Sabtu, 30 September 2017

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 1

snap-00004

Note: karena perubahan format drama baru-baru ini, dalam satu hari ditayangkan 2 episode dengan durasi per episode 30-35 menit. Jadi sinopsisnya aku buat per episode supaya tidak terlalu panjang.

Waktu seakan berjalan mundur dengan salju seakan melayang naik ke langit, kendaraan dan para pejalan kaki berjalan mundur. Lalu semua seakan kembali berjalan normal di malam bersalju itu. Seorang wanita dengan luka di wajah menghampiri seorang pria yang juga terluka di bagian kepalanya. Lalu wanita itu memeluk pria tersebut.

“Aku percaya padamu,” kata wanita itu. “Karena ini aku, aku bisa percaya padamu.”

Ia memejamkan mata. Air mata menetes di pipinya. Lalu dalam sekejap waktu seakan kembali berjalan mundur.

snap-00002snap-00005

Nam Hong Joo (Suzy) terbangun. Semua itu ternyata hanya mimpi. Ia mengeluh bahwa semua ini tak masuk akal. Ia mengambil notesnya lalu mulai mencatat.

“!0 Februari 2016. Di jalan..malam hari...musim dingin. Aku memeluk seorang pria yang belum pernah kulihat sebelumnya.” Ia mencatat mimpinya...lengkap dengan tanggalnya.

Ibunya masuk dan membuka jendela. Mengomel karena Hong Joo tidur dengan kamar dipenuhi asap lilin beraroma dan jendela dalam keadaan tertutup. Belum lagi kamarnya yang sangat berantakan. Hong Joo berteriak semua ini tidak masuk akal.

“Apanya tidak masuk akal? Lihat kekacauan ini...seperti kandang babi saja,” gerutu ibunya.

“Bukan itu, Bu. Dalam mimpiku aku memeluk seorang pria yang belum pernah kulihat. Aku yang memeluknya duluan. Ibu tahu kan aku bukan tipe yang mengejar pria duluan.”

Ibunya berkata tentu saja ia tahu. Bagaimana bisa Hong Joo mengejar pria dengan tampang kusut seperti itu?

snap-00011snap-00013

Saat Hong Joo menyiapkan sarapannya....yang adalah sekotak ayam goreng sisa dari kulkas, ibunya bertanya apakah pria dalam mimpi itu berwajah tampan. Hong Joo berkata itu tidak penting karena ia sudah memiliki kekasih. Ibunya mengingatkan kalau Hong Joo baru bertemu dua kali dengan kekasihnya itu sejak mereka bertemu dalam kencan buta.

“Apa kalian akan menikah dalam pertemuan selanjutnya?” canda ibunya.

Hong Joo berkata ia benci orang yang berselingkuh jadi sebaiknya ibunya tidak pernah lagi membicarakan pria dalam mimpinya itu. Ibunya berkata pria itu akan memasuki kehidupan Hong Joo meski Hong Joo tidak menginginkannya. Karena mimpi Hong Joo selalu menjadi kenyataan.

Hong Joo berteriak itu tidak benar tapi sedetik berikutnya ia merunduk setelah melihat ke jendela. Pria dalam mimpinya ada di rumah seberang sedang pindahan. Pria itu akan menjadi tetangga barunya.

snap-00018

Di luar, pria dalam mimpi itu, Jung Jae Chan (Lee Jong Suk), memasang tampang cemberut saat adiknya (Shin Jae Ha) mendesaknya untuk mengantar kue beras ke tetangga baru mereka. Itu adalah tradisi tapi Jae Chan menganggapnya kuno. Adiknya berkeras itu adalah cara untuk menunjukkan kebaikan.

Hong Joo berkata pada ibunya kalau tetangga baru mereka adalah pria yang ia peluk dalam mimpinya. Terdengar bel pintu berbunyi. Wajah Jae Chan memenuhi layar, lengkap dengan sepiring kue beras dan senyum manis. Jae Chan menyapa dan berkata ia baru pindah ke rumah seberang.

Tapi Hong Joo sama sekali tidak membuka pintu malah menyuruhnya pergi. Ia melarang Jae Chan bertamu tanpa pemberitahuan dan mereka tidak memerlukan sapaan perkenalan.

Jae Chan kembali cemberut dan mengomeli adiknya yang sudah memaksanya. Adiknya malah menuduh kakaknya tadi tidak tersenyum.

“Aku sudah tersenyum,” kilah Jae Chan. “Bahkan tersenyum lebar seperti orang bodoh.”

Adiknya bertanya apa itu seorang wanita. Saat Jae Chan mengiyakan, ia berkata kakaknya dan wanita itu akan menjadi pasangan hebat....karena sama-sama tak sopan.

snap-00021snap-00024

Dan Hong Joo memang terbukti tak sopan karena ia dengan cueknya duduk di tengah-tengah deretan bangku halte bis dan pura-pura tidak mendengar saat sekelompok pelajar memintanya bergeser agar kelompok mereka bisa duduk bersama. Dalam hatinya ia menenangkan diri saat melihat Jae Chan berjalan menuju halte bus yang sama.

“Aku tidak tertarik sedikitpun padanya,” ujarnya dalam hati.

Tapi Jae Chan malah duduk tepat di sebelahnya. Dalam hatinya Hong Joo bertanya-tanya mengapa Jae Chan duduk di sampingnya saat masih begitu banyak bangku kosong. Ia bergeser dan Jae Chan ikut bergeser. Hong Joo makin yakin Jae Chan mengikutinya apalagi setelah ia kembali bergeser dan Jae Chan ikut bergeser.

“Jika aku lengah, tetangga bisa jadi teman dan teman bisa jadi kekasih,” batinnya. Ia bangkit berdiri.

“Aku tidak tertarik padamu.”

“Kalian boleh duduk di sini,” kata Jae Chan berbarengan pada sekelompok pelajar tadi.

snap-00035snap-00037

Duh itu malu banget pasti ;p Sekelompok pelajar tadi langsung cekikikan menertawakan ge-ernya Hong Joo. Tapi Hong Joo tetap Hong Joo. Dengan wajah datar ia naik ke bis yang berhenti di halte. Supir bus menyuruh Hong Joo naik bus di seberang jalan karena ia akan menuju tempat perhentian terakhir. Kadung malu, Hong Joo berkeras naik bus itu dengan berkata ia memang ingin ke tempat perhentian terakhir. Sekelompok pelajar tadi makin menertawakan Hong Joo.

Sementara Jae Chan mulai mengenali suara Hong Joo sebagai suara wanita tak sopan yang tadi pagi mengusirnya lewat interkom.

Hong Joo menenangkan dirinya kalau tadi sama sekali tidak memalukan.

snap-00039snap-00045

Malamnya ia membantu ibunya di restoran dan berkata sepertinya mimpinya akan menjadi kenyataan.

“Apa kau sudah jatuh cinta pada pria itu? Memangnya hatimu itu pintu otomatis yang langsung terbuka tanpa perlu diketuk,” ujar ibunya.

Hong Joo berkata sebaliknya pria itu yang tergila-gila padanya. Ia berkata untuk apa Jae Chan duduk di sebelahnya seperti tadi.

“Bukannya tadi kau bilang ia melakukannya agar para pelajar itu bisa duduk?”

“Dia benar-benar ahli,” kata Hong Joo.

Ibunya berkata Hong Joo benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai pria.

Percakapan mereka terhenti untuk melayani seorang pelanggan membayar makanannya. Hong Joo mengamati pelanggan itu. Pemantik bergambar api, jari terbalut perban, jaket kulit bergambar harimau.....

snap-00051snap-00055

Setelah pria itu pergi, Hong Joo memberitahu ibunya bahwa dalam mimpinya 3 bulan lalu ia melihat pelanggan itu persis dengan tampilan barusan. Jari terbalut perban, pemantik bergambar api di hari yang bersalju. Dan dalam mimpinya, pria itu menyalakan pemantiknya untuk merokok lalu terjadi kebakaran.

Ibunya bertanya kapan itu akan terjadi dan di mana. Hong Joo tidak tahu. Ia hanya melihat pria itu menyalakan pemantiknya dengan jari terbalut perban. Artinya akan terjadi dalam waktu dekat, ujar ibunya.

Ia langsung lari keluar diikuti Hong Joo. Pelanggan itu belum pergi. Ibu berusaha meminta pemantik dan rokok pria itu dengan alasan merokok tidak baik bagi kesehatan. Tapi pria itu malah marah dan berkata itu bukan urusan ibu. Hong Joo berusaha memperingatkan kalau pelanggan itu akan mati jika merokok.

Tapi tentu saja pelanggan itu tidak memahami kalau mati yang dimaksud Hong Joo adalah mati terbakar. Saat ibu dan Hong Joo terus mendesak, ia malah mendorong mereka hingga mereka terjatuh. Meski begitu Hong Joo terus berusaha mengingatkan pelanggan itu.

Pelanggan itu tidak peduli dan menjalankan mobilnya meninggalkan mereka. Tapi rupanya ibu berhasil mengambil pemantik si pelanggan.

“Lupakan, tidak ada gunanya,” kata Hong Joo. “Ini adalah pilihannya dan hidupnya.”

“Kau ini bilang apa? Kita harus mengubahnya jika kita tahu.”

Lalu salju pun turun.

snap-00058snap-00059

“Kita tidak bisa. Siapa yang akan percaya omong kosong ini?” kata Hong Joo. Jika ia mengatakan pada orang-orang kalau ia melihat mereka dalam mimpinya dan mimpinya selalu menjadi kenyataan, apa orang-orang itu akan mendengar kata-katanya dan menurut padanya? Mereka akan menganggapnya gila. Bahkan ayahnya meninggal karena tidak percaya padanya.

“Masa depan tidak bisa diubah. Mengetahui apa yang akan terjadi tidak akan mengubah apa-apa.”

Pelanggan itu mencari-cari pemantiknya di jaketnya namun tidak menemukannya. Ia membuka kotak penyimpanan di mobilnya dan mengeluarkan pemantik lain yang sama persis. Ia berhenti untuk mengisi bensin. Saat mengisi bensin, ia menyalakan rokoknya. Dan seketika itu juga api menyambarnya dan mobil. Mengakibatkan ledakan dan kebakaran besar.

snap-00070snap-00072

Tiga pegawai wanita kantor jaksa membicarakan Jaksa Jung yang akan mulai bekerja hari ini. Seorang dari mereka berkata mereka harus merayakannya. Teman-temannya tidak seantusias itu tapi mereka berubah pikiran saat melihat foto Jung Jae Chan. Mereka berkata Jae Chan kelihatan pintar.

Seseorang menyela mereka dan berkata biasanya ia yang dipanggil seperti itu oleh mereka saat mereka masih bekerja bersama. Ia adalah Pengacara Lee Yoo Bum (Lee Sang Yeob) yang dulu bekerja sebagai jaksa juga. Ia menraktir mereka dan berkata ia juga harus menyelamati Jae Chan.

Mereka bertanya apa Yoo Bum mengenal Jae Chan. Yoo Bum berkata ia dulu guru les Jae Chan. Mereka kaget karena beranggapan Jae Chan tidak akan perlu seorang guru les. Tapi Yoo Bum berkata Jae Chan selalu mendapat nilai terendah di sekolah. Mereka terkejut tak percaya.

snap-00074snap-00079

Kilas balik 13 tahun lalu....

Yoo Bum menyuruh Jae Chan membaca kata “justice” dan mengartikannya. Jae Chan berkata itu mudah sekali.

“Just artinya sekarang. Ice seperti kotak es. Jadi dibacanya ‘just ice’, artinya ‘membekulah sekarang’!” kata Jae Chan bangga.

snap-00081snap-00082

Pegawai wanita yang antusias itu masih sulit percaya. Apalagi ia yang akan bekerja langsung dengan Jae Chan. Ia berkata bagaimana pun Jae Chan adalah seorang jaksa jadi tidak mungkin sebodoh itu. Namun pikirannya langsung berubah saat melihat Jae Chan dengan noraknya ber-selfi ria di depan kantor barunya.

Jae Chan nampak sedikit terkejut melihat Yoo Bum. Yoo Bum bercerita (atau pamer?) 2 tahun lalu ia mendapat penghargaan dari Jaksa Agung karena menyelesaikan kasus korupsi dan pembunuhan berantai. Ia merendah ia hanya melakukan tugas yang diberikan atasannya tapi ia mendapat penghargaan.

Sambil bercerita, pegawai di ruangan itu mengambil jas Yoo Bum dan membersihkannya tanpa diminta. Ia memperkenalkan dirinya pada Jae Chan sebagai Penyidik Choi Dam Dong. Dan wanita antusias yang menyimpan foto Jae Chan adalah asisten Jae Chan yang bernama Moon Hyang Mi (Park Jin Joo). Tadi ia sangat antusias tapi sekarang bahkan ia tidak membalas tangan Jae Chan untuk bersalaman.

snap-00086snap-00094

Mulai kesal, Jae Chan bertanya apa yang dilakukan Yoo Bum di sini. Yoo Bum berkata ia harus memberi selamat pada Jae Chan karena kembali menjadi jaksa. Hmmm....apa maksudnya ya?

Ia berkata ia hanya datang untuk menyapa dan berharap nantinya mereka bisa saling membantu sebagai jaksa dan pengacara.

“Kau tahu kan...hubungan saling menguntungkan (win-win).”

Yoo Bum mengangkat telepon dari seseorang. Tampaknya dari kekasihnya karena ia membuat janji untuk mereka makan malam bersama di hari Valentine. Jae Chan mengamati Yoo Bum yang tangannya terus menerus merobek kertas notes dalam serpihan kecil lalu menggulungnya dengan jarinya.

Kebiasaan Yoo Bum yang sudah tidak asing lagi bagi Jae Chan karena Yoo Bum sudah melakukan yang sama sejak ia menjadi guru lesnya. Ketika itu Yoo Bum bertanya apakah Jae Chan tahu apa arti : win-win.

Ia berkata ayah Jae Chan berjanji menaikkan gajinya 10 ribu won setiap kali ranking Jae Chan naik. Jae Chan berkata Yoo Bum sebaiknya menyerah karena ia tidak akan bisa mendapat nilai lebih baik.

“Kita bisa memalsukan rapormu.”

“Ayahku seorang polisi. Bagaimana jika kita ketahuan? Aku yakin ia akan memenjarakan kita.”

Yoo Bum berkata mereka bisa melakukannya dengan tidak terlalu ketara. Ia bisa mendapat 300 ribu won jika ranking Jae Chan naik 20 tingkat. Ia akan membagi setengahnya pada Jae Chan.

“Kau bilang kau ingin beli motor. Kapan kau bisa beli hanya dengan uang sakumu?” bujuk Yoo Bum, “Aku mendapat lebih banyak uang dan kau bisa beli motor. Nilaimu yang meningkat juga akan membuat ayahmu gembira. Semuanya senang. Itu adalah penyelesaian win-win (saling menguntungkan).”

Jae Chan mulai tertarik.

snap-00102snap-00110

Yoo Bum selesai menelepon. Ia berkata ia akan menraktir Jae Chan kapan-kapan. Lalu ia pergi. Akhirnya Jae Chan bisa duduk di kursinya.

Hong Joo membaca surat wasiat ibunya. Ia mendengar dari bibinya kalau bibinya meninggal karena kecelakaan yang disebabkan olehnya. Ia menangis sambil memukuli dadanya berharap kalau semua ini hanya mimpi.

Hong Joo terbangun dalam keadaan menangis. Mimpinya kali-kali ini benar-benar membuatnya terpukul. Ia mengambil notesnya lalu mulai mencatat mimpinya.

“13 Februari 2016...Ibu dan Bibi. Karena kecelakaan yang disebabkan olehku, Ibu....”

Hong Joo terus menangis.

snap-00114snap-00118

Berita menayangkan perkiraan cuaca kalau hari ini salju akan turun lebat dan masyarakat diminta berhati-hati mengemudi. Ibu melihat mata Hong Joo yang sembab dan bertanya apa ia baru saja menangis. Hong Joo berkilah ia baru makan ramyun semalam.

Berita berikutnya adalah mengenai kebakaran hebat yang terjadi di pom bensin semalam. Lengkap dengan rekaman CCTV. Hong Joo dan ibunya mengenali pria itu sebagai pelanggan yang mereka berusaha cegah semalam.

Mengetahui mimpinya tetap menjadi kenyataan, Hong Joo tak tahan lagi. Ia mengambil gunting besar lalu masuk ke kamarnya. Dan menggunting rambut panjangnya. Ibunya sangat terkejut dan menghentikannya. Hong Joo menangis dan berkata pria itu mati seperti dalam mimpinya dan tidak ada yang bisa mereka lakukan.

“Masa depan tidak berubah! Ibu, apa yang harus kulakukan?” Hong Joo menangis sambil memeluk ibunya. Ibunya heran melihat sikap Hong Joo.

snap-00122snap-00125

Hong Joo menceritakan pada ibunya mengenai mimpinya semalam. Ibunya malah tertawa melihat rambut Hong Joo yang sekarang berantakan tak beraturan. Hong Joo tak habis pikir mengapa ibunya tertawa. Mimpinya tidak pernah salah dan itu artinya ibunya akan meninggal.

“Itukah sebabnya kau memotong rambutmu seperti ini? Apa mengubah gaya rambut bisa mengubah mimpi yang kaulihat?”

“Aku tidak akan pernah memanjangkan rambutku. Dalam mimpiku aku berambut panjang,” kata Hong Joo. Ah, itu alasannya...

Ibu memeluk Hong Joo dan menenangkannya bahwa ia tidak akan meninggal seperti itu. Hong Joo berkata ia hanya memiliki ibunya di dunia ini.

“Jadi jangan tinggalkan aku....”

Meski begitu, malam harinya ibu diam-diam menulis surat wasiat untuk Hong Joo.

snap-00128snap-00131

14 Februari 2016...

Jae Chan sedang asyik berselfi ria di depan mobilnya ketika tiba-tiba wajah Yoo Bum ikut muncul di kamera. Jae Chan terlompat kaget. Yoo Bum melihat mobil baru Jae Chan. Jae Chan bertanya kenapa Yoo Bum ke sini. Yoo Bum memperlihatkan buket bunga yang dibawanya. Ia ada kencan hari ini. Jae Chan berbohong ia juga sedang menunggu kencannya saat Yoo Bum menanyakan hal yang sama.

Kencan Yoo Bum datang dan ia adalah Hong Joo dengan gaya rambut barunya. Hong Joo dan Jae Chan saling mengenali....jauh dari kesan positif mengenai satu sama lain.

“Apa kalian saling mengenal?” tanya Yoo Bum saat melihat reaksi mereka.

Hong Joo bertanya bagaimana Yoo Bum bisa kenal dengan Jae Chan sedangkan Jae Chan bertanya apakah mereka berdua berpacaran.

“Ya, kita berpacaran kan?” kata Yoo Bum pada Hong Joo.

Hong Joo mengangguk meski awalnya nampak tak yakin. Yoo Bum mengajak Jae Chan kencan ganda. Hong Joo dan Jae Chan cepat-cepat menolak. Hong Joo mengajak Yoo Bum cepat masuk. Yoo Bum berkata Jae Chan sekarang sudah dewasa sampai memiliki mobil. Ia menepuk Jae Chan seperti pada anak kecil. Jae Chan tidak nampak senang.

snap-00139snap-00142

Yoo Bum dan Hong Joo berjalan menuju restoran. Yoo Bum bercerita ia dulu membelikan Jae Chan motor dan tak terasa Jae Chan sekarang sudah dewasa.

Namun itu bukan kenangan yang baik bagi Jae Chan. Ketika itu (musim dingin 2003) ayahnya menuduhnya mencuri motor. Jae Chan berkeras ia membelinya dengan uangnya sendiri. Ayahnya tidak pernah memberinya uang sebanyak itu. Jae Chan berkata ia mengumpulkan uang itu.

Melihat galaknya ayah Jae Chan, para polisi anak buah ayah Jae Chan sempat mengusulkan agar mereka saja yang menanyai Jae Chan. Tapi ayah Jae Chan tidak bergeming dan bertanya apakah Jae Chan mencuri motor itu. Motor yang nampaknya baru saja kecelakaan karena kaca spionnya pecah.

“Tidak! Aku menggunakan raporku!”

Ayah Jae Chan terkejut. Di mejanya berjejer rapor bagus Jae Chan...semuanya berbingkai. Menunjukkan betapa bangganya ayah Jae Chan dengan “pencapaian” puteranya. Akhirnya Jae Chan mengaku ia memalsukan nilai-nilainya karena Yoo Bum berkata ia bisa mendapat kenaikan gaji jika mereka melakukannya. Ia mengaku mereka membagi dua uang tersebut.

Kali ini anak buah ayah Jae Chan bahkan tidak bisa membela Jae Chan lagi dan menyuruh Jae Chan minta maaf. Jae Chan berusaha menjelaskan apa yang terjadi dalam kecelakaan itu tapi ayah Jae Chan terpukul dengan pengakuan Jae Chan dan membuang semua rapor Jae Chan ke tempat sampah. Sigh >,<

Salju mulai turun...Jae Chan menghela nafas panjang mengingat semua itu.

snap-00149snap-00150

Di dalam, Hong Joo gelisah karena ibunya tidak juga membalas pesannya. Ia ingin pulang lebih cepat karena mendapat firasat buruk. Ia berusaha mengingat apa saja yang sudah ia lakukan sebelum keluar rumah. Ia sudah mematikan semua lilin...ia sudah mematikan kompor....pintu....

“Aku lupa mengunci pintu,” kata Hong Joo kaget. Ia langsung mengambil tasnya dan berkata ia harus segera pulang. Yoo Bum kebingungan dan mengikutinya keluar.

Hong Joo terus berusaha menelepon ibunya tapi tidak diangkat. Yoo Bum bertanya apakah Hong Joo pernah mengemudi di tengah salju sebelumnya. Belum pernah. Hong Joo berpikir untuk memanggil taksi tapi Yoo Bum menawarkan diri untuk mengemudi karena ia sering mengemudi di tengah salju. Akhirnya Hong Joo menyerahkan kunci mobilnya pada Yoo Bum.

Sementara itu ibu Hong Joo sedang berjalan pulang. Seseorang tampak mengikutinya hingga ke rumah. Ketika tiba di rumah, orang itu menyapa. Ibu terlonjak kaget dan menoleh.

snap-00161snap-00164

Hong Joo makin panik karena tidak bisa menghubungi ibunya dan ingin memanggil polisi. Yoo Bum berkata ibu Hong Joo pasti baik-baik saja. Untunglah akhirnya ibu menjawab telepon. Rupanya pria tadi adalah orang baik hati yang mengembalikan ponsel ibu yang tertinggal.

Hong Joo memarahi ibu agar tidak meninggalkan ponselnya lagi dan langsung mengangkat teleponnya. Yoo Bum tersenyum kecil. Ia bertanya apa Hong Joo selalu sekhawatir itu mengenai ibunya. Tidak, jawab Hong Joo pelan.

Ia bertanya apakah Yoo Bum bersedia menjaga ibunya jika terjadi sesuatu pada dirinya. Yoo Bum heran dengan pertanyaan seperti itu. Hong Joo berkata ia hanya berandai-andai jika terjadi sesuatu pada dirinya. Yoo Bum berkata ia akan melindungi Hong Joo dan ibunya apapun yang terjadi. Hong Joo tersenyum.

Yoo Bum menoleh dan bertanya apakah Hong Joo baik-baik saja karena kelihatannya Hong Joo tidak begitu sehat.

snap-00166snap-00171

Sedetik kemudian mobil yang dikemudikan Yoo Bum menabrak seseorang. Yoo Bum tampaknya sulit mengendalikan mobil setelah kecelakaan itu apalagi jalanan licin. Akhirnya mobil menabrak tiang listrik dengan keras.

Pria yang tertabrak tadi tewas seketika itu juga. Sementara Hong Joo dan Yoo Bum jatuh pingsan dalam keadaan terluka.

Hong Joo membuka matanya. Ia berada di kamar rumah sakit dengan masker oksigen menutupi hidung dan mulutnya. Ia berusaha memanggil ibunya. Tapi ibunya tidak ada di sana, hanya orang-orang yang terkejut melihatnya sadar. Dokter datang memeriksanya. Hong Joo bertanya dalam hatinya, di mana ibunya? Samar-sama ia mendengar orang berkata ini pasti keajaiban Natal.

snap-00176snap-00177

Setelah benar-benar sadar, Hong Joo meraih kacamatanya di samping meja. Ia baru menyadari rambutnya telah kembali panjang. Ia bertanya pada bibinya hari ini tanggal berapa. Malam Natal, jawab bibinya.

Seorang ahjumma memberitahunya kalau ia dalam keadaan koma selama 10 bulan. Hong Joo betanya pada bibinya di mana ibunya. Awalnya bibinya tidak mau memberitahu. Tapi Hong Joo mendesaknya. Bibi mulai menangis.

“Aku berharap kau sadar lebih awal. Ibumu berusaha bertahan untuk melihatmu sadar....”

“Apa maksud Bibi? Apa yang terjadi pada ibu?”

“Karena kecelakaan yang  kau sebabkan, seseorang meninggal.”

snap-00179snap-00183

Keluarga orang itu menyalahkan Hong Joo. Karena Hong Joo tidak sadar, ibu yang menerima seluruh kemarahan keluarga. Ibu juga terus merawat Hong Joo di rumah sakit. Ia harus membayar uang ganti rugi dan biaya rumah sakit Hong Joo. Rumah dan restoran dijual. Ia bekerja siang malam tanpa ada waktu untuk istirahat. Akhirnya ibu tak kuat lagi. Ia jatuh pingsan dan jatuh dari tangga.

Hong Joo bertanya apakah ibunya meninggal. Bibinya menangis mengiyakan. Hong Joo membaca surat wasiat yang ditinggalkan ibunya. Ibunya sudah menyisihkan tabungan dan asuransi jiwa untuk Hong Joo. Dan terakhir ibunya mengingatkan agar Hong Joo tidak menyalahkan diri sendiri.

Hong Joo sulit untuk mempercayainya. Ia berkata ini pasti mimpi. Ia harus bangun. Ia menangis dan memukuli dirinya sambil memohon agar semua ini hanya mimipi. Bibinya berusaha menenangkannya.

Ia berkata Hong Joo nanti harus menghadapi pengadilan. Hong Joo bingung. Ia tidak mengemudi lalu kenapa ia yang disalahkan? Ia berkata kecelakaan itu bukan kesalahannya!

snap-00184snap-00205

Komentar:

Technorati Tags:

Salah satu ciri khas Park Hye Ryun yang kusukai adalah tokoh utama wanita dalam dramanya selalu berkarakter kuat namun tetap memiliki kelemahan. Sebut saja Hye Mi (Suzy) dalam Dream High, Hye Sung (Lee Bo Young) dalam I Can Hear Your Voice, In Ha (Park Shin Hye) dalam Pinocchio, dan Yoo Seul (Kim So Hyun) dalam Page Turner. Hong Joo memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kelebihan sekaligus kelemahannya. Tapi kelemahannya itu tidak menjadikannya sulit disukai melainkan menjadi faktor humor dalam drama ini.

Banyak meragukan akting Suzy sejak diumumkan ia akan berperan dalam drama ini. Tapi sejauh ini aku melihat aktingnya cukup baik...meski dalam segi emosional masih terasa kurang menurutku. Untunglah hal ini tertutupi dengan alur cerita yang menarik.

Ini drama ketiga Lee Jong Suk bersama Park Hye Ryun dan ia selalu mendapat peran yang tepat....dan kali ini ia tidak jenius! Nam Da Reum lagi-lagi menjadi pemeran Lee Jong Suk kecil meski kali ini sudah jadi remaja. Belum lagi Shin Jae Ha yang dulu memerankan Jae Myung kecil di Pinocchio dan Jin Mok di Page Turner, sekarang menjadi adik Lee Jong Suk. Sebagai bocoran, nanti juga ada cameo Yoon Kyung Sang (pemeran Jae Myung dewasa di Pinocchio), Lee Sung Kyung, dan Kim So Hyun (pemeran Hye Sung kecil di ICHYV dan pemeran utama di Page Turner). Menyenangkan melihat wajah-wajah familiar mereka.

Dari segi cerita aku akan mengomentarinya di episode 2 karena episode ini masih terlalu sedikit untuk dibicarakan. Yang jelas.... I like it!!

5 komentar:

  1. Heol...daebak beneran mbak fanny balik ngerecap drama ini. Banyak banget favorit yg nulis ini hahahaha *blmbaca
    Sung kyung blm pernah main

    BalasHapus
  2. Sama mbak, curiga:
    1. Jae chan kembali jadi jaksa gatau ya mbak...ngeliat dia nilainya rendah waktu kecil gatau kenapa jadi ragu dia bisa lolos ujian. Sama kayak bong hee di suspicious partner. Tapi akhirnya mereka bisa. Mungkin ada crita di episode berikutnya.
    2. Soal kebiasaan yoo bum yg diperhatiin jae chan, merencanakan sesuatu yg buruk? Waktu nonton trus ngeliat kebiasaan ini ia lakukan jg saat mengajak hong joo kencan tuh rasanya...langsung negatif aja sama orang kni?! Maksudnya apa trus dia ngajak hong joo? Apa memang itu ekspresi kegugupannya? Dulu dia gugup mengusulkan ide gila ke jae chan dan sekarang dia gugup ngajak hong joo kencan?
    3. Entah ya mbak,apa memang tabrakan itu aneh atau cuma saya aja yg lebay. Soalnya menurut saya jae chan kayak sengaja nabrak orang itu. Keadaan jalan sepi dan cm ada dia di jalan. Mobil yoo bum jg lampunya nyala, ga ngebut, msh ttp sadar sama jalan dia sesekali diliatin hadep ke delan, tp ga nyadar jg di depan ada orang nyebrang(?) Kalo memang cm saya yg overthinking ya sudah sih...
    4. Hong joo ga punya mobil kan? dia pergi aja nunggu bus atau taksi. Jd dia mau plg sendirk pake mobil yoo bum gitu? Haha yg ini blm nyambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mobil putih yang ditabrak Jae Chan adalah mobil Hong Joo. Kalau ia naik bisa atau taksi itu karena mobilnya digunakan ibunya. Jadi mereka gantian^^

      Hapus
  3. Untuk pertama kalinya sy suka karakter yg diperankan suzy, berarti ada kemajuan ya sm akting nya. . xoxoxo ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha mungkin karena penulisnya membaut peran ini khusus untuk suzy...sama seperti di Dream High. Suzy kaku banget tapi penulisnya membuat karakter yang cocok sama kakunya suzy^^

      Hapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)