Jumat, 20 April 2012

Sinopsis The King 2 Hearts Episode 8

MP-01217

Jae-ha kembali ke istana. Ia turun dari mobilnya dan melihat ke atas. Para shaman sedang mendoakan arwah Raja dan memanggil-manggil roh Jae-kang. Jae-ha masuk ke kamarnya. Pakaian berkabungnya sudah tergantung rapi.

Ia berganti pakaian. Kenangan mengenai kakaknya membanjiri ingatan Jae-ha. Tanpa sadar air matanya mengalir. Jae-ha menutup wajah dengan tangannya. Mencoba menahan air matanya.

 MP-00801 MP-00814

Ayah Hang-ah menelepon Hang-ah setelah mendengar berita itu. Ia mengkhawatirkan puterinya. Ia berani meninggalkan Hang-ah di Selatan karena Jae-kang, tapi bagaimana sekarang? Hang-ah tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan ayahnya. Ia meminta maaf dan menutup teleponnya lalu berjalan ke luar.

Di luar ia berpapasan dengan Jae-ha. Mereka berpandangan dengan sedih. Sekretaris Eun mengingatkan waktu mereka tak banyak. Mendengar panggilan “Yang Mulia’ Sekretaris Eun pada Jae-ha, Hang-ah seolah tersadar siapa Jae-ha sekarang. Ia memberi jalan untuk Jae-ha dan memberi salam, “Yang Mulia.”

Jae-ha menoleh. “Jangan sampai kau pun memanggilku begitu,” katanya dengan suara tercekat.

Hang-ah melihat mata Jae-ha yang merah karena menahan tangis. Ia hanya bisa menatap calon suaminya dengan sedih.

MP-00836  MP-00829

Jae-ha langsung dinobatkan sebagai Raja. Hang-ah tak bisa tinggal diam. Ia bertanya pada kepala pelayan apa yang bisa ia lakukan untuk membantu.

Jae-ha memasuki ruang kerjanya. Ia terdiam sejenak melihat meja kerja kakaknya yang sekarang menjadi mejanya. Jae-ha duduk dan bertanya pada Sekretaris Eun apa yang harus ia kerjakan untuk pertama kali.

Sekretaris Eun menjawab Jae-ha haru membuat Ilseongnok (jurnal harian Raja. Setiap hari Raja mengungkapkan isi hatinya kepada Raja terdahulu. Karena sekarang jaman modern, catatannya berupa rekaman audio bukan tulisan lagi). Jae-ha diminta mengubah password untuk merekam jurnalnya karena setiap Raja memiliki password masing-masing.

Ia memandang lukisan kakaknya dengan mata berkaca-kaca. Jae-ha menekan sebuah tombol. Keluarlah alat perekam dari bawah lukisan itu. Alat perekam itu memberi instruksi agar Jae-ha mengucapkan kode untuk mulai merekam.

Jae-ha memandang wajah kakaknya.

“Apa kau senang?” tanyanya.

“Kode untuk memulai rekaman telah tersimpan. Silakan ucapkan kode untuk mengakhiri rekaman.”

“Apa yang kaulihat?” katanya marah.

“Kode untuk mengakhiri rekaman telah tersimpan.”

(jadi setiap hari Jae-ha akan merekam jurnalnya dengan password mulai “Apa kau senang?” dan password akhir “Apa yang kaulihat?”. Weird password, tapi dijamin ngga akan ada orang yang bisa buka jurnal itu ^^)

Air mata kembali mengaliri wajah Jae-ha. Ia segera menghapusnya.

MP-00855 MP-00861

Jae-ha masuk ke ruang baca di mana Sekretaris Eun telah menunggu. Sekretaris Eun bertanya apakah Jae-ha telah selesai merekam.

“Tidak ada yang perlu dibicarakan dengan orang yang telah mati,” ujar Jae-ha. “Selanjutnya apa?”

“Pertama-tama, ada delapan proposal resmi yang harus diputuskan dalam iminggun ini. Juga tiga proposal kelompok bala bantuan.”

Jae-ha menoleh melihat tumpukan proposal di dekat rak. “Bagaimana bisa ada begitu banyak pekerjaan pada periode berkabung seperti ini? Ah…stress..”

“Besok pagi pada rapat sarapan, Yang Mulia akan menerima ucapan bela sungkawa dari tiap duta besar. Lalu ada rapat mnegenai Arirang.”

MP-00867 MP-00869

“Tunggu, Arirang?”

Sekretaris Eun berkata Arirang akan dilaporkan oleh negara tetangga sebagai warisan budaya negara tersebut. Jae-ha bertanya jadi jika orang Korea menyanyikan lagu Arirang maka artinya mereka menyanyikan lagu negara tersebut? “Lalu lama-lama mereka akan mengatakan tanah kita adalah milik mereka dan negara kita budak mereka? Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini? Apa yang negara kita lakukan selama bertahun-tahun ini?”

Sekretaris Eun menjawab negara telah mengadakan berbagai pertunjukkan secara umum dan diplomatis di berbagai negara. Tapi bagi Jae-ha hal itu tdak cukup.

Ia menyalahkan Menteri Administrasi dan Sekretaris Eun. Dan mengomel selama ini orang-orang bekerja atau hanya bermain-main.

“Kalau begitu apa yang Yang Mulia telah lakukan selama ini? Masalah ini telah ada sejak 10 bulan lalu. Media telah membicarakannya. Kementerian negara juga telah mengetahuinya. Keluarga kerajaan telah mengatur beberapa pertunjukkan besar. Salah satunya tidak terlalu jauh. Tepat diadakan di aula bawah istana ini. Apa yang Yang Mulia telah lakukan?”

Sekretaris Eun mengisyaratkan Jae-ha tidak berhak marah/protes karena selama ini Jae-ha sendiri yang tidak mempedulikan negaranya.

Jae-ha meminta semua informasi mengenai Arirang dibawa kepadanya. Sekretaris Eun berkata pekerjaan Jae-ha sudah cukup banyak hari ini. Ia akan membawakannya besok.

“Apa kau tidak tahu berapa IQ-ku? 187. Jika kau tidak pecaya, kau bisa mengkonfirmasinya besok,” tantang Jae-ha.

Sekilas info. Arirang adalah lagu rakyat yang secara tidak resmi dianggap sebagai lagu rakyat Korea Selatan (dan juga Korea Utara. Keduanya mengenal lagu ini hingga sering dianggap sebagai pemersatu kebudayaan Utara dan Selatan). Tapi ternyata lagu ini didaftarkan oleh Cina sebagai warisan budayanya. Walau Cina berdalih lagu itu didaftarkan sebagai kebudayaan etnis Korea yang tinggal di Cina, namun berbagai kalangan melihat ini sebagai langkah awal Cina. Hmmm….ternyata bukan negara kita aja yang dicaplok kebudayaannya sama negara tetangga >,< (sumber: http://www.haohaoreport.com/l/27901)

Jae-ha bekerja keras hingga Sekretaris Eun melihatnya dengan bangga.

MP-00891 MP-00892

Menteri pertahanan menemui Sekretaris Eun sehubungan dengan kematian Jae-Kang. Mereka telah menyelidikinya dan mennemukan cerobong asap di rumah peristirahatan itu telah diblokir dan jendela hanya bisa dibuka setengah.

Menteri Pertahanan bertanya apakah saat pemeriksaan awal keadaannya memang seperti itu. Sekretaris Eun berkata Jae-kang memang memilih rumah yang lebih tua tapi kondisinya masih baik. Menteri pertahanan berkata terdapat sisa abu arang di dalam tungku perapian yang mengandung karbonmonoksida dalam jumlah mematikan. Itulah penyebab kematian Raja dan Ratu.

Sekretaris Eun teringat pada Daniel Craig yang ingin mengetahui tempat Raja berlibur. Lalu dirinya yang menganjurkan Amyeondo.

Menteri Pertahanan berkata ia tidak mencurigai Sekretaris Eun dan hanya ingin memberitahu hasil penyelidikannya. Mungkin saja ini hanyalah serangkain kejadian tak menguntungkan yang menimpa keluarga kerajaan. Sekretaris Eun termenung di tepat duduknya.

Kecurigannya terbukti saat ia menerima sebuah email. Email itu berisi foto rumah peristirahatan Raja di Amyeondo dan tulisan ”Terima kaih untuk bantuanmu” di bawahnya. Sekretaris Eun terpana lalu menunduk dalam-dalam.

MP-00913 MP-00916

Jae-shin masih belum sadar setelah operasi. Ibunda Raja menyekanya sambil berusaha mengatur ulang jawal kegiatannya dan mengurus kegiatan amalnya. Seorang dayang menawarkan diri untuk membantu menyeka Jae-shin, tapi Ratu menolaknya karena Jae-shin akan malu jika mengetahui tubuhnya telah diseka orang lain. Sejak kecil Jae-shin adalah seorang yang sangat menghargai dirinya sendiri.

Ia betanya pada perawat mengapa Jae-shin belum sadar juga. Perawat itu berkata Jae-shin akan segera sadar karena tidak ada masalah dengan otaknya.

“Begini juga baik. Jika ia bangun, ia akan merasa seperti di neraka,” kata Ibunda Raja.

MP-00919 MP-00920

Jae-ha masih terus bekerja. Sekretaris Eun tidak masuk dengan alasan sakit, shock karena kematian Raja. Lebih tepatnya shock karena menjadi penyebab kematian Raja.

“Aku baik-baik saja dan ia jatuh sakit duluan, “gerutu Jae-ha.

Shi-kyeong masuk dengan wajah gugup. Ia melaporkan kalau Jae-shin telah sadar. Jae-ha segera pergi ke rumah sakit.

MP-00931 MP-00934

Ternyata Jae-shin tidak ingat bagaimana ia bisa jatuh dari tebing. Ia bahkan tak tahu kalau ia jatuh. Sepertinya trauma karena bertemu para penjahat itu telah membuatnya lupa.

Ingatan terakhirnya adalah ia menelepon Jae-ha dan mengajaknya pergi menemui Jae-kang. Shi-kyeong bertanya apakah Jae-shin ingat telah meneleponnya.

“Aku ingat, lalu aku pergi ke pasar. Lalu apa yang kulakukan?” tanyanya bingung. Ia berusaha meraih ponselnya namun tubuh bagian bawahnya tidak bisa digerakkan.

“Ibu, apa yang terjadi dengan kakiku?” tanyanya ketakutan. Semua terdiam.

MP-00943 MP-00950

Sekretaris Eun dipanggil menghadap Jae-ha. Jae-ha sedang membaca laporan kematian kakaknya ketika Sekretaris Eun tiba. Jae-ha bertanya apakah Sekretaris Eun baik-baik saja. Ia mempersilakan Sekretaris Eun duduk.

‘Apakah kematian kakak benar-benar kecelakaan?” tanya Jae-ha. Sekretaris Eun tak bisa menatap wajah Jae-ha. Jae-ha bertanya pemeriksaan keamanan di Amyeondo sudah dilakukan bukan?

MP-00965 MP-00966

Ia berkata sangat mencurigakan kejadian pada tungku dan kecelakaan Jae-shin terjadi mendadak pada saat yang bersamaan. Mobil Jae-shin tidak rusak dan Jae-shin tidak ingat bagaimana ia bisa jatuh.

“Tentu serangkaian ketidakberuntungan bisa saja terjadi. Tapi tidakkah menurutmu itu aneh?” tanyanya. Dari cara berbicara Jae-ha, sepertinya ia mencurigai sesuatu.

Sekretaris Eun memandang lukisan diri Jae-kang.

“Raja sebelumnya mati karena aku. Aku tidak melakukan pemeriksaan keamanan dengan benar. Ini semua tanggungjawabku. Aku siap menerima hukuman.”

Jae-ha tertegun. ”Perapian tidak diperiksa?”

“Sepertinya begitu,” kata Sekretaris Eun.

“Bagaimana dengan cerobongnya?”

“Tidak diperiksa.”

“Jendelanya?”

Sekretaris Eun menunduk. Jae-ha menendang meja dengan marah hingga meja terguling dan rusak. Ia berdiri dan berusaha menenangkan dirinya.

“Aku akan menanyakan satu hal padamu. Kau bersedia menerima hukuman apakah karena kau merasa bersalah atau karena kau membenciku? Karena kau berpikir bekerja untuk membantuku adalah usaha sia-sia?”

Sekretaris Eun memandang Jae-ha. “Keduanya.”

“Kalau begitu kau harus menerima hukumanmu. Tinggallah di sisiku. Dan ubahlah Raja sampah ini menjadi manusia.”

“Yang Mulia, aku…’

“Kau tidak mengerti apa yang aku katakan? Aku terlalu sibuk untuk memecatmu sekarang,” kata Jae-ha tajam. Ia menyuruh Sekretaris Eun mengurus jadwal berikutnya. Sekretaris Eun memberi hormat dan keluar untuk melaksanak perintah Jae-ha.

MP-00974 MP-00978

Di lorong, Sekretaris Eun mendapat sebuah telepon. Dari John Mayer. John menanyakan hasil pertemuan Sekretaris Eun dengan Raja.

“Anda siapa?”

“Kau masih berpura-pura tidak tahu? Terima kasih untuk bantuanmu.”

Sekretaris Eun terkejut. Ia berhenti bicara karena ada pelayan yang lewat. John bertanya Sekretaris Eun pasti menemui Raja dan berpikir untuk mengundurkan diri bukan? Ia menebak Sekretaris Eun pasti tidak mengatakan infromasi yang paling penting pada Raja, yaitu menerima suap dari klub M dan membocorkan informasi. Sekretaris Eun diam tak menjawab.

MP-00994 MP-00995

“Halo? Halo?” panggil John.

“Suap itu….aku sudah pasti tidak…”

Tapi John Mayer mengetahui titik kelemahan Sekretaris Eun. Ia berkata Sekretaris Eun memang tidak berniat menghancurkan keluarga kerajaan tapi Sekretaris Eun tidak bisa menyangkal kalau ia penggemar The Beatles.

Album yang diberikan pada Sekretaris Eun adalah satu-satunya album di dunia dan harganya lebih dari 50 juta won. Siapa yang akan memberikan barang seberharga itu pada seorang teman? Dan karena Sekretaris Eun tidak mengakuinya pada Raja berarti Sekretaris Eun sudah mengkhianati Raja.

Sekretaris Eun tak bisa membantah. John berkata Sekretaris Eun adalah seorang yang perfeksionis, pastinya tidak bisa menerima kesalahan sedikitpun. Dan tidak akan mengakui kalau ia sudah menerima suap.

“Kau pikir kau bukan orang seperti itu. Kau orang yang bersih. Karena itu masalah kau menerima suap dihapus seluruhnya dari pikiranmu. Jadi kau menemui Raja dan sengaja meminta maaf tanpa mengatakan hal yang sebenarnya. Kau juga memilih meminta maaf saat Raja, yang tidak berpengalaman, sedang sangat sibuk. Saat dia selalu memerlukanmu dan harus menyimpanmu di sisinya. Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang? Benar, kau mendapat pembebasan dari hukuman, bukan? Apa lagi yang kautakutkan?”

“Aku bukan orang munafik.”

“Tidak, aku tidak memberitahumu apa yang seharusnya kaulakukan. Sebaliknya, kau orang bijaksana. Bukankah Rajamu mengecewakan? Dia adalah sampah. Orang bernama Lee Jae-ha itu tidak bisa menyelesaikan masalah apapun. Ia hanya tahu menyuruh orang untuk menangkapku. Jika hal ini berlanjut, negara ini akan runtuh. Kau juga tahu itu.”

John berkata itulah sebabnya mereka harus memikirkan apa yang perlu dilakukan. Sebenarnya ia orang yang suka damai. Selama ia tidak diprovokasi, semuanya akan baik-baik saja. Ia berkata akan mengontak Sekretaris Eun untuk banyak hal di masa yang akan datang. Ia akan mengajukan beberapa proposal agar Jae-ha tidak membuat masalah. Dengan kata lain ia mengancam Sekretaris Eun.

“Tapi untuk itu kita harus menyelesaikan sebuah masalah, bukan?” tanya John Mayer.

Sekretaris Eun tak menjawab. Tapi keesokan harinya di dalam surat kabar diberitakan bahwa kematian Raja dan Ratu adalah karena kecelakaan. Akibatnya sang wanita pembunuh bisa keluar dari Korea tanpa mendapat halangan.

k2h-00003 k2h-00006

Hang-ah menghabiskan waktunya di kebun Ibunda Raja. Kepala pelayan berkata Ibunda Raja memerintahkan agar Hang-ah tidak melakukan apapun. Hang-ah berkata jika terus begini ia akan dilarang berada lebih dari 500 meter dari kamarnya. Ia sudah menghitungnya. Jarak dari kamarnya ke kebun ini adalah 487 meter jadi ia tidak melanggar perintah Ibunda Raja.

Kepala pelayan itu tetap melarang Hang-ah melakukan pekerjaan di kebun. Hang-ah berdiri. Ia tidak melanggar hukum. Semua keluarga kerajaan sedang sangat sibuk, hanya ia yang tidak mempunyai apapun untuk dikerjakan.

“Tidak apa-apa, dan lagi Anda belum resmi menjadi anggota keluarga kerajaan,“ ujar kepala pelayan mengingatkan.

“Aku hanya mencabuti rumput liar. Hanya karena aku, yang seorang Korea Utara, mencabuti rumput liar, tidak berarti seluruh rumputnya akan berubah menjadi merah. Jadi jangan khawatir,” sahut Hang-ah.

MP-01009 MP-01010

Jae-ha berjalan sambil membawa pekerjaannya. Ia melewati kebun ibunya dan melihat Hang-ah sedang berkebun dibantu beberapa dayang. Ia tersenyum. Senyum pertama sejak kematian Jae-kang.

Jae-ha menghampiri Hang-ah. Hang-ah senang melihat Jae-ha. Jae-ha berkata Hang-ah terlihat cocok mengerjakan pekerjaan seperti itu (kotor-kotoran).

“Kita sudah lama tidak bertemu dan hanya itu yang bisa kaukatakan?” omel Hang-ah.

MP-01013 MP-01017

“O-ho.. betapa lancangnya kau,” kata Jae-ha menirukan kalimat Raja dalam drama sageuk.

“Maafkan hamba,” sahut Hang-ah, sambil membungkuk seperti dalam sageuk. Jae-ha tersenyum geli dan berbisik di telinga Hang-ah apakah Hang-ah sedang syuting sageuk. Hang-ah mendelik kesal tapi ia lalu menatap wajah Jae-ha yang terlihat letih.

MP-01020 MP-01023

“Kau sedang mengalami masa sulit.”

“Aku lebih mengkhawatirkan ibuku. Ia tampaknya tak bisa bertahan lebih lama lagi.”

Hang-ah segera menawarkan diri untuk melihat ibunda Raja. Tapi belum selesai ia bebicara, Jae-ha yang meminta bantuan pada Hang-ah untuk melihat ibunya dan menolong Jae-shin. Itu berarti Jae-ha mempercayai Hang-ah.

Ibunda raja sedang memijat kaki Jae-shin. Diam-diam Jae-shin mengambil sisir yang berujung tajam dan menusukkannya ke pahanya dalam-dalam. Ibunda Raja terkejut. Luka itu berdarah.

“Apa yang kaulakukan?” tanyanya panik.

“Ibu, hebat sekali. Aku tidak merasa sakit sedikitpun. Seperti kaki yang terbuat dari karet,” kata Jae-shin. Ibunda Raja ternganga.

MP-01035 MP-01040

Ibunda raja hendak ke luar sebentar. Ia memberi instruksi pada Shi-kyeong. Terdengar teriakan dari dalam kamar.

“Siapa di luar? Jika itu Eun Shi-kyeong, suruh dia pergi!” teriak Jae-shin.

“Ini perawat,” seru Ibunda Raja. Ia mengajak bicara Shi-kyeong. Karena Shi-kyeong putera Sekretaris Eun, ia percaya padanya. Ia meminta Shi-kyeong menghubunginya jika terjadi sesautu dan jangan masuk ke kamar Jae-shin jika tidak dipanggil.

MP-01044 MP-01045

Saat Ibunda Raja keluar, ia berpapasan dengan Hang-ah. Dengan dingin ia bertanya apa yang Hang-ah lakukan di sini. Hang-ah berkata ia belum menengok Jae-shin sejak Jae-shin dirawat. Ibunda Raja dengan marah bertanya pada kepala pelayan yang mengantar Hang-ah. Kepala Pelayan berkata Jae-ha yang meminta Hang-ah datang dan menyampaikan salam pada Ibunda Raja dan Jae-shin.

“Jae-shin sedang tidur,” katanya pada Hang-ah. Hang-ah berkata ia akan menunggu sebentar.

“Kubilang ia sedang tidur,” kata Ibunda Raja dengan nada tajam.

“Iya, kupikir aku akan melihat,” Hang-ah melihat Ibunda Raja melotot padanya, ia segera mengubah taktiknya dan berpura-pura sakit, “Uhuk-uhuk..Aku sedang flu, aku minta maaf.”

Ibunda Raja berkata dokter baru datang sore nanti. Hang-ah berkata ia akan menemui sendiri dokter di ruang sebelah dan meminta obat. Ibunda Raja tak bisa berkata apa-apa lagi dan pergi meninggalkan Hang-ah. Hang-ah menghembuskan nafas lega.

k2h-00014 MP-01053

Jae-shin sedang mendengarkan musik ketika ia mencium bau yang tak enak. Ia mencari sumber bau itu dan membuka selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Wajahnya terlihat panik.

Hang-ah diperiksa oelh dokter. Ia berusaha mengulur waktu dan menanyakan keadaan Jae-sin. Ia bertanya aapakah kaki Jae-shin akan seperti itu selamanya. Dokter membenarkan, Jae-shin harus sesegera mungkin menjalani perawatan. Walau mungkin tidak pulih sepenuhnya tapi bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Hang-ah merasa sedih.

MP-01059 MP-01063

Jae-shin kebingungan. Ia menelepon mencari ibunya tapi ibunya tidak ada. Ketika pelayan bertanya apa ada yang ia perlukan. Tidak ada, jawab Jae-shin cepat. Ia melihat sekotak tissue di ujung tempat tidunya.

Dengan bersusah payah Jae-shin berusaha meraih tempat tissue itu. Air matanya mengalir di tengah perasaan tak berdaya dan kesal karena tubuhnya tidak bisa digerakkan dengan bebas. Jae-shin berhasil menyentuh ujung kotak tissue itu tapi tubuhnya tak seimbang hingga ia terjatuh ke lantai.

Mendengar suara orang terjatuh, seluruh orang di depan kamar Jae-shin menghambur ke pintu. Tapi Jae-shin berteriak dari dalam agar tidak ada seorangpun yang masuk. Jika ada yang masuk maka ia akan membunuh dirinya sendiri. Ia tidak ingin ada orang yang melihat dirinya dalam keadaan seperti itu.

MP-01072 MP-01079

Dokter mendapat telepon yang diberitahu ada masalah mengenai Jae-shin. Hang-ah yang mendengarnya langsung tanggap dan segera pergi ke ruangan Jae-shin. Sementara itu Shi-kyeong putus asa . Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia takut Jae-shin benar-benar melakukan ancamannya. Ia meminta pihak rumah sakit untuk membantu.

Hang-ah masuk dan bertanya apa yang sebenanrya terjadi. Dari dalam terdengar Jae-shin berteriak.

“Siapa di luar? Jangan masuk! Kaca atau vas, apapun bisa kugunakan untuk bunuh dirri. Aku juga bisa bunuh diri dengan menggigit lidahku. Jika kau ingin memastikannya, masuk dan lihatlah sendiri!”

Hang-ah berjalan ke kamar Jae-shin. Shi-kyeong menghalanginya. Hang-ah menatap Shi-kyeong.

“Seseorang yang ingin mati tidak akan mengatakan hal seperti itu,” katanya yakin.

MP-01081 MP-01085

Shi-kyeong tertegun. Hang-ah berjalan masuk ke kamar Jae-shin dan menutup tintunya. Ia melihat Jae-shin yang tergeletak di lantai, dan keadaan kasur Jae-shin. Hang-ah berbalik dan mengunci pintu kamar Jae-shin, Tanpa berkata apapun ia membuka seprai dan selimut Jae-shin dan melemparnya ke kamar mandi lalu menyalakan air hangat.

“”Hei!! Hei, apa yang kaulakukan!!!” seru Jae-shin, “Pergi, pergi sana!! Lepaskan!” Ia meronta-ronta. Hang-ah tak peduli. Ia menendang lepas sepatunya dan mengangkat Jae-shin dari lantai lalu menyeretnya ke kamar mandi.

Jae-shin diceburkan ke dalam bak mandi. Dengan tenang, Hang-ah membuka pakaian Jae-shin. Jae-shin berteriak-teriak memaki Hang-ah sebagai komunis gila. Hang-ah memegangi Jae-shin.

“Bukankah kau baru pup? Mandi. Atau kau mau membuat genangan kotoran?” tanya Hang-ah tegas. Jae-shin tertegun dan tak meronta lagi.

MP-01089 MP-01093

Para dokter datang dan berteriak dari luar apakah Jae-shin baik-baik saja.

“Beritahu mereka, semuanya baik-baik saja,” kata Hang-ah sambil menyabuni Jae-shin, ”atau akan sangat memalukan bagimu.”

Jae-shin diam saja.

“Pup!!” seru Hang-ah. Ia memberi isyarat akan memanggil Jas-hin “Puteri pup”. Lalu memelototinya seperti seorang ibu pada anaknya yang nakal.

“Tidak apa-apa. Semua baik-baik saja. Kalian boleh pergi,” seru Jae-shin akhirnya.

Jae-shin menyuruh Hang-ah pergi, ia bisa mandi sendiri. Tapi Hang-ah tak mau melepasnya. Jae-shin meminta Hang-ah melepaskannya, ia bisa meminta bantuan ibunya nanti. Tak disangka-sangka Hang-ah menampar punggung Jae-shin. Plak!

“Apa kau bersikap rasional? Apa kau tahu betapa sibuknya Ibunda Raja sekarang? Banyak hal yang harus ia lakukan dan mengurus masalah di istana. Tidak cukup tidur, memakan obat seperti memakan makanan. Ia bisa ambruk setiap saat. Tapi sebagai puterinya (plak!)…sebagai Puteri (plak!)…bagaimana bisa kau bersikap seperti ini?” Hang-ah memarahi Jae-shin.

Jae-shin terdiam dan menangis.

MP-01100 MP-01105

“Pup? Semua orang di dunia melakukannya. Raja pup, Jang Dong-gun juga. Aku juga melakukannya sebelum datang ke sini. Apa yang patus dibesar-besarkan mengenai itu?”

Hang-ah hendak menyabuni Jae-shin lagi tapi Jae-sin menepis tangannya. Lalu ia berkata, ‘Jangan memukulku di tempat yang sama lagi, rasanya sakit.”

Hang-ah meminta Jae-shin mengangkat lengannya. Pelan-pelan Jae-shin mengangkat lengannya. Tapi baginya itu tetap terasa memalukan hingga ia menangis. Hang-ah malah berkata kulit Jae-shin halus sekali, apakah ada lotion khusus yang digunakan Jae-shin.

“Ini alami,” kata Jae-shin (maksudnya sudah dari sononya kulitanya bagus). Hang-ah tersenyum, menyadari Jae-shin sudah mengubah sikapnya.

MP-01109 MP-01112

Ibunda raja datang. Ia melihat ruangan Jae-shin dipenuhi orang yang berkumpul di pintu dan seorang teknisi sedang membongkar pintu kamar Jae-shin. Ia bertanya ada apa.

Ibunda Raja masuk ke kamar Jae-shin dan menemukan Hang-ah sedang memberi pelembab pada kaki Jae-shin. Keduanya seperti sahabat. Mereka tak menyadari kehadiran Ibunda Raja.

Jae-shin meminta Hang-ah mengoleskan krim banyak-banyak karena kakinya kering.

“Walau kau tak memintanya, aku sudah mengoleskannya banyak-banyak.”

“Kulit kakiku kering jadi kakak harus mengoleskannya tebal-tebal.” Hang-ah tersenyum lalu mengoleskan krim ke telapak kaki Jae-shin.

“Tunggu…tunggu…kakak harus memakai krim perawatan kaki.”

“Krim apa itu? Apakah menggunakan kaus kaki tidak cukup?” tanya Hang-ah polos.

Jae-shin berkata kesempurnaan fashion adalah sepatu jadi kesempurnaan tubuh adalah bagian kaki. Apakah Hang-ah tidak tahu tu? Ia memberitahu lotion mana yang harus digunakan Hang-ah.

Hang-ah berkata orang Selatan…Korea Selatan membungkus tubuh mereka dengan uang. Menggunakan krim berbeda untuk tiap bagian wajah, tubuh, mata, dan kaki. Kenapa tidak sekalian menggunakannya untuk bola mata dan lidah, celoteh Hang-ah.

MP-01114 MP-01118

Ia melihat Ibunda Raja sedang memperhatikan di dekat pintu. Cepat-cepat Hang-ah berdiri dan memberi hormat. Ia terlihat takut hingga tak berani berkata apapun. Jae-shin melihatnya.

“Ibu, tadi aku pup,” katanya ceria pada ibunya. “kakak telah mencuci pakaian dan selimut setidaknya tiga kali tapi masih tercium sedikit baunya.”

Ibunda Raja terkejut mendengar penuturan Jae-shin. Mungkin ia tak menyangka Hang-ah akan berbuat sejauh itu untuk puterinya dan tak menyangka Jae-shin bersedia membiarkan Hang-ah membantunya.

“Kakak, bagaimana jika kita menyemprotkan parfum?” tanya Jae-shin pada Hang-ah. Ia mencoba menghilangkan ketegangan Hang-ah. “Kita bilang saja botolnya tumpah.”

“Aku sudah membubuhkan kopi di atasnya,” kata Hang-ah takut-takut.

“Mmm….benar, kopi. Baunya tajam dan warnanya juga pas, benar kan, Bu?”

Ibunda Raja terus menatap Hang-ah.

MP-01128 MP-01134

Sekembalinya ke istana, ia mengajak Hang-ah ke dapur istana. Lalu ia memerintahkan semua orang keluar hingga tinggal Ibunda Raja dan Hang-ah dalam dapur itu. Keduanya masih sulit berkomunikasi. Ibunda Raja menyebut kerang, Hang-ah mengira gendang telinga.

Ibunda Raja menjelaskan keluarga kerajaan menyukai masakan kerang yang direbus dengan sup. Ia mempelajari cara membuat masakan ini dari ibu mertuanya yaitu Ratu yang terdahulu.

MP-01138 MP-01139

Ibunda Raja berkata ia sudah mencoba mengajarkan masakan ini pada koki istana tapi mereka tidak pernah bisa membuat dengan rasa yang pas kecuali menantunya (istri Jae-kang).

(Dan sekarang ia mengajarinya pada Hang-ah, berarti ia sudah menerima Hang-ah sebagai menantunya^^). Hang-ah pun menyadari hal itu. Ia berusaha mengikuti dan memperhatikan instruksi ibu mertuanya. Ibunda Raja masih merasa terganggu dengan dialek Utara Hang-ah tapi kali ini ia tertawa ketika Hang-ah mencoba memperbaikinya dengan menggunakan dialek Selatan. (See? Tiga orang sekaligus dibuat tersenyum kembali oleh Hang-ah).

MP-01147 MP-01148

Malam itu keluarga kerajaan makan malam di kamar Jae-shin di rumah sakit. Ibunda Raja menyodorkan masakan kerang yang dibuat Hang-ah pada Jae-ha. Hang-ah tersenyum bangga.

“Benarkah ?” tanya Jae-ha kagum. “Kalau begitu aku tidak akan memakannya. Kau saja yang mencoba.”

Jae-ha menyodorkan piring itu pada Jae-shin.

Jae-shin mencobanya dan mengatakan rasanya terlalu asin. Ternyata Hang-ah salah memberi bumbu. Jae-ha menertawakan kesalahan Hang-ah. Tapi Ibunda Raja berkata Hang-ah bisa memasaknya dengan kematangan yang tepat padahal itulah bagian yang tersulit. Ia kembali menyodorkan piring itu pada Jae-ha.

“Haruskan aku memakannya?” protes Jae-ha. Ibunda Raja memberinya tatapan “makan saja”.

Terpaksa Jae-ha memakananya. Ia tersenyum pada Hang-ah yang menanti reaksinya. Di saat Hang-ah mengira Jae-ha akan memuji masakannya, Jae-ha malah menundukkan kepala mengeluh keasinan. Ia bertanya mengapa tidak ada daging.

MP-01158 MP-01162

Ibunda Raja mengingatkan mereka masih dalam masa berkabung, mereka harus berpuasa makan daging. Jae-ha berkata ia ingat ketika ayahnya meninggal, ia harus berpuasa penuh tiga hari hingga mengira akan mati kelaparan.

“Sepertinya kakak memiliki pandangan ke masa depan yang kuat dengan memperbolehkan kita makan, mengubah sedkit tradisi (Jae-kang menggunakan kekuasaannya untuk mengubah tradisi pada masa berkabung. Sebelumnya harus berpuasa penuh, sekarang hanya puasa makan daging.)”

Mendengar Jae-kang disebut, Ibunda Raja terdiam. Jae-hin dan Jae-ha tersadar. Mood di ruangan itu berubah sedih. Jae-ha mengomel seharusnya kakaknya tetap memperbolehkan mereka makan daging.

“Oppa (Jae-kang) sangat kuno,” kata Jae--shin.

“Kakakmu cukup keras kepala. Ia mendapatkannya dariku. Maafkan, Ibu kalian juga keras kepala.”

Jae-shin dan Jae-ha tertawa mendengar perkataan ibu mereka. Jae-ha berkata pada Hang-ah sebenarnya ibunya sedikit pelit, seperti yang pernah Hang-ah katakan. Jae-shin dan Hang-ah tertawa. Suasana kembali ceria.

MP-01170 MP-01176

Tapi setelah mereka berpisah, Ibunda Raja tak bisa menahan tangisnya. Di dalam mobil ia terus memanggil nama putranya Jae-kang. Shi-kyeong yang duduk di bangku depan sedih mendengarnya. Jae-shin melihat foto-foto kakak dan kakak iparnya. Lalu menangis sambil memeluk foto mereka erat-erat.

MP-01182 MP-01191

Hari pemakaman Jae-kang. Hang-ah mengenakan pakaian berkabung dan duduk di kamarnya mengenang calon kakak iparnya. Ia ingat Jae-kang berkata akan menjadi perisainya (pelindungnya). Lalu telepon terakhirnya yang memanggil adik ipar dengan penuh kasih sayang seperti pada adiknya sendiri. Hang-ah menangis.

Suasana syahdu dan sedih meliputi semua yang hadir dalam pemakaman itu. Ibunda raja tak bisa menahan air matanya melihat foto-foto Jae-kang sejak kecil hingga masa terakhir hidupnya. Jae-ha tetap menahan air matanya. Bertahan tak menangis sedikitpun.

MP-01211 MP-01220

Namun sekembalinya ke ruang kerjanya, ia menangis di depan lukisan diri kakaknya. Hang-ah masuk hendak mengembalikan sesuatu. Ia tahu Jae-ha habis menangis. Ia meminta Jae-ha mengeluarkan semuanya (seluruh kesedihannya).

“Apa yang sedang kaubicarakan? Aku sibuk, Banyak pekerjaan yang masih harus kulakukan,” elak Jae-ha.

Tapi Hang-ah menahannya. Ia berkata jika Jae-ha terus seperti ini, Jae-ha akan jatuh sakit (menggunakan pekerjaan sebagai cara untuk melarikan diri dari kesedihannya).

“Tak ada yang lebih penting selain menjaga diri sendiri walau kau sangat sibuk. Curahkan isi hatimu.”

“Kau melanggar batas kali ini.,” ujar Jae-ha marah lalu pergi meninggalkan Hang-ah.

MP-01227 MP-01232

Hang-ah menemui Sekretaris Eun. Ia bertanya apakah jadwal Jae-ha bisa diundur 3 jam. Dua jam juga boleh.

Jae-ha tampaknya sudah berada di batas kekuatannya. Shi-kyeong masuk dan melihat Jae-ha berjongkok dan bersandar pada mejanya krena lelah secara fisik dan emosi. Shi-kyeong berkata jadwal Jae-ha telah diundur.

MP-01234 MP-01237

Sementara itu Hang-ah mempersiapkan diti. Ia sudah menanyakan makanan kesukaan Jae-ha pada Sekretaris Eun. Sekretaris Eun tak yakin tapi tampaknya Jae-ha sangat menyukai daging. Susis?

Susis dan wine sudah terhidang di meja. Hang-ah menonton adegan sebuah dram dan berusaha mengikuti cara bicara dan intonasi si wanita. Sampai-sampai ia merasa mual sendiri.

Ia lalu teringat Jae-ha pernah berkata wanita yang memanggil “oppa yang paling tampan”, ”oppa yang terbaik” adalah tipe wanita terbaik. Maka Hang-ah pun berlatih memanggil oppa. LOL^^

MP-01244 MP-01249

Jae-ha masuk dengan wjah letih dan bertanya apa yang ingin dibicarakan Hang-ah.

“Aku hanya ingin kau beristirahat sedikit,” kata Hang-ah dengan logat Selatan.

Jae-ha berkata ia harus bekerja dan sangat sibuk. Ia melihat susis di atas meja dan berkata ia tidak boleh makan daging.

“Ini hanya susis,” kata Hang-ah masih dengan logat Selatannya yang aneh.

“Memangnya susis bukan daging? Ada apa denganmu?”

“Tidak apa-apa memakannya. Aku sudah mendapat persetujuan. Karena itu, silakan dicicipi, o ---- pa,” Hang-ah menutup mulutnya sendiri karena malu.

MP-01258 MP-01262

Jae-ha tercengang sementara Hang-ah mencubit bibirnya seakan telah melakukan kesalahan. Jae-ha mencoba menahan tawanya.

“Apa kau baru memanggilku ‘oppa’? Itukah yang kudengar? Kita kan seumur mengapa kau bersikap aneh?”

 MP-01265 MP-01267

Hang-ah terduduk malu di sofa. Jae-ha tertawa. Ia bertanya apakah Hang-ah telah berlatih. Hang-ah menyangkalnya tapi Jae-ha tak percaya.

“Aku adalah fans nomor satu Yang Mulia. Bagiku Yang Mulia seperti Kim Seung-su dan Cha Su-lee,” Hang-ah mengangkat kedua tangannya.

“Dan…siapa mereka?” tanya Jae-ha ikut mengangkat kedua tangannya. They are so cute^^

MP-01277 MP-01278

Hang-ah memberitahu Jae-ha siapa kedua orang itu. Pembawa acara dan aktor terkenal. Kalau di Korea selatan sama seperti Kim Tae-hee dan Jeon Do-yeon.

“Apa kau mengikuti dialog dalam drama itu? Bagiku, orang ini adalah Kim Tae-hee dan Jeon Do-yeon (ayo tebak drama apa hahaha… Itu adalah perkataan Joo-woon saat melihat Gil Ra-im diperbudak oleh sutradaranya – Secret Garden).”

Hang-ah merengut karena Jae-ha menertawainya.

“Ayo cepat pergi. Pergi dan hadiri rapatmu. Selesaikan saja pekerjaanmu seharian,” omel Hang-ah. Jae-ha tertawa. Ia duduk di samping Hang-ah dan meminta Hang-ah meneruskan karena benar-benar lucu.

MP-01290 MP-01292

“Aku tidak melakukannya agar terlihat lucu. Aku hanya ingin kau ceria kembali.”

“Aku sekarang sudah ceria. Walau kau mempersiapkannya dalam waktu yang singkat tapi tidak jelek. Aku sungguh-sungguh. Walau tidak memiliki penampilan seksi seperti bintang asli tapi kau ahlinya dalam terlihat lucu. Karena itu, lakukan lagi. Sayang sekali kau tidak melakukannya padahal sudah berlatih,” bujuk Jae-ha.

“Tapi kau tidak boleh tertawa. Mengerti?”

Jae-ha mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan berjanji tidak akan tertawa.

MP-01301 MP-01302

Maka Hang-ah pun beraksi. Ia menari mengikuti tarian Bo Peep (T’ARA). Lengkap dengan cakar kucingnya. Cute abis^^

Jae-ha akhirnya tak bisa menahhan tawanya lagi. Hang-ah bersembunyi di balik pintu begitu melihat Jae-ha tertawa.

MP-01325 MP-01320

Jae-ha bertepuk tangan. “Wah Kim Hang-ah, kau benar-benar bom. Ada apa dengan cakar itu. Apa kau akan menggunakannya untuk memukul fans penguntitmu?” Jae-ha mengoda Hang-ah hingga Hang-ah menepaknya dengan cakar beruangnya hehe…

 MP-01332  k2h-00019

Jae-ha membaringkan dirinya di tempat tidur Hang-ah. Ia ingin tidur di sana tapi Hang-ah berkata waktunya tinggal 30 menit lagi. Jae-ha harus bangun dan kembali bekerja.

“Kau saja yang pergi dan memberitahu mereka. Kau kan gadis Korea utara. Cukup ancam dia dengan jarum beracun dan dia akan takut padamu,” Jae-ha mengusulkan.

Hang-ah mendelik. Ia berkata ia akan menunggui Jae-ha tidur dan membangunkannya nanti. Jae-ha malah menarik Hang-ah hingga Hang-ah terjatuh ke tempat tidur.

“Apa yang kau lakukan?” seru Hang-ah kaget.

“Aku adalah tunanganmu dan Raja,” Jae-ha menatap Hang-ah.

MP-01349 MP-01350

Hang-ah bangkit berdiri dan mengingatkan sejak jaman Joseon etiket harus diutamakan. Jae-ha mengancam jika Hang-ah seperti itu terus ia akan mencari selir.

“Apa kau pikir kau Raja Uija?” tanya Hang-ah kesal. (Raja Uija adalah Raja Baekje yang diberitakan memliki 3000 wanita istana)

Jae-ha masih mencoba merayu Hang-ah. Ia membicarakan kulit Hang-ah dan menarik Hang-ah duduk kembali. “Apakah kau sudah melakukan perawatan kulit, mari kulihat,” Jae-ha membelai pipi Hang-ah. Tapi Hang-ah yang clueless malah mengambil cermin (biasanya di Kdrama ini adalah saat si wanita dan pria berpandangan lalu….)

“Itu aneh, aku sudah mengenakan krim yang banyak setiap hari,“ ujar Hang-ah bingung, “Yang Mulia juga memuji kulitku bertambah bagus.”

MP-01355 MP-01358

“Kapan aku mengatakannya?” tanya Jae-ha.

Hang-ah terdiam. Jae-ha mengerti kakaknya yang telah mengatakannya. Hang-ah menunduk sedih.

“Kau percaya pada kata-katanya? Kakakku memang seperti itu. Begitulah caranya kakak iparku tertipu olehnya. Kau sungguh polos.”

“Tidak, ia bahkan meneleponku dan mengirimiku foto. “

Jae-ha menanyakan foto apa. Hang-ah menjawab foto pada hari Raja meninggal.

“Ia bilang telah mengirimmu foto yang sama. Apa kau tidak menerimanya?” tanya Hang-ah. Jae-ha teringat pada sms yang diterimanya pada hari kakaknya meninggal. Ia berkata ia telah menghapusnya.

“Aku merasa terganggu olehnya. Kukira ia minum terlalu banyak.”

Melihat wajah Jae-ha yang sedih dan merasa bersalah, Hang-ah berusaha menghiburnya. Mereka bisa melihat foto itu bersama-sama dari ponselnya. Hang-ah memperlihatkan foto Jae-kang dan istrinya pada Jae-ha.

MP-01368 MP-01367

“Dasar, mereka tidak terlihat cocok,’ gumam Jae-ha. Matanya mulai berkaca-kaca. Hang-ah memperhatikan ekspresi Jae-ha. Ia pikir Jae-ha membutuhkan waktu sendirian untuk mengenang kakaknya dan mengeluarkan perasaannya, karena itu ia bangkit berdiri dan bersiap pergi. Tapi Jae-ha memegang tangannya.

MP-01369 MP-01370

“Aku menutup teleponnya.” Jae-ha teringat perkataan terakhir kakaknya pada saat mereka berbicara terakhir kali di telepon dan bagaimana jawabannya pada saat itu.

“Aku…menutup telepon terakhir kakakku…begitu saja,” Jae-ha tak bisa menahannya lagi dan menangis tersedu-sedu. Hang-ah memegang pundak Jae-ha.

“Aku minta maaf…aku benar-benar tidak berpikir akan menjadi seperti ini,“ isaknya pada kakaknya. Hang-ah menarik Jae-ha ke dalam pelukannya. Jae-ha menangis mengeluarkan seluruh kesedihannya.

MP-01375 MP-01390

Jae-ha terbaring di tempat tidur Hang-ah. Hang-ah berbaring di sisinya, memperhatikan Jae-ha yang tidur nyenyak. Dari minimnya pakaian yang mereka kenakan, kita tahu mereka telah tidur bersama.

MP-01393 MP-01394

Sekretaris Eun mendapat laporan kalau Jae-ha belum juga kembali. Sekretaris Eun langung memerintahkan agar tidak seorangpun boleh mengetahui hal ini. Ia sendiri yang akan pergi menjemput Jae-ha.

Hang-ah sudah menunggu ketika Sekretaris Eun datang. Ia memberi tanda agar para pengawalnya menjemput Jae-ha yang tidur di kamar tidur Hang-ah.

Sekretaris Eun menegur Hang-ah yang tidak mengirim Jae-ha kembali. Ini masih masa berkabung (biasanya dalam masa berkabung dilarang melakukan hubungan suami istri – kalau jaman Joseon malah dilarang selama 3 tahun).

“Akulah yang mengundang Yang Mulia. Aku minta maaf,“ kata Hang-ah tenang.

Aku mengerti Hang-ah bermaksud baik dengan berkata ia yang mengundang Jae-ha artinya ia mengijinkan terjadinya hubungan mereka berdua. Tapi Sekretaris Eun adalah orang yang kolot. Kurasa hal ini malah akan membuatnya tidak menyukai Hang-ah yang dianggap tidak menghormati tradisi masa berkabung.

MP-01400 MP-01403

John Mayer menelepon Sekretaris Eun dan berkata ia sedang dalam perjalanan menuju Korea Selatan.

“Jadi bagaimana? Apa kau akan diusir kembali?” tanyanya.

John tiba di Korea Selatan. Ia mengeluh setiap kali melangkah keluar pesawat yang tercium adalah bau kimchi yang menyengat.

Jae-ha diberitahu ia akan menemui John Mayer. Sekretaris Eun (yang sudah memberi ijin masuk pada orang gila itu) berkata John adalah ketua Klub M, pemasok militer multinasional. Jae-ha mengeluh ia telah bertemu dengan 13 orang pagi ni dan masih ada 27 orang lagi siang ini, untuk apa ia menemui kepala perusahaan kecil.

Sekretaris Eun berkata klub M bukanlah perusahaan kecil. Ini menyangkut 130 perusahaan skala besar yang tersebar di dunia.

“Jadi dia kaya,” gumam Jae-ha. Ia mengangguk mengerti.

MP-01407 MP-01410

Dan orang gila itu pun untuk pertama kalinya masuk ke istana. Jae-ha menantinya untuk makan siang bersama. John Mayer masuk dan menatap Jae-ha dengan terpesona. Jae-ha kebingungan. Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan John.

Tapi John langsung membungkuk memberi hormat.

“Aku merasa sangat terhormat bisa bertemu Yang Mulia”

Jae-ha tersenyum.

MP-01421 MP-01423

“Senang bertemu denganmu,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. John menyambut uluran tangan Jae-ha.

“Aku benar-benar berterima kasih untuk kesempatan ini. Kesempatan untuk bisa bertemu denganmu lagi.”

“Kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Jae-ha bingung.

“Yang Mulia tidak ingat?”

MP-01430 MP-01433

Komentar:

Syukurlah duka akan kematian Jae-kang tidak dibiarkan berlarut-larut. Semua orang tetap tegar dan melanjutkan hidup mereka. Tidak ada yang berlarut-larut terpuruk dalam kesedihan.

Aku senang melihat Hang-ah dan Jae-ha dalam episode ini. Walau kata-kata Jae-ha kadang menyebalkan tapi itulah ciri khasnya dan hanya Hang-ah yang bisa mengimbanginya.

MP-01285 MP-01296

Hang-ah dengan kepribadiannya berhasil membuatnya diterima oleh ibu Jae-ha. Dan aku senang, sekalinya ibu Jae-ha dan Jae-shin menerima Hang-ah, mereka total mempercayainya (spoiler episode 9 dan 10).

11 komentar:

  1. dan keenangan itu berakhir setelah aq nonton episode 9 nya,,,, hiks2,,, unnie aq kira membantu dia untuk menikah dengan jae ha,, tapi d episode 10 malah keguguran tanpa diketahui kehamilannya,, hiks2,,, poor hang ah,,,, semakin jatuh cinta deh sama drama ini,,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kasian hang-ah tapi itu artinya jae-ha harus berusaha sepenuh hati supaya bisa bawa hang-ah kembali ke selatan. jadi ngga sabar pengen liat jae-ha baek-baekin hang-ah...mudah-mudahan ya

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. membaca nama Arirang aku pikir nama restouran kayak di drama Feast Of The Gods #gubrak salah hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha...aku malah mikirnya stasiun tv kabel di Korea, ada yang namanya arirang juga :D

      Hapus
  4. unnie pemeran jae shin itu kakaknya lee shin yang di princess hour ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, dia yang jadi kakaknya lee shin, juga jadi guru shi di dream high ^^

      Hapus
  5. buruan episode 9&10 nya dunx...plizzzzz...bener2 g sabar nich...soalnya mo DL sendiri lg ga bisa...

    BalasHapus
  6. Sinops episode 9 doonk kak.. :)

    BalasHapus
  7. semakin lama semakin berat konfliknya... sesion buat kisah cintanya belum sampai klimaks.. mudah2an episode depan bisa membaik.. belakangan semakin lama semakin gelap... ^^ Makasih sinopsisinya Ms. Fanny.. Salam Kenal

    BalasHapus
  8. drama ini memang sudah lama di putar di indonesia. karena kesibukan kuliah jadi gak sempat lihat, bahkan sekedar nengok sinopsisi. sekarang ada kesempatan nengok, sampai di episode 8 aja udah terasa perang batinnya. apa lagi nanti ya???? hemmmm jadi semakin menyesal nich gak bisa nonton dramanya.... hik...hiks...hiks.....

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)