Kamis, 25 Juli 2013

Sinopsis I Hear Your Voice Episode 6 (Bagian 1)

shot0044

Apa yang Hye Sung lakukan setelah mengetahui bahwa ia salah dan Do Yeon yang benar? Ia tidak mau tahu. Bukankah Hakim sudah memutuskan? Memangnya ia harus menemui Hakim lalu mengaku ia salah? Ia tidak mau.

Su Ha yang kecewa dengan sikap Hye Sung, memegangi tangan Hye Sung dan tidak mau melepasnya. Akhirnya ia berkata mungkin Hye Sung sebaiknya berhenti menjadi pengacara. Fiuhh…akhirnya seseorang mengatakannya!!

shot0009shot0013

Su Ha mengingatkan 10 menit yang lalu Hye Sung berbicara dengan Do Yeon mengenai siapa yang harus meninggalkan bidang ini. Hye Sung sendiri yang mengatakan masalah terbesar adalah orang yang tidak mau mengakui meski telah melakukan kesalahan.

“Tapi itu….”

“Apa aku salah?” sergah Su Ha.

“Orang ini benar-benar…kukira ia orang yang akan selalu membantuku, tapi ia hanya menghalangiku.”

Mendengar isi pikiran Hye Sung, serta merta Su Ha melepaskan pegangannya pada tangan Hye Sung. Shock.

 shot0016 shot0017

Hye Sung pergi dengan kesal. Ia melampiaskan kemarahannya dengan berteriak-teriak sendiri di dalam ruang kantor yang kosong. Yoo Chang bertanya-tanya apa lagi yang menyebabkan Hye Sung seperti itu. Hye Sung sepertinya kesal karena disamakan dengan Do Yeon.

Hye Sung pergi ke jendela. Ia melihat Su Ha masih duduk termenung di depan kantor. Hye Sung berteriak frustrasi.

shot0021 shot0020

Hingga malam, Su Ha belum beranjak dari tempatnya. Ia membayangkan dirinya melangkah ke dalam kantor Hye Sung yang gelap, sama seperti sepuluh tahun lalu ketika polisi mengantarnya ke rumah pamannya setelah ia ditinggalkan begitu saja di taman bermain. Su Ha mendengar isi pikiran pamannya yang menganggapnya seperti seekor lintah yang terus menempel. Waktu itu Su Ha hanya bisa menangis sedih sambil memperlihatkan tangannya yang terluka.

Seperti itulah perasaannya saat ini. Terluka. Sendiri. Tertolak.

shot0026 shot0030

Hye Sung akhirnya menghampirinya. Ia meminta Su Ha menarik perkataannya tadi. Bahwa ia sama dengan Do Yeon. Su Ha tidak mau.

“Mulai sekarang aku akan melakukan segala upaya untuk membuktikan kebenaran. Aku akan membuktikan bahwa keduanya melakukan pembunuhan bersama. Apa kau mengerti maksudku?”

“Mungkin.”

“Aku akan mengakui kalau aku salah, dasar bodoh!”

Su Ha tersenyum geli. Hye Sung jadi kesal. Apa Su Ha tahu betapa sulitnya hal ini baginya? Kebanyakan orang tidak mungkin mau mengakui kesalahannya di depan musuh. Tapi ia mengakuinya. Kenapa? Karena ia lebih baik dari orang kebanyakan.

“Karena itu tarik balik perkataanmu bahwa aku salah dengan Do Yeon.”

“Kau tidak salah, tapi berbeda. Salah artinya tidak benar, berbeda artinya tidak sama. Seharusnya kau menggunakan kata berbeda, bukan salah. Apa kosa katamu hanya setingkat itu?”

Su Ha berkata Hye Sung sangat berbeda dengan Do Yeon. Apa Hye Sung senang? Tentu saja senang, walau ia tidak mau memperlihatkannya.

shot0040 shot0043

Dalam sekejap mereka sudah seperti biasa. Mereka pergi ke supermarket untuk berbelanja. Keduanya berdebat mengenai bahan makanan yang mereka beli. Su Ha si sehat dan Hye Sung si instan.

Hye Sung kembali menemui Jeon Pil Seung, si adik dalam kasus si kembar. Si adik jauh lebih ceria sekarang. Ia bahkan bertanya pada Hye Sung apakah mereka sebaiknya mengumpulkan lebih banyak bukti untuk membuktikan ia bukan pembunuhnya. Atau perlukah ia mengumpulkan petisi dari teman-temannya?

Hye Sung menatap terdakwa. Ia bertanya apakah ia pernah membohonginya walau hanya satu persen. Tidak, jawab si adik.

“Hanya karena 1% itu, sisa 99% dapat menjadi kebohongan. “

Sang adik terus menyangkal. Ia bertanya mengapa Hye Sung bertanya. Hye Sung berkata ia hanya berjaga-jaga.

“Apakah kau bersama kakakmu merencanakan untuk membunuh Han Gi Soo?”

“Tidak, tentu saja tidak. Mengapa Anda bertanya? Apa kakakku mengatakan sesuatu?”

“Jika kakakmu mengatakan sesuatu, kenyataan bahwa kalian berdua merencanakannya akan terbongkar, bukan?”

Si adik menatap tangan Hye Sung yang sedang memegang pensil berujung tajam. Sekelebat perasaan takut menyelinap di hati Hye Sung. Ia menoleh pada polisi penjaga yang berjaga di luar. Si polisi tidak memperhatikan mereka dan sedang melihat ke arah lain.

shot0054 shot0058

Terdakwa tersenyum menenangkan. Ia hanya bertanya apakah Hye Sung mendengar sesuatu dari kakaknya. Lalu ia memajukan tubuhnya dan berbisik.

“Ini adalah rahasia. Sebagai pengacaraku, kau tidak bisa mengungkapkannya,” ujar si adik kali ini tidak lagi berbicara dengan bahasa formal. Ia mengingatkan kode etik pengacara yang tidak boleh mengungkapkan pengakuan terdakwa.

Hye Sung bertanya apa ia sedang diancam. Si adik tersenyum. Tidak, ia tidak sedang mengancam. Ia hanya jauh lebih pintar dari Hye Sung. Jadi sebaiknya Hye Sung mempercayainya dan melanjutkan pekerjaan dengan baik seperti sebelumnya.

Sebagai tambahan, ia memberitahu Hye Sung kalau ia sudah mempelajari hukum sedikit. Bukan untuk bekerja demi hukum tapi untuk menggunakan hukum dengan sebaik-baiknya.

shot0067 shot0071

Hal ini membuat Hye Sung pusing hingga ia kembali berputar-putar di pintu pusing. Apa yang harus ia lakukan? Apa ia sebaiknya mengabaikan kode etik dan langsung membeberkannya? Ia menolak pikiran itu. Bagaimanapun juga ia seorang pengacara dan ia dibayar untuk itu.

Kwan Woo yang hendak keluar menyapanya. Hye Sung langsung menariknya. Ia berkata ia baru saja menemui Jeong Pil Seung. Kwan Woo langsung menarik tangannya. Ia adalah pengacara sang kakak jadi mereka tidak boleh membicarakan itu.

Hye Sung menariknya dan berusaha memberitahu yang sebenarnya. Kwan Woo menghindar sambil terus menutupi kupingnya. Hye Sung berseru si kembar itu telah merencanakan dan melakukan kejahatan bersama dan mempergunakan mereka berdua untuk bebas.

shot0076 shot0085

Kwan Woo melepaskan diri dari Hye Sung dengan tiba-tiba hingga wajah Hye Sung membentur Kwan Woo. Kwan Woo meminta maaf pada Hye Sung. Ia tidak akan mendengarkan perkataan Hye Sung dan hanya akan mendengar perkataan terdakwa yang diwakilinya, Jeong Pil Jae si kakak. Sigh….Kwan Woo belum kapok apa dibohongi sama terdakwa >,<

Kwan Woo buru-buru kabur. Hye Sung mengomel kesal dan menyebut Kwan Woo si bodoh. Tapi ternyata Kwan Woo jadi bimbang. Bagaimana jika si kembar benar-benar pelakunya?

“Aaaa sadarlah Pengacara Cha! Pengacara Jang adalah musuh. Tidak boleh goyah,” Kwan Woo memantapkan hatinya.

Ia melihat beberapa wanita yang lewat tertawa saat melihatnya. Hehe…ternyata ada tapak bedak wajah Hye Sung di jas Kwan Woo. Dasar Kwan Woo…ia malah senang. Itu jas ngga bakalan dicuci seumur hidup kayanya :D

shot0102 shot0103

Di rumah, Hye Sung curhat pada Su Ha bahwa Kwan Woo adalah pria terbodoh sedunia. Su Ha tersenyum menyetujui. Tidak menyia-nyiakan kesempatan menjatuhkan saingan ^^

Su Ha bertanya apa yang akan dilakukan Hye Sung di sidang. Hye Sung mengaku ia tidak tahu. Semua bukti lemah. Tidak ada bukti yang jelas. Jika seperti ini, keduanya bisa dibebaskan. Ia bertanya-tanya mengapa Do Yeon bisa mengambil kesimpulan si kembar melakukannya bersama-sama.

Su Ha mengatakan seusai sidang itu di saat Hye Sung berbicara dengan Do Yeon, ia mendengar isi pikiran Do Yeon. Hye Sung menduga Do Yeon sedang memakinya di dalam pikirannya.

Tapi bukan, Su Ha berkata Do Yeon sedang mempertimbangkan untuk meminta bantuan Hye Sung. Do Yeon tahu bagaimana caranya menangkap di kembar jika ia bisa meminta Hye Sung membantunya. Hanya saja Su Ha juga tidak tahu rencana Do Yeon.

Su Ha melihat Hye Sung sedang mempertimbangkan untuk membantu Do Yeon.

“Aku membantunya? Membantu gadis itu? Aku tidak mau! Tapi apa aku sebaiknya menemuinya? Do Yeon bilang ada hal yang penting. Apa aku gila? Lupakan saja.”

shot0119 shot0122

Tanpa ia sadari, diam-diam Su Ha mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.

“Apa yang kaulakukan pada ponselku?” tanyanya saat melihat Su Ha.

Su Ha berkata ia sedang meng-sms Do Yeon.

“Apa?! Kembalikan!” Hye Sung berusaha merebut ponselnya.

Ia melompat naik ke punggung Su Ha. Su Ha tidak semudah itu mengembalikan ponselnya. Akhirnya Hye Sung berhasil.

“Kau mengirimnya seperti ini?” serunya saat melihat Su Ha sudah mengirim sms.

“Iya,” jawab Su Ha tersenyum sambil terengah-engah.

shot0128 shot0140

Do Yeon membaca pesan sms Hye Sung…eh Su Ha.

“Bisakah kita bertemu besok? Kupikir kita bisa saling membantu.”

Do Yeon menatap komputernya. Ia sedang membuat perubahan tuntutan terhadap si kembar. Tapi sms Hye Sung tadi membuatnya bimbang.

shot0143 shot0144

Hye Sung berkata pada Su Ha kalau bekerja bersama Do Yeon itu bukan sama-sama untung tapi sama-sama kalah.

“Aaah, bagaimana ini? Aku terlihat seperti pecundang. Benar-benar pecundang,” keluh Hye Sung.

Ia mendapat balasan sms dari Do Yeon. “Pukul 07.30 di TKP.”

Dasar Hye Sung. Ia tidak mau Do Yeon mendiktenya dengan menentukan waktu dan tempat. Ia tidak mau datang dan mulai mengetik balasan sms. Su Ha merebut ponsel Hye Sung, mengingatkan Hye Sung hendak mengakui telah salah. Ia menyuruh Hye Sung pergi mendengar cerita Do Yeon.

“Ah, aku bahkan tidak bisa menjahit mulutmu itu,” gerutu Hye Sung.

shot0152 shot0155

Keesokan paginya Hye Sung menemui Do Yeon di depan minimarket tempat terjadinya pembunuha. Di minimarket itu nampak seorang ibu yang bekerja keras sendirian sambil menggendong bayi yang menangis. Itu adalah istri korban.

Do Yeon berkata korban mempunyai 3 orang anak dan yang digendong adalah yang bungsu. Anak pertama sedang sekolah sedangkan anak kedua penderita autis. Sehari sebelum anak yang bungsu berulangtahun setahun, ayahnya dibunuh.

Hye Sung bertanya mengapa Do Yeon ingin bertemu di sini, apa ingin membuatnya merasa bersalah dengan memperlihatkan keluarga korban?

“Kaubilang terdakwa tidak bersalah. Jadi mengapa kau harus merasa bersalah?” ujar Do Yeon. Touche…

Hye Sung terdiam.

shot0161 shot0174

“Kau tahu mereka berdua bersalah, iya kan?” tanya Do Yeon.

“No comment. Aku penuntut dan aku pengacara.”

Do Yeon berkata ia akan tetap dengan tuntutannya. Bahwa keduanya merencanakan dan melakukan kejahatan ini bersama. Ia yakin itu.

Hye Sung berkata Do Yeon harus membuktikan itu, sementara bukti yang ada sangatlah lemah. Do Yeon berkata ia tidak memiliki bukti tapi ia memiliki rencana.

“Rencana apa?”

“Jika aku memberitahu, apa kau akan membantuku?”

Hye Sung meminta Do Yeon tidak berbelit-belit. Jika ingin bicara, bicara yang jelas.

Hanya saja ketika mereka bicara, Kwan Woo diam-diam melihat mereka. Lalu ia melaporkan hal ini pada Pengacara Shin dan Yoo Chang. Mereka bertanya-tanya apa yang dibicarakan penuntut dan pengacara sebelum sidang.

shot0175 shot0181

Yoo Chang menebak keduanya bekerja sama untuk melawan Kwan Woo. Pengacara Shin tidak yakin tapi Yoo Chang berkata Hye Sung orang yang sanggup melakukan hal seperti itu.

Kwan Woo hanya duduk diam. Tiba-tiba…

“Aku tersentuh! Pergi ke TKP sepagi ini artinya ia sangat berdedikasi untuk kasus ini. Aku sering melakukannya, tapi tak kusangka Pengacara Jang juga melakukan itu. Bukankah ia sangat berdedikasi?”

Yoo Chang hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar kesimpulan Kwan Woo. Hehe…orang yang terlalu positif dan terlalu optimis juga ternyata tidak selalu baik ya^^

shot0192 shot0193

Hye Sung kembali menemui Jepng Pil Seung. Ia menyuruh Pil Seung memilih dari dua berkas. Mengaku atau tidak mengaku? Pil Seung langsung memilih tidak mengaku.

“Meski kau bisa bebas walau kau mengaku?”

Pil Seung jadi tertarik. Apalagi rencana Hye Sung sekarang? Hye Sung berkata dengan mengaku, ia bisa menghilangkan semua bukti yang melibatkan baik Pil Seung maupun kakaknya.

Hye Sung berkata jika bukti keduanya melakukan perampokan dan pembunuhan telah hilang, maka Pil Seung akan membuat pengakuan.

Pil Seung tertawa sinis, jika ia mengaku mana mungkin ia bisa bebas. Hye Sung mengutip salah satu hukum yang menyatakan terdakwa dinyatakan tidak bersalah jika satu-satunya bukti yang tersedia adalah pengakuan terdakwa. Walaupun Pil Seung mengaku, jika tidak ada bukti lain yang menyokong pengakuan itu maka Pil Seung tidak bersalah. Sebaliknya, yang tidak mengaku menjadi bersalah.

shot0203 shot0200

“Apa? Kakakku juga tidak memiliki bukti sepertiku. Kenapa ia bersalah?”

Hye Sung berkata pengakuan Pil Seung akan menjadi bukti melawan sang kakak. Jika si kakak menyangkal, pengakuan adiknya yang akan dijadikan bukti dan akibatnya si kakak menjadi bersalah.

“Luar biasa, bukan? Jika kau mengaku, kau bebas. Jika kau tak mengaku, kau bersalah.”

Si adik berkata untuk apa ia mengaku jika tidak ada buktinya. Jika mereka berdua bersikeras tidak melakukannya sampai akhir, mereka berdua akan bebas.

Hye Sung bertanya bagaimana jika sebenarnya ada bukti tapi penuntut belum mengeluarkannya. Ia sudah memeriksa daftar bukti. Seharusnya ada dua rekaman CCTV tapi yang dilaporkan hanya satu. Dan CCTV itu terletak di tempat di mana Pil Seung tidak terlihat dengan jelas. Artinya hanya satu pelaku yang wajahnya tertangkap kamera.

Hye Sung berkata penuntut yang telah merencanakan semua ini. Membuka pintu dan membiarkan satu orang keluar untuk menangkap satu orang yang lainnya.

“Jadi, ketika pintu terbuka agar kau keluar, keluarlah. Jangan tertangkap dan tertinggal sia-sia. Hukum bukanlah untuk dipatuhi, tapi untuk digunakan sebaik-baiknya, iya kan?”

Jadi yang dimaksud oleh Hye Sung adalah Pil Seung bisa memilih nasibnya. Bebas atau dipenjara? Jika ia mengaku, maka hanya kakaknya yang akan dipenjara dan ia bisa bebas. Tapi jika ia tidak mengaku, bukti-bukti tidak akan dihilangkan, termasuk bukti CCTV yang menurut Hye Sung ada di tangan penuntut. Dengan demikian, keduanya akan dihukum. Apakah Pil Seung akan menerima pil kebebasan ini dengan membiarkan kakaknya yang menanggung semua hukuman?

Hmmm…sepertinya apa yang ditawarkan Hye Sung pada Pil Seung adalah bagian dari rencana Do Yeon.

shot0210 shot0212

Su Ha dan Hye Sung menunggu bus di halte. Su Ha masih bingung kenapa orang yang mengaku tanpa bukti kok malah bebas. Hye Sung berkata karena mungkin saja orang itu mengaku akibat tekanan polisi. Kalau begitu apa artinya Hye Sung hanya akan menangkap satu dari keduanya? Hye Sung dengan tegas berkata ia akan menangkap keduanya.

“Huuuu…kau pasti memiliki rencana,” ujar Su Ha.

shot0215 shot0217

Ia melihat seorang pria mencurigakan berdiri di belakang seorang ahjumma. Su Ha melihat pikiran orang itu dan tahu orang itu akan mencopet. Ia segera berdiri di depan Hye Sung.

“Lihat, orang bertopi biru itu retsletingnya terbuka!” serunya sambil tertawa. Sontak semua orang menoleh. Aksi pencopetan pun gagal. Su Ha meminta maaf pada si pencopet dengan alasan ia salah lihat. Si pencopet pergi sambil mengomel dalam hatinya.

Su Ha memberitahu niat si pencopet itu pada Hye Sung. Hye Sung berkata seharusnya pencopet itu ditangkap. Tapi Su Ha berkata pencopet itu sudah gagal melakukan aksinya jadi biarkan saja. Hye Sung berkata pencopet itu mungkin saja akan mencoba di tempat lain.

Dilema juga ya. Tidak mungkin menangkap orang tanpa bukti. Tapi apa penjahat harus ditangkap setelah melakukan kejahatan? Bagaimana dengan pembunuh? 

shot0221 shot0225

Joon Guk sekarang bekerja di kedai ibu Hye Sung dengan nama samaran Gil Dong. Ibu Hye Sung memintanya menandai kalender hari Jumat dua minggu yang akan datang. Itu adalah hari Hye Sung mendapat gaji. Joon Guk menurutinya.

Ibu Hye Sung melihat Joon Guk mengamati potretnya bersama Hye Sung. Joon Guk berkomentar mereka terlihat bahagia. Ibu Hye Sung berkata Hye Sung hanya tersenyum karena sedang difoto. Aslinya Hye Sung sama sekali tidak cute.

“Kalian berdua terlihat sangat bahagia,” Joon Guk tertawa kecil. Hiiiiyyy *merinding*

“Di mana keluargamu?” tanya Ibu Hye Sung.

“Mereka sudah mati….dulu,” jawab Joon Guk.

shot0238 shot0243

Si Kembar dibawa dalam mobil tahanan menuju gedung pengadilan. Pil Seung melirik kakaknya yang duduk di seberangnya. Kata-kata Hye Sung terngiang di pikirannya.

Do Yeon, Kwan Woo, Hye Sung, dan para hakim menuju medan perang alias ruang sidang. Su Ha masih berada di kelas. Tapi ia diam-diam menyemangati Hye Sung. Fighting!!

shot0244 shot0249

Sidang dimulai. Penuntut alias Do Yeon menyatakan tidak akan mengubah tuntutannya. Sementara para pembela tidak menyetujui semua bukti. Hakim Kim bergumam sidang kali ini akan berlangsung seharian.

Pil Seung mengingat apa yang dikatakan Hye Sung kemarin. Hye Sung berkata di sidang nanti mereka akan menolak semua bukti. Bukan hanya bukti yang melibatkan Pil Seung tapi juga bukti kakaknya.

Do Yeon mulai menanyai saksi. Saksi mengaku melihat si kembar keluar dari minimarket setelah peristiwa pembunuhan itu. Giliran Hye Sung menanyai saksi yang sama. Ternyata saksi melihat dari jarak 15 meter. Ia bahkan salah mengenali orang dalam foto yang hanya berjarak 1 meter darinya. Satu bukti gugur.

shot0257 shot0260

Bukti kedua: hasil tes poligraf. Do Yeon mengatakan keduanya melakukan pembunuhan tapi mengatakan yang sebaliknya. Kwan Woo berkata tes poligraf tidak bisa dikenakan pada kasus ini karena tes ini dilakukan dalam lingkungan penuh tekanan. Bukti kedua gugur.

Pada akhirnya hampir seluruh bukti yang diajukan bisa digugurkan oleh para pembela. Hakim Kim sendiri bingung.

Yoo Chang berbisik pada Pengacara Shin kalau ia telah salah menilai Hye Sung. Ternyata Hye Sung berpihak pada Kwan Woo dan bukannya pada Do Yeon. Tapi Pengacara Shin bisa melihat kalau Do Yeon menyerah terlalu mudah. Seperti sengaja menyerah. Tidak mungkin, kata Yoo Chang.

Bukti terakhir. Rekaman CCTV kejadian itu diputar di ruang sidang. Ganbarnya terlalu buram. Hakim Kim bertanya bukankah ada rekaman yang lain. Do Yeon berkata hanya ada satu rekaman.

Pil Seung menoleh pada Hye Sung. Ia ingat Hye Sung mengatakan hanya satu video yang diserahkan untuk menjadi bukti, seharusnya ada 2. Dalam video itu satu pelaku membelakangi kamera. Penuntut telah membuka pintu untuk membiarkan satu orang keluar demi menangkap yang satu,

shot0270shot0271

Yoo Chang berkata jika bukti video ini juga berhasil dihilangkan maka kedua pengacara berhasil. Tapi Pengacara Shin menyadari, jika satu dari si kembar mengaku maka ia akan bebas sementara yang lain akan dihukum. Namanya Dilema Narapidana.

Dan ternyata benar itulah rencana Do Yeon. Hye Sung berkata rencana itu hanya bisa dijalankan jika salah satu dari mereka mau mengkhianati yang lain. Kedua kembar itu telah merencanakan dengan teliti pembunuhan ini.

Do Yeon tidak sependapat. Satu bisa bebas sementara yang lain harus mendekam 15 tahun di penjara. Tidakkah itu alasan yang cukup untuk saling mengkhianati? Rencananya adalah membuat para terdakwa mengkhianati satu sama lain lalu menangkap keduanya.

shot0278 shot0283

Hakim menyatakan semua bukti tidak bisa diterima. Pil Seung ingat Hye Sung menyuruhnya mengaku setelah semua bukti dinyatakan gugur. Ia menoleh pada Hye Sung. Hye Sung mengangguk.

Tiba-tiba Pil Seung berdiri.

“Aku ….kami berdua merencanakannya dan membunuh orang itu.”

Si kakak terkejut. Demikian juga yang lain. Kecuali Hye Sung dan Do Yeon tentunya.

“Hei, ada apa denganmu? Apa kau gila?”

 shot0291 shot0297

Hakim Kim berkata Pil Seung berhak menarik pernyataannya tadi. Ia bertanya apakah Pil Seung mengakui semua tuduhan terhadapnya dan mengetahui akibat dari pengakuan itu.

“Ya, aku mengakuinya sekarang.”

“Kalau begitu, Jeong Pil Jae, apa kau mengakuinya?” tanya Hakim Kim.

Pil Jae berdiri dan menyangkal semuanya. Ia berkata Pil Seung yang melakukannya sendirian.

Hakim Kim menyatakan mereka sudah mempunyai bukti (pengakuan Pil Seung bahwa mereka melakukan kejahatan itu), dengan begitu Pil Jae bisa dihukum.

 shot0301 shot0306

Kwan Woo langsung meminta sidang ditunda sejenak. Tapi Pil Jae tak bisa terima. Bukankah semua bukti semua gugur? Bukti apa yang mereka maksud?

“Pengakuan Jeong Pil Seung dijadikan bukti untuk melawanmu.”

“Apa? Lalu bagaimana dengan orang ini?” Pil Jae menunjuk adiknya.

Hakim mengatakan pengakuan tidak bisa dijadikan dasar tuduhan jika tidak ada bukti lain. Dengan begitu si adik bebas.

Pil Jae terduduk lemas di kursinya. Ia menyadari adiknya telah mengkhianatinya agar bisa bebas.

shot0305shot0316 

Hakim bertanya apakah Kwan Woo akan menentukan tanggal sidang selanjutnya. Iya, jawab Kwan Woo.

“Bagaimana jika aku juga membuat pengakuan?” tanya Pil Jae. Jika ia mengaku bukankah artinya ada bukti terhadap Pil Seung juga. Dengan begitu Pil Seung juga bisa dihukum, iya kan?

Inilah yang ditunggu-tunggu Do Yeon dan Hye Sung. Pil Seung mulai gelisah.

shot0322 shot0324

Komentar:

Hmm….memangnya Pil Seung tidak terpikir kakaknya juga akan melawannya jika ia mengkhianatinya seperti itu? Bukannya ia ber-IQ 152?

Hye Sung akhirnya bekerja sama dengan Do Yeon. Heh…mereka ini memiliki hubungan yang aneh dan menarik ;p

4 komentar:

  1. lanjutkan. .eoni :)

    BalasHapus
  2. Mba fanny. . Semangat . . .!! :-)

    BalasHapus
  3. Eonni Lanjuuuuutt yaa...smangaaattt
    Next episode ngebuuuttt....!!!

    BalasHapus
  4. tambah seru baca sinopsis nya, tq buat penulisnya

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)