Minggu, 07 Oktober 2012

Sinopsis Nice Guy Episode 7

4hy3c1

Choco memberitahu Maru kalau kakak Jae Hee sempat mengobrak-abrik kamar Maru untuk mencari alamat Jae Hee dan mengambil handphone Maru. Maru terkejut dan bergegas ke kamarnya. Kamarnya seperti kapal pecah. Seluruh barangnya berserakan di lantai. Ia nampak khawatir. Jika Jae Shik (kakak Jae Hee) mendapatkan ponselnya, artinya Jae Shik bisa menghubungi Jae Hee.

shot0009 shot0012

Jae Gil memarahi Choco karena Choco memberitahu mengenai kedatangan Jae Shik pada Maru. Bagaimana jika Maru melakukan sesuatu?

Choco berkata ia tidak sempat terpikir apa yang akan Maru lakukan saat melihat Jae Gil dipukuli. Jae Gil duduk di samping Choco. Ia berkata ia akan mencukur habis rambutnya dan menjadi biksu jika Choco terus bersikap seperti ini.

Choco bingung, memangnya kenapa? Jae Gil berkata ia adalah tipe pria yang bisa membuat wanita kehabisan nafas saat melihatnya. Choco mengangguk setuju.

“Tapi kau pun tidak boleh seperti itu,” ujar Jae Gil. Ternyata selama ini ia tahu kalau Choco menyukainya. Choco mengerti, ia tidak sesuai dengan tipe wanita pilihan Jae Gil yang bertubuh seksi. Karena itu ia tidak akan mengganggu Jae Gil dan menyimpan perasaannya sebagai cinta tak berbalas. Choco masuk ke kamarnya dengan wajah murung.

shot0017 shot0023

Maru keluar dari kamarnya dan meminjam ponsel Jae Gil. Ia menelepon Jae Shik dan mengajaknya bertemu. Ia akan memberitahu di mana Jae Hee berada.

Sementara itu, Eun Gi menerima titipan bingkai foto untuk Maru dari seorang ahjumma tetangga. Betapa terkejutnya Eun Gi ketika melihat foto dalam bingkai itu. Maru dan Jae Hee.

Sekretaris Jo melihat dari jauh lalu mengirim pesan sms. Pada siapa? Min Young. Ia memberitahu kalau Eun Gi telah melihat foto itu. Berarti Min Young ingin Eun Gi tahu mengenai hubungan Maru dan Jae Hee. Hmmm…kenapa? Untuk apa? Bukankah jika Eun Gi tahu mengenai hubungan Maru dan Jae Hee lalu memberitahu ayahnya maka Jae Hee akan hancur? Sebenarnya apa tujuan Min Young?

Min Young memandang Jae Hee yang sedang bersiap-siap untuk sebuah wawancara. Jae Hee terlihat tak fokus dan khawatir akan sesuatu. Min Young memandang Jae Hee dengan khawatir.

shot0037 shot0045

Eun Gi terus menatap foto di tangannya seakan tak percaya apa yang ia lihat. Tepat saat itu Maru keluar dari rumahnya (untuk menemui Jae Shik). Eun Gi menatap Maru lalu menyembunyikan foto itu.

Maru tersenyum dan menghampiri Eun Gi. Ia bertanya apakah urusan Eun Gi berjalan dengan baik. Eun Gi menatap Maru dengan tatapan menyelidik. Ia bertanya apakah Maru hendak pergi ke suatu tempat?

Maru mengaku ia hendak pergi menemui seseorang. Perasaan yang berkecamuk dalam hati Eun Gi membuatnya tak bisa berkata-kata. Maru bertanya apakah Eun Gi hendak mengatakan sesuatu padanya. Tidak, jawab Eun Gi. Maru berjalan pergi.

shot0050 shot0053

Baru beberapa langkah ia berbalik dan kembali menghampiri Eun Gi yang masih berdiri mematung di tempatnya. Maru berkata wajah Eun Gi terlihat pucat. Eun Gi tetap diam, ia bahkan tak mau memandang wajah Maru.

Maru meraba kening dan pipi Eun Gi dengan khawatir, mengira Eun Gi sedang sakit. Padahal Eun Gi sedang mengingat saat pertama kali ia memperkenalkan Jae Hee pada Maru. Saat itu Maru mengaku pernah menjadi fans Jae Hee, seorang reporter yang sering membahas isu ketidakadilan dan ketimpangan sosial.

shot0063 shot0064

Eun Gi menatap Maru. Maru berkata Eun Gi demam. Tidak heran setelah Eun Gi minum banyak semalam.

Eun Gi teringat pada perkataan Jae Hee mengenai Maru. Saat itu Jae Hee berkata Eun Gi tidak mengenal Maru. Ketika Eun Gi balik bertanya apakah Jae Hee mengenal Maru dengan baik, Jae Hee terdiam lalu berkata pada akhirnya Eun Gi yang akan terluka.

Maru mengajak Eun Gi ke rumah sakit untuk diinfus. Barulah Eun Gi berbicara. Ia tidak perlu ke rumah sakit. Ia akan baik-baik saja setelah beristirahat.

“Cepatlah kembali, “ kata Eun Gi.

“Aku mengerti, aku akan membawakan obat saat aku kembali,” ujar Maru. Ia berjanji akan segera kembali.

shot0068 shot0070

Setelah Maru pergi, Eun Gi terduduk lemas. Ia kembali melihat foto Maru dan Jae Hee. Wajahnya nampak terluka. Eun Gi mengambil map pemberian Jun Ha. Di dalamnya ada fotokopi mengenai dakwaan pembunuhan terhadap Maru enam tahun lalu.

shot0074 shot0077

Eun Gi menemui Jun Ha. Jun Ha memberitahu hasil penyelidikannya mengenai Maru pada Eun Gi. Orang yang merawat Eun Gi di pesawat adalah Maru. Maru telah mengenal Jae Hee selama 19 tahun. Uang yang diberikan Jae Hee pada Maru adalah agar Maru bungkam mengenai hubungan mereka.

Eun Gi mendengar tanpa mengatakan apapun. Tangannya tanpa sadar terus memasukkan gula ke dalam kopinya. Jun Ha menyadarinya dan nampak khawatir. Ia berkata Maru mendekati Eun Gi dengan motif terselubung. Eun Gi tetap diam.

“Direktur,” panggil Jun Ha. Eun Gi mengangkat gelas kopinya dan hendak meminumnya. Jun Ha menahannya, bukankah tadi Eun Gi memasukkan terlalu banyak gula. Eun Gi dengan tenang menyuruh Jun Ha terus berbicara, lalu meminum kopinya.

shot0088 shot0089

Maru menemui Jae Shik di sebuah karaoke. Jae Shik mengulurkan tangannya untuk menyapa Maru. Mereka tidak bertemu selama 7-8 tahun. Maru tidak menyambut uluran tangan Jae Shik.

Jae Shik berkata ia dengar Maru pernah di penjara karena membunuh seseorang. Ia menuangkan minuman untuk Maru. Maru menelan kata-kata Jae Shik (sepertinya sampai saat ini Maru masih merasa getir saat ada orang yang mengatakan ia membunuh seseorang).

“Kudengar kau mencari kak Jae Hee.”

“Di mana Jae Hee?”

“Dia sudah mati enam tahun yang lalu, jadi jangan cari dia lagi.”

shot0095 shot0098

Jae Shik tertawa geli, apa Maru sedang bercanda. Maru mengancam jika Jae Shik mau, ia bisa mengirim Jae Shik ke tempat Jae Hee berada untuk melihat apakah kata-katanya benar atau tidak.

Maru meminta Jae Shik mengembalikan ponselnya. Jae Shik mengembalikan ponsel Maru. Ia telah mengingat nomor Jae Hee dan telah berbicara dengannya. Maru menyadari tak ada gunanya lagi ia berbohong.

“Jae Hee membunuhnya, kan? Jae Hee membunuhnya dan kau menanggung kesalahannya, kan? Iya kan?” ujar Jae Shik. Maru tak menjawab walau ia sedikit terkejut. Jae Shik berkata ia cukup mengenal Maru dan Maru tidak akan membunuh orang. Tapi entah dengan Jae Hee.

shot0102 shot0100

Eun Gi menaruh cangkir kopinya dengan tangan sedikit gemetar ketika Jun Ha memberitahunya Maru pernah membunuh seseorang 6 tahun lalu dan dihukum 5 tahun penjara. Karena alasan itu pula Maru dikeluarkan dari sekolah kedokteran.

“Apa lagi? Masih ada lagi yang hendak kauadukan padaku?” tanya Eun Gi. Wajah dinginnya yang dulu telah kembali.

“Dengan semua yang kukatakan padamu, apakah itu belum cukup?”

“Jadi? Memangnya kenapa?”

“Direktur!”

“Memangnya kenapa?”

“Dia orang yang masih menyimpan perasaan pada Nyonya kedua, dan ia mendekatimu dengan maksud terselubung.”

Eun Gi berkata Jun Ha sudah mengatakannya tadi dan tidak ada yang spesial dari semua itu. Ia bangkit berdiri dari kursinya. Jun Ha bertanya bagaimana Eun Gi akan menangani Maru. Ia bisa mempersiapkan langkah hukum jika Eun Gi mau.

Eun Gi menatap Jun Ha, “Jangan kau sentuh dia!”

“Direktur!”

“Jangan kau berani menyentuh sehelai rambutpun dari tubuhnya.”

shot0113 shot0114

Jae Shik bertanya apakah Maru begitu menyukai Jae Hee. Walau hidup Maru hancur, tapi Maru masih terus melindungi gadis iblis itu. Maru berkata ia tidak mengerti apa yang sedang Jae Shik bicarakan. Ia memperingatkan sebaiknya Jae Shik tutup mulut. Maru beranjak dari kursinya.

“Kang Maru, aku akan membalaskan dendammu,” ujar Jae Shik.

Maru menoleh.

“Dia gadis jahat yang mempergunakanmu. Aku tidak bisa menjelaskannya padamu tapi aku pun tidak bisa dibandingkan dengan wanita jahat itu. Dia wanita kejam. Dendamku, dendam ibuku, dan dendammu akan dibalaskan. Jadi bayarlah semua ini dan katakan di mana Jae Hee berada. Kudengar gosip ia menjadi istri kedua bos Taesan. Kedengarannya tidak masuk akal.”

shot0120 shot0121

Maru hanya menatap Jae Shik. Jae Shik jadi marah. Seharusnya mereka berada dalam pihak yang sama karena hidup mereka sama-sama dihancurkan Jae Hee. Jae Shik mendorong kepala dan dada Maru dengan sikap sok.

Maru tak tahan lagi dan menendang dada Jae Shik. Ia mencekik Jae Shik dan mengancam akan membunuhnya jika Jae Shik mengganggu Jae Hee lagi. Ia bukan Kang Maru yang dulu lagi. Ia pernah membunuh satu kali, apakah ia tidak akan membunuh lagi? (Maru tetap menutupi perbuatan Jae Hee)

 shot0145 shot0146

Jun Ha menemui Presdir dan memintanya untuk menepati janji. Aksi unjuk rasa buruh telah dihentikan, jadi Eun Gi harus kembali. Presdir berkata ia memerintahkan untuk menghentikan unjuk rasa, bukan untuk menghambur-hamburkan kekayaannya dengan menyetujui permintaan serikat buruh.

Jun Ha berkata Presdir hanya memberi batas waktu 2 hari tanpa menyebutkan detil apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Presdir tidak bersedia menerima Eun Gi kembali. Jun Ha mengancam akan mengundurkan diri hari ini juga. Ia tidak mau bekerja pada orang yang tidak menepati janji.

Presdir menatap Jun Ha, apa Jun Ha sedang mengancamnya. Jun Ha berkata ia akan memberikan surat pengunduran dirinya besok. Ia membungkuk memberi hormat dan beranjak pergi.

“Park Jun Ha…”

Jun Ha berkata jika Presdir terus meninggalkan Eun Gi seperti ini, Eun Gi mungkin tidak akan pernah kembali atau bahkan tidak mencoba untuk kembali. Eun Gi mungkin akan melepaskan semuanya dan pergi.

“Apa yang sedang kaubicarakan?” tanya Presdir terkejut.

“Direktur (Eun Gi) mungkin telah menemukan sesuatu yang lebih penting dan lebih baik di luar dunia Anda. Ia akan menganggap menjadi pewaris Taesan tidak ada artinya lagi dan tidak penting, jika Anda terus membiarkannya seperti ini.”

“Jelaskan agar aku mengerti,” kata Presdir.

“Eun Gi…sepertinya telah menjadi gila, Pak Presdir,” ujar Jun Ha sedih. Presdir tertegun.

shot0157 shot0159

Eun Gi berjalan pulang ke rumah Maru. Ia ingat perkataan Maru saat mereka dalam perjalanan menjemput Choco. Ketika itu Maru berkata ada tempat yang hendak ia daki dan ia membutuhkan sesuatu seperti tangga. Eun Gi adalah tangga yang sempurna. Apa yang akan Eun Gi lakukan jika ia menggunakan Eun Gi?

Eun Gi melewati sebuah warung dan membeli minuman.

Jae Hee tak bisa melupakan suara kakaknya. Ia menelepon Maru.

“Pengecut brengsek!” makinya begitu Maru mengangkat telepon. “Kau bahkan menyeret kakakku dalam hal ini. Baik, lakukan apapun yang kau mau. Lakukan sesukamu, Kang Maru. Seberapa jauh kau akan melangkah? Kau dan aku, seberapa jauh kita akan melangkah? Kita lihat akhirnya.”

Maru tak mengatakan apapun. Jae Hee menutup telepon. Seorang pelayan berkata Presdir hendak berbicara dengan Jae Hee. Jae Hee nampak takut. Hm..orang yang menyimpan kesalahan pasti tidak akan tenang.

shot0163 shot0166

Perkataan Jun Ha nampaknya mempengaruhi Presdir karena ia kembali merasakan rasa sakit di dadanya. Ia lalu menyuruh Jae Hee membawa Eun Gi pulang. Jika seorang anak melarikan diri dari rumah dan ibunya menjemputnya, ia pasti terpikir untuk pulang. Duh Presdir ini gimana sih ya, kalau ayahnya yang menjemput baru Eun Gi akan pulang >,<

Presdir memberi alamat rumah Maru pada Jae Hee. Ia menegur bukankah ia sudah menyuruh Jae Hee menangani Maru. Jae Hee berkata Maru bukanlah orang yang mudah ditangani. Eun Gi tidak akan menurut.

Jae Hee berkata bahkan seluruh kekayaan Presdir tidak akan membuat Maru menyerah. Presdir menyuruh Jae Hee mengancam Maru. Jae Hee berkata semua orang akan tahu peristiwa ini jika hal ini ditangani dengan salah.

Presdir jadi kesal, apa Jae Hee akan diam saja dan melihat? Ia menyuruh Jae Hee pergi ke rumah Maru dan membawa pulang Eun Gi sekarang juga. Jae Hee terpaksa menurut.

Sesuatu terlintas di pikirannya. Ia bertanya mengenai “tinju” yang dikenal Sekretaris Jang. Tidak akan ada akibat buruk dari orang-orang itu, bukan? (nampaknya orang-orang yang dimaksud adalah tukang pukul). Presdir nampak berpikir.

shot0177 shot0185

Eun Gi melihat Maru dalam perjalanan pulang ke rumah. Maru berjalan di depannya.

“Hei, kau! Orang yang berjalan di depanku!” seru Eun Gi. Maru terus berjalan.

“Pemuda tampan!” seru Eun Gi lagi. Maru berhenti melangkah. Ha.

Maru menoleh. Eun Gi tersenyum. Ia bergurau Maru benar-benar menyadari kalau dirinya tampan. Maru bertanya Eun Gi dari mana. Eun Gi berkata ia juga baru kembali dari suatu tempat. Ia menunjukkan seplastik penuh bir yang baru dibelinya dan mengajak Maru minum.

Maru meraba kening Eun Gi, menyebutnya sudah gila karena masih mau minum dalam kondisi seperti ini. Eun Gi tak peduli, ia bisa menghabiskan semua minuman itu sendirian.

Dengan kesal Maru merebut plastik berisi bir dari Eun Gi. Ia tidak akan bertanggungjawab jika Eun Gi mati saat minum. Tentu saja, kata Eun Gi.

shot0188 shot0190

Mereka duduk menikmati pemandangan kota di malam hari. Eun Gi memberi sekaleng bir pada Maru. Lalu ia membuka satu kaleng untuk dirinya sendiri. Maru merebut kaleng itu sebelum Eun Gi sempat meminumnya, lalu meminumnya seteguk.

Ia mengembalikan kaleng itu pada Eun Gi. Hari ini Eun Gi hanya boleh minum bir yang tersisa dalam kaleng itu karena sepertiga alkohol dari minuman yang diminum Eun Gi malam sebelumnya masih tersisa dalam tubuh Eun Gi.

Eun Gi tersenyum lalu meminum birnya. Maru tampak terganggu melihat Eun Gi masih menenggak bir setelah perkataannya.

shot0196 shot0203

Eun Gi bertanya apakah Maru tahu populasi di Seoul. Lebih dari 10 juta orang. Dari jumlah itu, apakah Maru tahu berapa jumlah wanita dan pria. Siapa yang tahu, sahut Maru.

“Di antara pria dan wanita itu ada yang akan menjadi suami Seo Eun Gi dan istri Kang Maru. Bukankah begitu?” kata Eun Gi.

Maru menoleh mendengar kata-kata Eun Gi yang aneh. Eun Gi meminta Maru mengiriminya undangan pernikahan jika Maru menikah nanti. Ia tidak tahu apakah ia bisa hadir atau tidak tapi ia bisa mengirimi uang ucapan selamat. Maru menatap Eun Gi, berusaha membaca apa yang ada dalam hati Eun Gi dibalik kata-katanya yang tajam.

“Mengapa ekspresimu seperti itu? Apakah kau benar-benar memikirkan aku sebagai calon pasangan hidup? Itu sedikit berlebihan,” Eun Gi tertawa sinis. “Pohon yang tak bisa kaupanjat dan mimpi yang tidak mungkin. Bukankah orang sepertimu seharusnya mengetahui batasannya, Kang Maru-sshi?”

shot0212 shot0216

Eun Gi melihat birnya sudah habis. Ia meraih satu kaleng lagi. Maru lagi-lagi merebutnya. Eun Gi bertanya apakah Maru mengerti arti kata-katanya barusan. Aku mengerti, jawab Maru.

Eun Gi berkata di antara semua pria yang pernah ia kencani, ada saja orang bodoh yang tidak mengerti situasinya sampai akhir. (Kurasa Maru tahu Eun Gi sedang berbohong saat ini. Maru telah menyelidiki Eun Gi dan tahu Eun Gi tidak pernah berhubungan dengan pria manapun setelah kembali dari Amerika.)

“Bolehkah aku menanyakan alasan dari perpisahan yang mendadak ini?” tanya Maru.

“Ini tidak mendadak. Aku telah merencanakannya sejak awal,” sahut Eun Gi. Ia berkata jatuh hati pada Maru adalah hal yang hampir saja terjadi dalam hidupnya yang kosong. Apa maksudnya “hampir”? Artinya akan ada akhirnya, cepat atau lambat.

Eun Gi berkata ia tadinya mengira perasaannya akan berakhir dalam sebulan. Namun ternyata lebih lama dari yang ia kira. Dan ia memaksudkannya sebagai sebuah pujian untuk Maru. Eun Gi berkata Maru pasti berpikir kalau semua ini tidak masuk akal dan mungkin merasa marah. Mungkin Maru ingin memelintir lehernya saat ini. Maru diam termenung.

Eun Gi berkata mungkin situasi saat ini sulit untuk diterima dan dimengerti oleh Maru. Hmm…sepertinya Eun Gi sedang membicarakan perasaannya sendiri.

“Tidak sulit,” jawab Maru, “Aku mengerti.”

“Kau….mengerti?” tanya Eun Gi heran.

“Maksudmu ini adalah akhirnya, kan? Baiklah kalau begitu.”

Eun Gi berkata ia bersyukur Maru memiliki harga diri yang kuat dan menerima perpisahan ini. Apa jadinya jika Maru tidak mau melepasnya seperti lintah? Ia tadinya mengkhawatirkan hal itu. Eun Gi memaksakan diri untuk tersenyum. (Sepertinya Eun Gi sedikit bingung dengan begitu mudahnya Maru melepaskan dirinya. Bukankah Maru sedang mempergunakan dirinya untuk membalas Jae Hee?)

Maru menatap Eun Gi, mungkin menyadari sebenarnya kata-kata Eun Gi berlawanan dengan isi hatinya. Ingat, Maru mengenal karakter Eun Gi.

shot0229 shot0235

Walau terlihat kuat di hadapan Maru, tapi Eun Gi terlihat sangat sedih saat ia meninggalkan tempat itu. Maru termenung di tempat Eun Gi meninggalkannya. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Merasa kehilangan? Lega? Kesal? Atau sedih?

Eun Gi berjalan tertatih-tatih. Tubuhnya tak kuat lagi. Ia sakit fisik dan perasaannya. Samar-samar ia melihat seseorang di hadapannya. Ia mengenali orang itu. Jae Hee.

Jae Hee berkata ia datang untuk menjemput Eun Gi pulang. Eun Gi jatuh pingsan. Jae Hee terkejut dan memanggil-manggil Eun Gi dengan khawatir.

shot0241 shot0253

Maru meremas kaleng bir kosong dengan tangannya. Ia berjalan pulang. Sempat terdiam sesaat, mungkin menyadari Eun Gi tidak ada lagi di sana. Seseorang memanggil namanya. Maru menoleh. Kepalanya dipukul oleh sebatang kayu. Maru roboh.

Jae Hee mengantar Eun Gi pulang. Eun Gi duduk tak sadarkan diri di kursi belakang mobil.

Jae Hee teringat percakapannya dengan Presdir. Saat ia menanyakan para tukang pukul itu, Presdir tidak setuju. Presdir berkata hal itu belum diperlukan saat ini. Yang terpenting adalah membawa Eun Gi pulang, baru mereka selesaikan masalah ini. Ternyata Jae Hee yang mengirim para tukang pukul ke rumah Maru. Untuk membalas Maru karena ia mengira Maru melibatkan kakaknya.

shot0261 shot0264

Maru dihajar habis-habisan hingga ia tak sanggup berdiri lagi. Telepon tukang pukul itu berbunyi. Ia mengangkatnya dan menempelkan telepon itu ke telinga Maru.

Jae Hee menyapa Maru. Maru membuka matanya yang bengkak saat mendengar suara Jae Hee. Jae Hee berkata para tukang pukul itu akan menyerahkan sebuah dokumen mengenai kepemilikan sebuah gedung, rumah, dan peternakan di California.

“Dan juga sebuah kontrak yang menyebutkan bahwa kau tak akan menemui puteriku lagi. Tanda tangani dokumen dan kontrak itu, lalu berikan pada mereka. Gedung, rumah, dan peternakan akan menjadi milikmu, Tn. Kang. Aku bahkan menyertakan sebuah tiket pesawat agar kau bisa berangkat secepatnya besok. Tentu saja aku juga menyiapkan untuk adikmu.”

shot0276 shot0275

Eun Gi mengernyitkan kening. Tampaknya ia mulai terjaga. Jae Hee berkata-kata seakan Presdir yang mengirim para tukang pukul itu, dengan mengancam akan melukai orang yang paling Maru cintai jika tidak juga menjauhi Eun Gi.

Mendengar ancaman itu, Maru marah. Pandangannya mengeras. Jae Hee menyuruh Maru menandatangi semuanya. Eun Gi sepertinya mendengar perkataan Jae Hee. Namun ia terlalu lemah dan memejamkan matanya kembali.

shot0286 shot0288

Jae Gil berusaha menelepon Maru. Ia khawatir karena Maru tidak juga mengangkat teleponnya. Ia juga mengkhawatirkan kondisi Maru. Jae Gil memberitahu kalau ia dan Choco telah tiba di Anmyeondo (masih ingat kan, tempat Jae Kang dan istrinya dibunuh?-King 2 Hearts).

Jae Gil membawa Choco ke tempat itu agar Choco tidak tahu kalau Maru telah dipukuli habis-habisan. Sesuai permintaan Maru. Jae Gil berjanji akan menjaga Choco dengan baik sampai Maru sembuh.

Panggilan Choco membuat Jae Gil mengakhiri pesan teleponnya pada Maru. Sikap Jae Gil yang baik membuat Choco heran. Apakah Jae Gil mengidap penyakit mematikan? Hanya orang sekarat yang bisa mendadak berubah sikap.

shot0292 shot0296

Jae Gil bertanya memangnya apa yang sudah dia lakukan. Choco berkata ia senang ketika Jae Gil tiba-tiba muncul di tempat kerjanya dan mengajaknya berlibur. Tapi pagi ini ia bangun dan merasa ada yang tak beres.

Jae Gil membantah, tak ada yang tak beres. Ia datang ke tempat ini untuk mencari udara segar. Menyadari berduaan di tempat ini dengan Jae Gil tidaklah akan membantu cinta bertepuk sebelah tangannya, Choco ingin pulang. Jae Gil menahannya.

Ia meminta Choco tidak memikirkan hal lain dan tidak memikirkan Maru. Cukup pikirkan saja Jae Gil oppa dan bermain dengan Jae Gil oppa di tempat ini. Choco bengong, memangnya Jae Gil tidak takut padanya.

“Kenapa aku harus takut? Memangnya kau hantu?”

shot0303 shot0304

Choco tidak mau mengatakan alasannya, ia tidak mau Jae Gil memukulnya. Jae Gil berkata ia tidak akan memukul Choco. Choco mengaku ia khawatir akan menerjang Jae Gil jika mengingat mereka akan berduaan. Jae Gil tertawa geli. Bagaimana bisa?

Choco berkata ia mencium dahi Jae Gil satu kali saat ia menggendong Jae Gil yang mabuk pulang ke rumah. Jae Gil terkejut dan memegang dahinya. Choco tersipu malu.

Tiba-tiba….plak! Jae Gil menepuk dahi Choco dengan keras. Choco terkejut, lalu mulai menangis sambil memegangi dahinya. Jae Gil memarahinya. Choco menangis kesal, mengapa Jae Gil memukulnya. Ia ingin pulang sekarang.

Jae Gil mengingatkan mereka seperti kakak beradik, bukan hubungan pria dan wanita. Dan lagi Choco bukan tipenya. Choco berteriak ia ingin kembali pada kakaknya. Maru oppa.

shot0310 shot0316

Eun Gi terbaring di kamarnya. Ia masih sakit dan diinfus. Ia baru membuka matanya setelah Jae Hee keluar dari kamarnya. Jae Hee bertemu dengan Jun Ha di ruang tamu. Jun Ha membawakan vitamin untuk Eun Gi. Ia mengacuhkan Jae Hee yang menyapanya dengan ramah.

Jae Hee berkata Eun Gi sedang diinfus jadi sedikit sulit bagi Jun Ha untuk menjenguknya. Jun Ha berkata ia datang untuk memenuhi panggilan Presdir.

Presdir memperlihatkan sebuah foto pada Jun Ha. Foto Jae Hee mencium Min Young. Jun Ha bertanya apakah Presdir sudah mengetahui hal ini sebelumnya. Presdir tak menyangka Jun Ha sudah tahu lebih dulu. Mengapa Jun Ha tak memberitahunya? Apa Jun Ha bersekongkol dengan mereka?

shot0324 shot0327

Jun Ha berkata ia khawatir hal ini akan mengakibatkan Presdir shock. Eun Gi juga berpikir begitu. Presdir makin terpukul saat menyadari Eun Gi juga mengetahui hal ini. Berarti hanya ia yang tidak tahu, dan ia telah mengusir Eun Gi.

Presdir mengerang kesakitan. Jun Ha mencemaskan kondisi Presdir. Tapi ayah Eun Gi mengangkat tangannya. Ia meminta Jun Ha tidak mengatakan hal ini pada siapapun. Jangan ada orang yang tahu kalau ia sudah tahu, termasuk Eun Gi.

Ia memerintahkan Jun Ha untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam bidang hukum. Jika masih belum bisa juga, lakukan semua hal yang perlu termasuk menjebak orang tak bersalah agar Han Jae Hee dan Ahn Min Young membusuk di penjara selama 30 tahun. Hiiiy….

Presdir berkata itu adalah tanggung jawab Jun Ha. Dengan demikian baru ia bisa menyerahkan Eun Gi pada Jun Ha dan mati dengan tenang.

shot0335 shot0337

Pastinya menarik melihat Presdir mengejar-ngejar Jae Hee dan Min Young seperti Tom mengejar Jerry. Kedua orang itu akan merasakan pembalasan yang luar biasa dari Presdir. Tapi drama ini bukan mengenai Presdir. Dan drama ini penuh dengan kejutan.

Min Young ternyata sudah tahu kalau Presdir sudah melihat rekaman CCTV itu. Sekretaris Jo menemuinya dan memberitahu kalau Presdir memerintahkan untuk mengumpulkan semua rekaman CCTV dari rumahnya, dan ada rekaman Jae Hee dan Min Young.

Awalnya Min Young tak sadar, lalu ia teringat ciuman itu. Wajahnya berubah panik. Sekretaris Jo berkata sepertinya Presdir memerintahkan Sekretaris Jang untuk diam-diam mengumpulkan rekaman itu. Apakah itu pertanda bahwa Presdir juga tak percaya pada Min Young? Bukankah Min Young orang terdekatnya?

Sekretaris Jo juga mengungkapkan kalau Jun Ha sudah melihat rekaman itu sebelum Presdir. O-ow..jangan-jangan Min Young berpikir kalau Jun Ha yang mengadukannya?

shot0345 shot0347

Maru tidak pernah keluar dari rumahnya. Seorang ahjumma tetangga membawakan makanan untuk Maru, Choco, dan Jae Gil. Ia berteriak-teriak memanggil mereka. Ia melihat sepatu Maru ada di luar kamar, artinya Maru ada di rumah. Akhirnya ahjumma itu meninggalkan makanan untuk Maru di halaman.

Eun Gi tidak menyentuh makanannya. Ia melepas infusnya dan mengambil obat dari tasnya. Obat itu pemberian Maru. Semalam sebelum Eun Gi pergi, Maru memberikan obat itu dan menyarankan agar Eun Gi pergi ke rumah sakit. Eun Gi bertanya apakah masih ada lagi yang ingin Maru katakan.

shot0349 shot0353

“Selamat tinggal,” ujar Maru tanpa menatap Eun Gi. Eun Gi terlihat kecewa tapi ia menutupinya dengan senyuman. Setelah mengucapkan kata perpisahan, Eun Gi pergi meninggalkan Maru.

shot0359 shot0363

Choco sudah membawa kopernya, bersiap pulang ke Seoul. Ia melihat Jae Gil yang masih tidur dan berjongkok di dekatnya. Ceritanya sih mengagumi ketampanan Jae Gil ^^

Jae Gil menggaruk wajahnya. Choco khawatir wajah Jae Gil tergores kuku, jadi ia menurunkan tangan Jae Gil dan memeganginya. Jae Gil jadi terbangun dan berteriak keras saat melihat Choco.

Ia bertanya apa yang mau Choco lakukan padanya. Choco berusaha menjelaskan, ia tidak melakukan apapun. Dan lagi apa Jae Gil akan mati jika ia melakukan sesuatu. Jae Gil melihat Choco sudah membereskan koper. Choco berkata ia mau pulang sekarang dan berjalan ke luar.

shot0370 shot0372

Jae Gil buru-buru ke luar dan memindahkan Choco kembali ke rumah. Choco bersikeras ingin pulang. Maru tidak mengangkat teleponnya sejak kemarin, ia ingin tahu apa yang terjadi. Jae Gil berbohong Maru sedang berlibur bersama seorang wanita entah kemana. Tapi Choco tahu Jae Gil berbohong. Maru tak pernah mematikan ponselnya karena ia selalu khawatir Choco jatuh pingsan di tempat lain.

Jae Gil berkata bukankah ia yang selama ini berlari menemui Choco jika Choco pingsan di jalan. Choco merasa Jae Gil ada benarnya juga. Selama ini Jae Gil yang selalu berada di sisinya saat Choco sakit. Jae Gil tersenyum menang.

Choco malah memarahi Jae Gil. Jika Jae Gil begitu menyayanginya sedangkan ia tidak boleh mencintai Jae Gil, lalu apa yang harus ia lakukan? Jae Gil berkata mulai sekarang ia tidak akan datang walau Choco mati. Ia mendorong Choco agar kembali masuk ke rumah.

Choco berkata ia berbohong soal mencium dahi Jae Gil. Jae Gil senang, mana berani Choco melakukan hal itu padanya. Dengan tenang Choco berkata ia tidak mencium sekali tapi tiga kali. Doenk!! Dahi Choco lagi-lagi kena pukul Jae Gil.

Tapi Jae Gil juga mengkhawatirkan Maru. Ia mengangkat teleponnya untuk menelepon Maru.

shot0376 shot0383

Jae Hee membawakan makanan untuk Eun Gi. Ia melihat Eun Gi telah berganti pakaian dan bertanya Eun Gi mau ke mana. Eun Gi berkata ia akan pergi ke kantor untuk kembali bekerja. Jae Hee berkata tanpa ijin Presdir, Eun Gi tidak boleh keluar dari kamar satu langkahpun. Dan rumah ini telah dijaga ketat agar Eun Gi tidak bisa keluar rumah. Bahkan Presdir telah mempekerjakan bodyguard selama 24 jam sehari.

Eun Gi menyuruh Jae Hee minggir. Jae Hee menantang Eun Gi untuk pergi ke luar jika tidak percaya. Eun Gi berjalan ke balkon dan melihat bodyguard yang sedang berjaga di halaman.

Jae Hee menyuruh Eun Gi makan. Sudah beberapa hari ini Eun Gi tidak makan dan hanya minum air. Eun Gi malah bertanya apa yang sudah Jae Hee lakukan pada Maru. Ia tahu Jae Hee mengirim orang untuk memukuli dan mengancam Maru. Terlebih lagi ia tahu Jae Hee sengaja menelepon di mobil agar ia bisa mendengar ancaman pada Maru.

Jae Hee malah menyalahkan Eun Gi. Jika Eun Gi berhenti menemui Maru maka hal itu tidak perlu terjadi pada Maru. Lagi-lagi Jae Hee mengisyaratkan Presdir bisa melakukan apapun, karena itu Eun Gi seharusnya berhenti sebelum masalahnya bertambah besar. Tapi Eun Gi tahu Maru tidak menyerah. Ia benar-benar telah memilih pria dengan baik. Jae Hee tak bisa membalas kata-kata Eun Gi.

Setelah Jae Hee keluar, Eun Gi mengangkat tasnya bersiap untuk pergi. Tapi pintu kamarnya dikunci dari luar. Eun Gi sadar ia benar-benar tidak diperbolehkan keluar dari rumah.

shot0394 shot0400

Jae Hee menerima telepon dari Jae Shik. Jae Shik mengancam akan menemui Jae Hee. Jae Hee bertanya apa yang kakaknya inginkan. Jae Shik berkata ia hanya ingin bertemu dengan adiknya sekali saja. Jae Hee menegaskan ia tidak mau bertemu kakaknya dan bersiap menutup telepon.

Jae Shik menyebutkan sesuatu mengenai Maru hingga Jae Hee tak jadi menutup teleponnya. Jae Shik berkata Jae Hee benar-benar melatih anjingnya (Maru) dengan baik. Ia bercerita kalau Maru mengancam akan merobeknya jika ia mendekati Jae Hee. Bahkan Maru tetap mengakui pembunuhan itu dengan mengancam bisa melakukannya sekali lagi. Jae Hee terhenyak. Ia telah salah menuduh Maru.

Jae Shik mengoceh ia lebih mencintai Jae Hee daripada Maru, bukankah darah lebih kental daripada air? Ia bersikeras ingin menemui Jae Hee. Tapi Jae Hee telah menutup teleponnya.

shot0418 shot0425

Malam harinya hujan turun deras. Eun Gi yang terkunci di kamarnya, duduk merenung sambil memandangi boneka barbie-nya. Boneka itu mengingatkannya pada saat Maru mempertaruhkan nyawa untuk mengambil boneka itu.

Ia lalu teringat Maru yang memberinya semangat untuk mempertahankan hotel Aomori. Ciuman Maru. Juga peringatan Maru agar Eun Gi melarikan diri darinya dengan sekuat tenaga. Eun Gi mengambil sebuah keputusan.

Ia melihat tidak ada bodyguard di halaman karena hujan. Eun Gi melihat tirai pintu balkon. Eun Gi menuruni balkon dengan tirai. Ia lalu berlari melintasi halaman.

Sementara itu Jae Hee mempersiapkan berkotak-kotak makanan. Lalu ia duduk merias wajahnya. Presdir tertidur lelap, tak menyadari apa yang sedang dilakukan istrinya.

shot0440 shot0455

Eun Gi tiba di dekat rumah Maru dengan mobil. Ia bertelanjang kaki dan basah kuyup. Untuk mencapai rumah Maru, ia harus berjalan menaiki tangga batu yang cukup jauh. Eun Gi berkali-kali menekan bel rumah Maru. Lalu ia berteriak-teriak dengan sekuat tenaga memanggil Maru sambil menggedor-gedor pintu. Namun pintu tetap tertutup.

Eun Gi berdiri beberapa saat lamanya di sana. Ia berbalik pergi dengan sedih. Tiba-tiba pintu dibuka. Eun Gi menoleh. Maru keluar dengan tertatih-tatih. Wajahnya masih babak belur.

shot0473 shot0485

“Itu ciuman pertamaku. Ciuman kita di dekat kastil Hirosake,” Eun Gi mulai menangis. “Juga pertama kalinya aku mengatakan ‘aku mencintaimu’ pada seseorang dengan sepenuh hati. Pertama kalinya dalam 29 tahun hidupku. ‘Aku mencintaimu, Seo Eun Gi-sshi’. Itu pengakuan pertama yang membuat jantungku berdetak kencang karena kau. Karena seorang pria bernama Kang Maru.”

Maru melihat Eun Gi yang basah kuyup dan bertelanjang kaki.

“Bangun tidur, bernafas, hidup..semua itu terasa luar biasa untuk pertama kalinya,” kata Eun Gi. 

shot0496 shot0499

Maru menatap Eun Gi lalu berjalan mendekatinya. Ia mengusap pipi Eun Gi untuk menghapus air matanya.

“Jadi satu-satunya harapanku sekarang adalah untuk melihatmu setiap hari. Mengatakan ‘aku mencintaimu’ setiap hari. Mendengarmu mengatakan kau mencintaiku setiap hari. Memimpikan mimpi yang sama. Melahirkan dan membesarkan anak-anak. Menjadi tua bersamamu. Apakah itu mungkin?” tanya Eun Gi.

Pelan-pelan Maru memeluk Eun Gi. Eun Gi menangis di bahu Maru. Maru mengangkat kepalanya. Jae Hee berdiri di sana. Terlihat marah.

shot0506 shot0522

Maru menatap Jae Hee dan mempererat pelukannya pada Eun Gi. Seakan berkata ‘ia milikku’.

shot0532 shot0541

Komentar:

Jika Jae Hee menganggap Maru sebagai rumah hangat yang selalu siap menyambutnya, bisakah Maru menemukan hal itu dalam diri Eun Gi? Bahkan lebih dari itu, rumah hangat yang bahkan tak mau ditinggalkannya.

Eun Gi jelas mencintai Maru. Walau ia tahu Maru mempergunakannya dan ia tidak tahu perasaan Maru padanya, tapi ia bisa merasakan setidaknya ada sedikit ketulusan dalam perhatian Maru padanya. Itulah yang mendorongnya untuk meraih Maru. Semoga Maru bisa merasakan ketulusan Eun Gi dan membalasnya dengan cinta yang sama.

21 komentar:

  1. awwww pengakuan cinta eun gi ke maru so sweet bgt.. come on maru, kamu pantas untuk dapat cinta yang lebih baik dibanding jae hee...

    dan sepertiny jae hee ini ud jahat dari sononya ya.. abis nyuruh orang mukulin maru sampe babak belur, trus nyadar kalo maru ga salah, trus dandan cantik + bikinin makanan untuk permohonan maaf.. mengerikan, kepribadiannya ckck

    -lee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jae Hee ini tau kelemahan pria. Pada Presdir dan Maru, dia terlihat polos dan lemah hingga mereka berdua ingin melindungi Jae Hee. Pada Min Young sebaliknya.

      Hapus
  2. horrayy keluar jg episode 7!!,zemangat mb.fanny..dah ada bocoran gak berapa episode nice guy nya mbak? geregetan ma maru! berdoa malah saat maru beneran suka,eun gi dah keburu sakit hati,n tidak mau nerima maru! nangis2 dah sekalian!

    BalasHapus
    Balasan
    1. 20 episode, kalau tidak diperpanjang ya^^

      Hapus
  3. huwaaaa maruuuu [Singing mode: on] "pilihlah eun gi jadi istrimu,, yang selalu setia menemanimu.. jangan kau salah pilih yang lain.. Jadi pilihlah Eun gi.." hehehe

    BalasHapus
  4. unni makin seru ceritanya
    susah di tebak
    thank's unni sinopsisnya

    BalasHapus
  5. drma ini membuat marah,tegang, terharu dan untungnya ada choco dan jae gill bisa menurunkan ketegangan dan membuat kita tersenyum.......ha ha .....

    makasih mb fanny....di tunggu sinopsis selanjtnya...fighting ^_^

    salam kenal ya...*_*

    BalasHapus
  6. semangat unni.... Lanjut.....

    BalasHapus
  7. jun ha <3 <3 <3

    BalasHapus
  8. sumpah drama yang bikin aku terus pengen nonton berulang2.. semoga gak berakhir seperti fashion king :(

    BalasHapus
  9. jae hee?????
    jahat yah jahat,,, tp pake nama jae hee huhuhuhuh,,, g ikhlas. Itu nama aktor idolaku :(
    @Yayu yg selalu setia nungguin lanjutan sinopsis nice guy,,, Fighting!!!!
    :D

    BalasHapus
  10. hadew so sweeet bnget ya maru....smakin pnasaran aja sma drama yg 1 ni...g sbar pngen nonton lngsung....

    BalasHapus
  11. coblos no1 seo eun gi jgn coblos no.100han jae hee

    BalasHapus
  12. coblos no1 seo eun gi jgn coblos no.100han jae hee

    BalasHapus
  13. semangat ya mba buat sinop selanjutnya ^^

    BalasHapus
  14. keren bgt nich drama...? co cweet bgt pengakuan cibta eun gi,mudah2an maru membalas cintanya eun gi, biar rasa jae he.

    kalian berdua hidup berbahagia lah, hehehe

    Fighting mba fanny n mba dee aq eps 8 nya?

    BalasHapus
  15. Tengkyu recapnya Fanny.
    -anit-

    BalasHapus
  16. moga2 eun gi sama maru
    jun ha sama aku aja gimana? *komentar gak jelas* #abaikan

    BalasHapus
  17. Pertama2 mau bilang makasih buat author sinopsis nya sangat membantu kak !
    Sedih loh Maru itu udah terluka karena Jae Hee terluka bngt
    Mending Maru sama Eun Gi aja yang tulus ..
    Semoga deh Maru bisa menerima Eun Gi dengan tulus , udah lupain aja itu Jae Hee ,,!
    Makin penasaran sama presdir nya waah , pasti nambah seru ceritanya .
    Best drama , kagum aku sama scriptwriter nya

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)