Selasa, 22 Desember 2015

Sinopsis Oh My Venus Episode 11


Woo Shik melaporkan mengenai kepastian bahwa Young Ho adalah John Kim pada Direktur Choi. Direktur Choi berkata lebih baik mengambil kesempatan secepat mungkin daripada nanti. Woo Shik mengerti dan menelepon PD Go, menyuruhnya untuk menyiarkan berita tersebut.

Ketika Young Ho tiba di depan rumah, para wartawan sudah menunggunya. Mereka mengerubungi mobil Young Ho. Sekretaris Min mendapat laporan bahwa artikel mengenai John Kim dan Anna Sue telah diterbitkan. Ia memberitahu Young Ho dan berkata yang terpenting saat ini adalah menghindari semua wartawan itu.

Nenek dan Ayah Young Ho juga mendengar berita tersebut. Nenek nampak marah.
Sekretaris Min berhasil menghindari kejaran wartawan. Melihat Young Ho nampak tenang, ia bertanya apakah Young Ho sudah mempersiapkan diri untuk hal seperti ini. Young Ho berkata ia sudah memutuskan untuk menjalani semuanya. Tapi orang tetap tidak akan peduli pada kebenaran.


Sekretaris Min membenarkan. Orang hanya peduli apakah mereka tahu lebih banyak dari fakta yang sebenarnya. Semakin banyak orang yang tahu dan membicarakannya maka apapun bisa menjadi fakta. Begitulah dunia ini.

Ia berkata para reporter membuat keributan bukan hanya di rumah Young Ho tapi juga di kantor. Sebaiknya mereka pergi ke tempat lebih tenang. Young Ho mengernyit merasakan rasa sakit yang kembali menyerang lututnya.

“Kita tidak akan bisa melarikan diri lebih dari beberapa hari. Aku terlalu tahu karena aku banyak melarikan diri,” ujarnya getir.


Berikutnya, kita tahu ia muncul di depan rumah Joo Eun. Joo Eun bertanya apa Young Ho tidak apa-apa. Young Ho berkata banyak reporter di rumahnya, jadi ia tidak mau pulang dan juga tidak bisa ke hotel. Kata-katanya sama persis dengan kata-kata Joo Eun setelah peristiwa menyusupnya tetangga Joo Eun.

Joo Eun tersenyum. Ia berkata ia hanya punya  1 kamar dan 1 kamar mandi. Apakah Young Ho masih mau masuk? Ke luar dunia Young Ho. Ia memeluk Young Ho. “Naik….Berangkat…”
Young Ho memejamkan matanya dan beristirahat dalam pelukan Joo Eun.

Kakinya semakin sakit tapi ia tidak mau memperlihatkannya pada Joo Eun. Ia bergurau hari ini Joo Eun yang memancarkan keseksian. Joo Eun berkata memangnya hanya Young Ho yang bisa seksi.


Young Ho pura-pura mengeluh mengenai kamar bukan kamar suite dan kasus pegas. Joo Eun berkata sudah bagus ada kamar. Ia mengancam akan membuat Young Ho tidur di lantai bersama boneka “Kau Brengsek”.

“Jika kau tidak akan memberiku kamar suite, pinjamkan kamarmu dan pergilah,” katanya menahan sakit.

Joo Eun meminta Young Ho tidak memikirkan apapun lagi dan tidur. “Simpanlah kekhawatiranmu untuk besok karena kau akan menghadapinya besok.”

Young Ho membaringkan dirinya membelakangi Joo Eun. Ia berkata ia akan memanggil Joo Eun jika ia ingin malam yang nyaman dan erotis. Ia bahkan sempat meminta cium jauh ketika Joo Eun hendak keluar kamar.


Begitu Joo Eun keluar, Young Ho diam-diam mengerang. Joo Eun bukannya tidak tahu. Ia tahu Young Ho kesakitan. Ia ingat Young ho mengatakan bahwa sakitnya itu sakit secara psikologis dan tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Ia yakin rasa sakit itu akan tetap ada hingga tiba-tiba hilang atau hingga ia tiada.

Joo Eun diam-diam menelepon Joon Sung dan memberitahunya kalau Young Ho ada di rumahnya agar Joon Sung tidak khawatir. Joon Sung baru tahu kalau Joo Eun tahu kondisi Young Ho.

Joo Eun mulai menangis dan bertanya apa yang harus ia lakukan. “Ia sangat kesakitan tapi tidak ada yang bisa kulakukan.”


“Bersikaplah pura-pura tidak tahu. Ia akan lebih terluka jika orang yang ia sayangi terluka,” jawab Joon Sung dengan suara tercekat. “Ia seperti seorang ayah bagiku, tolong jaga ia baik-baik.”

Joo Eun tersenyum. Ia berkata Young Ho juga seorang yang berharga baginya dan meminta Joon Sung menjaga Young Ho baik-baik.


Setelah telepon itu, Joon Sung mengingat perjumpaannya yang pertama dengan Young Ho. Ketika itu ia sepertinya terlibat semacam gang atau mafia di Amerika. Young Ho menemukannya saat ia sedang bersembunyi dari kejaran para musuhnya dan ia dalam keadaan terluka parah. Wajahnya babak belur, perutnya terluka (sepertinya luka tusuk), dan kakinya patah.

Young Ho segera memberi pertolongan pertama pada Joon Sung. Young Ho setengah takjub setengah mengomel melihat keadaan kaki Joon Sung yang patah namun Joon Sung masih berusaha melarikan diri dengan kaki seperti itu.

Bukannya berterima kasih, Joon Sung malah marah-marah dan berkata untuk apa Young Ho peduli. Mendengar suara para musuh Joon Sung semakin mendekat, Young Ho membawa Joon Sung pulang dan merawatnya.


Joon Sung bersikap waspada dan bertanya siapa Young Ho. Begitukah cara kau diajarkan berterimakasih? Tanya Young Ho tersenyum. Young Ho menanyakan orangtua Joon Sung. Apa mereka meninggal?  Joon Sung tidak menjawab. Young Ho berkata Joon Sung tidak mungkin seorang pelajar jika tidak memiliki orangtua.

“Kalau begitu kau diadopsi. Bagaimana dengan orangtua angkatmu? Apa kau memiliki tempat untuk pergi?” Young Ho terus bertanya.

Bukannya menjawab, Joon Sung malah membentak-bentak Young Ho dengan kata-kata sekasar mungkin. Tapi Young Ho menanggapinya dengan tenang namun tegas.

Ia menyuruh Joon Sung memanggilnya “Hyung (kakak)”. Ia berkata ia lemah terhadap orang-orang lemah apalagi terhadap orang yang berada dalam bahaya. Joon Sung membentak ia tidak membutuhkan rasa kasihan Young Ho.

“Kasihan….Itu bukan rasa kasihan, tapi empati,” kata Young Ho sambil memegang lututnya sendiri yang dipenuhi bekas jahitan.

Ia berkata Joon Sung sepertinya penuh dengan kemarahan dan ingin terus berkelahi. “Jika kau ingin berkelahi, berkelahilah. Bukan dengan pisau atau senjata api, tapi di tempat dengan aturan.”


Joon Sung tersenyum dan menghela nafas mengingat itu semua. Ia membaringkan dirinya di lantai tempat latihan. Sudah tak aneh jika Yi Jin tiba-tiba muncul dan membaringkan dirinya di sebelah Joon Sung. Joon Sung berkata ia lebih suka ditinggalkan sendirian hari ini.

Yi Jin berkata ia hanya akan berbaring di sebelah Joon Sung. Ia hanya membantu orang kesepian yang musim dinginnya lebih terasa dingin. Dan ia selebritis yang ahli menyemangati dan menghibur orang lain.

Joon Sung berkata bagaimana bisa Yi Jin menghiburnya padahal tidak tahu apa alasan ia sedih. Memangnya ada aturan orang tidak bisa menghibur orang lain jika tidak tahu kenapa orang itu sedih? Tanya Yi Jin.

“Kesedihan itu sama saja apapun alasannya,” katanya. “Hubungan kita berlangsung cukup cepat. Kita berbaring bersama setelah kita kiss.”

Joon Sung menoleh tak setuju. Tapi ia tidak mengatakan apapun dan berbaring membelakangi Yi Jin. Yi Jin mengikuti gerakannya.


Keesokan paginya, Young Ho keluar kamar dengan kondisi seperti sedia kala. Joo Eun sedang mempersiapkan sarapan. Joon Sung dan Ji Woong juga ada di sana.
Ji Woong mengomentari cuaca cerah. Joon Sung dengan kikuk mengiyakan.

“Berhentilah ber-akting,” kata Joo Eun.

Ji Woong memberitahu Young Ho bahwa Joo Eun yang menyuruh mereka bersikap normal seakan tak ada yang terjadi.

“Kau bilang itu akting normal?” sergah Joo Eun. Ia menyuruh mereka sarapan. Young Ho tersenyum melihat mereka.


Awalnya kukira sarapan bibimbap. Ternyata nasi dan telur goreng yang diberi saus gochujang dan minyak wijen. Telorbap ini sih XD

“Kurasa masakannya tidak seserius itu hingga perlu mengenakan celemek,” ujar Young Ho. Joo Eun berkata ia sudah mengosongkan kulkasnya demi mereka jadi seharusnya Young Ho berterimakasih.

Ia menyuapkan sesendok telorbap pada Ji Woong. Ji Woong memuji rasanya enak. Joo Eun hendak makan tapi Young Ho cepat-cepat menaruh sebutir tomat ceri ke mulut Joo Eun.


Melihat Joon Sung terus menerus melihat ke arah telorbap, Joo Eun menyodorkan sesendok untuk menyuapinya. Joon Sung melirik ke arah Young Ho lalu cepat-cepat melahapnya.  Young Ho mau tak mau tersenyum melihat mereka.

Joo Eun menyuruh mereka cepat makan dan menggunakan peralatan yang sudah ia siapkan. Mereka akan berolahraga. Tapi peralatan apa? “Aku akan menunjukkan latihan keras,” kata Joo Eun.


Jreeeng!! Mereka mengenakan penutup telinga sekaligus pelindung wajah dari sinar matahari.

“Ma’am…kita ini seperti Robocop,” ujar Ji Woong. Pffft….

Young Ho menyingkap pelindung wajahnya dan protes ia tidak bisa melihat apapun (karena kacanya kaca film yang gelap). Joo Eun menurunkannya kembali dan berkata wajah Young Ho tidak boleh terlihat saat ini. Ia mendesis sambil melotot saat young Ho emncoba membandel. Heee.. ma’am coach-nim lebih galak rupanya^^


Joo Eun menyuruh mereka berjalan mengikutinya. Young Ho memutuskan mengikuti dan menganggap ini sebagai pemanasan.

Berikutnya, membenturkan punggung ke pohon. “Kenapa kita melakukannya pada pohon ini? Apa salah pohon ini?” ujar Young Ho sambil membenturkan tubuhnya setengah hati. Iya ya apa salah si pohon XD

Seorang ahjumma mengomelinya bahwa gerakan ini bagus untuk aliran darah. Ia sudah melakukannya selama puluhan tahun dan tak pernah kena flu.

“Aiss…laki-laki sangat lemah. Apa kau tidak bisa melakukannya lebih keras seperti ini?” Si Ahjumma memberi contoh. Ia memuji Joo Eun yang sudah melakukan dengan benar dan menyuruh Young Ho mengikutinya.


Ketiga robocop itu mundur saking kagetnya melihat olahraga ahjumma berikutnya. Menepuk-nepuk perut dengan kedua tangan. Mereka pun balik kanan niat bubar jalan.
Tapi para ahjumma menangkap mereka dan menggerakkan-gerakkan alat pemijat perut peluruh lemak. Ji Woong dan Joon Sung mengaduh-aduh.

“Aduh ototku,” ujar Joon Sung.

“Otot apanya, semua lemak itu menggumpal. Kita harus membuatnya bagus dan lembut. Lihat saja, besok semuanya akan keluar seperti air.”


Young Ho diam-diam akan melarikan diri. Tapi Joo Eun sudah berdiri di belakangnya dan mulai memijat perut Young Ho meski Young Ho berusaha protes.

Ia berkata apakah Joo Eun akan bertanggungjawab atas otot perutnya. “Otot perutmu adalah milikku, jadi kau tidak bisa bilang tidak.”

Young Ho nyengir meski hanya sekejap karena perutnya kembali dipijat Joo Eun.


Latihan berikutnya. Joo Eun berhadapan dengan Young Ho. Ji Woong dengan Joon Sung. Mulai! Keempatnya mengangkat tangan.

Ternyata main dorong-dorongan. Dalam satu dorongan, Ji Woong terpental jauh. Sementara Young Ho tak bergeming didorong oleh Joo Eun.

“Apa ini usahamu untuk menghiburku?” tanya Young Ho.
“Untuk apa aku menghiburmu? Masalah Gahong dan skandal John Kim adalah salahmu. Kau sendiri yang bilang kalau tubuh harus dibuat lelah agar hati terasa ringan.”

Young Ho menurunkan tangannya. Joo Eun kehilangan keseimbangan dan menubruk Young Ho…ehm memeluk itu sih ;p

Ji Woong dan Joon Sung tersenyum melihat mereka.

“Astaga…jangan di depan anak-anak…Cepat lepaskan,” kata Young Ho.

Joo Eun malah sengaja kehilangan keseimbangan lagi dan memeluk Young Ho. Karena Ji Woong dan Joon Sung sudah pergi, ia tersenyum lebar dan meminta Joo Eun melakukannya lagi.


Selesai berolahraga, Young Ho mengantar Joo Eun ke mobil seperti seorang suami mengantar istri bekerja. Ngga terbalik apa ya?

Joo Eun berkata ia akan mengurus Young Ho kalau Young Ho jadi pengangguran. Young Ho tersenyum geli. Joo Eun menyodorkan pipinya. Young Ho mengecupnya

“Jaga rumahku baik-baik saat aku pergi, aku akan mencari uang yang banyak,” kata Joo Eun tersipu. Lalu ia berangkat.


Young Ho berbalik dan melihat mobil Sekretaris Min sudah menunggunya. Mereka berbicara dalam mobil.

Sekretaris Min berkata pihak Anna Sue sudah mengeluarkan pernyataan menyangkal berita skandal tersebut. Sedangkan ia sendiri juga sudah berkelliling ke berbagai kantor media pagi ini. Mereka tidak bisa menghentikan semua berita itu tapi setidaknya tidak akan ada berita palsu.

Young Ho malah lebih memikirkan Sekretaris Min yang sudah bangun pagi padahal bukan orang pagi.

Sekretaris Min berkata nenek dan ayah Young Ho sudah menunggu. Ia sudah mempersiapkan pakaian untuk Young Ho. Young Ho menolaknya, ia akan pergi apa adanya.



Dengan menerobos para wartawan yang berkerumun, Young Ho tiba di rumah keluarganya.
Nenek berkata yang terpenting Young Ho sudah kembali. Ia bertanya siapa wanita muda pengacara itu. Sekretaris Min terkejut. Nenek menegur Sekretaris Min yang sudah meremehkannya. Sekretaris Min meminta maaf.

Nenek berkata mereka harus memutuskan posisi Young Ho tetap aman dan puteri CEO Deokseong adalah pasangan yang cocok bagi Young Ho. Ia memerintahkan agar Young Ho pindah ke rumahnya (rumah neneknya) begitu renovasi selesai. Sekretaris Min nampak keberatan dan untuk sesaat tak mengatakan apapun. Tapi akhirnya ia mengiyakan.


Young Ho menghadap ayahnya dan berlutut meminta maaf karena sudah membuat khawatir. Ayahnya menganggap kembalinya Young Ho berarti Young Ho belum memutuskan untuk melepaskan jabatannya.

“Berdirilah. Itu adalah kedua kaki yang tidak pernah kusentuh karena aku sangat mengkhawatirkannya selama bertahun-tahun ini. Kau harus melindungi posisimu. Kau mungkin tidak memiliki waktu sebanyak itu.”

“Ya, Ayah.”

Ayahnya menyuruhnya untuk tidak menarik perhatian sampai erayaan ultah Gahong ke-61 dan acara pengangkatan Young Ho. Nyonya Choi kebetulan mendengar perkataan itu di luar ruangan.

Ketika Young Ho keluar, ia mengajak Young Ho makan bersama. Young Ho dengan sopan menolak dan meminta Nyonya Choi menjaga ayah dan neneknya baik-baik.


Joo Eun mencari informasi mengenai ibu Joon Sung. Ternyata ibu Joon Sung membunuh suaminya ketika sedang hamil tua. Namun itu dilakukannya untuk melindungi bayi yang dikandungnya karena suaminya suka menyiksanya.

Di masa lalu tidak ada istilah KDRT dan istri sebagai korban, karena itu ibu Joon Sung mendapat hukuman maksimal. Namun sekarang sudah keluar dari penjara. Dan kabarnya ibu Joon Sung melahirkan Joon Sung saat berada di penjara.

 Joo Eun terkejut saat melihat foto ibu Joon Sung, Meski dalam foto itu ibu Joon Sung babak belur, tapi Joo Eun mengenalinya sebagai pengasuh Min Joon.


Ibu Joon Sung menemukan kantung berisi pakaian hangat di depan rumahnya. Ia langsung tahu kalau puteranya yang sudah meninggalkannya. Ia berlari mencarinya dan melihat Joon Sung.

Sambil menahan tangis, ibu Joon Sung menghampiri Joon Sung. Namun pada Joon Sung ia bersikap galak dan mengembalikan kantung itu. Joon Sung hanya menunduk dan berkata ia melihat ibunya sepertinya kedinginan.

“Apa pedulimu aku kedinginan atau tidak,” ibu Joon Sung berusaha tidak memperlihatkan tangisnya. Ia melarang Joon Sung melakukan hal seperti ini lagi dan jangan kembali lagi.
Ia pergi sambil menangis. Joon Sung pun menangis.


Young Ho sedang mengisi kulkas Joo Eun dengan bahan makanan sehat ketika terdengar suara bel pintu. Berikutnya terdengar suara Hyun Woo, “Tuan Memancarkan Keseksian, tolong buka pintunya! Ini aku Lee Hyun Woo.”

Young Ho berkata pemilik rumah tidak ada di rumah, meski ragu akhirnya ia membukakan pintu. Hyun Woo berkata ia tidak tahu Young Ho ternyata John Kim dan pewaris Gahong tapi malah menyebutnya pengemis.

Ujung-ujungnya ia menitipkan Min Joon pada Young Ho. Ia juga menenangkan Young Ho agar tidak khawatir, ia tidak akan memberitahukan keberadaan Young Ho pada mantan suaminya. Dan Hyun Woo pun pergi tanpa Young Ho sempat mengatakan apapun.

Min Joon berteriak dari toilet kalau ia tidak bisa turun. Young Ho dengan enggan masuk ke dalam toilet.


Direktur Choi menemui ayah Young Ho dan berkata Young Ho pasti saat ini sedang mengalami banyak masalah karena skandal dan boikot. Ayah Young Ho berkata itu bukan masalah. Direktur Choi berkata para direktur sepakat untuk tidak setuju dengan Young Ho.

Ia menyodorkan proposal untuk ditandatangani ayah Young Ho. Jika proposal itu ditandatangani sebelum ultah ke-61 Gahong, maka mereka bisa saling membantu dalam waktu lama. Itu adalah proposal pendirian pusat medis untuk VVIP.

Ayah Young Ho berkata masalah ini bukan di bawah kekuasaannya lagi. Dengan kata lain, Young Ho yang berhak memutuskan menerima atau menolak proposal itu. Direktur  Choi nampak tidak senang.


Joo Eun mengangkat video call Young Ho. Young Ho berkata Joo Eun benar-benar menuruti kata-katanya saat ia menyuruhnya mencari tempat di mana pria bisa masuk dengan nyaman (ketika Joo Eun mencari apartemen baru).

Wajah Min Joon memenuhi layar ponsel. Min Joon bertanya kapan Joo eun pulang karena Young Ho terus menerus menyuruhnya berolahraga. Joo Eun berkata memang itu yang biasanya dikerjakan Young Ho. Ia menyuruh Min Joon bertahan dan ia akan membawakan makanan kecil saat pulang nanti.

“Dia mengingatkanku pada seseorang yang kukenal. Dia sangat cantik,” gumam Young Ho.


Min Joon lagi-lagi ke toilet. Young Ho mengeluh anak-anak generasi masa depan hanya tahu naik ke toilet tapi tidak tahu cara turun. Joo Eun menyarankan agar Young Ho menganggap ini kepanjangan dari Hari Kang Joo Eun dan manisnya kehidupan yang lain.
Young Ho berkata ia terlalu berkualifikasi untuk tugas seperti ini. 

Joo Eun berkata ada kalanya dalam hidup mereka mengkhawatirkan berbagai hal dan membuat keputusan-keputusan baik, tapi ada kalanya mereka hanya perlu rileks dan menghabiskan waktu.

Terdengar Min Joon berteriak memanggil Young Ho. Youg Ho mengakhiri teleponnya. Ia terduduk kembali ketika Min Joon berteriak kali ini ia BAB. “Bukankah tadi ia bilang manisnya kehidupan yang lain?” gumamnya.


Joo Eun memberitahu Hyun Woo mengenai ibu Joon Sung. Hyun Woo sedih mendengarnya. Apalagi saat ini ibu Joon Sung masih juga berusaha menghidupi suaminya yang suka memukulinya. Ia juga mengerti ibu Joon Sung tidak mau menemui Joon Sung karena rasa bersalah dulu menyerahkan puteranya untuk diadopsi.

Joo Eun bingung karena ia tidak bisa mengatakan pada Joon Sung apa yang sebenarnya terjadi dan ia juga tidak bisa meyakinkan ibu Joon Sung agar mau menemui puteranya. Bisa-bisa ibu Joon Sung melarikan diri. Hyun Woo berkata bagaimana bisa ia mengurus Min Joon tanpa pengasuhnya.

Joo Eun memberitahu Hyun Woo bahwa sejujurnya ia khawatir Hyun Woo keberatan dengan masa lalu ibu Joon Sung yang pernah dipenjara karena membunuh. Tapi Hyun Woo sama sekali tidak mempermasalahkannya. Ia berkata pengasuhnya yang  mengurus Min Joon sejak Min Joon berusia 1 tahun. Ibu dan ibu mertuanya saja tidak melakukannya.

“Kau benar-benar teman sejatiku, Lee Hyun Woo,” Joo Eun menyalami sahabatnya.


“Tuh temanmu satu lagi datang,” Hyun Woo cemberut melihat ke arah pintu.

Joo Eun menoleh dan melihat Soo Jin. Mereka terkejut karena Soo Jin datang bersama PD Go. Joo Eun bertanya ada apa mereka bertemu. Soo Jin tidak mau menjawab karena Joo Eun berbicara dengan bahasa tidak formal. Hyun Woo siap memarahi tapi Joo Eun menenangkannya dan mengajaknya pergi.


Joo Eun pulang dan menemukan Min Joon dan Young Ho tertidur di sofa. Ia tersenyum melihat mereka. Young Ho terbangun dan tersenyum lega.

Ie merentangkan tangannya meminta pelukan. Joo Eun dengan patuh duduk di pangkuan Young Ho dan memeluknya.

“Apa kau mendapat banyak uang hari ini?”

“Kau tidak tahu karena kau lahir dengan sendok perak di mulutmu. Aku ini hanya pengacara yang digaji.”


Joo Eun berkata selama Young Ho di sini Young Ho jangan memikirkan malam erotis atau semacamnya. Meski setelah Min Joon pulang, Young Ho tetap harus menjaga sikap.
“Wah tempat di luar duniaku ini benar-benar di luar perkiraan dan di luar jangkauanku,” ujarnya memperlihatkan wajah kecewa.

Joo Eun tersenyum geli. Young Ho tiba-tiba teringat kalau ia melihat cincin Joo Eun di laci Joon Eun.

“Apakah karena perasaanmu yang tertinggal pada mantan kekasihmu atau hanya karena kau suka perhiasan?”


Joo Eun mengaku ia sudah membuangnya tapi lalu mengambilnya kembali. Memang Woo Shik yang memberikannya tapi cincin itu sudah dikenakannya selama 15 tahun, jadi cincin itu adalah miliknya. Jika Young Ho menyuruhnya membuangnya, ia akan membuangnya.

Young Ho menarik Joon Eun kembali ke pangkuannya. Ia berkata Joo Eun tidak perlu membuangnya jika tidak ingin.

“Tidak ada apapun mengenai dirimu yang ingin kubuang.”

Young Ho menyandarkan kepalanya pada Joo Eun. Joo Eun melakukan hal yang sama. Lalu ia teringat dan berkata ia tidak mengijinkan adegan dewasa. Young Ho tidak melepaskannya.  Joo Eun menyerah dan kembali bersandar pada Young Ho.


Hyun Woo menjemput Min Joon. Young Ho mengingatkan agar Min Joon terus berolahraga seperti yang diajarkannya. Okay, kata Min Joon.

Hyun Woo tersenyum senang dan bertanya apa nantinya Min Joon akan seseksi Young Ho. Aku tidak bisa memastikannya, kata Young Ho datar. Hyun Woo berkata ia akan meninggalkan mereka berdua.


Sebelum tidur, Joo Eun lagi-lagi mengingatkan agar Young Ho tidak memikirkan malam erotis, apalagi saat ini orang-orang sedang mempertanyakan apakah Young Ho layak menjadi direktur baru Gahong.

Sedangkan ia sendiri wanita yang sederhana. Ia percaya pikirannya dapat mengendalikan tubuhnya.

“Kau yakin mengenai itu?” tanya Young Ho.

“Mengenai keyakinan, aku ahlinya,” kata Joo Eun bangga.

“Baiklah.” Young Ho mengarahkan kedua tangannya ke dada Joo Eun.

Joo Eun langung menyilangkan tangannya untuk melindungi diri. Tapi Young Ho hanya menyuruh Joo Eun mengancingkan pakaiannya. Joo Eun tersenyum malu.


Mereka tidur satu kamar. Young Ho tidur di lantai tapi ia tidak bisa tidur karena Joo Eun mendengkur.

Ia melihat-lihat berita dan mendengar kalau acara ultah ke-61 Gahong tetap dilaksanakan sesuai jadwal, termasuk acara pengangkatan direktur baru. Tapi belum ada pernyataan resmi hingga media diminta tidak menulis berita spekulasi.

Sekretaris Min menelepon dan memberitahu Young Ho kalau mereka sedang menangani media dan para direktur. Ia menyarankan agar Young Ho tetap merendah saat ini. Ia bertanya berapa lama Young Ho akan tinggal di rumah Joo Eun. Bukannya menjawab Young Ho malah balik bertanya apakah Sekretaris Min cemburu. Ia menyuruh Sekretaris Min beristirahat.


Woo Shik pergi ke rumah Soo Jin. Ia tahu Soo Jin di dalam karena ia melihat mobilnya di luar. Soo Jin tidak mempedulikannya.

“Maaf, tapi aku akan masuk,” seru Woo Jin.

Soo Jin menyuruh Woo Shik pergi. Woo Shik berkata Soo Jin tidak akan membuat password seperti itu jika tidak menginginkannya masuk. Passwordnya adalah tanggal ultah Soo Jin. Masakan ia tidak tahu tanggal ultah kekasihnya sendiri?


Tapi sayangnya kedatangan Woo Shik adalah untuk membicarakan masalah dibongkarnya identitas Young Ho oleh PD Go. Soo Jin berkata sudah merupakan tugasnya untuk menangani masalah apapun bagi kliennya. Dalam hal ini Young Ho adalah kliennya.

“Dan bagaimana cara mendapatkan SIM internasional adalah hal yang ilegal,” Soo Jin mengingatkan. Ia tahu Woo Shik yang menggali informasi dari SIM Internasional Young Ho dan membocorkannya pada PD Go.

Ia memohon agar Woo Shik pergi. Tanpa menunggu, ia masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Woo Shik. Soo Jin hendak memakan obatnya tapi ia mengurungkan niatnya. Ia membaringkan diri dan bertanya mengapa hidupnya seperti air garam. Sebanyak apapun ia minum, tidak memenuhi rasa hausnya. Air matanya mengalir.


Keesokan harinya ia sengaja mengganggu Joo Eun. Meski kata-katanya seperti biasa mengejek dan mengolok Joo Eun, namun sebenarnya ia memberitahu Joo Eun mengenai apa yang dilakukan PD Go. Dan juga Woo Shik.

 Ia berkata Woo Shik yang memberikan bukti bahwa John Kim adalah Young Ho pada PD Go berupa SIM Internasional Young Ho. Karena itu ia akan meminta sertifikasi dari keduanya. Joo Eun terkejut. Untuk apa Woo Shik melakukannya? Soo Jin berkata ia juga ingin tahu sebabnya.


Joo Eun pulang. Ia terkejut saat melihat Young Ho keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kimono hingga bagian atas tubuhnya terlihat. Ia terpesona memandang Young Ho dan jantungnya berdegup kencang.

Dalam khayalannya, ia melihat Young Ho meniupkan cium jauh dan mengedipkan mata padanya. Pada kenyatannya Young Ho mengomeli Joo Eun karena tidak menaruh benda-benda di kamar mandi dengan teratur.

Joo Eun tidak mendengarkan. Pandangannya terus tertuju pada dada Young Ho.

“Ada apa? Sepertinya kau membayangkan sesuatu yang erotis.” Young Ho mengetatkan kimononya.  Joo Eun berkilah ia kepanasan.


Setelah mandi, Joo Eun masuk ke kamar dan mendapati Young Ho sedang duduk di tempat tidurnya membaca berbagai dokumen. Lagi-lagi ia terpesona melihat Young Ho.
Ia berusaha bersikap normal dan duduk di tempat tidur. Yah kalau yang duduk seperti ini siapa sih yang tidak terpesona hehe^^


“Besok kau ada bed-scene kan?” Ups… Joo Eun terkejut menyadari kekeliruannya.

“Besok ada party-scene,” Young Ho membetulkan. Acara ultah ke-61 Gahong.

“Kau menginap lagi di sini malam ini?” tanya Joo Eun.

Young Ho berkata ia pasti terlalu seksi malam ini hingga Joo Eun tak bisa fokus. Ia memeriksa nadi Joo Eun dan berkata denyutnya terlalu cepat.

Joo Eun berkata bukan hanya denyutnya yang cepat, ia juga mungkin akan “menyerang” Young Ho. Hehe…sepertinya si gadis sederhana ini sudah melupakan peraturannya sendiri. Ia berkilah acara untuk anak 7 tahun saja sudah memperlihatkan adegan kiss. Sementara usia mereka hampi mencapai 80 tahun jika digabungkan, bukan?

 Ia memonyongkan bibirnya, siap kiss. Tapi Young Ho berkata ia lelah. Joo Eun jadi kesal dan menyuruh Young Ho tidur.


Young Ho tersenyum nakal dan menarik Joo Eun dengan kakinya hingga Joo Eun terjatuh ke tempat tidur. Ia mengingatkan Joo Eun yang sudah memulai duluan. Joo Eun tersenyum senang. Young Ho menciumnya.

Ding dong…terdengar bel pintu. Mereka terdiam. Young Ho memutuskan mengacuhkannya dan mencium Joo Eun kembali.

Ding dong… kali ini terdengar suara Sekretaris Min memanggil Young Ho. Terpaksa mereka menghentikan malam erotis mereka.


“Saatnya aku kembali dari luar duniaku,” kata Young Ho.

“Sepertinya aku tidak bisa sejalan dengan Sekretaris Min,” ujar Joo Eun. “Kau pasti akan datang ke pesta besok, kan?”

“Aku mungkin tidak bisa bersikap bahagia melihatmu dan menciummu di sana,” kata Young Ho dengan nada minta maaf.

Joo Eun mengerti, itu adalah urusan pekerjaan. Ia sendiri akan pergi sebagai anggota tim hukum Young Ho. Terdengar bel ke-3. Young Ho mengecup kening Joo Eun lalu pergi.


Pesta ultah ke-61 Gahong tetap dilaksanakan. Direktur Choi bertanya apakah Woo Shik tahu apa yang akan dilakukan Young Ho. Woo Shik berkata Young Ho mungkin akan ditunjuk menjadi direktur. Direktur Choi bertanya apakah para direktur berbalik haluan (dari menolak jadi menerima Young Ho).

Woo Shik melihat Soo Jin. Ia berkata sepertinya tim hukum Young Ho sudah menghubungi para direktur itu. Direktur Choi bertanya-tanya di mana adiknya. Nyonya Choi duduk sendirian di rumah dengan sedih. Sepertinya ia ditinggalkan dan tidak diajak ke pesta tersebut.


Joo Eun tiba di tempat pesta dan bergabung dengan Soo Jin di meja mereka. Ia sempat melambaikan tangan Ji Woong dan Joon Sung yang juga hadir namun duduk di meja lain.
Soo Jin berkata Joo Eun terlihat bagus. Entah tulus atau tidak pujian itu. Joo Eun melihat ponselnya untuk melihat apakah ada pesan dari Young Ho. Soo Jin bertanya apakah Joo Eun gugup.

“Kenapa? Kau kan bukan direkturnya,” sindirnya.


Nenek Young Ho dan ayah Young Ho memasuki ruangan. Joo Eun khawatir karena tidak melihat Young Ho. Para undangannya juga sepertinya bertanya-tanya di mana Young Ho. Puteri perusahaan Duksung juga hadir dan ditempatkan di sebelah kursi yang seharusnya ditempati Young Ho.

Joo Eun mengirim pesan pada Young Ho dan bertanya mengapa Young Ho tidak hadir. Tapi pesannya tidak juga dibaca. Ia berusaha menelepon tapi teleponnya tidak diangkat.

Ayah Young Ho menerima laporan kalau Young Ho tidak bisa dihubungi. Ayah berkata ia sudah tahu. Direktur Choi menduga Young Ho mungkin tidak akan datang.


Joo Eun melihat ke arah Joon Sung dan Ji Woong, tapi mereka juga tidak tahu di mana Young Ho. Joo Eun memutuskan keluar mencari Young Ho. Ji Woong dan Joon Sung mengikutinya. Mereka berpencar mencari Young Ho di gedung tersebut.  Ia bahkan tidak ragu memeriksa kamar kecil pria.

Joo Eun sempat melihat Sekretaris Min bersama anak buahnya juga sedang mencari Young Ho. Ia terus mencari dan menemukan sebuah ruangan yang gelap.


Di ruangan itu ia menemukan Young Ho. Young Ho duduk dengan kaki terjulur karena rasa sakit kembali menyerangnya.

“Ini adalah harimu, kenapa kau ada di sini?” tanya Joo Eun.

“Apa yang bisa kulakukan. Aku…mungkin akan sangat terlambat hari ini,” wajah Young Ho pucat menahan sakit.


Joo Eun berkata semua orang menanti Young Ho. Ia menyuruh Young Ho bangkit berdiri dan hendak membantunya. Young Ho protes.

“Kau melawan rasa sakit tanpa menggunakan apapun saat ini. Kau masih belum mencapai batasmu,” kata Joo Eun.

Young Ho teringat itu yang diucapkan Joo Eun saat Joo Eun pertama kali berlatih (ketika Joo Eun belum tahu kalau Young Ho adalah John Kim).

“Lihat aku, Jika kau percaya, kau akan bisa melakukannya. Karena kau percaya kau bisa melakukannya,” Joo Eun menegaskan. Itu juga yang dikatakan Joo Eun waktu itu.


Para hadirin di ruang pesta mulai gelisah. Tiba-tiba MC mengumumkan kedatangan Young Ho. Pintu dibuka.  Young Ho berdiri di sana didampingi Sekretaris Min dan anak buahnya. Joo Eun berdiri di samping tanpa melepaskan pandangannya pada Young Ho.


Komentar:

Meski sedikit kesal karena Sekretaris Min muncul tidak pada waktunya hehe… aku berharap Sekretaris Min juga yang nantinya bisa membantu Young Ho karena ia melihat sendiri bagaimana hanya Joo Eun yang bisa membantu Young Ho mengatasi rasa sakitnya.

Aku sebenarnya masih bingung dengan Nenek. Jika ia memang menunggu Young Ho untuk mewarisi perusahaannya, untuk apa ia menikahkan ayah Young Ho dengan Nyonya Choi? 
Apa untuk cadangan seandainya Young Ho tidak bisa mengambil alih perusahaan?

Terus sekarang setelah Young Ho pulang, Nyonya Choi dibuang begitu saja? Kok rasanya egois banget ya >,< Memangnya ia rela Young Joon mewarisi perusahaan seandainya Young Ho tidak kembali atau tidak mau menjadi direktur Gahong?

Meski Soo Jin senang mengejek dan menyusahkan Joo Eun, tapi aku senang ia bersikap profesional dengan tetap melakukan pekerjaannya meski tahu Woo Shik menjadi lawannya. Woo Shik sendiri sepertinya tidak bangga dengan apa yang ia lakukan. Mudah-mudahan ia sadar dan bisa menemukan kebahagiaannya bersama Soo Jin. Meski agak sulit kalau Soo Jin masih juga dipenuhi rasa minder dan kecurigaan.

Selama Soo Jin terobsesi memiliki apa yang dimiliki Joo Eun maka ia tidak akan pernah bahagia. Ia tidak akan pernah bahagia selama ia tidak bisa mensyukuri dan menghargai apa yang sudah ia miliki saat ini.

Menyembuhkan sakit yang tidak nyata ternyata lebih sulit dari mengobati sakit yang nyata ya…Kira-kira penyakit psikologis Young Ho bisa sembuh total tidak ya?





4 komentar:

  1. Ups...dan berakhir yah malam erotisnya gara gara sekretaris min.....
    Swetu swetunya ngena Banget yah....kiraiin bakalan nangis Bombay bak fan di ep 11 ini.....rada sedih sih mmg tapi akhirnya aja......untunglah.....
    Drama ini pas aja gitu menurut saya...ya iyalah yg maen udah jagoan akting semua.....so ji sub itu mmg karakternya datar tp, ttp ngena aja dari tatapannya, dia lagi sedih khawatir atau bahkan bahagia.....so ji sub ssi mmg T O p......
    Kamsahamnida bak fanny......HIM!

    BalasHapus
  2. joon sung... wuah.. ternyata masa lalunya....!!!!?????
    young ho benar2 hebat

    BalasHapus
  3. baca sinopsis mba fanny memang TOP BGT bangt deeh...
    semangat terus yah

    BalasHapus
  4. baca sinopsis mba fanny memang TOP BGT bangt deeh...
    semangat terus yah

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)