Jumat, 08 Agustus 2014

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 5 (Bagian 1)

shot0149

Note: Drama ini tidak cocok bagi mereka yang masih di bawah umur

Jae Yeol dan Kang Woo berlari dengan gembira karena gadis yang ditaksir Kang Woo sekarang tahu namanya.

Tapi, seperti yang kita ketahui….Kang Woo sama sekali tidak nyata.

Hae Soo terus menerus menonton video Jae Yeol yang sedang memandanginya saat sedang tidur. Ia terus menerus tersenyum dan ikut bergoyang mengikuti gerakan Jae Yeol.

shot0004 shot0006

Sementara itu Jae Beom memohon agar Dong Min memberi amytal (serum anti kebohongan) pada adik dan ibunya setelah ia keluar dari penjara. Ia berusaha meyakinkan Dong Min bahwa ia orang baik meski ia terlihat seperti penjahat.

“Aku sudah bekerja sejak berusia 15 tahun untuk mencari nafkah. Aku orang baik! Sungguh! Semua orang bilang aku adalah monster yang menyalahkan kejahatanku pada adikku. Tapi itu tidak benar! Aku benar-benar orang baik. Meski adikku terlihat baik, ialah orang yang jahat sebenarnya!”

Jae Beom sampai berlutut memohon Dong Min menyelamatkannya. Permohonan itu begitu sungguh-sungguh hingga Dong Min meminta kepala penjara untuk memberinya catatan kasus Jae Beom. Mulai dari latar belakangnya, kasus pembunuhan ayah tirinya, hingga kasus penusukan adiknya. Ia sama sekali belum tahu kalau adik Jae Beom adalah Jae Yeol.

shot0018 shot0025

Jae Yeol dan Kang Woo terus berlari. Hingga Kang Woo berhenti dan batuk-batuk. Jae Yeol berhenti berlari dan menoleh dengan khawatir. Ia bertanya apakah Kang Woo terkena flu. Aku tidak tahu, jawab Kang Woo.

Jae Yeol melihat jari-jari Kang Woo seperti kaku dan bertanya kenapa bisa seperti itu. Belum sempat Kang Woo menjawab, terdengar seseorang berteriak.

“Ahjusshi (paman)!” Si gadis SMU yang bernama Oh So Nyeo.

Jae Yeol menoleh. Lalu saat ia kembali melihat Kang Woo, Kang Woo tidak ada. Menarik juga…ketika Hae Soo bersama Jae Yeol, Jae Yeol masih tetap bisa melihat Kang Woo dan tidak menghilang. Sedangkan sekarang Kang Woo menghilang.

Jae Yeol heran Kang Woo bisa pergi secepat itu. Ia berteriak-teriak memanggil Kang Woo. So Nyeo sempat heran melihat Jae Yeol seperti mencari seseorang. Lalu ia menghampiri Jae Yeol.

shot0030 shot0045

Hae Soo melihat rekaman video sampai habis. Ia baru menyadari ada sesuatu yang aneh.

“Apa ini? Jang Jae Yeol….apakah ia tidur di kamar mandi?”

Terdengar suara pintu dibuka, tanda seseorang pulang. Hae Soo keluar dari kamarnya dengan bersemangat untuk menyapa.

“Kau su….dah pulang?” kekecewaan terlihat di wajah Hae Soo ketika melihat Dong Min.

Dan hal itu tidak lepas dari pengamatan Dong Min. Ia berseloroh kalau ia mendadak tidak enak hati. Hae Soo pura-pura tidak mengerti.

“Kau menyapa: ‘kau sudah pulang?’ lalu matamu penuh kekecewaan melihatku. Apa Jang Jae Yeol sudah pulang?” ledek Dong Min. Ia tahu Hae Soo menunggu Jae Yeol.

Hae Soo berkilah habis-habisan. Dong Min cuek masuk ke kamarnya. Hae Soo berteriak mengingatkan Dong Min tentang konser Yoon Chul besok. Diam-diam ia kagum Dong Min bisa tahu yang sebenarnya. Dia itu paranormal, gumamnya.

shot0048 shot0053

So Nyeo mengekori Jae Yeol pulang. Ia bertanya siapa diajak bicara Jae Yeol tadi. Teman, jawab Jae Yeol. So Nyeo bingung.

“Teman? Paman kan sendirian.”

Jae Yeol bertanya apa So Nyeo tidak pulang. So Nyeo meminta Jae Yeol memperbolehkannya menginap semalam. Ia kehilangan kuncinya jadi tidak bisa pulang. Ayahnya tidak akan pulang hingga subuh jika sudah mencari barang-barang bekas. Bahkan terkadang tidak pulang berhari-hari. Ibunya pergi dari rumah saat ia berusia 3 tahun dan hanya mengunjunginya sesekali untuk memberi uang. Jadi tidak ada orang di rumah. Ia memperkenalkannya namanya pada Jae Yeol. Oh So Nyeo.

Jae Yeol memberinya uang untuk mencari ahli kunci agar ia bisa pulang. Tapi ia malah berkata akan membeli rokok dengan uang itu dan menyanyi bahwa ia akan melakukan hal-hal buruk.

Akhirnya Jae Yeol menyerah dan memperbolehkannya masuk asalkan So Nyeo tidur tenang di ruang tamu.

shot0066 shot0067

Jae Yeol lagi-lagi dikagetkan saat Hae Soo tiba-tiba nongol menyapanya ketika ia sampai di lantai atas rumah itu.

“Kenapa kau tersenyum?” tanyanya curiga. “Apa kali ini kau memulai pertengkaran dengan senyum?”

“Memulai pertengkaran?” Apa aku tidak boleh tersenyum? Meski aku tahu aku sering marah,” kata Hae Soo sedikit kesal.

Lalu ia menyalakan lilin, seperti yang pernah dilihat Jae Yeol tengah malam. Jae Yeol bertanya untuk apa lilin itu. Sambil memejamkan matanya, Hae Soo menjawab ia sedang berdoa bagi orang yang ia cintai.

“Pria di ponselmu? Kukira kau berpacaran dengan Choi Ho. Siapa pria itu? Apa kau mendua?”

“Cemburu?”

“Aku hanya bertanya.”

shot0072 shot0073

Terdengar suara ribut di lantai bawah. Siapa itu, tanya Hae Soo. Jae Yeol berkata mereka kedatangan tamu. Keduanya turun ke lantai bawah dan melihat So Nyeo sedang menikmati puding.

Jae Yeol menegur So Nyeo karena bising. Hae Soo bertanya kenapa anak itu ada di sini. Jae Yeol menjelaskan kalau So Nyeo tidak punya tempat tujuan dan menginap hanya malam ini.

“Dan lagi di rumah ini tidak aturan, kan?” Jae Yeol mengingatkan. “Kuingatkan, ini adalah rumahku. Biarkan dia menginap semalam lalu suruh dia pergi.”

Hae Soo terlihat tidak senang. Ia menyuruh So Nyeo pergi. So Nyeo berkata ia tidak ada tempat tujuan dan lagi rumah ini rumah Jae Yeol.

shot0081 shot0083

Hae Soo pergi ke kamar Jae Yeol dan bertanya apakah Jae Yeol bersama So Nyeo hingga semalam ini. Jae Yeol kesal lagi-lagi dituduh tak jelas. Ia berkata ia ada pekerjaan dan menyuruh Hae Soo keluar dari kamarnya.

“Aku tanya apakah kau bersama anak itu sampai semalam ini?”

“Tidak, aku bersama anak lain.”

“Anak lain? Kau pasti punya banyak “anak”. Anak ini, anak itu, anak lain. Begitukah kau menjalani hidupmu setelah mengirimku pesan bahwa jantungmu berdebar karena aku?”

“Hanya saat itu. Tidak saat ini.”

shot0086 shot0090

Hae Soo nampak terluka. Ia mengangguk lalu keluar dari kamar Jae Yeol. Di luar ia melampiaskan kekesalannya.

“Apa? Hanya saat itu, tidak saat ini? Wah…dia itu menggoda semua orang. Dan aku wanita gila yang berdebar sedikit karenanya,” Hae Soo melanjutkan kata-katanya dengan sumpah serapah.

Jae Yeol membuka pintu. Kesal karena ocehan Hae Soo hingga ia tidak bisa bekerja.

“Bekerjalah. Siapa yang menghalangimu?” ujar Hae Soo jutek. Lalu ia turun ke bawah.

 shot0096 shot0097

Jae Yeol meminta Hae Soo membiarkan So Nyeo sendiri dan tidak membuat keributan lagi. Tapi Hae Soo tidak peduli dan terus turun. Jae Yeol mengikutinya.

So Nyeo bersiap tidur dengan selonjoran di sofa.

“Bagaimana bisa kau berbaring di sini?,” tegur Hae Soo. “Apa kau tidak melihat playboy serigala di sana?” tunjuknya pada Jae Yeol. Apa So Nyeo buta?

Ia memukul kaki So Nyeo dan menariknya bangun. “Apa kau tahu berapa banyak pria sampah di rumah ini? Bagaimana bisa seorang gadis selonjoran dan tidur di sini?!

“Lalu aku harus tidur di mana?” tanya So Nyeo.

“Di mana lagi? Di kamarku!” kata Hae Soo.

shot0104 shot0107

Dengan senang hati So Nyeo pindah. Jae Yeol terkesan. “Rupanya kau juga punya rasa kemanusiaan.”

“Apa aku perlu memperlihatkan padamu hewan yang tersembunyi jauh di hatiku? Dasar playboy.”

Jae Yeol meminta Hae Soo menyebutnya playboy. Play boy juga punya prinsip. Sama seperti angin yang memiliki arah masing-masing dan tidak bertiup ke sembarang arah, ia juga sama.

“Jangan bicara jika kau tidak tahu. Apa aku perlu menunjukkanya padamu? Haruskah aku memutuskan untuk mengarahkan diri sepenuhnya padamu?”

“Untuk apa aku mencari masalah?” kata Hae Soo.

“Kau juga masalah bagiku. Kau terlalu bersih (tak tersentuh).”

“Dunia ini benar-benar kotor hingga ‘bersih’ menjadi bahan ejekan,” kata Hae Soo kesal. Saking kesalnya ia memukul tiang tembok dan kesakitan sendiri.

shot0109 shot0112

Masalah belum selesai. Ia masuk ke kamarnya dan melihat So Nyeo berbaring di tempat tidurnya. Ia memberi pakaian bersih padanya dan menyuruhnya berganti pakaian. So Nyeo harus tidur di lantai.

So Nyeo mengiyakan lalu mulai membuka bajunya. Hae Soo kaget dan menyuruhnya berganti pakaian di kamar mandi.

Keesokan paginya. Jae Yeol mengobrol dengan kakak Hae Soo sambil menunggu pesanan kopinya. Ia bercerita ia tiba-tiba tidak suka novel romantis dan cerita misteri lebih menyenangkan.

Kakak Hae Soo menanyakan pendapat Jae Yeol tinggal serumah dengan Hae Soo. Ia ingin tahu bagaimana pandangan pria terhadap adiknya karena adiknya harusnya sudah memiliki kekasih tapi masih sendiri hingga sekarang,

Jae Yeol berkata Hae Soo sangat menarik. Kakak Hae Soo sangat senang.

“Menarik? Kau seharusnya mengencaninya kalau begitu,” katanya bersemangat.

“Tidak sampai titik aku ingin mengencaninya.”

Kakak Hae Soo tiba-tiba jadi galak XD

 shot0124 shot0131

Hae Soo berteriak kaget saat melihat So Nyeo duduk di kloset ketika ia keluar dari shower. So Nyeo senyum-senyum cuek.

Jae Yeol membagikan kopi pada Soo Kwang dan Dong Min yang sedang bersantai di kebun. Tiba-tiba pintu rumah terbuka. Tuing! Mereka melotot menatap adegan di hadapan mereka.

Dengan hanya berbalutkan handuk, Hae Soo menjewer So Nyeo keluar dari rumah. Dong Min bertanya apa yang mereka lakukan.

So Nyeo berkata ia tidak menyusup, Hae Soo yang memperbolehkannya tidur di kamarnya karena ia tidak punya tempat tujuan.

“Diam dan pergi!” hardik Hae Soo.

“Berikan aku sarapan.”

“Jangan pernah datang ke rumah ini lagi. Pergi. Ayo cepat pergi!”

  shot0151 shot0156

So Nyeo cemberut. Sedetik kemudian ia pergi dengan ceria, bahkan sempat mengedipkan mata pada Soo Kwang. Soo Kwang langsung tersenyum.

Dong Min membujuk Hae Soo agar memberi So Nyeo sarapan sebelum menyuruhnya pergi.

“Kau mau mati? Pokoknya siapapun yang membiarkan anak nakal itu masuk ke rumah ini, akan kubunuh.”

“Astaga…aku hidup terlalu lama. Sudah waktunya bagiku untuk mati, bukan? Aku menjalani hidup penuh kesulitan hingga sekarang hanya untuk mati di tanganmu saat hendak memberi makan anak sekitar sini!” seru Dong Min.

“Apa aku terlihat bergurau?’ tanya Hae Soo serius.

“Tidak.” Dong Min langsung jinak kembali. Hehe sudah jelas siapa bosnya.

shot0163 shot0168

Berikutnya Soo Kwang yang jadi sasaran kemarahan Hae Soo karena Hae Soo memergokinya melihat tubuhnya yang hanya berbalutkan handuk. Ia kena jitak Hae Soo dan Dong Min.

“Jang Jae Yeol juga lihat!” protes Soo Kwang. Kenapa cuma dia yang dimarahi?

“Memangnya dia manusia?” sergah Hae Soo.

Jae Yeol berkomentar Hae Soo benar-benar beda, ada tiga pria di sana dan ia keluar hanya dengan handuk.

“Ia tidak melihatku sebagai pria, bahkan bukan manusia,” kata Dong Min.

“Ia menganggapku anak kecil,” kata Soo Kwang.

“Tapi kenapa ia menganggapmu anjing?” tanya Dong Min pada Jae Yeol.

“Tidak tahu,” kata Jae Yeol. “Apa ini sering terjadi saat dia marah? Berkeliaran tanpa pakaian?”

“Kadang-kadang…memangnya kenapa?” tanya Dong Min dan Soo Kwang berbarengan.

“Untuk membuatnya tambah marah,” sahut Jae Yeol. Waaah…Jae Yeol nakal tuh ;p

 shot0175 shot0182

Dong Min bertanya apa yang dilakukan Jae Yeol sore ini. Ia mengajak Jae Yeol ke konser menggunakan mobil Jae Yeol. Lokasi konsernya di luar kota. Jae Yeol menganggap itu bukan ide buruk, sekalian cari angin. Tapi siapa saja yang pergi.

Dong Min tahu Jae Yeol tidak suka Soo Kwang dan Hae Soo. Ia berkata mereka akan pergi berdua saja. Jae Yeol bertanya pada Dong Min kemana ia harus pergi karena anak yang dikenalnya batuk-batuk dan jarinya kaku. Dong Min menyarankan agar Jae Yeol pergi ke rumah sakit Hankook, tempat Hae Soo bekerja.

Soo Kwang pura-pura menyiram kebun, lalu diam-diam keluar mencari So Nyeo. So Nyeo belum pergi. Ia sedang asyik mendengarkan lagu di tangga. Soo Kwang memanggilnya. So Nyeo tersenyum dan menghampirinya.

shot0198 shot0199

Hae Soo sedang berjalan menuju tempat kerjanya. Jae Yeol mengajaknya pergi bersama karena ia juga akan pergi ke RS Hankook.

“Seorang anak yang kukenal sedang sakit.”

“Kali ini anak yang kaukenal? Kemarin anak lain?” sindir Hae Soo.

“Anak lain yang kutemui kemarin adalah anak yang sakit.”

Hae Soo meminta Jae Yeol tidak bicara lagi dengannya mulai saat ini. Kenapa, tanya Jae Yeol. Hae Soo meminta Jae Yeol berhenti mengganggunya. Ia masih kesal karena perkataan Jae Yeol semalam.

“Hanya saat itu dan tidak saat ini?”

“Apa yang salah?” tanya Jae Yeol bingung. “Saat itu aku benar-benar berdebar karenamu. Apa aku harus merasa bersalah karena itu? Apa aku harus merasa bersalah karena hatiku tidak terus berdebar sampai sekarang? Kalau begitu, maaf.”

Hae Soo malah tambah marah. Pokoknya Jae Yeol jangan bicara apapun padanya hingga masa sewa selesai. Bahkan jangan sampai Jae Yeol bersikap mengenalnya setelah itu.

“Baiklah, jika itu yang kauinginkan.”

“Tidak satu katapun! Tidak satu katapun. Jangan katakan apapun mulai sekarang!

Belum selesai Hae Soo berbicara, Jae Yeol sudah menjalankan mobilnya.

shot0204 shot0206

Tiba-tiba Hae Soo mendengar teriakan histeris seorang wanita. Hae Soo pergi mencari siapa yang berteriak dan menemukan seorang wanita berteriak histeris sambil menggendong bayi di punggungnya.

Di meja terdapat alat potong dengan darah berceceran. Hae Soo terkejut melihat apa yang menyebabkan wanita itu berteriak. Suami wanita itu dduuk di lantai sambil memegangi tangannya yang putus hingga ke atas siku. Tapi ia tidak terlihat kesakitan malah terlihat marah.

Di mobil, Jae Yeol berkata ia masih tidak mengerti Hae Soo sampai sekarang. Hae Soo marah saat ia mengatakan hatinya berdebar, dan marah saat ia mengatakan tidak berdebar (hehe wanita memang suka membingungkan ya^^),  Ia menghentikan mobilnya saat melihat Kang Woo melambaikan tangan . Kang Woo naik ke mobil.

Jae Beom menelepon Dong Min dari penjara. Ia berkata sebaiknya ia yang diberi amytal lebih dulu sebelum adiknya dan ibunya. Dengan begitu Dong Min akan lebih percaya padanya. Ia yakin Dong Min sedang mencurigainya saat ini.

Ia berkata ia mendapat waktu keluar sebelum bebas. Ia menanyakan alamat Dong Min. Dan Dong Min memberikannya. O-ow…..

shot0218shot0224

Hae Soo ikut dengan ambulans yang membawa pria putus tangan. Sang istri menangis histeris di pelataran rumah sakit melihat suaminya seperti itu.

Ho Geul meminta kerjasama Hae Soo dan Young Jin untuk menangani pasien tersebut. Pria itu ternyata sengaja mengamputasi tangannya sendiri karena ia membenci tangannya. Itu melukai diri sendiri dan merupakan bidang psikiater.

Young Jin menduga pria itu terkena semacam gejala schizophrenia (sulit membedakan apa yang nyata dan tidak) di mana penderita percaya bahwa ada anggota tubuhnya yang bukan miliknya atau sangat membenci anggota tubuhnya.

Ia pernah melihat seorang pasien membakar wajahnya sendiri dengan rokok, tapi baru sekarang ia melihat orang memutuskan tangannya sendiri. Ia menduga pria itu dalam masalah keuangan apalagi anak mereka masih sangat kecil.

shot0233 shot0235

Ho Geul ingin bicara berdua saja dengan Young Jin. Ho Geul curhat mengenai masalah rumah tangganya yang terancam perceraian. Ia berkata istrinya tiba-tiba mengeluh kalau kemesraan mereka tidak seperti dulu lagi. Ho Geul curhat kalau ia sudah menua dan setelah melakukan operasi selama 12 jam tentu saja energinya habis. Ia kesal istrinya mengatainya tua dan mengolok-oloknya karena lebih muda.

Dengan tenang Young Jin bertanya apa Ho Geul sudah membicarakan hal ini dengan istrinya. Apa istri Ho Geul adalah memang tipe wanita yang menuntut perhatian meski tahu suaminya lelah? Dan mengolok suaminya meski suaminya meminta pertolongan?

“Jika dia memang wanita seperti itu, ceraikan saja dia. Untuk apa hidup dengan wanita seperti itu?” kata Young Jin.

“Kau ini dokter macam apa? Bagaimana bisa kau mengatakannya semudah itu?” kata Ho Geul kaget.

Young Jin berkata ia sekarang berbicara sebagai teman, bukan dokter. Ho Geul beralasan ia sudah memiliki anak. Young Jin berkata anak hasil perceraian juga bisa tumbuh dengan baik-baik saja. Ho Geul tak menyangka Young Jin menyarankan itu. Mungkin dipikirnya Young Jin akan membelanya dan membenarkannya.

“Aku ingin kau berpikir baik-baik apakah pantas menganggap istrimu wanita sedangkal itu hanya karena kau gengsi meminta bantuan. Jangan seperti aku dan Jo Dong Min yang bercerai karena terlalu malas dan malu membicarakan masalah kami secara terbuka. Pikirkan itu baik-baik.”

shot0241 shot0242

Hae Soo dan para intern memperhatikan pasien yang menggendong bayi tak kasat mata. Suami wanita itu mendampingi istrinya dengan sedih.

Ternyata kejadiannya seminggu lalu. Bayi mereka baru saja berusia setahun dan mulai berjalan. Sang ibu memasak air untuk membuat kopi lalu pergi ke minimarket sebentar meninggalkan anaknya.

Anaknya terbangun dan menendang teko listrik. Anak itu mati karena luka bakar. Lalu di mana ayah si anak pada waktu itu?

Intern yang menangani pasien itu berkata ia sudah menanyakannya berkali-kali tapi tidak pernah dijawab. Setiap kali ia mencoba untuk menjadwalkan konsultasi, si pasien langsung gelisah dan gugup. Pasien juga menolak makan obat.

Seorang intern mengusulkan konsultasi dalam pengaruh obat (pasien diberi obat –sepertinya amytal- lalu ditanyai). Lalu apakah dengan begitu ia akan berhenti melihat bayinya yang sudah mati? Intern lain berkata mungkin begitu, tapi ada kemungkinan si pasien terkena depresi setelah menyadari bahwa anaknya sebenarnya sudah mati. Hae Soo setuju, lebih baik si pasien ditanyai dalam pengaruh obat jika terus menerus menolak konsultasi.

shot0248shot0256 

Jae Yeol dan Kang Woo tiba di rumah sakit. Jae Yeol melihat Hae Soo. Ia tersenyum dan pandangannya terus mengikuti Hae Soo. Ia menyuruh Kang Woo pergi duluan. Kang Woo menggoda Jae Yeol dengan mengatakan Jae Yeol suka pada Hae Soo.

Jae Yeol menghampiri Hae Soo. Hae Soo langsung pasang tampang judes begitu melihat Jae Yeol.

“Kenapa wajahmu seperti itu? Ada apa? Oya, kau melarangku bicara padamu. Aku lupa, maaf,” dan Jae Yeol pun pergi.

Hae Soo mengomel ia kesal tiap kali melihat Jae Yeol.

shot0265 shot0269

Jae Yeol dan Kang Woo menunggu di ruang tunggu tapi nama Kang Woo tidak pernah dipanggil padahal pasien semakin menipis. Akhirnya Jae Yeol menanyai perawat kenapa Kang Woo belum dipanggil juga padahal sudah mendaftar.

Perawat melihat ke kursi kosong yang diisyaratkan Jae Yeol. Jae Yeol menyebutkan nama Kang Woo. Si perawat mengecek di komputer dan berkata tidak ada nama Han Kang Woo yang mendaftar. Jae Yeol bingung. Ia jelas-jelas melihat Kang Woo mengisi pendaftaran.

Ia menoleh untuk memanggil Kang Woo. Tapi Kang Woo sudah tidak ada. Jae Yeol bertanya-tanya ke mana Kang Woo pergi. Ia meneleponnya tapi tidak diangkat. Ia pikir Kang Woo takut diperiksa dokter. Anak yang aneh, ujarnya.

 shot0275 shot0284

Jae Yeol pergi menjemput Dong Min untuk pergi ke konser. Tapi di sana juga ada Soo Kwang. Soo Kwang berkata ia juga ikut karena ia dekat dengan Yoon Chul dan Hye Jin. Jae Yeol hendak protes pada Dong Min tapi Dong Min sedang sibuk berbicara dengan pasiennya yang hendak berhenti bekerja karena diejek teman-temannya kalau ia mantan napi.

Si pasien menutup telepon saat Dong Min sedang berbicara. Dong Min menjelaskan pada Jae Yeol masalah yang dihadapi pasiennya ini. Pasien itu dikirim ke penjara anak-anak karena berbuat kekerasan di sekolah. Tapi saat ia terus menerus dipukuli oleh pamannya, tidak ada seorangpun yang peduli. Sekarang setelah keluar dari penjara, semua orang mengawasinya dan membencinya.

“Orang-orang hanya berdiri di samping saat melihat kekerasan. Tapi menghukum dengan pisau.”

“Dunia memang seperti itu,” kata Jae Yeol menghela nafas, “Aku juga pernah mengalaminya.”

shot0288 shot0291

Lalu ia protes bukankah hanya mereka berdua yang akan pergi ke konser. Dengan enteng Dong Min berkata ia memang pintar berbohong.

“Apa kau tidak tahu? Bukan hanya kami berdua, tapi kita berempat semua pergi.”

Tepat saat itu Hae Soo tiba. Dong Min mengajaknya naik ke mobil Jae yeol.

“Kenapa aku naik mobilnya?” kata Hae Soo ketus.

“Kalau begitu kau naik bisa saja,” sahut Jae Yeol tak kalah ketus. Lalu naik ke mobilnya.

Dong Min membujuk Hae Soo untuk naik tapi Hae Soo keras kepala dan tidak mau.

“Kalau begitu tidak usah!” kata Dong Min kesal. “Kau ini kenapa? Jae Yeol menawarkan untuk mengantar, kau seharusnya berterima kasih. Apa yang membuatmu begitu tidak senang? Kau bilang Hye Jin mengalami masa sulit karena harus menghentikan pengobatannya saat ia hamil. Kau yang mengusulkan agar kita semua pergi untuk mendukung mereka. Aku pergi meski aku sibuk. Sebenarnya kau ini kenapa?!”

“Aku tidak pernah mengajak pergi dengan mobil Jang Jae Yeol,” kata Hae Soo. Keukeuh kalau basa Sundanya :D

Soo Kwang ikut membujuk Hae Soo. Selain gratis, mana yang lebih penting bagi Hae Soo, Yoon Chul dan Hye Jin atau membci Jae Yeol?

Dong Min berkata ia akan hitung sampai 3, jika Hae Soo tidak mau naik maka Hae Soo pulang saja. 1,2,3 Dong Min menghitung cepat lalu naik ke mobil dengan Kwang Soo.

shot0298 shot0299

Sudah bisa diduga, Hae Soo akhirnya ikut naik.

“Kenapa tidak naik bis?” sindir Jae Yeol.

“Kenapa begitu ngoto kalau akhirnya naik juga,” Dong Min menimpali. Lalu ia meminta maaf pada Jae Yeol karena harus mengemudi jauh juga harus menghadapi Hae Soo, yang disebutnya kotoran.

“Tidak usah khawatir, bukan kau yang bertanggungjawab atas kotoran itu,” kata Jae Yeol.

Hae Soo cuma bisa menelan rasa sebalnya. 

Jae Yeol bertanya siapa penyanyi yang mengadakan konser. Dong Min berkata penyanyi itu adalah pria favorit Hae Soo yang dipajang di ponselnya. Pria itu sudah menikah, Soo Kwang menambahkan.

“Kau mengencani pria menikah?” tanya Jae Yeol.

“Pria single saja sudah membuatku sakit kepala, apalagi pria menikah,” kata Hae Soo. “Jangan bicara padaku.”

Soo Kwang berkata Hae Soo bertemu Yoon Chul di sebuah klub dan menjadi fansnya. Akhirnya mereka semua berteman dekat. Ia memuji Yoon Chul benar-benar menarik. Jika Yoon Chul belum punya pacar, Hae Soo pasti sudah mengejarnya.

“Dia benar-benar seksi, dan benar-benar jantan. Ia menikahi kekasihnya meski wanita itu penderita schizophrenia. Ia bahkan diusir dari keluarganya yang kaya raya karena itu.”

shot0305shot0309

Hae Soo tidak suka Soo Kwang menceritakan kondisi Yoon Chul dan Hye Jin pada Jae Yeol. Dong Min membela Soo Kwang. Apa salahnya menceritakan teman? Bagi mereka Yoon Chul dan Hye Jin adalah teman, bukan pasien. Bahkan Yoon Chul dan Hye Jin tidak pernah menutupi-nutupi keadaan mereka.

“Lucunya, pasien kanker dan pasien cacat selalu mendapatkan simpati dan empati. Sedangkan pasien sakit jiwa selalu dianggap aneh, seperti melihat serangga menjijikkan. Padahal setiap orang memiliki kemungkinan menderita penyakit jiwa kapan saja. Tapi mereka bersikap seakan itu tiadk akan pernah terjadi pada mereka sampai mereka mati. Karena itu Hae Soo bersikap seperti itu. Kuharap kau mengerti.”

“Awas kalau kau melihat teman-temanku dengan pandangan aneh. Aku tidak akan mengijinkannya,” ancam Hae Soo.

“Kau yang teraneh di dunia ini menurutku,” kata Jae Yeol.

Dong Min dan Soo Kwang terkikik geli.

Jae Yeol sedikit kagum karena keduanya menikah meski salah satunya penderita schizophrenia. Mereka bahkan akan punya anak, kata Soo Kwang.

“Bayi?”

“Kalau suaminya tidak seperti kau, maka tidak akan ada masalah punya anak,” ujar Hae Soo.

“Kau yang bermasalah,” Dong Min kembali membela Jae Yeol. Ia berkata Jae Yeol sedang mengobrol dengannya dan Soo Kwang jadi kenapa Hae Soo ikut-ikutan. Ia berkata Jae Yeol adalah orang yang baik. Membiarkan So Nyeo menginap, membiarkan kita tinggal di rumahnya, mengantar mereka jauh-jauh hari ini, bahkan membantu mengurangi phobia Hae Soo.

“Hentikan!” seru Hae Soo saat diingatkan tentang kiss spontan itu.

shot0319 shot0320

[Bersambung ke Bagian 2]

Komentar:

Aku heran kenapa Hae Soo begitu ngototnya kalau Jae Yeol seorang playboy. Apa hanya berdasarkan tampang? Padahal sepertinya Jae Yeol berpacaran cukup lama dengan Pool Ip (sekitar 2-3 tahun dan mungkin lebih). Dan meski Jae Yeol pintar menarik hati para penggemarnya saat ia tampil di muka umum, sepertinya ia tidak memiliki kehidupan sosial lain.

Misalnya saja, seperti ketika di klub malam, para penggemar mendekatinya tapi ia hanya tersenyum. Pada kakak Hae Soo dan perawat rumah sakit yang mengaku penggemarnya pun ia hanya tersenyum. Senyum terpaksa malah.

Hae Soo tidak ingin Jae Yeol memandang aneh teman-temannya yang sakit jiwa, tapi tanpa sadar ia sudah menghakimi Jae Yeol sebagai playboy kelas berat. Seringkali kita dengan mudah menilai orang lain, tapi lupa melihat diri sendiri.

7 komentar:

  1. Waaah cepet yaah mbak, membantu bgt, hihi, soalnya paket modem abis, jadi aku gak bsa download ep 5 nya, semangat trus yah mbaakk!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Download dmana sih kak ? Bisa kirim link nya ?

      Hapus
  2. Koment nya mbak fanny jleb bgt kena di hati

    BalasHapus
  3. Cuma mau bilang terimakasih banyak sama Mba Fanny 😊

    BalasHapus
  4. ini kayaknya sad ending deh

    BalasHapus
  5. Mksh bnyak.mba fanny,ditunggu kelanjutan nya ya^_^

    BalasHapus
  6. kang woo tu sebenernya siapa sih mbak kok ngilang mulu, apa kang woo tu bukan manusia ya, masih bingung nih sama perannya d.o di drama ini, lanjjjuuuttt daaahhh,,,,,

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)