Rabu, 13 Juli 2016

Sinopsis Mirror of The Witch Episode 15


Raja Seonjo tentu saja tak percaya Heo Jun bisa menyembuhkannya di saat tabib terbaik Joseon pun tak bisa melakukannya.

Tapi Heo Jun berkata penyakit Raja bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan tabib. Ilmu pengetahuan tidak bisa menyembuhkannya.

"Jadi sihir hitam Hong Joo penyebabnya?” tanya Raja.

Heo Jun membenarkan karena ia juga pernah menjadi korbannya. Itulah sifat asli Hong Joo dan ia yakin penyakit Raja disebabkan olehnya.  Tapi Raja berkata ia tidak percaya pada Hong Joo dan ia juga tidak percaya pada Jun. Ia menyuruh Heo Jun pergi sekarang juga jika tidak ingin mati.

“Apa yang akan Yang Mulia lakukan jika penyakit Yang Mulia tidak sembuh meski sudah mengorbankan Puteri?” tanya Jun. Good question!!

Ia berkata jika itu yang terjadi maka Raja akan mati dalam menahan sakit dari penyakitnya. Ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Bukankah Raja bersedia menemuinya sekarang merupakan bukti Raja juga sudah putus asa?

“Satu hari. Aku hanya akan memberimu waktu 1 hari. Jika kau tidak bisa, aku akan membunuhmu dan Hong Joo,” kata Raja akhirnya.

Jun meminta Raja membantunya menahan Hong Joo selama 1 hari agar tidak bisa menggunakan sihir hitam.


Poong Yeon merasa pusing setelah menyalakan lilin dengan api suci. Hong Joo mendekatinya dan bertanya apakah ia tidak apa-apa. Apa yang kaulakukan padaku, tanya Poong Yeon.

“Aku hanya menguji kemampuanmu. Tampaknya kekuatan Tuan Choi (Hyun Seo) telah diturunkan padamu jadi aku hanya membangkitkan energimu. Aku yakin tubuhmu memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri karena ini pertama kalinya kau menggunakan kekuatan Tao.”

Poong Yeon tak mengerti. Hong Joo berkata Poong Yeon memiliki kekuatan untuk menimbulkan api suci. Dan api suci memiliki kekuatan untuk mengalahkan kutukan. Dengan kata lain, hanya Poong Yeon yang bisa menyelamatkan Yeon Hee dengan menyingkirkan kutukannya. Ia menyuruh Poong Yeon bertanya pada Hyun Seo untuk meminta nasihat.


Maka Poong Yeon menemui ayahnya dan menjelaskan peristiwa yang dialaminya. Ia berkata ia tidak tahu bagaimana seharusnya ia menggunakan kekuatan yang baru ia ketahui ini.

Seperti diduga, Hyun Seo yang dalam pengaruh sihir hitam Hong Joo mengatakan kalau Poong Yeon bisa mematahkan kutukan Yeon Hee dengan api suci tersebut.

“Apakah benar hanya kutukan jahat Yeon Hee yang akan terluka oleh api ini?” tanya Poong Yeon.

Hyun Seo mengangguk.

“Aku seharusnya sejak dulu membunuh puteri dengan api suci tapi aku tidak bisa melakukannya. Tapi kita bisa mematahkan kutukannya tanpa membunuhnya. Aku menyesal tidak menyelesaikan pekerjaanku bertahun-tahun lalu.”

Poong Yeon terkejut Hyun Seo pernah hendak membunuh Yeon Hee.

“Tapi ketika Ayah membawa Yeon Hee ke Hutan Hitam….” Poong Yeon tak melanjutkan perkataannya dan menatap ayahnya dengan heran. Ia bertanya apa yang harus ia lakukan sekarang.

“Bantu Hong Joo membunuh puteri yang dikutuk dan selamatkan Yeon Hee. Itulah alasan kau mewarisi kekuatanku.”

“Membantu Hong Joo? Apakah itu yang Ayah benar-benar inginkan untuk kulakukan?” 
tanya Poong Yeon. Hyun Seo berkata ini yang terbaik untuk keluarga kerajaan.


Keesokan harinya Raja menolak dirawat oleh Hong Joo dan memintanya masuk sel untuk hari ini saja. Hong Joo terkejut dan bertanya apa alasannya. Raja berkata ia akan menurut pada Hong Joo jika Hong Joo melakukan itu untuknya. Hong Joo terlihat kesal namun ia bersedia masuk sel tanpa lupa mengatakan kalau hari ini rasa sakit yang ditanggung Raja akan lebih parah.

Saat berjalan menuju sel, anak buah Hong Joo berbisik bahwa Jun memasuki kediaman Raja. Hong Joo melarang anak buahnya melakukan apapun karena ini bukan hal besar.


Jun meminta ijin memeriksa keadaan tubuh Raja. Raja awalnya menolak membuka jubahnya tapi akhirnya menurut. Jun memeriksa dengan seksama apakah ada tanda guna-guna pada tubuh Raja. Ia tidak menemukannya.

Dengan jujur ia mengakui kalau ia tidak menemukan tanda jelas kalau penyakit Raja disebabkan oleh sihir hitam. Tentu saja Raja berang dan menuduh Jun telah membohonginya.

“Yang Mulia, seorang murid yang tidak percaya pada gurunya tidak akan bisa mempelajari apapun. Seorang pasien yang tidak percaya pada tabibnya tidak bisa sembuh. Saya tabib Yang Mulia untuk hari ini jadi percayakan pada saya.”

Raja berkata ia akan memenggal Jun dan melempar kepalanya pada Yeon Hee jika Jun terus berbicara omong kosong.


Hong Joo memang di dalam sel. Tapi Hyun Seo melakukan apa yang diinginkan Hong Joo. Ia mencekik Yo Gwang dan bertanya apa yang direncanakan Jun. Yo Gwang berusaha menyadarkan Hyun Seo untuk melawan sihir hitam yang mengendalikannya.

“Yeon Hee bisa mati, Tuan…”

Untuk sesaat Hyun Seo tampak sadar. Tubuhnya gemetar saat ia berusaha bertahan melawan sihir hitam yang hendak mengendalikan tubuhnya. Saat itulah Jun masuk dan melihatnya.


Yo Gwang menjelaskan Hyun Seo kehilangan semua kekuatannya saat membuat jimat untuk Yeon Hee dan sekarang dikendalikan oleh sihir hitam. Jun terkejut.

Yo Gwang berkata Hyun Seo belum sepenuhnya dikendalikan sihir hitam dan sedang berusaha melawannya. Tapi tidak ada yang mereka bisa lakukan untuk membantunya.

Jun memberitahu Yo Gwang kalau ia tidak menemukan tanda guna-guna di tubuh Raja. Tadinya ia hendak bertanya pada Hyun Seo tapi ternyata Hyun Seo dalam keadaan seperti itu.

Tidak ada waktu banyak bagi mereka. Mereka pun pergi mencari tahu dari buku-buku mengenai guna-guna. Yo Gwang menemukan dalam sebuah buku mengenai guna-guna yang digunakan tanpa meninggalkan jejak terlihat. Caranya adalah dengan mengucapkan mantra.

Kilas balik:
Saat Raja Seonjo masih remaja, Hong Joo mendatanginya. Ketika itu Raja dalam keadaan tidur nyenyak. Hong Joo membisikkan kata-kata di telinganya.

“Semua orang ingin membunuhmu. Semua orang memandang rendah padamu. Semua orang diam-diam mengutukimu. Tak peduli seberapa kerasnya pun kau berusaha, kau tidak akan bisa melepaskan diri dari rasa sakit ini.”

Dan sejak itu Raja menderita penyakit tersebut.


Yo Gwang berkata satu-satunya cara yang ia ketahui untuk mematahkan guna-guna adalah menghancurkan akarnya. Tapi dalam kasus ini akar guna-guna tersebut tidak terlihat.  Ia yakin Hyun Seo seharusnya tahu caranya.

Bukan Jun namanya jika ia mudah menyerah. Ia pergi menemui Hyun Seo dan mengatakan kalau Hong Joo mengguna-guna Raja dengan akar tak terlihat. Ia bertanya apakah ada cara untuk mematahkan guna-guna seperti itu.

“Tidak ada caranya,” kata Hyun Seo.

Jun berkata nyawa Yeon Hee taruhannya dan memohon agar Hyun Seo memikirkannya lagi. Hyun Seo berkata ia juga ingin menyelamatkan Yeon Hee tapi apa yang bisa mereka lakukan jika memang tidak ada caranya. Mereka hanya bisa menerima nasib.

Jun menatap Hyun Seo.

“Itu bukanlah sesuatu yang akan dikatakan Tuan Choi,” katanya.


Hong Joo tersenyum dalam selnya. Ia berkata dengan sinis kalau Jun sedang main dokter-dokteran. Meski Jun tahu caranya, tidak ada yang bisa ia lakukan. Sementara itu Raja merasakan rasa sakitnya semakin menjadi.

“Menurutmu siapa yang berbicara jika bukan aku?” tanya Hyun Seo (dengan kendali Hong Joo). “Hanya ini yang kutahu.”

Jun berkata Hyun Seo selalu ingin melindungi Yeon Hee dan itulah permintaan Hyun Seo padanya ketika Hyun Seo tidak bisa melakukannya sendiri.  Hyun Seo terlihat berusaha melawan kendali Hong Joo tapi sihir hitam itu terlalu kuat dan menyuruh Jun mencari caranya sendiri jika tidak percaya padanya.

Hyun Seo terus berjuang. Jun melihatnya dengan khawatir. Hyun Seo menoleh dengan tatapan memohon.

“Carilah di Mauigeumseo…” bisiknya.

Sekejap kemudian matanya kembali berubah dan ia kembali dalam kendali Hong Joo. Jun berkata ia mengerti dan pergi.


Yo Gwang menggunakan jimat untuk mengubah dirinya menjadi penjaga sel Yeon Hee. Ia dan Jun pergi menemui Yeon Hee. Yo Gwang mengingatkan kalau mereka tidak punya waktu banyak.

“Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?” tanya Jun khawatir.

Yeon Hee menggeleng dengan mata berkaca-kaca. “Aku tidak apa-apa.”

Jun berkata ia merasa bisa membuktikan kalau penyakit Raja disebabkan oleh sihir hitam. Dan Hyun Seo mengatakan jalan keluarnya ada di Mauigeumseo. Yeon Hee agak ragu mendengar nama ayahnya.

Jun berkata sihir hitam masuk dalam hati manusia melalui kelemahan mereka. Dan ia yakin itu setelah melihat sikap Raja. Yeon Hee berpikir dan berkata mereka harus membuat Raja harus jujur para perasaannya sendiri. Ramuan kejujuran.

Mereka mungkin bisa mematahkan guna-guna Raja dengan ramuan tersebut. Tapi ramuan itu tidak akan berpengaruh jika orang yang meminumnya tidak mengatakan kejujuran. Jun berkata mereka tetap harus mencobanya.

Yo Gwang memberi isyarat kalau mereka harus pergi. Yo Gwang hendak membebaskan Yeon Hee tapi Yeon Hee menolak pergi. Ia tidak bersalah dan ia lelah bersembunyi. Ia akan membuktikan kalau ia tidak bersalah dan keluar dari sana dengan percaya diri.

Jun menggenggam tangan Yeon Hee. “Baiklah. Percayalah padaku dan tunggu.”

Yeon Hee bertanya apakah ayahnya yang benar-benar menolong mereka. Ia bercerita bagaimana ayahnya datang bersama Hong Joo dan bersikap aneh. Jun meminta Yeon Hee tidak khawatir, mereka akan segera membebaskannya.


Tabib Jun membuat ramuan dibantu oleh perawat Yo Gwang. Tapi perawat Yo Gwang amatir banget.  Kayanya lebih cepat kalau tidak dibantu deh ;p

Perawat Yo Gwang berusaha melihat lebih dekat ramuan yang dibuat Jun. Tapi asapnya malah membuatnya batuk-batuk sampai Jun harus menutupi mulutnya dengan wajah seperti mau menangis.

Ramuan itu tidak menetes. Jun bingung apa yang salah. Yo Gwang bertanya apakah Jun mulai kehilangan ingatannya. Jun hendak membuat dari awal tapi Yo Gwang lalu melihat ramuan itu mulai menetes.


Ibu Suri memanggil Jun untuk menghadap.  Sama seperti Raja, ia tidak percaya Jun bisa menyembuhkan penyakit Raja.

“Jangan sombong dan menaruh Yeon Hee dalam bahaya. Jangan lakukan apapun.”

Tapi Jun berkata hanya ini jalan keluar untuk mereka sekarang ini. Ibu Suri marah karena itu sama saja mempercayakan nyawa Yeon Hee pada Jun. Jun berkata pengetahuannya mungkin saja bisa menyelamatkan Yeon Hee. Ia akan mencobanya.

Ibu Suri berkata ia tidak akan memaafkan Jun jika Yeon Hee berada dalam bahaya karena Jun.

Saat Jun dan Yo Gwang menghadap Ibu Suri, Hyun Seo menghampiri botol ramuan Kejujuran yang dibuat Jun. Asap hitam masuk ke dalam botol tersebut.


Tanpa menyadari apa yang terjadi, Jun membawa botol ramuan tersebut pada Raja. Raja berkata waktu yang ia berikan sudah berakhir. Jika ibat Jun membuatnya celaka atau ia tidak sembuh maka ia akan mengeksekusi Jun dan Yeon Hee.

Para pengawal kerajaan dipanggil masuk untuk berjaga-jaga. Jun menuangkan ramuan dan menyajikannya. Raja bertanya siapa yang membuat ramuan tersebut. Jun berkata ia yang membuatnya.

“Kau menyuruhku minum obat yang kaubuat sendiri meski kau bukan seorang tabib?” tanya Raja tak percaya.

“Bukankah Yang Mulia sudah mempercayakan kesehatan Yang Mulia pada hamba?”

Raja berkata ia menyuruh Jun membuktikan kalau penyakitnya disebabkan oleh sihir hitam. Ia tidak pernah mengatakan bersedia minum ramuan misterius yang mungkin saja beracun.

Jun berkata ia mengerti kewaspadaan Raja tapi ia benar-benar memikirkan nasib Yeon Hee. Dan ia membuat ramuan itu dengan sepenuh hati demi Yeon Hee. Kasim melarang Raja meminumnya karena Jun tidak bisa dipercaya. Tapi Raja meminum ramuan tersebut. Muncul tanda kejujuran di belakang telinga Raja.

Tiba-tiba Raja memegangi lehernya seperti tercekik. Dalam kesakitannya ia berseru agar Jun dibunuh. Kasim memerintahkan agar Jun ditangkap.

Jun ditangkap dan dimasukkan dalam sel. Ia sempat memberitahu Yo Gwang  kalau Raja pingsan.


Untunglah Raja tidak mati dan sadarkan diri. Tapi penyakitnya juga tidak sembuh.
Yeon Hee dibawa keluar dari sel. Hong Joo menemuinya dan mengejeknya karena semua berakhir dengan menyedihkan. Yeon Hee berkata semua belum berakhir karena Hong Joo masih hidup.

“Apa kau tidak mengerti? Kau yang akan mati sekarang,” Hong Joo tertawa.

Yeon Hee berkata itu tidak akan terjadi. Ia bertanya apa yang dilakukan Hong Joo pada ayahnya.

“Ia membuat jimat untukmu dan akhirnya kehilangan nyawanya. Aku menyelamatkannya. Tuan Choi dan aku satu pikiran dan satu tubuh sekarang. Jika kau membunuhku maka ia juga akan mati. Ingatlah kalau ia akan mati pelan-pelan di sisiku setiap kali kau menyalakan sebuah lilin.”

“Aku akan mengembalikan ayahku seperti semula dan kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya lagi.”

“Coba saja,” tantang Hong Joo.


Jun diperhadapkan pada Raja. Raja berkata kesepakatan mereka berakhir dan sekarang Jun harus menanggung akibatnya.

Yeon Hee dibawa menghadap Raja. Raja berkata Puteri sudah menyerangnya dan Jun hendak meracuninya. Ia menghukum mereka berdua ditenggelamkan sampai mati.

Ibu Suri menerobos masuk dan berkata Raja tidak boleh membunuh Yeon Hee. Kutukan terhadap keluarga kerajaan akan semakin buruk jika Yeon Hee dibunuh. Raja menyuruh Ibu Suri kembali ke kediamannya karena berikutnya Ibu Suri yang akan dieksekusi.


“Apa Yang Mulia takut pada puteri? Atau takut pada Hong Joo?” tanya Jun tiba-tiba. 

“Apa Yang Mulia takut kehilangan tahta? Apa yang begitu ditakuti Yang Mulia hingga menyerah seperti ini? Yang Mulia paling berkuasa di antara kami yang ada di sini!!”

Raja Seonjo tentu saja tidak mau mengakui kalau ia takut. Ia berkata ia tahu semua orang menuduhnya sebagai seorang tiran kejam. Bukankah itu sebabnya Puteri hendak membunuhnya.

Yeon Hee berkata ia tidak hendak membunuh Raja. Bagaimana bisa ia membunuh Raja negeri ini? Ia hanya ingin melindungi Raja dari rencana jahat Hong Joo.

“Lihat, bahkan ada orang yang ingin melindungi Yang Mulia,” ujar Jun.

Raja sesaat nampak bimbang tapi kemudian ia menggelengkan kepalanya. Semua orang ingin membunuhnya. Semua orang ingin mengambil kekuasaannya. Dan mereka juga sama.


“Kalau begitu kenapa Yang Mulia mempercayai hamba?” tanya Jun. Ia berkata Raja membiarkannya tinggal di istana dan meminum obat yang ia buat. Padahal Raja bisa dengan mudah membunuhnya atau mengabaikannya.  Itu sudah membuktikan kalau Raja sudah putus asa hingga percaya padanya. Bukankah semua itu dilakukan Raja demi melindungi tahtanya? Atau Raja hendak menyerahkan tahtanya?

Raja marah dan berkata ia akan membunuh Jun jika terus berbicara. Tapi Jun tidak peduli. Ia berkata Raja hendak membunuh mereka untuk dijadikan contoh pada mereka yang mengatakan kalau ia tidak berhak menjadi Raja.

“Yang Mulia ingin diakui sebagai pemimpin yang pantas untuk negeri ini.”

Tampaknya itu kebenaran yang dikatakan Jun karena tanda Kejujuran di belakang telinga Raja bersinar sesaat.


“Benar, aku ingin diakui oleh orang lain. Apa kau pikir aku menjadi Raja karena menginginkannya? Kau tidak tahu berapa banyak tekanan dan rasa takut yang timbul bersama kedudukan ini. Orang-orang memandangku rendah karena aku hanya kerabat tiri keluarga kerajaan (Raja Seonjo adalah anak dari kakak tiri Raja Myeongjeong…tambahan lagi, ayah Raja Seonjo dilahirkan dari selir). Mereka menyebarkan rumor jahat mengenaiku dan mengolok-olokku. Dan berusaha membunuhku,” kata Raja penuh emosi.

Ia berkata ia juga ingin melakukan yang terbaik. Ia ingin diakui. Ia ingin menjadi Raja yang baik.

“Tapi seberapa kerasnya pun aku mencoba, tidak berhasil. Jadi apa yang harus kulakukan? Sekarang tidak ada lagi yang bisa kulakukan karena penyakitku. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan untuk negeri ini!” serunya sambil menangis.

Mereka melihatnya dengan sedih. Raja berjalan lunglai ke tahtanya. Tiba-tiba ia terjatuh dan terbatuk-batuk. Ia memuntahkan gumpalan hitam dan asap hitam. Raja terkejut. Tanda kejujuran hilang dari belakang telinganya.


Raja membuka lengan bajunya. Duri-duri dan luka di tangannya lenyap tak berbekas. Jun berkata itu adalah sihir hitam yang menguasai Raja selama ini.

Sebuah lilin di kuil Chungbing menyala. Hong Joo berteriak kesakitan. Guna-guna yang ia berikan pada Raja berbalik padanya. Tangannya tumbuh duri.


Ia ditangkap dan dibawa ke hadapan Raja. Tapi Hong Joo bersikap seolah-olah tidak tahu kenapa mereka menangkapnya. Ratu bertanya apa Hong Joo pura-pura tidak tahu kalau ia telah melakukan guna-guna pada keluarga kerajaan.

“Bagaimana bisa seorang shaman biasa berani melakukannya? Hamba hanya menggunakan kekuatan hamba untuk keluarga kerajaan seperti keinginan para Yang Mulia. Jika kalian percaya kalian tidak bersalah, silakan hukum hamba dengan bebas,” ujarnya.

Ia mengingatkan kalau Ibu Suri yang menginginkan keturunan tak peduli bagaimanapun caranya. Lalu ia mengingatkan Raja kalau Raja yang memintanya menyembuhkannya meski harus membunuh Puteri.

“Jadi sebenarnya apa kesalahanku?”

Mereka mengerti Hong Joo hendak menjatuhkan keluarga kerajaan. Jika Hong Joo mengatakan semua ini di depan para pejabat maka keluarga kerajaan yang akan dipermalukan. Mereka tidak bisa menggunakan kasus sihir hitam untuk menghukum Hong Joo (karena berkaitan dengan aib keluarga kerajaan).

“Bawa mereka masuk!” seru Raja.


Jun masuk membawa Sol Gae. Hong Joo terkejut melihat Sol Gae masih hidup. Sol Gae berlutut di hadapan Raja. Raja bertanya apa kejahatannya.

“Hamba membunuh orang atas perintah ketua shaman Seongsucheong. Hamba membawa jantung orang padany untuk digunakan dalam sihir hitam,” kata Sol Gae.

“Apa kau masih mengatakan dirimu tak bersalah?” ujar Raja.

“Lalu memangnya apa yang akan kalian lakukan? Merobek-robekku?” tanya Hong Joo tanpa rasa takut sama sekali. Ia berkata Raja yang meminta pertolongannya.

“Kalian keluarga kerajaan selalu melakukan ini padaku. Kalian lemah, rapuh dan pengecut. Kalian tidak pernah berubah meski waktu berlalu,” ia menoleh pada Jun. “Kau juga berhati-hatilah. Mereka menyimpanmu karena mereka memerlukanmu saat ini. Tapi kau juga akan disingkirkan seperti anjing liar.”


Raka sangat marah dan memerintahkan agar Hong Joo ditangkap. Ia akan menghukumnya di hadapan semua orang.

Hong Joo dan Sol Gae dibawa pergi. Mereka berpapasan dengan Poong Yeon. Poong Yeon terkejut saat melihat Sol Gae mengenakan jubah merah dan membawa topeng Si Jubah Merah.


Heo Ok membual pada teman-temannya kalau ia menangkap Jun karena berusaha meracuni Raja  dan Jun akan dihukum mati. Ia berkata seandainya Jun menurut padanya, tidak akan terjadi hal seperti ini.

Tiba-tiba para pengawal kerajaan masuk ke tempat itu dan menangkap Heo Ok. Ia ditangkap karena sudah membohongi Raja mengenai si Jubah Merah. Heo Ok diseret ke penjara dan kali ini ia tidak bisa lagi menggunakan kedudukan maupun kekayaannya untuk membebaskan dirinya.


Yeon Hee bergegas ke markas Divisi Tao namun Hyun Seo tidak ada. Ia berkata Hong Joo memberitahunya kalau ayahnya sebenarnya sudah mati beberapa waktu lalu.

“Itu bohong, kan?” tanyanya.

Yo Gwang dan Jun menatapnya dengan sedih . Yo Gwang berkata Hyun Seo tidak lagi bisa bergerak sesuka hatinya. Jika mereka menyingkirkan sihir hitam yang mengendalikannya, ia mungkin kembali normal.

Tapi sihir hitam itu yang menggerakkan tubuh mati Hyun Seo. Jadi jika sihir hitam itu dilepaskan, Hyun Seo akan mati di tempat.

“Jadi maksud dari perkataan Hong Joo kalau mereka satu tubuh dan satu pikiran….” Yeon Hee tak sanggup meneruskan.

“Jika Hong Joo mati, Tuan Choi juga akan mati,” kata Yo Gwang.

Yeon Hee menangis.


Seorang pria bertopeng merobohkan para pengawal penjara dan menerobos masuk. Ia membuka topengnya. Poong Yeon.

Sol Gae terkejut melihat Poong Yeon. Poong Yeon bertanya apakah Sol Gae benar-benar Si Jubah Merah selama ini. Sol Gae menunduk dan meminta maaf.

Poong Yeon terhenyak. Ia sangat kecewa dan bertanya apakah ia bahan olokan untuk Sol Gae. Apakah lucu membantunya mencari Si Jubah Merah padahal Sol Gae sendiri si Jubah Merah? Apa ia terlihat bodoh di mata Sol Gae?

“Aku tidak bermaksud begitu…aku hanya….”

“Aku mempercayaimu. Aku menganggapmu teman dekat dan bersyukur untuk semua usahamu, tapi kau…kau…. Apa selama ini kau bersamaku karena maksud terselubungmu itu? Siapa yang bisa kupercayai sekarang?”

“Tolong jangan maafkan aku,” kata Sol Gae.

Tapi Poong Yeon membuka pintu sel Sol Gae. Ia berkata Sol Gae tetap pernah menjadi temannya dan ini adalah tindakan terakhirnya sebagai seorang teman. Lalu ia pergi. Sol Gae menangis.

Poong Yeon lalu mendatangi sel Hong Joo. Hong Joo  tersenyum melihatnya.


Jun memeriksa kondisi Raja. Ia berkata semua duri sudah menghilang dan tidak meninggalkan bekas. Raja berterima kasih tapi lalu ia terlihat canggung dan tak bisa menatap Jun.

Jun melihat sekeliling. Tak ada orang lain di dekat mereka. Wajah seriusnya menghilang. Ia menghampiri Raja dan bertanya apakah Raja bisa membantunya.

“Bukankah aku sudah melepaskan Puteri?” ujar Raja.

Jun berkata itu memang sudah seharusnya karena mereka tidak bersalah. Raja mengangguk. Ia tiba-tiba menarik pedangnya, lalu memasukkannya lagi.

“Saat aku berpikir betapa kau mempermalukan aku (ketika ia curhat sampai menangis di depan Jun, Yeon Hee dan Ibu Suri), aku ingin memenggalmu,” omelnya. Ia menyuruh Jun pergi.


Jun berbalik pergi sambil menggerutu tak bersuara.

“Ehem…katakan apa yang kauinginkan,” kata Raja.

Jun tersenyum senang. Ia berkata ia belum terpikir hendak meminta apa. Jadi bolehkah ia simpan untuk nanti?

 “Dasar cerdik….berhenti tersenyum,” kata Raja pelan. Jun tersenyum makin lebar.


Jun keluar dan melihat Yeon Hee sudah menunggunya. Yeon Hee berkata ia tidak tahu bagaimana cara mencari ayahnya. Yo Gwang berlari menemui mereka dan mengatakan kalau Hong Joo telah melarikan diri.

Hong Joo berterimakasih atas bantuan Poong Yeon. Poong Yeon berkata Hong Joo jangan salah paham. Setelah Yeon Hee kembali normal, ia akan membuat Hong Joo membayar semua dosanya. Ia bertanya apa yang harus ia lakukan.

“Kau hanya perlu mengeluarkan api sucimu setelah persiapanku lengkap.”

“Apa Yeon Hee benar-benar akan kembali normal setelah aku membakarnya?”

Hong Joo bertanya apakah Poong Yeon masih belum mempercayainya. Ia berkata Poong Yeon akan tahu setelah mencobanya.

“Apa pertemuan pertamaku dengan Sol Gae juga merupakan bagian dari rencanamu?”

“Ya.”

“Kau benar-benar orang yang menakutkan.”

Hong Joo berkata setiap orang harus melihat gambaran besarnya sebelum melakukan revolusi besar. Dan revolusi harus dilakukan tanpa melibatkan perasaan.

“Kau harus memastikan Sol Gae adalah orang terakhir  di mana kau menunjukkan kelemahanmu.”


Ibu Suri telah mendengar kaburnya Hong Joo. Ia yakin Hong Joo merencanakan sesuatu untuk mencelakai Yeon Hee. Ia akan memberikan beberapa penjaga dekat kediaman Yeon Hee. Yeon Hee berkata ia tidak apa-apa.

Tapi Ibu Suri mengingatkan kalau Yeon Hee sekarang bagian dari keluarga kerajaan. Yeon Hee harus ingat kalau keadaannya terkait dengan keadaan negeri ini.

“Dan jaga jarak dengan pria itu, Heo Jun. Aku tahu ia telah banyak membantumu dan aku cukup berterimakasih padanya untuk itu. Tapi kau seorang puteri. Kau tidak bisa membiarkan rakyat biasa seperti dirinya menemanimu seperti sebelumnya. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memberikan posisi yang tepat untuknya.”

Yeon Hee berkata ia telah memberikan hatinya untuk Jun. Ibu Suri mengerti perasaan Yeon Hee untuk Jun cukup dalam. Tapi itu bukan berarti ia memperbolehkan mereka bersama. Ia hanya memberi waktu untuk Yeon Hee menjauhkan diri dari Jun.


Yeon Hee tak banyak bicara setelah bertemu dengan Ibu Suri. Jun bisa melihat kalau Yeon Hee banyak pikiran. Atau mungkin ia sudah menduga apa yang dikatakan Ibu Suri? Karena ia kemudian berkata kalau ia harus mencari jalan untuk mencari nafkah sekarang. Jadi ia tidak akan bisa sering-sering bertemu dengan Yeon Hee.

Yeon Hee menatap Jun. Jun berkata ia akan terus menjaga Yeon Hee sampai semua lilin menyala dan sampai Yeon Hee sepenuhnya aman.

Yeon Hee mengangguk. Untuk sesaat Jun terlihat kecewa. Tapi ia lalu tersenyum dan menyuruh Yeon Hee pergi beristirahat.


Yeon Hee menurut dan masuk ke dalam kediamannya. Jun berbalik pergi dengan wajah sedih.

Seseorang menyergap Yeon Hee di tengah kegelapan lalu membawanya pergi. Jun belum pergi terlalu jauh hingga mendengar saat orang itu merobohkan para penjaga. Jun terkejut melihat orang itu menculik Yeon Hee. Yeon Hee dalam keadaan tak sadar.

Jun berusaha mengejar tapi orang itu melarikan Yeon Hee dengan menunggang kuda.


Yeon Hee dibawa ke sebuah gubuk kosong dalam keadaan terikat dan mulut tersumpal. Sebuah jimat juga ditempelkan di tubuhnya agar ia tidak bisa menggunakan kekuatannya.

Yeon Hee mulai sadarkan diri. Ia terkejut saat melihat orang yang menculiknya adalah Poong Yeon. Ia berusaha meronta tapi Poong Yeon  meninggalkannya tanpa mengatakan apapun. Yeon Hee menangis tak berdaya.


Poong Yeon menutup pintu. Sejenak ia nampak ragu. Lalu ia mengangkat tangannya ke arah pintu. Pintu mulai terbakar oleh api suci.

Poong Yeon berjalan pergi menghampiri Hong Joo yang berdiri tak jauh dari tempat itu. Hong Joo tersenyum melihat api yang terus membesar.

Jun menerobos hutan mencari keberadaan Yeon Hee. Ia nampak terkejut dengan apa yang dilihatnya.


Komentar:

Akhirnya Raja sembuh juga. Sihir hitam Hong Joo memang membuat Raja hampir membunuh Jun dan Yeon Hee, tapi Jun berhasil membuat Raja jujur dengan perasaannya sendiri.

Sepertinya ini akan menjadi awal kedekatan Raja dan Jun.  Dan lama-lama Raja akan menunjuk Jun sebagai tabib pribadinya. Karena dalam sejarah Heo Jun memang dikenal sebagai tabib Raja Seonjo.

Frustrasi rasanya melihat Poong Yeon. Kalau ia benar-benar membakar Yeon Hee dan percaya perkataan Hong Joo, itu artinya ia benar-benar bodoh. Jika memang api suci bisa menyelamatkan Yeon Hee tanpa melukai Yeon Hee, kenapa Hyun Seo tidak melakukannya sejak dulu? Dan lagi sejak kapan Hyun Seo mendukung Hong Joo? Apalagi Poong Yeon sekarang tahu kalau Hong Joo ada di balik pembunuhan kejam Jubah Merah. Kuharap apa yang terlihat bukanlah yang benar-benar terlihat.

Meski agak kesal dengan Ibu Suri, aku bisa memahami kalau status Yeon Hee sebagai puteri akan menjadi penghalang hubungan Jun dan Yeon Hee. Jun sendiri tampaknya memahami itu karena itu ia nampak kecewa ketika Yeon Hee tidak memintanya terus berada di sisinya saat ia berkata hanya akan menjaga Yeon Hee sampai kutukan Yeon Hee terangkat.

Tapi bagi Yeon Hee mungkin hubungan mereka berdua berada di urutan kesekian dibandingkan dengan kutukannya dan juga masalah ayahnya. Apalagi waktu semakin terbatas. Tanpa peringatan dari Ibu Suri pun mereka selalu diperhadapkan pada bahaya yang mengancam nyawa mereka berdua. Namun yang kusukai adalah mereka berdua selalu memikirkan yang terbaik untuk yang lainnya, tanpa egois memikirkan diri mereka sendiri.




4 komentar:

  1. Ga sabar nunggu lanjutannya
    Semangat terus mba fanny...

    BalasHapus
  2. Semakin seru ya mba.. duh.. pengen segera tau lanjutannya.. tiap hari liatin blognya mba Fanny trs.. :D

    BalasHapus
  3. Baca tulisan mba fan soal tabib jun dan perawat yoo gwang bikin ngakak maksimal..😂😂😂

    BalasHapus
  4. Semakin seru ya mba.. duh.. pengen segera tau lanjutannya.. tiap hari liatin blognya mba Fanny trs.. :D

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)