Rabu, 06 Agustus 2014

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 3 (Bagian 2)

shot0336

Note: Drama ini tidak cocok bagi mereka yang masih di bawah umur

[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]

Hae Soo bingung bagaimana memulai pembicaraan dengan Jae Yeol. Pada saat bersamaan, ponsel Jae Yeol berdering. Ia menyuruh Hae Soo masuk lalu mengangkat teleponnya.

Jae Yeol berbicara dengan Kang Woo melalui telepon dan terlihat marah. Kang Woo menanyakan pendapat Jae Yeol mengenai novelnya. Jae Yeol bertanya apa maksud Kang Woo menulis novel tersebut. Itukah motif Kang Woo mengekorinya selama ini? Untuk membuatnya jadi seorang penjahat? Bukan kakaknya, tapi dirinya? Hanya inikah yang dibuat Kang Woo selama 6 bulan menulis?

Ia berkata Kang Woo tidak memiliki imajinasi untuk menulis dan hanya membuat novel berdasarkan pemberitaan mengenai dirinya di internet.

“Jadi pada akhirnya aku, bukan…. Jang Jae Yeol adalah pelakunya? Jangan meneleponku lagi. Aku memperlakukanmu dengan baik tapi apa yang kaulakukan?” kata Jae Yeol kesal, lalu menutup teleponnya. Ia membanting novel Kang Woo ke lantai.

shot0307 shot0310

Hae Soo bertanya siapa yang di telepon dan kenapa Jae Yeol berkata ia pelakunya. Jae Yeol menjelaskan ia sedang membicarakan novel, bukan kehidupan nyata. Dan tokoh utama novel itu bernama Jang Jae Yeol.

“Juga, jangan bicara tak formal padaku,” ujarnya.

“Karena kita seumur, mari kita bicara dengan nyaman (tak formal),” kata Hae Soo.

Jae Yeol bertanya apa yang Hae Soo inginkan dengan menemuinya. Awalnya Hae Soo nampak ragu tapi lalu ia berbicara mengenai novel yang sedang dibacanya. Ia mengaku tidak mengerti karakter tokoh dalam novel tersebut dan ia merasa ia perlu mengerti jika suatu saat nanti menangani pasien seperti itu. Ia membutuhkan tips dari Jae Yeol. 

“Ada seorang wanita kira-kira seumurku. Dia seniman. Tapi saat ia menggambar, ia hanya menggambar alat kelamin. Kepala digambarkan sangat kecil seperti kacang, tangan dan kaki digambarkan pendek seperti cicak, hanya alat kelamin yang digambar sangat besar. Selain itu gambarnya sangat detil dan menjijikkan.”

shot0315shot0318

“Lalu?”

“Ehm..kubilang ia hanya menggambar alat vital.”

“Apa salahnya?”

Hae Soo heran dengan tanggapan cuek Jae Yeol. Ia bertanya apa itu tidak aneh. Jae Yeol bertanya apakah menggambar alat vital adalah hal seburuk itu. Itu kan cuma gambar.

“Apa kau pernah dengar seniman bernama Ahn Chang Hong? Ia menggambar alat kelamin dengan sangat detil dan persis,” kata Jae Yeol. “Tapi menurutku ia sungguh malang. Apa kau mau melihatnya? Ada di internet.”

Hae Soo memikirkan perkataan Jae Yeol sambil mengusapkan jarinya pada pinggiran gelas Jae Yeol. Jae Yeol bertanya apa Hae Soo mau menyiramnya lagi.

Tampaknya Hae Soo mendapat pencerahan dari pendapat Jae Yeol. Ia berkata menggambar bukanlah hal jelek dan salah, tidak seperti membunuh atau melukai orang lain. Dan lagi itu hanya gambar.

“Wah, kau boleh juga,” pujinya sambil menepuk lengan Jae Yeol. Jae Yeol bengong.

shot0324 shot0325

Hae Soo keluar lalu kembali sedetik kemudian. Ia bertanya kira-kira apa yang menyebabkan wanita itu seperti itu. Wanita itu muda dan tidak berpengalaman dengan pria. Juga memiliki ibu yang sangat baik. Ibu yang sangat menyayangi anaknya dan perhatian. Bukan tipe orang yang bisa melukai orang lain.

“Apa orang baik dan perhatian tidak bisa melukai anak mereka?” tanya Jae Yeol. “Bahkan ibuku yang seperti malaikat kadangkala melukaiku.”

Hae Soo terpana dan mengangguk. Ia langsung menelepon rumah sakit dan membuat jadwal konsultasi dengan Hwan Hee.

“Jang Jae Yeol, kau cukup berguna juga,” katanya tersenyum.

shot0330 shot0331

Jae Yeol bersiap pergi. Ia mendengar Hae Soo berteriak pamitan pada Dong Min. Terdengar Dong Min menanyakan hasil perbincangan Hae Soo. Hae Soo berkata mereka akan bicarakan itu nanti. Jae Yeol menggelengkan kepala.

Kang Woo meneleponnya namun Jae Yeol langsung me-rejectnya. Ia menaruh novel Kang Woo di lacinya. Judul novel itu: Dua Bersaudara. Kang Woo menangis sedih.

 shot0334 shot0340

Jae Yeol membeli kopi di coffee shop tempat Soo Kwang bekerja. Kakak Hae Soo menyapanya dan memperkenalkan diri sebagai kakak Hae Soo. Ia senang melihat Jae Yeol karena biasanya hanya Tae Yong yang sering ke sini. Ia berkata ia adalah fans Jae Yeol dan memberitahu kalau Hae Soo juga dulu adalah fans Jae Yeol saat Jae Yeol masih menulis novel romantis.

Soo Kwang menaruh pesanan Jae Yeol dengan keras hingga kopinya terciprat mengenai Jae Yeol. Maaf, katanya tak tulus.

“Pecat dia,” kata Jae Yeol cuek sambil mengambil kopinya,.

“Memangnya di sini hanya ada 1 coffe shop,” ujar Soo Kwang kesal dengan bahasa tak formal.

“Bila kau bicara tak formal padaku lagi, kupukul kau,” Jae Yeol berjalan pergi.

shot0346 shot0348

Di luar, Tae Yong sudah menanti Jae Yeol. Ia ingin berbicara dengan Jae Yeol tapi Jae Yeol masih marah. Ia menonjok Tae Yong.

Tae Yong sadar ia pantas dipukul. Ia meminta maaf pada Jae Yeol. Ia bisa melakukan apapun untuk Jae Yeol, tapi anehnya ia tidak berdaya jika sudah menyangkut Pool Ib.

Jae Yeol bertanya apa Pool Ib mau berpacaran dengan Tae Yong. Tae Yong berkata Pool Ib pergi ke Amerika untuk menulis. Dan orangtua Pool Ib tidak menyetujui anak yatim piatu seperti dirinya untuk mendampingi Pool Ib.

“Bagaimana bisa ia jadi penulis. Ia hanya memanfaatkanmu. Dia menyukai uang dan popularitas. Dia itu bukan penulis, tapi selebritis dan penjiplak! Orang tuanya tidak menyukaimu karena kau yatim piatu? Apa kau yakin bukan Piil Ib yang tidak menyukaimu?”

“Aku tidak menanyakannya,” kata Tae Yong polos.

“Dasar kau ini…pecundang,” gumam Jae Yeol gemas. Ia naik ke mobilnya meninggalkan Tae Yong.

Tae Yong tahu Jae Yeol sudah mulai memaafkan dirinya. Ia berkata ia sudah mengunjungi ibu Jae Yeol dan akan sering mengunjunginya karena Jae Yeol sedang sibuk menulis.

shot0355 shot0359

Dong Min curhat pada Tae Yong mengenai kesulitannya mengenai Jae Beom. Jae Beom berulang-ulang menanyakan hal yang aneh dan tidak penting, seperti apakah Dong Min pernah ke Bali. Apakah buah kepala benar-benar tumbuh di pohon kelapa? Benar-benar melelahkan. Tae Yong memohon ini demi dirinya.

“Apa hubunganmu dengan Jang Jae Beom?” tanya Dong Min. “Jang Jae Yeol…Jang Jae Beom….”

“Bukan, kak!” sergah Tae Yong,” Mereka hanya kebetulan bermarga sama. Aku tidak bisa mengatakan apapun lagi.”

Dong Min akhirnya setuju bertemu dengan Jae Beom sekali-dua kali lagi. Sebagai gantinya ia ingin meminta bantuan Tae Yong mengenai sewa rumah dan kantornya. Tapi Tae Yong berkata Jae Yeol adalah tipe orang yang melakukan apa yang dikatakannya.

shot0361 shot0364

Hae Soo mendekati Hwan Hee dengan pendekatan yang baru. Kali ini ia mengamati gambar Hwan Hee dan memujinya. Ia berkata Hwan Hee bisa menjadi seorang seniman. Hwan Hee tersenyum kecil mendengarnya.

Hae Soo berterima kasih atas gambar itu. Lalu ia meminta maaf karena hanya melihat dari sudut pandang ibu Hwan Hee. Pasti Hwan Hee memiliki alasan sendiri.

“Kau tidak bisa tidur dengan nyenyak dan gugup jika tidak menggambar. Kau juga pasti menderita. Maafkan aku. Tapi biarkan aku bertanya satu hal. Kenapa kau menghirup lem? Kau tiba-tiba pergi dari rumah dan melakukan itu dengan anak-anak yang tidak kaukenal baik.”

“Supaya aku tidak menggambar.”

“Apa salahnya menggambar alat kelamin? Itu hanya gambar,” kata Hae Soo ringan.

shot0367 shot0368

Hwan Hee terdiam. Ia berkata itu karena ibunya menangis. Dan ibunya bukanlah orang jahat.

“Orang baik pun bisa melukai orang lain,” kata Hae Soo. Wah, Hae Soo menggunakan kata-kata Jae Yeol^^

Air mata Hwan Hee mengalir. Ia berkata ia melihat ibunya bermesraan dengan kekasihnya di kamar sebelah kamarnya. Mereka mengira ia sedang tidur.

Hae Soo mengerti perasaan Hwan Hee karena ia juga melihat ibunya mencium pria lain. Dengan simpatik ia berkata Hwan Hee pasti sangat terkejut. Hwan Hee berkata ia takut ibunya akan pergi meninggalkannya.

shot0381 shot0385

Dong Min memenuhi permintaan Tae Yong dan pergi menemui Jae Beom. Jae Beom berceloteh mengenai rotasi bumi., mengenai empat musim, bertanya mengapa ada tempat-tempat yang tidak memiliki 4 musim seperti Maldives, Chiang Mai, Bali, dan Greenland. Ia berkata Dong Min pasti terkejut ia tahu kota-kota itu. Dong Min mengangguk tanpa ekspresi.

Jae Beom berkata di penjara ia banyak membaca buku. Dong Min berkata ia datang ke sini bukan untuk mendengarkan hal-hal tersebut.

“Kau ke sini bukan untuk mendengarkan percakapan tak berguna? Apa ini seperti percakapan tak berguna bagimu? Aku benar-benar penasaran mengenai hal-hal tersebut. Newton menmukan gaya gravitasi karena melihat apel jatuh. Tapi aku bisa mengangkat kakiku seperti ini. Lalu di mana gravitasinya?”

Dong Min tidak menjawab. Jae Beom berkata percakapan mereka selesai dan Dong Min jangan datang lagi. Dong Min tetap diam.

shot0391 shot0395

Jae Beom sudah berjalan beberapa langkah namun ia berbalik. Ia bertanya apakah semua perkataan Dong Min berguna sementara perkataannya tidak berguna. Bukankah Dong Min yang datang menemuinya dan memintanya menganggapnya sebagai teman?

“Jadi kuanggap kau teman dan menceritakan kalau aku keluar sekolah waktu SMP. Dan menanyakan semua hal ini meski ini memalukan, dasar brengsek,” Jae Beom berjalan pergi.

Dong Min menghela nafas panjang. Ia memanggil Jae Beom dan berkata ia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Jae Beom saat ia datang lagi. Pergi kau, ujar Jae Beom. Dong Min berkata mereka kan berteman jadi harus memaafkan. Ia meminta maaf karena tadi ia bersikap sombong. Ia tidak tahu Jae Beom benar-benar ingin tahu semua itu, tadinya ia pikir Jae Beom sedang mempermainkannya.

Jae Beom masih kesal. Tapi Dong Min sudah memutuskan untuk menangani Jae Beom dan menjadikannya teman.

shot0400 shot0402

Jae Yeol menjadi pembawa acara radio dan mengulas sebuah film tahun 1976. Itu adalah film yang dibintangi Jack Nicholson, berjudul “One Flew Over the Cuckoo’s Nest”.

Jae Yeol berkata tokoh utama film itu bernama McMurphy. Pertama kali McMurphy masuk rumah sakit jiwa, ia menganggap dia berbeda dari semua pasien tempat itu. Ia merendahkan mereka dan mengolok mereka.

Para penonton film tersebut juga merasakan hal yang sama. Bahwa mereka berbeda dari para pasien rumah sakit jiwa itu.

“Kita berbeda dari mereka. Mereka gila dan aku normal. Tapi seiring waktu kita menjadi bingung, aneh, dan murung. Orang-orang yang kita kira aneh dan gila itu ternyata lucu dan kita mulai merasa kasihan,” tutur Jae Yeol.

Hae Soo mendengarkan siaran itu di dalam bis. Ia tertawa, tak mengira Jae Yeol orang yang berperasaan.

shot0421 shot0419

Jae Yeol meneruskan bahwa kita dengan mudah menuding orang yang sakit jiwa. Tapi jika kita mengerti situasi mereka, kita akan bisa melihat keunikan dari sakit yang mereka derita.

“Psikiater berkata kita semua adalah pasien. Sama seperti flu, penyakit kejiwaan adalah hal yang umum. Mari kita akui itu dan saling mengerti. Maka dunia ini akan menjadi sedikit lebih indah.”

Hae Soo mendapat pesan dari Dong Min yang menanyakan mengenai masalah rumah. Maka Hae Soo pun mengirim pesan pada Jae Yeol untuk mengajaknya pergi minum malam ini. Jae Yeol membacanya namun tidak membalasnya.

Ia mengakhiri ulasannya dengan berkata bahwa banyak orang menganggap orang lain salah karena memiliki pemikiran yang berbeda. Itu kesalahan yang menakutkan. Setelah menonton film itu, kita akan bisa melihat akibat mengerikan dari kesalahan persepsi seperti itu.

Jae Yeol mengakhiri siarannya dan membalas pesan Hae Soo. “Kau kehabisan waktu mencari rumah. Dan kau punya waktu untuk minum bersamaku?” Ia menerima ajakan Hae Soo.

shot0422 shot0423

Tapi ternyata mereka tidak minum hanya berdua karena Dong Min sudah menanti Jae Yeol.

“Apa Soo Kwang juga ikut?” tanyanya.

“Kenapa? Kau ingin berduaan dengan Ji Hae Soo?” ledek Dong Min.

“Kalau kalian semua pergi, siapa yang mencari rumah?”

“Untuk apa mencari rumah, kami kan belum pergi,” kata Hae Soo yang baru saja tiba. “Tuntut saja kami. Bilang bahwa penyewa rumah menolak pergi. Akan membutuhkan waktu setahun untuk memutuskan perkaranya. Kita akan mencari jalan dalam waktu setahun itu, iya kan senior?”

shot0427 shot0432

“Halo, Pengacara Kim,” Jae Yeol menelepon. “Aku harus membuat tuntutan.”

Hae Soo langsung merebut ponsel Jae Yeol dan menyembunyikannya di balik punggung. Ckckckck….

Jae Yeol menyuruh Hae Soo minta maaf dan menraktirnya minum malam ini. Dong Min buru-buru mengundurkan diri, tidak mau ikut-ikutan. Tapi ia meminta Hae Soo berusaha agar kontrak sewa mereka diperpanjang.

“Maaf,” kata Hae Soo.

shot0439shot0443

“Cuma itu?”

“Itu yang terbaik. Bukankah kau bilang di radio tadi kalau orang yang berbeda bukan berarti salah. Aku berbeda darimu dan ini yang terbaik dariku.”

Lalu ia menggandeng tangan Jae Yeol dan membujuknya untuk segera pergi. Mau tak mau Jae Yeol tersenyum.

“Kau tersenyum! Kau tersenyum, ya kan?”

“Tidak,” kilah Jae Yeol.

“Iya, kau tersenyum,” kata Hae Soo tertawa sambil mengembalikan ponsel Jae Yeol. Tak jauh di belakang mereka, Dong Min mengangkat kedua tangannya “Yes!”

 shot0454 shot0458

Mereka makan malam dan minum bersama. Berempat.

Soo Kwang curhat ia disebut hidung belang karena ingin bercinta di mobil. Menurutnya itu masalah kecil. Kenapa tempat harus dipermasalahkan? Orang bisa melakukannya di mana saja, jadi kenapa ia disebut hidung belang.

Hae Soo dan Dong Min sepertinya sudah terbiasa dengan curhat Soo Kwang macam begini. Mereka berkata mereka setuju dengan pendapat Soo Kwang sebagai psikiater. Jae Yeol berkata ia juga setuju, bagus kalau Soo Kwang putus dengan wanita itu. Dan untuk pertama kalinya mereka sepakat. Hi five!!

shot0461shot0467

Hae Soo menceritakan film yang ia tonton hari ini. Hmm..sepertinya itu istilah yang ia gunakan bersama Dong Min untuk membicarakan kasus pasien mereka. Ia bercerita si pria menggunakan borgol, tali dan ikat pinggang di tempat tidur. Apakah pria itu normal?

Jae Yeol berkata pria itu jelas tidak normal. Tidak, kata Hae Soo. Pria itu hanya menggunakan cara dan tempat lain untuk mengungkapkan cinta. Dong Min berkata selama pria itu tidak melukai dirinya sendiri atau pasangannya, ia tidak bisa disebut tidak normal. Hanya orang yang bebas.

Hae Soo berkata dalam film itu ia menemukan bahwa si wanita yang bermasalah. Mereka berdua harus mandi dan berbaring di tempat tidur dalam posisi yang sama tanpa berbicara. Seperti penderita OCD. Menurutnya yang harus dirawat adalah si wanita, bukan si pria.

“Inilah mengapa aku suka psikologi. Kita mendobrak prasangka norma sosial.”  

Jae Yeol tidak sependapat. Kenapa alat dan tempat yang dijadikan ukuran apakah ia sakit atau tidak? Maksudnya adalah, apakah si pria meminta ijin terlebih dulu pada si wanita sebelum mengggunakan alat-alat tersebut? Ia harus bertanya lebih dulu. Jika si wanita menolak, maka si pria tidak boleh menggunakannya.

“Jika wanita itu menolak tapi si pria berkeras, maka pria itu kelainan. Hanya karena ia tidak memukul wanita itu, bukan berarti ia tidak punya kelainan.”

shot0478shot0476

Begitu mendengarnya, Hae Soo langsung mengambil ponselnya dan pergi untuk menelepon. Benar saja, film yang diceritakan Hae Soo sebenarnya kasus yang ditanganinya hari ini. Ia menelepon pasiennya dan bertanya apakah suaminya meminta ijin lebih dulu sebelum menggunakan alat-alat seperti itu. Ternyata tidak. Hae Soo meminta si wanita mengajak suaminya saat konsultasi berikutnya.

Soo Kwang mendekati seorang gadis dan meminta nomor teleponnya. Ia berkata gadis itu adalah tipenya. Gadis itu nampak terganggu.

 shot0485 shot0492

Dalam suasana santai seperti itu, mereka membicarakan Choi Ho. Dong Min mengerti perasaan Choi Ho . Mereka berdua sudah dewasa dan saling mencintai, bukan main rumah-rumahan. Hae Soo bahkan bisa bergurau kalau Choi Ho itu seperti ular yang tidak bisa menunggu sehari lagi dari 100 hari untuk menjadi seekor naga.

“Apa ia akan menjadi naga kalau tidur denganmu?” ujar Dong Min.

Hae Soo tak tahu lagi harus berkata apa-apa. Dong Min hendak menyuapi kentang goreng untuk Hae Soo tapi ia lalu menariknya setiap kali Hae Soo hendak memakannya. Jae Yeol sampai menyemburkan minumannya melihat adegan itu.

“Bilang “aaaa”….kasih..jangan…kasih…jangan,” Dong Min kembali menarik kentang goreng yang dipegangnya setiap kali Hae Soo mau memakannya. “Bagaimana perasaanmu? Apa kau mempermainkannya seperti mempermainkan seekor ular? Ayo aaaa..kasih..jangan…kasih…jangan. AAAA!!” Dong Min berteriak karena Hae Soo menggigit tangannya. Jae Yeol tersenyum.

shot0497 shot0499

Soo Kwang duduk dengan gembira karena berhasil mendapatkan nomor telepon si gadis. Tapi itu adalah awal masalah karena ternyata gadis itu adik seorang preman. Dan si preman tidak terima, mengira Soo Kwang menganggap adiknya wanita gampangan.

Soo Kwang gugup dan berusaha menjelaskan kalau ia merasa gadis itu sangat cantik. Teman si preman memukul kepala Soo Kwang. Akibatnya penyakit Soo Kwang kambuh. Ia mulai bersumpah serapah tak terkendali.

shot0503 shot0511

Dong Min segera menolongnya dan membantunya bernafas. Orang-orang itu malah menertawakannya dan menganggapnya pura-pura. Dong Min marah dan membuka bajunya mengajak berkelahi. Mereka malah menertawakannya.

Di tengah penyakitnya, Soo Kwang masih berusaha berbicara. Mereka menganggap Soo Kwang gila dan salah satu dari mereka hendak memukulnya. Tapi Jae Yeol memukul orang itu lebih dulu.

Jae Yeol menjelaskan kalau temannya tidaklah gila tapi penderita Sindrom Tourette. “Kalau kau bodoh, sebaiknya tidak usah bicara,” katanya pada gadis itu.

 shot0518 shot0523

Perkelahian pun tidak terelakkan. Pengunjung café yang melihat kejadian tersebut, menelepon polisi. Begitu mendengar peluit polisi, Jae Yeol menyuruh teman-temannya kabur. Ia sempat-sempatnya menaruh uang di meja untuk membayar, lalu membawa Hae Soo melarikan diri.

shot0532 shot0529

Dong Min dan Soo Kwang melarikan diri ke arah lain. Polisi dan si preman memburu mereka. Hae Soo bingung kenapa mereka harus melarikan diri, kan orang-orang itu yang memulai duluan.

“Apa kau terluka?”

“Tidak.”

“Mereka terluka,” kata Jae Yeol. Dan lagi ia orang terkenal, tidak boleh masuk dalam berita.

“Benar juga.”

Hae Soo menoleh dan melihat mereka masih dikejar. Ia berlari makin kencang. Jae Yeol menggandeng tangannya dan mereka berhasil menjauhi pengejar mereka karena lampu merah. Mereka tertawa-tawa. 

Di tempat lain, terdengar suara teriakan-teriakan dari dalam rumah. Kang Woo keluar dari rumah itu dan berlari dalam keadaan penuh luka. Tanpa alas kaki, ia berlari sekuat tenaga sambil memegangi lengannya.

shot0567 shot0589

Jae Yeol menggerak-gerakkan tangannya seperti ada yang sakit. Hae Soo bertanya apa tangan Jae Yeol terluka. Tidak apa-apa, jawab Jae Yeol.

Hae Soo berkata ia akan pergi setelah minum 2 botol bir. Semakin mendekati tempat tujuan mereka, ia makin tidak yakin.

“Kau bukan orang aneh, kan?” tanyanya pada Jae Yeol.

Jelas ia gugup karena mereka pergi ke officetel Jae Yeol. Tempat tinggal Jae Yeol sebelum ia tinggal bersama Hae Soo dkk. Awalnya Hae Soo ragu untuk masuk, tapi ia akhirnya yakin Jae Yeol tidak akan berbuat sembarangan karena Jae Yeol seorang terkenal. Maka ia pun memberanikan diri untuk masuk.

shot0590 shot0592

Dan ia bisa melihat bahwa kamar Jae Yeol sama persis dengan kamar di rumah mereka. Jae Yeol mengakui memang sama.

“Mungkin saja aku memang OCD, seperti yang pernah kaubilang.”

Hae Soo duduk dan meminum birnya. Jae Yeol bertanya mengapa Hae Soo tidak menyukai “itu”. Ia menjelaskan telah mendengar pembicaraan Hae Soo dan Choi Ho karena suara mereka terlalu keras.

Apakah bercinta sesulit itu, tanyanya. Hae Soo berkata playboy seperti Jae Yeol tidak akan pernah mengerti. Sekarang ini ia sudah lebih baik. Sebelumnya ia bahkan tidak bisa memikirkan mencium atau tidur dengan seseorang.

“Jantungku akan berdebar kencang dan aku tidak bisa bernafas. Aku akan menderita sakit kepala parah hingga harus minum obat. Itu adalah 10 tahun lalu. Sekarang aku cukup baik. Aku adalah dokter dan mencapai hasil seperti ini dengan mengobati diriku sendiri. Aku mengulanginya berkali-kali dalam pikiranku sambil membayangkannya bahwa kiss dan bercinta bukanlah hal buruk tapi indah. Aku melatih pikiranku seperti itu. Jika aku benar-benar jatuh cinta, mungkin saja aku akan mengalami cinta yang menakjubkan. Itu harapanku.”

shot0597 shot0602

Jae Yeol bertanya untuk apa Hae Soo harus membayangkan dan meyakinkan diri sendiri berkali-kali.

“Lakukan saja. Dengan ringan.”

“Bagaimana bisa melakukannya dengan ringan?”

“Kenapa tidak?”

Jae Yeol mencium Hae Soo.

shot0605 shot0609

Komentar:

Ternyata aku salah. Hae Soo pernah menerapi dirinya sendiri dan ia berusaha untuk sembuh. Tapi menurutku ia tetap menghindari akar masalahnya. Yaitu perselingkuhan ibunya. Mungkinkah ia seperti Hwan Hee? Memilih melampiaskannya pada hal lain karena takut jika mengatakannya maka ibunya akan meninggalkannya. Dan untuk hal ini sepertinya Hae Soo lebih takut ibunya akan meninggalkan ayahnya.

Akhirnya mereka bisa rukun berempat. Mereka mulai saling memahami dan mengenal satu sama lain. Dan masing-masing mereka adalah karakter yang unik.

Salut untuk Kwang Soo yang bisa memerankan Soo Kwang. Ia bisa memerankan sindrom Tourette dengan serius tanpa ada kesan mengolok. Ia malah lucu di saat normal. Kasihan Soo Kwang. Apakah ia akan bisa menemukan gadis yang bisa menerima keadaannya?

Kang Woo masih menjadi tanda tanya, tapi pertanyaan itu akan terjawab di episode 4. Aku sempat ragu dengan pendapatku kalau ia adalah delusi Jae Yeol setelah melihat Kang Woo menangis di tempat lain, juga melarikan diri dalam keadaan babak belur. Selain itu Hae Soo juga melihat Jae Yeol mengangkat telepon Kang Woo. Sepertinya semua ini akan dijelaskan di episode-episode selanjutnya.

Btw, salut sama Noh Hee Kyung yang sudah kelar menulis skrip drama ini hingga tamat. Biasanya skrip drama itu mepet-mepet keluarnya untuk mencegah kebocoran skrip. Dengan tamatnya skrip, proses syuting seharusnya lebih mudah dan lebih cepat.

5 komentar:

  1. Terimakasih untuk sinopsisnya. Ditunggu episode 4 y..
    Seneng deh baca disini ^^

    BalasHapus
  2. Yg menjadi tanda tanya besar buatku adlh identitas kangwoo sebenarnya,, siapa dia... Apa dia hanya bayangan dr masalalu jae yeol? jawaban nya sdkit demi sedikit tlah terungkap di ep 5.... nunggu komentar ep 5 dr mba fanny deh ^^

    BalasHapus
  3. iya penasaran sama kang woo. ohya itu kiss nya jae yol tulus gak yah??hehe trims mbak fanny sinop nya, semangat teruss yah

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)