juga mengajak Seung Nyang. Seung Nyang kebingungan menentukan pilihan. The End.

Kalau kita ingat kelanjutan adegan itu adalah Seung Nyang memilih membonceng Ta Hwan karena merasa tidak pantas membonceng Wang Yoo yang adalah Rajanya. Hmmm…mungkinkah itu sudah menjadi pertanda akhir hubungan mereka bertiga?

ki-00271 ki-00272

Ending versi 2 (versi siaran ulang MBC):

Seung Nyang berkuda dengan Ta Hwan. Mengiringi adegan tersebut, terdengar suara Ayu bertanya apakah ibunya orang Goryeo atau orang Yuan. Seung Nyang bertanya mengapa Ayu menanyakan hal itu.

“Karena orang Goryeo mengatakan Ibu adalah orang Yuan, sementara orang Yuan mengatakan Ibu adalah orang Goryeo.”

“Itu tidaklah penting,” jawab Seung Nyang. “Apapun yang terjadi, rakyat harus dilindungi.”

 xWafh12

Komentar:

Perjalanan Seung Nyang yang penuh lika-liku berakhir juga. Sama dengan perjuanganku menulis sinopsis ini selama hampir setahun ;p Terima kasih untuk teman-teman semua yang juga ikut berjuang bersabar menanti sinopsis drama ini^^

Untunglah penulis berbaik hati hingga Ta Hwan bisa mendengar isi hati Seung Nyang sebelum ia meninggalkan dunia untuk selamanya. Aku bertanya-tanya mengapa penulis tidak lebih awal membuat Seung Nyang mengungkapkan isi hatinya pada Ta Hwan. Bahwa selama ini yang dicintai Seung Nyang adalah Ta Hwan.

Akhirnya aku mengerti bahwa pernyataan cinta Seung Nyang tidak ada gunanya jika Ta Hwan tidak mempercayainya. Ta Hwan tenggelam dalam kepercayaan bahwa Seung Nyang masih mencintai Wang Yoo dan hanya berada di sisinya demi membalas dendam. Itu sebabnya dengan mudah ia terhasut surat palsu Byung Soo.

Sepertinya dengan terbukanya kenyataan bahwa surat itu palsu, Ta Hwan menyadari bahwa selama ini ia telah salah mencurigai hubungan Seung Nyang dan Wang Yoo. Tapi tragisnya, semua itu terjadi di saat kesehatan Ta Hwan semakin memburuk.

Ta Hwan juga berhasil membuktikan bahwa ia bukan lagi Kaisar lemah yang mudah dihasut dan disetir orang. Meski momentumnya sedikit hilang karena Seung Nyang dan Tal Tal sudah mengetahui kondisi Ta Hwan yang sebenarnya.

Aku lebih menyukai ending versi 2, yang menunjukkan bahwa Seung Nyang bukanlah wanita yang bingung memilih 2 pria dan 2 negara, melainkan seseorang yang berjuang untuk melindungi rakyat apapun kebangsaannya.

Melihat para tokoh dalam drama ini aku jadi menghubung-hubungkannya dengan keadaan negeri kita saat ini.

Ada orang-orang yang seperti El Temur dan Bayan yang begitu yakin bahwa mereka berbuat yang terbaik agar negara mereka lebih hebat dari negara-negara lainnya, tapi pada kenyataannya mereka lupa untuk menyejahterakan rakyatnya sendiri.

Ada orang-orang seperti Golta yang tidak mempedulikan apapun kecuali mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Dan ada orang seperti Ibu Suri yang melakukan apapun demi mendapatkan kekuasaan.

Tapi untunglah ada orang-orang seperti Tal Tal dan Seung Nyang yang memang menginginkan yang baik untuk rakyat negeri mereka. Mereka memang tidak sempurna dan tidak berhasil mewujudkan Yuan yang makmur dan sejahtera, tapi setidaknya mereka berusaha mengurangi penderitaan rakyat.

Ada orang-orang seperti Byung Soo yang dengan mudah berganti kesetiaan demi mendapatkan kekuasaan dan hidup yang lebih baik. Tapi ada juga orang-orang setia yang rela mati demi pimpinan mereka seperti Moo Song, Sun Woo, Jeom Bak, dan Jokho.

Aku tidak setuju dengan pendapat Seung Nyang yang mengatakan Byung Soo akan menjadi ayah dan suami yang baik jika saja Goryeo dalam keadaan makmur. Menurutku itu adalah pilihan yang diambil Byung Soo. Orang seperti Byung Soo tidak akan pernah puas untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan lebih. Itu adalah pilihan yang diambil Byung Soo.

Dalam hidup ini kita senantiasa diperhadapkan dalam situasi baik maupun buruk. Perbedaannya adalah pilihan apa yang kita ambil dalam situasi tersebut. Byung Soo memilih untuk mengkhianati pimpinannya, mengkhianati negaranya. Ia memilih melakukan hal yang salah dengan alasan demi bertahan hidup. Lalu apakah ia berhasil? Pada akhirnya ia tetap harus mati.

Akting Ha Ji Won selalu total , begitu juga dalam drama ini. Tapi akting terberat menurutku dipikul Ji Chang Wook yang harus memerankan seorang Ta Hwan yang lemah dan labil. Dan ia benar-benar sukses memerankannya.

Akting para pemeran lainnya juga tidak kalah hebat. Tapi yang menonjol bagiku selain peran Seung Nyang dan Ta Hwan adalah peran Tal Tal. Ia tidak banyak berbicara, tapi chemistrynya dengan Seung Nyang begitu nyata (sampai-sampai Ha Ji Won dan Jin Yi Han digosipkan pacaran karena mereka juga terlihat akrab di lokasi syuting, tapi mereka membantah dan berkata hanya berteman karena usia mereka sama).

Drama ini memang tidak mengikuti sejarah aslinya meski tokoh-tokoh yang muncul memang tercatat dalam sejarah, termasuk Bayan Khutugh dan Bolud Temur. Meski begitu, drama ini sarat dengan nilai-nilai kehidupan dan layak untuk ditonton. Sampai bertemu dalam drama-drama lainnya^^