Selasa, 24 Desember 2013

Sinopsis Empress Ki Episode 15

ki-00086

Wang Yoo meraih Seung Nyang dan menariknya masuk ke dalam sebuah ruangan. Ta Hwan terus berteriak memanggil Seung Nyang. Gol Ta, kasim Ta Hwan (akhirnya tau namanya^^), menyusul dengan terengah-engah. Ia berkata Seung Nyang berjalan sangat cepat, mungkin sudah pergi jauh. Ta Hwan tidak peduli dan terus mencari Seung Nyang.

Setelah keadaan di luar seppi, barulah Wang Yoo menyadari kedekatannya dengan Seung Nyang. Ia melepaskan pegangannya dari pundak Seung Nyang dan memuji kecantikannya.

Seung Nyang bertanya apa yang dilakukan Wang Yoo di sini. Wang Yoo tidak menjawab, ia malah membuka jubah luarnya dan mengenakannya pada Seung Nyang.

ki-00011 ki-00013

Ta Hwan masuk ke kamar Seung Nyang tapi Seung Nyang tidak ada. Ta Hwan berkata ia akan menunggu Seung Nyang di kamar ini. Ia menyuruh Gol Ta keluar.

Ta Hwan melihat keadaan kamar Seung Nyang yang sederhana dan mulai memikirkan cara untuk memperindahnya. Sebuah cermin dan tempat tidur yang baru. Ia melihat ada saputangan di atas tempat tidur Seung Nyang. Diam-diam ia mengambilnya dan mengendusnya berkali-kali lalu menyelipkannya ke dalam bajunya.

ki-00017 ki-00023

Wang Yoo memberitahu Seung Nyang mengenai surat berdarah itu. Ia memberitahu rencananya untuk menjatuhkan El Temur. Seung Nyang khawatir Wang Yoo berada dalam bahaya. Wang Yoo bisa mati. Wang Yoo berkata ia sudah mati ketika ia diturunkan dari tahtanya.

Seung Nyang ingin membantu. Wang Yoo berkata ia tidak bisa membiarkan Seung Nyang mempertaruhkan nyawanya lagi untuknya. Tapi bagi Seung Nyang nyawanya tidak ada artinya jika Wang Yoo bisa kembali menduduki tahta Goryeo. Ia selamanya orang Goryeo dan selamanya bawahan Wang Yoo.

ki-00032 ki-00037

Mendengar itu Wang Yoo nampak kecewa. Ia berkata ia telah salah datang menemui Seung Nyang. Seung Nyang bertanya mengapa ia tidak boleh membantu, apakah Wang Yoo hanya melihatnya sebagai dayang istana Yuan?

Loncel malam berbunyi, tanda bagi Wang Yoo untuk segera pergi. Seung Nyang menghentikannya dan memakaikan kembali jubah Wang Yoo. Wang Yoo menatapnya dengan sedih namun ia tetap pergi.

ki-00053 ki-00061

Seung Nyang menangis lalu berbalik untuk keluar dari ruangan itu. Ia tidak menyadari kalau Wang Yoo sama sekali belum pergi. Wang Yoo melihat kepergian Seung Nyang sambil menangis. Dalam hatinya ia meminta maaf. Jika Seung Nyang terlibat dan ketahuan, maka ia dan Ta Hwan sekalipun tidak akan bisa melindungi Seung Nyang.

ki-00068 ki-00071

Ta Hwan berbaring di tempat tidur Seung Nyang dan membayangkan Seung Nyang tidur di atas lengannya. Ia membayangkan Seung Nyang tersenyum malu-malu saat ia menyuruhnya untuk berbaring lebih dekat lagi. Memikirkannya saja sudha membuat Ta Hwan kegirangan.

ki-00080 ki-00088

“Apa yang sedang Paduka lakukan?” ujar Seung Nyang.

Ta Hwan buru-buru bangkit dari tempat tidur Seung Nyang dan beralasan ia hanya mencobanya. Ia balik bertanya apa yang Seung Nyang lakukan. Seung Nyang masih kesal dengan peristiwa Ta Hwan yang hendak memaksanya saat Ta Hwan mabuk.

Tapi Ta Hwan malah tidak ingat sama sekali. Seung Nyang tidak mau membicarakannya dan menyuruh Ta Hwan bertanya pada kasimnya. Ta Hwan pergi dengan perasaan bersalah.

ki-00093 ki-00103

Ketika Gol Ta (kasim Ta Hwan) menceritakan apa yang terjadi, Ta Hwan jadi kesal. Kenapa Gol ta tidak menghentikannya. Ia bertanya apa ia melakukan sesuatu pada Seung Nyang. Gol Ta tertawa penuh arti. Ta Hwan ikut tertawa sumbang.

Ia mengeluh kenapa Wang Yoo terlihat begitu keren hanya dengan berdiri saja. Melihat tatapan Gol Ta yang seakan membenarkan ucapannya, Ta Hwan buru-buru berkata kalau ia juga keren.

ki-00108 ki-00109

Wang Yoo memikirkan cara untuk menjatuhkan El Temur. Hal yang bisa membuat seseorang kehilangan kewaspadaan dan akal sehat adalah kemarahan. Ia berpikir apa yang bisa menyebabkan seseorang yang sangat berkuasa seperti El Temur marah besar.

Ketika ia berpapasan dengan Bangsawan Zhang yang membawa gulungan petisi rakyat, Wang Yoo mendapatkan jawabannya. Kabarnya Ta Hwan tidak bisa membaca, karena itu Wang Yoo menduga El Temur yang berada di balik Ta Hwan untuk mengurus dokumen negara, di antaranya petisi rakyat. Dan cara untuk membakar kemarahan El Temur adalah mengajukan petisi rakyat melawan El Temur.

ki-00119 ki-00120

Tapi membuat petisi itu sampai ke tangan El Temur tidaklah mudah. Sun Woo memiliki ide. Ia mengenal orang dalam istana yang bisa dipercaya.

Dan siapa lagi orangnya kalau bukan Seung Nyang. Sebelumnya Seung Nyang sudah memberitahu Sun Woo agar menaruh tompel di wajah jika Sun Woo membutuhkan bantuannya. Jika Seung Nyang melihat tompel itu, ia akan menemui Sun Woo di tempat (perpustakaan) dan waktu yang sama. Namun Wang Yoo sama sekali tidak boleh tahu kalau ia membantu.

ki-00124 ki-00127

Danashiri mendengar Ibu Suri mengundang Wang Yoo makan siang bertiga bersama Ta Hwan. Ia kesal karena tidak diundang dan ia berkeras ingin ikut. Ia berdandan dan menggunakan wangi-wangian sebelum pergi.

Meski kesal karena Danashiri ikut tanpa diundang, Ibu Suri terpaksa membiarkannya. Ibu Suri terus menerus memuji Wang Yoo yang bukan hanya hebat berperang tapi seniman juga. Wang Yoo menjawab dengan merendah bahwa bela diri dan seni tidaklah berbeda jauh.

Danshiri berkata seni tanpa pengetahuan tidak ada artinya. Demikian juga ilmu bela diri tanpa pengetahuan tidak ada bahayanya. Ada yang lagi cari perhatian nih >,<

ki-00136 ki-00137

Untuk pertama kalinya Ta Hwan setuju dengan istrinya. Yah, dia sih setuju aja asal bisa menjatuhkan Wang Yoo ;p

Ibu Suri menegur Danashiri karena telah mengatakan dengan tersirat bahwa Wang Yoo tidak berpengetahuan. Dengan blak-blakkan Danashiri berkata Wang Yoo disebut-sebut binatang liar dan penyuka wanita. Wang Yoo terdiam, sementara Ta Hwan diam-diam tersenyum. Ibu Suri mengingatkan bahwa Wang Yoo adalah tamunya, jadi Danashiri harus hati-hati dalam berbicara.

Wang Yoo dengan tenang membenarkan perkataan Danashiri. Dalam pertempuran, insting binatang seseorang pasti keluar (untuk membunuh dan bertahan hidup). Sementara arak dan wanita cantik bisa membunuh orang.

Melihat tatapan tajam Wang Yoo terarah padanya, Danashiri bertanya-tanya dalam hatinya apakah ia wanita yang dimaksud oleh perkataan Wang Yoo tersebut.

ki-00424 ki-00426

Ta Hwan tidak mau kalah, ia juga mau berpuisi. Ia berkata ia telah membaca puisi sebelum tidur. Ibu Suri terkejut.

“Yang Mulia, kau bisa membaca?” tanya Danashiri spontan.

Ta Hwan gelagapan. Ia berkata ia akan mengucapkan puisi dan Wang Yoo harus membalas puisinya. Siapa takut, mungkin seperti itu jawab Wang Yoo dalam hati^^

Ta Hwan melirik Seung Nyang untuk mendapatkan semangat. Seung Nyang mengamgguk pelan. Ta Hwan mulai mengucapkan puisi yang pernah dibacakan Seung Nyang sebagai pengantar tidur.

Sudah bisa diduga, Ta Hwan salah menyusun kata-katanya hingga puisinya aneh. Seung Nyang terpaksa menahan tawanya. Dengan wajah bosan Danashiri bertanya apa arti dari puisi tersebut. Ta Hwan berusaha menjelaskan tapi malah bertambah parah. Akhirnya ia kesal dan berkata hanya Danashiri yang tidak mengerti padahal semua orang mengerti.

ki-00145 ki-00152

Giliran Wang Yoo. Wang Yoo mengungkapkan puisi yang indah dan menyentuh mengenai penderitaan rakyat Goryeo. Bahkan Seung Nyang hampir menangis karena teringat ibunya, juga penderitaan Wang Yoo yang telah diturunkan dari tahtanya. Ibu Suri dan Danashiri terpukau mendengar puisi Wang Yoo.

Ta Hwan berkata puisi Wang Yoo tidak bagus, lain kali harus lebih bagus. Kenapa, tanya Danashiri. Ia berkata puisi Wang Yoo indah dan menyentuh. Ibu Suri tahu itu adalah puisi yang ditulis Du Fu untuk mengenang negara dan keluarganya. Ibu Suri berkata Wang Yoo pemberani dan senditif, pantas saja para wanita menyukai Wang Yoo. Ta Hwan menghela nafas kesal.

ki-00155 ki-00166

Ketika Seung Nyang keluar dari ruangan, Sun Woo berdehem lalu menunjukkan tompel di pipinya. Seung Nyang mengerti. Diam-diam ia mengangguk.

 ki-00168 ki-00432

Danashiri berjalan pelan-pelan karena tahu Wang Yoo berjalan di belakangnya. Ia menoleh dengan harapan Wang Yoo berhenti untuk menyapanya. Tapi Wang Yoo berjalan melewatinya begitu saja.

Danashiri berkata Wang Yoo berhutang permintaan maaf padanya. Apa Wang Yoo lupa telah bersikap kasar padanya? Apa seperti itu sikap para pemberani dan sensitif. Wang Yoo balik bertanya apakah menampar raja yang telah diturunkan dari tahtanya merupakan cara orang Yuan. Danashiri berhutang maaf padanya.

Danashiri beralasan ia tidak mengenali Wang Yoo waktu itu. Wang Yoo balik berkata ia juga tidak mengetahui siapa Danashiri waktu itu. Jadi mereka impas. Wang Yoo berbalik pergi.

ki-00173 ki-00181

Seung Nyang bertemu dengan Sun Woo di perpustakaan. Sun Woo bertanya apakah Seung Nyang bisa mendapatkan surat petisi dari ruang kerja Kaisar. Ia mengingatkan El Temur seorang yang sangat berhati-hati. Jika ketahuan, semua orang yang masuk ruang kerja Kaisar akan dihukum. Dan saat itu, tidak ada yang akan bisa membantu Seung Nyang. Wang Yoo juga akan mendapat masalah. Seung Nyang mengerti. Ia akan sangat berhati-hati.

Demi keamanan, mereka sepakat tidak bertemu lagi di tempat ini. Ia akan menyelipkan pesannya dalam sebuah buku. Sebelum Seung Nyang pergi, Sun Woo meminta Seung Nyang tidak marah pada Wang Yoo karena Wang Yoo hanya mengkhawatirkan keselamatan Seung Nyang.

ki-00185ki-00188 

Ta Hwan masih kesal karena ia lagi-lagi kalah dari Wang Yoo. Ia bertanya apa yang Wang Yoo tidak bisa. Seung Nyang ragu ada hal yang tidak bisa dilakukan Wang Yoo lebih dari Ta Hwan.

Gol Ta mengusulkan sepak bola. Ta Hwan sangat hebat dalam sepak bola. Ta Hwan berkata ia main sepak bola sejak kecil dan cukup mahir. Ia bertanya pada Seung Nyang apakah Wang Yoo bisa sepak bola. Dengan jujur Seung Nyang berkata ia tidak pernah melihat Wang Yoo sepak bola, tapi mungkin saja ia bisa sepak bola. Bagaimana ia bisa mahir jika tidak pernah melakukannya, gerutu Ta Hwan. Seung Nyang cemberut.

ki-00191 ki-00198

Gol Ta mengusulkan untuk mengadakan pertandingan sepak bola. Ta Hwan langsung menyetujui dan ingin berlatih malam ini juga. Ia menyuruh Seung Nyang ikut.

Tentu saja agar ia bisa memamerkan kehebatannya pada Seung Nyang. Seung Nyang tidak terkesan sama sekali, bahkan ketika Ta Hwan mencetak gol. Ya iyalah, wong lawannya para kasim yang mengalah pada Ta Hwan.

ki-00210 ki-00209

Saat seorang kasim tak sengaja menyundul bola yang disepak Ta Hwan, ia langsung mengkeret dan minta maaf. Bola itu menggelinding ke kaki Seung Nyang. Ta Hwan menyuruh Seung Nyang membawakan bola itu, karena ia pikir Seung Nyang tidak akan bisa menendang bola.

Seung Nyang menyepak bola itu, dan bola itu langsung melambung tinggi hingga tak terlihat lagi. Ta Hwan bengong.

ki-00215 ki-00216

Wang Yoo membuat petisi mengenai surat wasiat berdarah mendiang kaisar dan indikasi bahwa El Temur pelakunya. Lalu ia menyuruh Jeom Bak Yi yang tidak bisa menulis untuk menyalin tulisan itu dengan tinta merah. Baru kali ini Jeom Bak memegang pena, Moo Song menyarankan agar Jeom Bak seperti sedang menggambar. Jeom Bak akhirnya bisa membuat salinannya.

Wang Yoo memerintahkan Sun Woo untuk menyelipkan petisi itu di antara petisi-petisi lainnya. Sun Woo berkata kasim Deok Man berasal dari Goryeo, ia akan membantu mereka. Ia mengatakan itu agar Wang Yoo tidak curiga bahwa ia meminta bantuan Seung Nyang.

ki-00228 ki-00230

Ta Hwan menyuruh Seung Nyang melawannya dalam sepak bola. Dan sudah bisa diduga, Ta Hwan kalah jauh dari Seung Nyang. Hal ini membuat Ta Hwan malu dan kesal.

ki-00233 ki-00236

Ketika ia berjalan kembali ke kediamannya, tiba-tiba seorang wanita tua memeluknya dan terus memanggilnya “Yang Mulia”. Ta Hwan kebingungan. Deok Man memanggil wanita itu dan wanita tua itu langsung kabur. Wanita itu dipanggil dayang Noh.

Ta Hwan bertanya siapa wanita tua itu. Gol Ta berkata wanita itu dayang yang sudah gila. Dengan kesal Ta Hwan mengomel mengapa wanita itu masih dibiarkan berada di istana.

ki-00248 ki-00251

Seung Nyang sedang memeriksa luka di kakinya ketika tiba-tiba wanita tua itu mencekiknya. Dayang Noh berkata Kaisar adalah miliknya dan ia tidak akan membiarkan siapapun merebutnya. Seung Nyang balik mencekiknya, tapi ia melepaskan wanita itu ketika tahu wanita itu tidak waras.

Deok Man masuk mencari dayang Noh. Seung Nyang menunjuk pada dayang Noh yang bersembunyi di balik selimut. Yeon Hwa dan Hong Dan membwa Dayang Noh keluar dari kamar Seung Nyang. Dayang Noh terus berteriak bahwa ini adalah kamarnya. Hmmm…sepertinya benar kamar Seung Nyang adalah bekas kamar dayang Noh.

ki-00253 ki-00255

Seung Nyang bertanya pada Deok Man siapa dayang Noh sebenarnya. Deok Man berkata dayang Noh adalah favorit mendiang kaisar. Kematian kaisar membuat dayang Noh terpukul hingga ia kehilangan kewarasannya. Selama ini mereka sudah merawatnya tapi kondisi dayang Noh makin memburuk.

ki-00264 ki-00265

Sun Woo menaruh petisi yang disalin Jeom Bak ke dalam buku yang telah disepakatinya bersama Seung Nyang. Beberapa waktu kemudian Seung Nyang datang untuk mengambilnya.

Tapi Dang Ki Se yang melihat Seung Nyang masuk ke perpustakaan merasa curiga. Ia masuk dan bertanya apa yang Seung Nyang lakukan. Dengan bersikap tenang, Seung Nyang berkata ia mengambil buku untuk dibacakannya pada Kaisar.

Dang Ki Se seperti hendak mencium Seung Nyang tapi Seung Nyang memalingkan wajahnya. Dang Ki Se berkata ia tidak membunuh Seung Nyang bukan karena tidak bisa, tapi karena ia tidak mau. dalam hatinya Seung Nyang berkata suatu hari nanti ia akan membunuh Dang Ki Se.

ki-00272 ki-00278

Byung Soo menyiksa dua orang agar mereka mengaku mereka membunuh Gop Sol. Ia tidak peduli kedua orang itu bersalah atau tidak, asalkan ia mendapatkan pelaku untuk bisa diserahkan pada Dang Ki Se.

Bayan dan Tal Tal datang ke tempat penyiksaan. Tal Tal melihat Byung Soo berkeringat. Ia langsung memeriksanya. Ternyata Byung Soo terjangkit wabah. Ia langsung dimasukkan ke sel untuk dikarantina.

Byung Soo berteriak ia tidak pernah keluar dari istana, bagaimana ia bisa terjangkit wabah. Tal Tal berbisik pada Bayan sepertinya Byung Soo mendapat penyakit itu dari mayat Gop Sol. Tal Tal sebelumnya membuang mayat Gop Sol di sumur desa Goryeo yang terjangkit wabah penyakit.

ki-00288 ki-00294

Korban wabah terus berjatuhan di desa Goryeo.Kepala desa mendoakan agar korban yang mati bereinkarnasi jadi binatang asalkan bukan menjadi orang Goryeo. Wang Yoo dan empat sekawan kembali ke desa itu. Ia hendak membagikan uang hadiah Kaisar pada mereka.

Namun kepala desa tidak mau menerimanya dan tidak menerima Wang Yoo masuk ke desanya. Wang Yoo berkata ia akan pergi. Tapi karena ia sudah datang maka ia akan masuk ke desa dan membayar uang masuknya. Ia akan membayar 20 keping emas setiap 10 langkah.

ki-00298 ki-00303

Maka Wang Yoo dan empat sekawan menghitung langkah mereka memasuki desa. Setiap 10 langkah, Sun Woo melemparkan 20 keping emas. Warga yang awalnya ragu langsung berebut mengumpulkan koin itu, kecuali kepala desa.

Wang Yoo dan empat sekawan tersenyum karena setidaknya waga yang masih hidup bisa menghidupi diri mereka. Wang Yoo hendak mengobrol dengan kepala desa, tapi kepala desa tidak mau.

ki-00309 ki-00315

Berbeda dengan Kaisar satu ini, yang kerjanya hanya memandangi Seung Nyang. Ia memerintahkan Seung Nyang untuk membersihkan telinganya. Seung Nyang kaget dan kesal. Ia berkata ia tidak pernah membersihkan telinga orang lain sebelumnya. Dengan enteng Ta Hwan berkata ia tidak pernah membersihkan telinga sendiri.

Seung Nyang terpaksa menurut. Ta Hwan membaringkan kepalanya di pangkuan Seung Nyang. Seung Nyang membersihkan telinga Ta Hwan dengan enggan.

ki-00318ki-00324 

Kasim mengumunkan kedatangan Wang Yoo. Seung Nyang terkejut. Tapi Ta Hwan memerintahkan Seung Nyang untuk tetap melanjutkan membersihkan telinganya. Wang Yoo masuk dan melihat kepala Ta Hwan ada di pangkuan Seung Nyang.

Seung Nyang terlihat malu dan serba salah. Ia memegang telinga Ta Hwan kuat-kuat hingga Ta Hwa berseru kesakitan. Ta Hwan duduk dan menyuruh Seung Nyang keluar.

ki-00334 ki-00335

Wang Yoo bertanya ada apa Ta Hwan memanggilnya. Ta Hwan berkata ia ingin mengadakan pertandingan sepak bola. Yuan melawan Goryeo. Wang Yoo sepertinya baru mendengar olah raga bernama sepak bola. Tapi ia menerima tantangan Ta Hwan dan bertanya apa hadiah bagi pemenangnya.

ki-00345 ki-00346

Seung Nyang memikirkan cara untuk menyelipkan petisi palsu agar bisa masuk ke ruang kerja Kaisar. Biasanya petisi yang amsuk disortir terlebih dulu oleh para sekretaris kerajaan. Kemudian petisi yang lolos pemeriksaan akan dibawa oleh bangsawan Zhang ke ruang kerja Kaisar. Pada saat itulah Seung Nyang harus menyelipkan petisinya.

Seung Nyang meminta bantuan Hong Dan untuk mengepel lantai dengan air. Hong Dan berkata air itu nantinya akan membeku dan jadi licin, bisa-bisa orang terpeleset. Tapi Hong Dan bersedia melakukan permintaan Seung Nyang. Diam-diam Yeon Hwa mendengar percakapan mereka.

ki-00435 ki-00436

Bangsawan Zhang datang membawa tumpukan petisi. Seung Nyang sudah menunggu. Ketika melewati bagian yang sudah dipel dengan air, Bangsawan Zhang jatuh terpeleset dan petisinya berhamburan ke mana-mana.

Seung Nyang pura-pura memolong bersama para dayang yang lain. Tapi diam-diam ia menukar sebuah petisi dengan petisi palsu yang telah disiapkannya. Petisi yang ia tukar ia selipkan di lengan bajunya. Tampaknya tidak ada yang menyadari hal ini.

ki-00442 ki-00446

Bangsawan Zhang menghitung jumlah petisi yang sudah dikumpulkan kembali. Setelah yakin jumlahnya sesuai, ia membawa petisi itu ke ruang kerja Ta Hwan.

Ta Hwan berkata pada El Temur bahwa ia ada pertandingan sepak bola. Di depan bangsawan Zhang, El Temur memarahi Ta Hwan yang lebih mementingkan pertandingan daripada urusan negara. Tapi setelah mereka tinggal berdua, dengan senang hati El Temur mempersilakan Ta Hwan menikmati pertandingan. Dengan begitu ia bisa duduk tenang di kursi Ta Hwan memeriksa petisi.

ki-00362 ki-00368

Danashiri mendengar adanya pertandingan sepakbola antara Ta Hwan dan Wang Yoo. Ia berkata olahraga itu bodoh karena satu bola diperebutkan banyak orang, lebih baik ia membaca buku. Tapi ia buru-buru kembali ke kamarnya dan berdandan untuk menonton pertandingan. Pada dayang Soh ia beralasan harus mendukung Ta Hwan, tapi dayang Soh nampaknya tahu perhatian Danashiri tertuju pada siapa.

ki-00374 ki-00377

Seung Nyang memberi isyarat pada Sun Woo. Sun Woo memberitahu Wang Yoo bahwa Dok Man sudah memasukkan petisi itu. Wang Yoo menitipkan rasa terima kasihnya terhadap Dok Man pada Sun Woo. Sun Woo memberi tanda Ok pada Seung Nyang. Seung Nyang tersenyum.

Ta Hwan bertanding bersama para kasimnya. Ia meminta mereka bertanding demi kehormatan Kaisar. Sementara Wang Yoo berkata pada empat sekawan bahwa mereka bertanding demi Goryeo.

ki-00386ki-00387 

Danashiri tiba di tempat pertandingan. Ia tersenyum pada Wang Yoo. Wang Yoo bersikap cuek.

Ibu Suri berkata tumben Danashiri tertarik pada sepak bola. Danashiri beralasan tentu saja ia harus melihat pertandingan Yuan melawan Goryeo. Ia bertanya apa hadiahnya. Ibu Suri juga tidak tahu.

ki-00391 ki-00392

Dok Man menjadi wasit. Satu-satunya peraturan pertandingan adalah tidak menggunakan tangan. Siapa yang bisa memasukkan bola tiga kali ke gawang lawan akan menjadi pemenangnya.

Awalnya Ta Hwan menguasai permainan. Tapi saat ia hendak mencetak gol, Wang Yoo menjegal bola hingga Ta Hwan terjatuh. Diam-diam Seung Nyang bersorak.

 ki-00393 ki-00406

El Temur akhirnya membaca petisi yang telah diselipkan Seung Nyang. Ia bergetar karena amarah dan bertanya-tanya siapa yang telah menantangnya. Hanya sedikit orang yang tahu mengenai surat itu, dan sekarang El Temur dipenuhi kecurigaan pada mereka.

ki-00413 ki-00415

Sementara itu Wang Yoo siap untuk mencetak gol pertamanya. Ta Hwan berdiri menghadangnya.

ki-00418 ki-00419

Komentar:

Sulit bagiku untuk terus bersimpati pada Ta Hwan jika ia terus bersikap seperti ini. Ia sama sekali tidak melakukan apapun selain mengejar-ngejar Seung Nyang atau berusaha mengalahkan Wang Yoo dengan sikap kekanakkannya. Kupikir ia akan berubah setelah ia mengalami masa-masa sulit di Goryeo. Namun ternyata tidak. Sigh….

Di sisi lain, Wang Yoo dan Seung Nyang terlalu dewasa dan rasional hingga mereka menahan diri dan sangat berhati-sati satu dengan lainnya.  Seung Nyang mengira Wang Yoo hanya menganggapnya bawahannya dan tidak menganggapnya wanita., sementara Wang Yoo mengira Seung Nyang bersikap setia padanya karena ia adalah rajanya dan tidak melihatnya sebagai seorang pria.

Tapi mungkin inilah inti dari kisah ini. Bahwa Ta Hwan memang tidak bisa apa-apa, hingga nanti Seung Nyang menjadi permaisuri dan roda pemerintahan berada di tangan Seung Nyang. Di saat itulah perubahan nasib Goryeo dan Yuan mulai terjadi.

Bagi yang khawatir aku tidak meneruskan sinopsis drama ini, jangan khawatir aku pasti melanjutkannya. Tapi maaf aku tidak bisa membuat dengan cepat dikarenakan aku harus mendampingi anak-anakku yang sedang libur sekolah. Aku juga tidak bisa menentukan kapan pastinya aku bisa memposting lanjutannya karena aku membuatnya hanya bila ada waktu senggang. Terima kasih untuk pengertiannya ;) Have a nice holiday^^

25 komentar:

  1. Waah...udah di posting..

    Happy holiday mba fanny...
    Tetap semangat untuk menulis ini ya...

    ^.^

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bener mba Fanny, Wang Yo sama Sung Yang begitu mungkin karena tidak ada pernyataan cinta yang jelas atau gimana ya? Jadinya mereka spt raja dan bawahan aja, bukan spt sepasang kekasih (cie cie), padahal aku dah berharap di episode ini ada scene romantisnya mereka loh, eh tyt malah ngomongin rencana tentang penyelundupan petisi itu .... yaah...
    Semangat ya Mba Fanny....

    BalasHapus
  4. makasih eonni sinopsisnya..
    iya aku jg takut na eonni ga bakal lanjut ;)

    aku jadi curiga, mungkin jha dayang Noh adlh saksi yg tw dmna surat berdarah.. jgn2 dikamar Seung Nyang? klo emg bnr brarti Seung Nyang dalam bahaya

    BalasHapus
  5. Wah,,ma'ksh mba fanny postingan'y....tetep semangat ya mba...fighting!!!^^

    BalasHapus
  6. setuju sm mb fanny ak blm bs suka sm ta hwan krna sifatnya yg masih kekanakan.
    tp kl liat seun nyang sm wang yo jd sebel sndri.terlalu bnyk yg dikhawatirkan (tp itu yg bikin seru) *ak dukung SY sm WY meskipun nti nya sm TH smg sblm sm TH lbh bnyk crta nya SY sm WY.*ngarep

    bt mb Fanny gpp mba ga cepet bikin nya asal ttp dilanjut lagipula subtitle film ini keluar nya lama jg^^

    ttp smgt n happy holiday

    BalasHapus
  7. ℳϐªk Fanny semangat yAaa, jg kesehatan jg
    Maksih dh dlanjutin sinopnya

    BalasHapus
  8. Mbak semangat yaa nulis yaa... tulisan mbak emang daebak banget
    Saya penggemar drama saeguk dan yg main unnie han ji won pula
    Penasaran banget ama drama ini
    Lebih enak baca sinop drpd nonton
    Semangat yaaa

    BalasHapus
  9. Knp Ta Hwan yg putra mahkota tidak bisa baca tulis ya...

    BalasHapus
  10. Gumawo.. gumawo... gumawo.. mba Fanny n happy holiday
    Fighting dengan lanjutan sinopsisnya ya mba..

    BalasHapus
  11. Gumawo.. gumawo... gumawo.. mba Fanny n happy holiday
    Fighting dengan lanjutan sinopsisnya ya mba..

    BalasHapus
  12. Makasih mba masih mau lanjut bwt sinopnya ... ngeri juga sma dayang noh tpi pasti ada rahasia dalam kemunculannya ... Apa itu ??
    happy holiday too~

    BalasHapus
  13. Makasih mba masih mau lanjut bwt sinopnya ... ngeri juga sma dayang noh tpi pasti ada rahasia dalam kemunculannya ... Apa itu ??
    happy holiday too~

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. gumawo eonni....
    ditunggu kelanjutan sinopsis nya...
    :-)

    BalasHapus
  16. Selamat malam
    sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih untuk sinopsisnya^^
    Empress Ki makin lama makin seru. Hihihi, Ta Hwan terus saja bertingkah layaknya anak kecil. Ah, jadi marah sendiri. Kenapa dia ngga bisa dewasa sedikit sih? :p
    lalu, saya mau curhat sedikit
    dalam sehari, saya sudah tiga kali bolak2 ke blog mbak fanny utk melihat update Empress Ki
    saya lihat di berita, Empress Ki sudah mencapai episode 18 ya? wah, ketinggalannya lumayan
    hmm, saya tahu kalau kesibukan sebagai seorang Ibu pasti padat. semoga saja mbak fanny bisa menulis sinopsis Empress Ki bisa di sela-sela waktu itu
    nggak sabar untuk episode selanjutnya! semangat menulis dan segalanya!
    gomawo
    Putpit

    BalasHapus
  17. mba fannyyyyy.... EK nya dongggs,, ngiri nihh sama My Love From Another Star nya yang udah dibikinin sinopnya hehehehehehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama. aku juga nunggu dengan sabar. sinopsis E,press Ki^^
      eh. tapi, My Love From Another Space itu drama yang bagus juga sih^^
      dua2nya keren

      Hapus
  18. Di episode 18 ada adegan waktu WY mengendong danashiri

    BalasHapus
  19. Seru juga ya ini drama . Gumawo mbak fanny sinops nya...lanjut terus pantang mundur. Kita hwaiting nie....

    BalasHapus
  20. Terima kasih mba atas sinposisnya..drama empress ki memang drama yg bagus..saya disini suka pasangan seungnyang dan ta hwan..karena seungnyang bisa tertawa,marah,kesal karena ta hwan..disinilah unsur humornya..ta hwan akan berkembang sedikit demi sedikit..karena dia butuh keberanian utk melawan el temur..saya rasa dia adalah raja yg paling menyedihkan..dibandingkan wan yoo yg seperti laki-laki sempurna..ta hwan memiliki tahta tp tdk memerintah..bertindak kekanak2an demi hidup..demi membalaskan dendam ayahnya..episode ini masih panjang..seung nyang pun dlm MBC award mengatakan kalau ia akan memilih keduanya..karena wang yoo tipe laki2 tempat wanita bersandar..dan ta hwan tipe laki2 yg akan dipeluk wanita..wah..mba..maaf komennya panjang..gomawo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl liat di episode pertama meskipun dah jd permasyuri ta hwan, cintanya Seung Nyang tetap bwt Wang Yoo, dy brtahan di Yuan demi Raja dan rakyatnya. Fisiknya blh sama Ta Hwan tp hatinya buat Wang yoo..hahaha #pissss..

      Hapus
  21. kapan diterusin nih sinopsisnya... amat sangat ditunggu mba.. :)

    BalasHapus
  22. Mbk.. Sinop EKnya dilanjut donk...

    Penasaran ni...

    Thank's b4 mbk fanny..

    BalasHapus
  23. ayo mba lanjutin lg nulisnya, aku nemu blog tetangga yg nulis empress ki jg, dah mw episode 21, tp aq lbh seneng baca di blog mbak lebih berpihak pada wang yoo soalnya..hahaha..

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)