Jumat, 05 Desember 2014

Sinopsis Pinocchio Episode 7 (Bagian 1)

ki-00223

Yoo Rae sangat senang mereka bisa mendapatkan berita ekslusif. Jika biasanya ia merasa berat kembali ke stasiun TV setiap malam untuk mengawasi berita, sekarang ia tidak sabar untuk pergi ke sana.

Dal Po tersenyum. Ia bertanya apakah itu karena berita mereka akan ditayangkan? Tentu saja, kata Yoo Rae, apalagi hanya mereka yang berhasil mendapatkan rekaman CCTV dan malam ini adalah malam pertama mereka bersaing dengan siaran berita MSC.

ki-00002 ki-00007

Perhatian Dal Po teralih pada In Ha yang sedang berjalan tak jauh di depannya. Yoo Rae berkata ia merasa kasihan pada In Ha. In Ha akan mendapat masalah dari para seniornya jika mereka melihat berita YGN.

“Choi In Ha!” panggil Dal Po. “Kami mendapat rekaman CCTV klub kebugaran. Aku hanya ingin memberitahumu lebih dulu.”

“Apa kau gila?” protes Yoo Rae. “Kenapa kau memberitahunya?”

“Kau bilang kau merasa kasihan padanya,” sahut Dal Po cuek.

ki-00010 ki-00012

In Ha tersenyum geli dan berkacak pinggang.

“Eksklusif apanya? Kau baru saja membuat kesalahan besar!”

Belum selesai ia berbicara, Bum Jo sudah membopongnya pergi. Dal Po tentu saja tidak terima, ia hendak menyusul mereka.

“Apa maksudnya?” Yoo Rae memegang tangan Dal Po. “Kesalahan apa? Hanya kita yang mendapatkan rekaman itu, kan?”

“Aku tidak tahu,” ujar Dal Po kesal sambil melihat Bum Jo dan In Ha yang sudah masuk ke gedung MSC.

ki-00018 ki-00024

Episode 7: Katak dalam sumur

Dua jam sebelum siaran….

Staf YGN segera mempersiapkan berita eksklusif yang baru mereka terima. Manajer Jo bertanya apakah berita ini benar-benar eksklusif. Yoo Rae melaporkan bahwa ia sudah mengecek kembali ke klub kebugaran dan klub tersebut tidak memberikan rekaman CCTV itu pada siapapun.

Gyo Dong berkata tanpa rekaman tersebut, berita ini hanya akan menjadi berita sederhana dengan 3 kalimat. Reporter Jang membuat berita ini sebagai cerita mengenai diet ekstrim yang mengakibatkan kematian, dikaitkan dengan cerita seorang anak SMA yang meninggal setelah 6 jam bersepeda dan pendapat para ahli. Pada akhirnya berita itu mendapat durasi 2 menit.

ki-00032 ki-00033

Sementara itu, MSC juga sedang menyusun berita mereka. Mereka juga merencanakan untuk menayangkan berita kematian ahjumma di klub kebugaran untuk mengalahkan YGN. Mereka akan menayangkan berita itu sebelum YGN hingga YGN panik karena kehilangan berita eksklusif mereka.

Cha Ok mendengarkan sambil berpikir. Ia berkata lebih baik mereka membiarkan YGN menyiarkan lebih dulu dan mereka setelahnya.

“Aku mengusulkan untuk menikam YGN dari belakang.”

ki-00037 ki-00042

Il Joo heran kenapa beritanya ditarik dari segmen awal. Ini kan kesempatan MSC untuk mendahului YGN.

“Daripada mendahului YGN, aku yakin mereka berusaha untuk mempermalukan YGN. Mereka hendak menjebak YGN. Jebakan sempurna untuk menjatuhkan kredibilitas YGN,” kata Gong Joo. “Tidak mungkin Manager Song melewatkan hal itu.”

Il Joo memuji kemampuan In Ha dan Bum Jo karena awalnya ia ragu mereka bisa melakukan pekerjaan ini. Gong Joo berkata masih terlalu awal untuk menilai mereka.

In Ha hendak mengangkat telepon dari Dal Po tapi Bum Jo mencegahnya. In Ha hendak balik mengejek Dal Po karena tadi Dal Po menyombongkan berita ekslusifnya.

“Jangan bersikap amatir,” kata Bum Jo. “Jika kita mengatakannya pada mereka sekarang, mereka akan menambahkan berita mereka. Satu saja kesalahan maka kita yang kena akibatnya.”

In Ha berpikir Bum Jo ada benarnya.

 ki-00050 ki-00055

Para direktur MSC keluar dari ruang rapat dan memuji In Ha dan Bum Jo karena mendapatkan berita itu.

“Ya, tanpa mereka kita tidak akan mendapatkan berita itu,” kata Gong Joo, si penjilat. “Mereka benar-benar melakukan pekerjaan dengan baik.”

Direktur tersenyum senang.

“Bapak terlalu bermurah hati,” kata Bum Jo.

“Tidak, saya tidak merasa Bapak terlalu bermurah hati. Bukankah benar apa yang ia katakan?”

Bum Jo menutup mulut In Ha tapi in Ha menepisnya.

“Saya minta maaf, tapi sebagai seorang Pinocchio, saya tidak tahu bagaimana cara basa-basi,” katanya.

Direktur tertawa, ia senang dengan kejujuran In Ha. Cha Ok juga sekilas tersenyum bangga. Tapi begitu In Ha menatapnya, ia langsung memalingkan wajah dan memasang wajah ratu es-nya kembali. In Ha menghela nafas kecewa.

ki-00066 ki-00067

Dal Po masih berusaha menelepon In Ha. Perkataan In Ha tadi membuatnya tak tenang. Yoo Rae menenangkannya dan menganggap In Ha hanya menggertak.

“Kau tahu In Ha tidak bisa menggertak karena ia seorang Pinocchio,” kata Dal Po.

Yoo Rae yakin tidak ada apa-apa karena ia sudah memeriksa klub kebugaran dan mereka mengatakan bahwa tidak ada reporter lain yang datang setelah mereka.

ki-00075ki-00080

Teman-teman mereka sesama reporter baru menyapa mereka. Mereka sudah mendengar tentang berita eksklusif tersebut dan ingin tahu bagaimana mereka melakukannya. Yoo Rae dengan senang hati bercerita.

“Mungkin sekitar tengah hari, aku memiliki perasaan aneh ketika aku melewati Divisi Pembunuhan. Jadi aku menempelkan alat pendengarku dan mendapatkan berita itu.” 

Teman-temannya bertepuk tangan sementara Dal Po tersenyum geli. Mereka bertanya bagaimana cara mereka mendapatkan rekaman CCTV tersebut.

ki-00084ki-00085

“Pemilik klub menolak memperlihatkannya pada kami. Jadi aku memasang wajah memelas dan berhasil membuatnya memperlihatkan rekaman itu pada kami. Lalu Dal Po diam-diam merekam video tersebut dengan ponselnya.”

Teman-temannya kembali bertepuk tangan. Si tertua berkata dampak sebuah berita tergantung kepada apa yang ditayangkan (rekaman itu). Dal Po kembali teringat pada ucapan In Ha bahwa ia sudah membuat kesalahan besar. Lalu ia teringat pada rekaman ahjumma tersebut.

“Apa alasannya hingga seorang wanita berusaha menurunkan 20 kilo dalam waktu hanya 2 bulan?” tanyanya pada teman-temannya.

“Kau kembali ke sana lagi? Mantan suaminya baru saja menikah kembali dengan mantan ratu kecantikan. Aku yakin ia shock dan ingin menjadi cantik.”

“Seorang wanita yang ingin cantik tapi masih dengan keriting jelek dan berolahraga dengan celana seperti itu? Apa kau tidak merasa aneh?” tanya Dal Po lagi.

Yoo Rae dan teman-temannya tidak merasa itu aneh dan tidak merasa itu penting. Saat ditanya apakah Yoo Rae dan Dal Po bertemu dengan keluarga ahjumma itu, Yoo Rae menjawab tidak. Tidak ada anggota keluarga yang datang ke rumah sakit dan juga mantan suami ahjumma tersebut tidak mengangkat telepon.

“Aku kembali ke rumah sakit,” ujar Dal Po.

“Apa kau gila? Beritanya akan dimulai, kita harus menontonnya,” protes Yoo Rae.

Dal Po tetap pergi.

ki-00089ki-00090 

Tiga puluh menit sebelum siaran….

Dal Po tiba di rumah sakit tempat jenasah ahjumma tersebut disemayamkan. Ia bertanya pada petugas apakah keluarga ahjumma ada yang datang. Petugas berkata puteri ahjumma baru saja tiba sore ini dari Busan.

Dal Po menemui puteri ahjumma tersebut. Namun ia sempat terkejut melihat puteri ahjumma itu di kursi roda dan nampak sangat sakit. Ia memperkenalkan dirinya sebagai reporter dari YGN.

“Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan mengenai ibu Anda.”

“Aku sudah memberi wawancara pada reporter dari MSC,” kata puteri ahjumma.

ki-00107 ki-00108

Siaran dimulai…

Baik Lee Young Tak dari YGN maupun Cha Ok dari MSC menyapa para pemirsa di rumah.

Sementara itu Dal Po menemukan kebenaran yang membuatnya shock. Puteri ahjumma menderita gagal liver tahap akhir dan transplantasi liver adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Ibunya memiliki golongan darah yang sama dengannya dan menawarkan untuk menjadi donor bagi puterinya.

Tapi dokter memberitahu ibunya bahwa liver ibunya terlalu berlemak. Dan ibunya harus menurunkan berat 30 kilo untuk bisa menjadi donor. Ia sudah menyerah untuk mendapat transplantasi karena tidak mungkin menghilangkan berat sebanyak itu dalam waktu singkat.

“Kukira ibuku juga sudah menyerah…tapi….,” puteri ahjumma mulai menangis. “Karena itu…karena itu ibu memaksa diri begitu keras. Salahku hingga ibuku meninggal. Ia ingin mendonorkan livernya padaku untuk menyelamatkan hidupku. Karena itu ia memaksa dirinya menurunkan berat badan lalu meninggal.”

ki-00118 ki-00122

Tepat saat itu layar TV menyiarkan berita Ygn mengenai kematian ahjumma. Dal Po panik dan meminta TV itu dimatikan. Tapi terlambat, puteri ahjumma mleihat rekaman CCTV bagaimana ibunya meninggal dan mendengar Young Tak membacakan berita bahwa ibunya meninggal karena memaksa diri berolahraga demi diet dan penampilan.

“Tidak, itu tidak benar,” ratap puteri ahjumma, “Ibuku menurunkan berat badan bukan karena penampilan. Karena aku….ia menurunkan berat badan untuk menyelamatkan nyawaku. Ibu….”

Dal Po terlihat sangat merasa bersalah. Ia menyentuh lutut puteri ahjumma.

“Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf.”

ki-00149 ki-00155

Di MSC, Cha Ok menyampaikan berita ahjumma yang sebenarnya. Bahwa ahjumma itu menurunkan berat badan secara ekstrim karena kasih sayang seorang ibu. Agar ia bisa menjadi donor liver bagi puterinya.

Yoo Rae shock melihat beritu tersebut bersama rekan-rekannya. Reporter Jang langsung berteriak memarahinya.

Gyo Dong datang dan memarahi Reporter Jang.

“Ada apa dengan beritanya? Ada apa dengan tranplantasi liver? Apa kau tidak mengecek beritanya?”

“Aku tidak yakin. Aku minta maaf, aku tidak yakin,” kata Reporter Jang terbata-bata.

Manajer Jo datang memarahi Gyo Dong. Gyo Dong langsung meminta maaf. Ia menatap Reporter Jang sementara Reporter Jang memelototi Yoo Rae.

“Choi Dal Po, kau di mana?” gumam Yoo Rae mengkeret.

ki-00162 ki-00167

Seiring dengan berita MSC ditayangkan, stasiun YGN kebanjiran telepon yang protes mengenai kesalahan berita itu.

“Sebuah berita seringkali dibandingkan dengan bawang. Karena setiap kali sebuah lapisan dikupas, akan mengungkap lapisan berikutnya. Berita mengenai diet menyedihkan yang kalian baru saja dengar dari kami sepertinya tidak berbeda dengan kematian karena diet ekstim lainnya. Tapi, setelah menggali dan menyelidiki lebih jauh, seperti ketika kau mengupas bawang, kau akan menemukan kebenaran yang sesungguhnya. MSC News akan terus menyampaikan kebenaran pada Anda di masa yang akan datang.” Demikian Cha Ok menutup siarannya.

In Ha menatap layar dengan penuh kebanggaan. Dal Po merasa kalah. Sementara di tempat lain, Jae Myung menatap layar dengan kebencian terpendam.

ki-00180 ki-00189

Dal Po kembali ke YGN yang sudah kosong. Ia masuk ke dalam ruang rapat tempat wawancara terakhir reporter baru pernah diadakan. Dal Po duduk di kursi yang dulu diduduki In Ha dan memandang kursi tempat ia dulu duduk, ketika ia dengan penuh kemarahan menyatakan bahwa seorang Pinocchio tidak bisa menjadi reporter.

Dan sekarang ia seakan memandang dirinya yang dulu sedang mengatakan hal yang sama padanya.

“Orang-orang percaya bahwa seorang Pinocchio hanya bisa mengatakan kebenaran, bukan? Orang-orangjuga percaya bahwa reporter hanya memberitakan kebenaran. kenyataan orang-orang mempercayai apapun yang mereka katakan seharusnya membuat mereka sadar betapa lebih mematikannya kata-kata mereka daripada orang lain.”

“Aku tahu,” jawab Dal Po. “Aku tahu, tapi…”

ki-00201ki-00203 

“Mereka seharusnya berhati-hati dan lebih berhati-hati lagi. Tidak mengetahui hal itu adalah kesalahan fatal!”

“Aku sudah berhati-hati!” Dal Po membela diri. “Aku menelepon berkali-kali dan mewawancara semua orang di klub kebugaran, rumah sakit, bahkan rekan kerjanya. Bagaimana lagi caranya aku lebih berhati-hati!”

“Melihat kandidat 444, aku sekarang menyadari alasan mengapa seorang Pinocchio tidak bisa menjadi reporter. Bahayanya seseorang yang tidak mau mengakui kesalahan dan hanya membuat pernyataan tak mendasar. Bahayanya berbicara sembarangan tanpa menyadari bobot dari perkataan mereka…. Aku melihat bahayanya sekarang.”

“Apakah kata-kata itu ditujukan padaku?”

“Ya.”

Dal Po tertegun. Kata-kata yang pernah diucapkannya pada In Ha sekarang berbalik padanya.

“Kau ini menyedihkan, Choi Dal Po,” gumamnya.

ki-00213 ki-00224

In Ha mencari-cari Dal Po. Yoo Rae bertanya apa In Ha mau menyombongkan diri pada Dal Po.

“Tentu saja. Kau tidak tahu betapa kurangnya rasa hormat yang harus kuhadapi selama bertahun-tahun ini,” ujar In Ha. “Di mana dia?”

Yoo Rae tidak tahu di mana Dal Po. Ia berkata Dal Po menghilang sejak semalam. Ia menduga Dal Po sedang bersembunyi dan ia juga sedang mencarinya.

“Bersembunyi? Itu tidak bagus. Ada banyak hal yang ingin kukatakan padanya.” In Ha mencoba menelepon Dal Po tapi teleponnya tidak diangkat.

ki-00235 ki-00241

Hasil siaran semalam menunjukkan rating YGN lebih tinggi dari MSC. Tapi mereka tidak merasa menang karena sebelumnya rating mereka 20%, sedangkan rating MSC naik dari 9,2% menjadi 12%.

Lee Young Tak, yang juga ternyata Direktur YGN, meminta stafnya agar tidak melihat rating untuk sementara. Manajer Jo tidak setuju, mereka akan terus bersaing dengan MSC jadi bagaimana mungkin mereka tidak mempedulikan rating? Sama saja seperti orang buta memasuki medan pertempuran.

Young Tak setuju dengan pendapat Manajer Jo tapi ia tetap tidak mau mempedulikan rating saat ini. Ia berkata mereka terlalu fokus bersaing dengan MSC News dan akibatnya mereka berkompromi dengan penyelidikan dalam mengungkap kebenaran.

“Itu sama sekali tidak seperti kita. Kita bisa terus mengulangi kesalahan yang sama jika kita kehilangan fokus lagi. Karena itu mari kita lupakan persaingan rating atau apapun alasannya. Tetaplah mengungkap kebenaran dari sebuah berita.”

ki-00244 ki-00252

Gyo Dong tiba di kantor reporter stasiun polisi. Gong Joo langsung menyambutnya dengan tepuk tangan karena YGN mendapat rating lebih tinggi.

“Aku tidak merasa itu perlu mendapat ucapan selamat,” ujar Gyo Dong.

Reporter lain menyebut MSC juga bisa dibilang menang karena bisa menyusul YGN hingga hanya berebda 2%. Mereka juga memuji pernyataan akhir Cha Ok mengenai lapisan bawang. Gong Joo pura-pura merendah, padahal jelas ia sedang mengolok Gyo Dong.

Reporter lain mengusulkan untuk mengadakan taruhan lagi. Ia bertaruh MSC akan memimpin rating 2 minggu yang akan datang. Para reporter bertaruh MSC yang akan menang.

Tanpa diduga, Gyo Dong yang biasanya tidak mau ikut bertaruh kali ini ikut bertaruh. Ia bertaruh untuk YGN sambil memelototi Gong Joo.

 ki-00265 ki-00267

Reporter Jang melaporkan pada Gyo Dong bahawa Dal Po belum kembali ke kantor hingga sekarang. Gyo Dong pun menelepon Dal Po. Tapi ponsel Dal Po tergeletak di meja di rumah. Dengan 54 missed calls.

Di mana Dal Po? Ia sedang berendam bersama kakek XD

Dal Po menggosong punggung kakek. Kakek terkejut dan bertanya kenapa air mandi mereka sangat kotor. 

“Itu karena aku, Ayah. Kamar reporter benar-benar seperti kandang babi. Aku tidak punya waktu untuk mencuci rambut, dan jarang ada waktu untuk menyikat gigi. Tidak mengganti kaus kaki dan pakaian dalam adalah hal biasa. Benar-benar bukan pekerjaan untuk manusia.”

ki-00276ki-00279

Ia bercerita ada seorang reporter yang mengatakan bahwa seekor kecoak bertelur di kepalanya dan sudah dianggap biasa jika kaki mereka jamuran. Eeeww…

“Eh, Dal Po-ya…. Bagaimana jika kita mandi terpisah saja?”

“Tidak, aku tidak apa-apa kok.”

“Ya, tentu saja tidak apa-apa buatmu,” gerutu Kakek.

Dal Po tertawa.

ki-00285 ki-00286

Reporter Kang (Kang Seo Hak dari ANT) bertanya apakah Dal Po tidak akan datang, apa ia berhenti? Yoo Rae berkata ia tidak tahu dan ia tidak peduli Dal Po datang atau tidak. Reporter Kang menduga Dal Po cukup shock dengan berita kematian ahjumma di klub kebugaran. Siapa yang menduga beritanya akan setragis itu? Ia bertanya apa Jang Kepo memarahi Yoo Rae.

“Tidak. Ia sangat diam. Kukira aku akan dibunuh atau semacamnya. Tapi diam-nya itu yang membuatku lebih takut.”

Perhatian Yoo Rae teralih pada topi bulu yang baru masuk kantor kepolisian. Topi itu dikenakan oleh ibu Bum Jo, yang masuk kantor polisi dengan mantel mewahnya.

“Tunggu, itu Presdir Park RoSa dari Bum Jo Department Store” ujar Yoo Rae. “Aku yakin, karena oppa-ku pernah menjadi model untuk mall-nya.”

“Kau bilang kau anak tunggal, tapi kau punya seorang oppa yang adalah model?” tanya Reporter Kang bingung. Hehe…pasti oppa yang dimaksud adalah bias-nya Yoo Rae.

ki-00290 ki-00298

Yoo Rae tidak melewatkan kesempatan itu untuk menanyai ibu Bum Jo. Siapa tahu ada kasus yang melibatkan nyonya tersebut. Tapi ibu Bum Jo malah menanyakan di mana kamar reporter, ia datang untuk mencari puteranya. Yoo Rae terkejut saat mengetahui Bum Jo ternyata benar-benar chaebol (seorang pewaris).

“Ibu!” panggi Bum Jo.

“Puteraku!” Ro Sa terpana saat melihat puteranya yang kusut.

“Ibu datang,” Bum Jo mengulurkan tangan untuk memeluk ibunya.

Siut! Ibunya langsung mengulurkan tangan untuk mencegah puteranya mendekat. Ia shock melihat puteranya lusuh seperti itu.

ki-00322 ki-00333

Bum Jo berganti pakaian dengan pakaian yang dibawa ibunya dan meresapi kehangatannya. Ibu memegang pakaian lama Bum Jo seperti memegang lap yang sangat kotor dan menjijikkan.

Bum Jo bertanya apakah ibunya melihat berita semalam. Tentu saja, jawab ibunya. Bum Jo dengan semangat bercerita bahwa ia dan In Ha yang menyelidiki bersama.

“Tapi tahukah Ibu hal yang paling mengejutkan? Puteri wanita yang meninggal itu tidak memiliki uang untuk operasi dan otomatis kehilangan donor setelah ibunya meninggal. Tapi setelah berita itu disiarkan, tiba-tiba muncul donor entah dari mana. Dan juga banyak orang yang mengirimkan bantuan sehingga sekarang ia bisa dioperasi.”

“Apa kau begitu senang?” Ibu tersenyum melihat Bum Jo begitu bersemangat.

“Tentu saja. Kata-kata sederhana kami bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Bukankah itu menakjubkan?”

 ki-00337ki-00344 

Ibu setuju hal tersebut menakjubkan. Ia ingin tahu kenapa Bum Jo sekarang meminta bantuan padahal sebelumnya Bum Jo selalu menolak. Apa yang menyebabkan Bum Jo berubah pikiran.

“Karena In Ha.”

“In Ha? Si Pinocchio?”

“Iya, In Ha agak sakit sekarang. Apa Ibu membawa semua yang kuminta?”

ki-00348 ki-00349

Chan Soo membawakan jus untuk In Ha. Ia berkata In Ha tidak boleh sakit di sini karena bisa menulari para polisi dan reporter lain. In Ha malah meminta Chan Soo membawakan berita kejahatan untuk bisa dilaporkan daripada membawakan minuman. Itu akan membuatnya lebih baik.

In Ha bertanya apa Chan Soo sudah mendengar kabar dari Dal Po. Chan Soo berkata ia juga hendak menanyakan hal yang sama. Apa terjadi sesuatu. In Ha menggeleng.

ki-00353 ki-00354

Bum Jo dan Ibunya masuk ke dalam kamar bersama pegawai mereka. Pegawai mengganti semua kasur di lantai dengan kasur baru dan selimut hangat. Ibu Bum Jo menyapa In Ha. In Ha langsung berdiri dan memberi hormat dengan penampilannya yang kusut.

“Bum Jo berkata kau tidak suka diberi perhatian khusus,” Ibu Bum Jo mengeluarkan bungkusan makanan. “Tapi karena kau sedang sakit, terimalah meski kau tidak menyukainya….”

Perhatian In Ha tertuju pada selimut baru yang dihamparkan. Ia langsung mencium aromanya,.

“Oh, harumnya selimut bersih. Kurasa aku bisa hidup. Oh, hangat sekali!” In Ha bagai menemukan harta karun. “Daebak! Penghangat! Snack, cokelat… Nyonya sangat mengenal saya.”

In Ha memeluk toples snack dan cokelat.

ki-00366  ki-00376

“Apa kau yakin ia tidak suka hal seperti ini?” tanya Ibu.

“Dia pasti benar-benar sakit,” jawab Bum Jo.

Chan Soo mengangguk setuju.

ki-00393 ki-00394

Kakek memanggang belut untuk Dal Po. Dal Po berkata reporter bukanlah pekerjaan manusia. Mereka harus bepergian dengan taksi mengejar berita. Ongkos taksi dan telepon satu bulan saja bisa mencaro 200 juta won tapi ditanggung sang reporter itu. Bukankah itu tidak masuk akal?

“Astaga, itu menggelikan.”

“Ayah, aku tidak bisa lagi mengikuti hal yang menggelikan ini. Orang menjauhi kotoran karena jijik, bukan karena takut.”

“Benar, berhenti sajalah. Untuk apa melakukan hal tak masuk akal seperti itu? Tapi… peribahasamu terbalik. Orang menjauhi kotoran karena takut, bukan karena jijik.”

Dal Po berkata Kakek yang terbalik. Kakek berkeras Dal Po yang salah.

ki-00398 ki-00413

“Coba pikirkan. Meski kotoran itu menjijikkan, kau bisa membersihkannya dan bukan menghindarinya. Aku yakin kau menjauhinya karena kau takut. Karena kau takut jatuh pada setumpuk kotoran.”

Perkataan Kakek membuat Dal Po teringat pada ratapan puteri Ahjumma karena ibunya diberitakan salah. Dan Dal Po sangat merasa bersalah karenanya.

“Iya, Ayah. Sebenarnya, aku melarikan diri karena takut.”

“Benar, kan? Kau terbalik dan Ayah yang benar. Kau menghindari kotoran karena kau takut.”

“Aku menantang kotoran karena berpikir aku bisa membersihkannya. Tapi ternyata bukan itu masalahnya. Menjadi seorang reporter membuatku takut. Jauh lebih menakutkan dari yang kuduga,” Dal Po mengakui.

“Benarkah? Kalau begitu kau akan baik-baik saja,” kata Kakek sambil tersenyum. “Menerima tantangan tanpa rasa takut adalah masalah. Tapi kau akan baik-baik saja selama kau tahu apa yang kautakutkan. Kau tidak akan membuat kesalahan besar lagi.”

Ia mengambil potongan ekor belut dan menaruhnya di mangkuk Dal Po, untuk memberinya kekuatan.

ki-00417 ki-00419

“Ayah, ini keterlaluan,” ujar Dal Pyung yang baru tiba. “Ayah hanya memperhatikan mulut anak sulung dan tidak memperhatikanku?”

Kakek menyuruh Dal Pyung duduk di sebelahnya. Ia berkata masih banuyak belut untuk dimakan.

“Tapi semua ekornya sudah tidak ada,” protes Dal Pyung.

Dal Po dengan polosnya menatap Dal Pyung sambil mengangkat potongan ekor belut.

ki-00432 ki-00434

Dal Po berbaring di tempat tidurnya dan menarik nafas panjang melihat deretan missed calls. Ia juga teringat ketika ia mengajak In Ha untuk sama-sama menjadi reporter. Ia tidak bisa tidur dan memutuskan untuk menelepon.

“Ini Choi Dal Po dari distrik Sungai Han. Aku akan kembali.”

Reporter Jang menanti-nanti kedatangan Dal Po dengan gugup. Young Tak bertanya mengapa ia seperti itu.

“Choi Dal Po keluar dari persembunyian dan sedang dalam perjalanan menuju kemari.”

“Lalu? Memangnya kenapa?”

“Semua orang biasanya mengamuk begitu kembali setelah menghilang selama masa latihan, atau menyerahkan pengunduran diri.”

Young Tak meragukan itu karena Dal Po tidak terlihat jenis orang seperti itu. Tampang bisa menipu, ujar Reporter Jang.

ki-00439 ki-00443

Ia mencontohkan Manajer Jo. Meski ia sekarang terlihat tenang, ia pernah membuat semua orang datang lebih awal ke kantor dan mengancam akan terjun dari atap saat ia masih menjalani pelatihan.

ki-00447 ki-00449

“Jika kita membicarakan hal itu, maka ceritamu lebih luar biasa,” Young Tak mengingatkan.

Hahahaha…Reporter Jang membawa ayahnya ke kantor. Ayah yang marah melempar Gyo Dong dengan seember ular hingga Gyo Dong panik.

“Beraninya kau menyiksa puteraku!” seru ayah Reporter Jang. Reporter Jang nyengir lebar.

Ternyata mereka semua pernah mengalami hal yang sama XD

ki-00467 ki-00466

Reporter Jang membela diri ia melakukan itu karena Gyo Dong melatihnya dengan kejam. Young Tak bertanya apa Reporter Jang juga melatih Dal PO dengan kejam hingga bisa membuat Dal Po mengamuk.

Tepat saat itu Dal Po tiba. Wajah Reporter Jang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukan Dal Po.

“Aku meminta maaf atas masalah yang sudah kutimbulkan,” Dal Po membungkukkan badan.

“Masuklah, Cap (Captain=Kapten=Gyo Dong) sedang menunggumu,” kata Young Tak.

Dal Po berjalan menuju kantor Gyo Dong.

“Jangan melawan perkataanya dan juga jangan menangis di depannya,” kata Reporter Jang menasihati. Aww…ternyata dia berhati lembut juga^^

ki-00473 ki-00479

[Bersambung ke Bagian 2]

Komentar:

Seperti seekor katak yang selama ini berada di dalam sumur dan melompat keluar, Dal Po mempelajari bahwa anggapannya selama ini tidak selalu benar. Katak di dalam sumur hanya melihat sebatas dinding sumur. Tapi ketika ia melompat keluar, ia baru menyadari bahwa dunia tidaklah seperti yang ia kira selama ini.

Begitu juga dengan Dal Po. Anggapannya mengenai reporter terbatas pada pengalaman pahitnya di masa lalu. Namun ketika ia terjun sendiri ke dalamnya, ia menyadari bahwa ia juga bisa melakukan kesalahan yang sama.

Dan terlebih lagi, ia belajar bahwa lebih mudah mengatakan daripada melakukan. Ia menganggap In Ha tidak bisa menjadi reporter karena tidak menyadari bahaya perkataan yang diucapkannya, nyatanya ia juga menyakiti orang lain dengan perkataannya.

Aku senang melihat interaksi antara Kakek dan Dal Po. Meski terkesan sederhana, tapi perkataan Kakek selalu tepat sasaran dan bijaksana. Dan selalu merupakan hal yang perlu Dal Po dengar.

Dari tim YGN dan MSC, aku jauh lebih menyukai tim YGB. Sorry In Ha-ya… Mulai dari Direktur Lee, Kapten Gyo Dong, hingga Reporter Jang, masing-masing memiliki karakter unik tapi baik hati. Kocak banget melihat cengiran Reporter Jang saat ayahnya melempar ular kepada Gyo Dong XD

10 komentar:

  1. Ayaya. . akhirnyaa !!.
    Makin seru nih, gk sabar baca lanjutannya.
    Tetep smangad mbak fanny. ~('',)v

    BalasHapus
  2. Gomawo...dari tadi nggak konsen...bolak balik ngecek...akhirnya...
    Keep fighting...:-)

    BalasHapus
  3. Dan YGN akan slalu mencari kebenaran dalam setiap beritanya,itu yang penting...gomawo mbak fanny..

    BalasHapus
  4. Lucu ekspresiny lee pil moo saat dlemparin ular seember...makin sukaa

    BalasHapus
  5. Suka bgt sama komennya mba fanyy....setuju mba...ketawa ngakak liat muka bpknya dal po pas mandi berdua...bwahahahaha...meluncur ke part 2 :D

    BalasHapus
  6. kapan kira2 ep 9 keluarnya? tiap hari rabu-kamis kan ya airing nya huhuu gak sabar

    BalasHapus
  7. Gatau harus komen apa, yg passi makin seruuu! ♥♥

    BalasHapus
  8. Gumawo mba sinopnya , seneng baca komen nya mba fanny , jd lebih paham ceritanya hehe

    BalasHapus
  9. Sama min aku juga lebih suka YGN

    BalasHapus
  10. Hahaha..adegan terakhr buat aku ngakak.. XD
    Terus smgt bwt buat sinopx onnie..

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)