Rabu, 28 Maret 2012

Sinopsis The King 2 Hearts Episode 1 (Bagian 2)

MP-00810

[SINOPSIS BAGIAN 1

Mereka sudah tiba di istana. Hang-ah, Kang-seok, dan Kwon Young-bae (Choi Kwon), diperiksa oleh pihak keamanan istana. Ketiganya diperiksa dengan detektor metal.

Niiit…detektor itu berbunyi di dekat bahu Hang-ah. Hang-ah diminta melepaskan seragam luarnya. Hang-ah sebenarnya merasa terhina dengan perlakuan ini tapi ia menahannya dan membuka seragam luarnya. Kedua temannya melakukan hal yang sama.

Masalahnya detektor logam itu terus berbunyi di dekat kaki Young-bae karena kakinya dipasangi pin logam setelah mengalami kecelakaan. Kepala keamanan melihatnya dengan curiga. Young-bae melepas kaus kakinya untuk membuktikan ia tidak berbohong.

MP-00836 MP-00393

Tapi pihak keamanan tetap tidak memperbolehkan Young-bae masuk. Kang-seok melangkah maju. Ia menganggap ini sudah keterlaluan. Bukankah Young-bae sudah bertelanjang kaki? Hang-ah menahan Kang-seok. Ia berkata baik-baik bahwa mereka diundang ke istana. Hang-ah melangkah maju untuk menjelaskan.

“Jangan mendekat!!” bentak kepala keamanan. Raut wajah Hang-ah langsung berubah. Senyum menghilang dari wajahnya.

“Robek itu!” ujarnya.

Keduanya rekannya menatap Hang-ah.

“Ia tidak mempercayai kita. Terserah mau menggunakan jari atau gigimu, robek itu. Biarkan ia melihat pin-nya,” Hang-ah berbicara dengan tegas sambil menatap tajam kepala keamanan itu. Kepala keamanan terlihat sedikit takut.

MP-00399 MP-00402

“Tunggu sebentar,” Sekretaris Eun menghampiri mereka. Ia berkata pihak keamanan sedikit sensitif karena Raja secara pribadi mengundang mereka. Ia mempersilakan mereka mengenakan seragam mereka dan mengikutinya masuk.

 MP-00405MP-00408  

Raja sedang berbincang-bincang dengan ayah Hang-ah ketika ketiganya masuk. Dengan ramah, ia menyambut mereka. Ketiganya langsung berbaris dengan sikap sempurna dan memberi hormat pada Raja.

Raja menatap mereka dengan kagum. Setelah melihat sendiri pejabat militer dari Utara, semuanya menjadi begitu nyata. Ketiganya memperkenalkan diri pada Raja yang menjabat tangan mereka.

“Letnan Dua Tentara Rakyat Korea, Kwon Young-bae.”

“Letnan Satu Tentara Rakyat Korea, Rhi Kang-seok.”

MP-00412 MP-00838

“Kapten Tentara Rakyat Korea, Kim Hang-ah.”

Ayah Hang-ah memperkenalkan puterinya pada Raja. Raja memperkenalkan dirinya.

“Aku adalah Raja Republik Korea Selatan, Lee Jae-kang.”

Hang-ah tersenyum. Payah nih Hang-ah, tiap liat cowo hangat dan baik pasti langsung tertarik^^

Raja mengajak mereka menikmati hidangan sambil berbincang-bincang. Raja berjalan mendahului mereka. Hang-ah berbisik pada ayahnya, apakah hari ini mereka akan melihat tim Korsel yang akan ikut WOC. Ternyata Raja mendengarnya. Ia berbalik.

“Tidak, kau akan melihat mereka besok.”

Ia meminta Hang-ah mengurus seseorang dari tim itu. Seseorang yang benar-benar pembuat masalah.

MP-00420 MP-00421

Dan siapa lagi orangnya kalau bukan pangeran kita Lee Jae-ha? Ia senang sekali karena akhirnya ia sudah menyelesaikan pelatihannya. Jae-ha menjadi perwira pertama dari keluarga kerajaan yang menyelesaikan wamil. Untuk ketulusannya, ia mendapat hadiah berupa lencana. Jae-ha senang sekali.

Saking senangnya ia langsung menandatangani dokumen pengeluarannya dan sebuah dokumen lainnya tanpa dibaca lagi. Bahkan mengganti pensil dengan bolpen…yang artinya tidak bisa dihapus lagi.

Jae-kang datang untuk menjemput adiknya. Ketika semua orang memberi hormat dengan sikap sempurna, Jae-ha memberi hormat dengan gayanya sendiri. Jae-kang tersenyum geli melihat adiknya.

MP-00492 MP-00493

Setelah Jae-ha mengucapkan sumpah setia pada negara, Jae-kang menyematkan lencana di seragamnya. Jae-ha mengedipkan mata pada kakaknya. Jae-kang menepuk pipi adiknya dengan penuh kasih sayang.

MP-00503 MP-00502

Mereka pulang bersama. Jae-kang menyarankan agar Jae-ha beristirahat selama perjalanan. Jae-ha bercerita ia tidak bisa tidur semalaman karena tahu akan keluar hari ini. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan gadis-gadis seksi dalam mimpinya dan ingin memimpikannya lagi. Lalu ia bersandar dan memejamkan matanya. Raut wajah Jae-kang berubah…merasa bersalah?

MP-00511 MP-00512

Sekretaris Eun membangunkan Jae-ha yang masih tertidur di mobil. Jae-ha bingung mengapa mereka tidak ke Istana Baru, apakah mobil mereka mogok. Sekretaris Eun malah menyuruh Jae-ha menonton TV.

Perdana Menteri sedang mengumumkan keikutsertaan Korea Utara dan Selatan dan untuk membuktikan dukungan keluarga kerajaan pada acara itu maka adik Raja sendiri akan menjadi pesertanya. Jae-ha terperangah.

“Siapa itu? A…Aku??” tanyanya shock. Ini sih keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau.

MP-00522 MP-00519

Jae-ha protes pada kakaknya. Apakah kakaknya akan membiarkannya mengikuti pelatihan militer lagi? Bersama tentara Korea Utara?Dengan polos Jae-kang mengangguk.

“Kakak, ada apa denganmu?” rengek Jae-ha, “Baru beberapa jam lalu aku dikeluarkan dari wajib militer.”

“Benar, aku juga ingin melindungimu. Tapi kau sendiri yang melakukannya.” Jae-kang menyodorkan dokumen yang tadi ditandatangani Jae-ha tanpa membacanya lebih dulu.

Jae-ha melihat dokumen-dokumen itu dan menyadari telah ditipu kakaknya. Jae-kang tertawa. Jae-ha mencoba membujuk kakaknya, ia hanya seorang sersan, tidak akan menang melawan perwira tentara. Jae-kang berkata tidak apa-apa jika Jae-ha kalah.

MP-00532 MP-00533

“Kak, apa kau memperalatku untuk kedamaian Utara dan Selatan?”

“Biarkan aku memperalatmu kali ini saja. Kumohon,” sahut Jae-kang tenang.

Jae-ha berkata kakaknya tidak bisa melakukan ini padanya. Selama ini ia selalu mendukung Jae-kang. Dalam sejarah begitu banyak adik Raja yang membunuh Raja untuk menduduki tahta. Tapi ia selalu khawatir kakaknya terluka, dan ia juga bersedia menjadi orang jahat untuk menjaga semuanya tetap terkendali (jadi inget Yang Myung). Jae-kang mengingatkan bukankah Jae-ha yang tidak ingin menjadi Raja? Menganggap kematian lebih baik daripada menjadi seorang Raja?

Jae-ha bertanya apakah kakaknya melakukan ini karena ayah mereka. Mengapa Jae-kang begitu keras kepala mengenai WOC ini?

Jae-kang menatap adiknya dengan serius. Ia bertanya apakah Jae-ha tahu apa yang selama ini terus ia pikirkan berulang-ulang. Ia ingin perdamaian. Tidak hidup dalam ketakutan akan perang.

Jae-ha bertanya bagaimana bisa sebuah kompetisi menyelesaikan masalah itu. Bukankah perang masih terjadi di dunia ini? Jae-kang berkata ia ingin memperlihatkan pada dunia kalau Utara dan Selatan telah bersatu hingga negara lain tak bisa ikut campur lagi.

“Mengapa harus kita yang melakukannya? Mengapa harus kakak?”

Jae-kang tersenyum sedih.

“Apa karena kakak seorang Raja? Benar, kita anggota keluarga kerajaan. bukan pada jaman Joseon tapi keluarga kerajaan abad 21. Apa kakak tahu artinya? Itu artinya kita hanya….boneka.”

MP-00543 MP-00545

Senyum Jae-kang menghilang. Jae-ha berkata ia berterima kasih pada rakyat yang telah membayar pajak mereka dan ia akan melakukan sesuatu bagi rakyat. Tapi bukan dengan memperlihatkan perdamaian antara Utara dan Selatan. Rakyat bahkan tak peduli dengan hal itu.

“Mereka hanya menginginkan kita tersenyum dan melambai, yang akan memuaskan fantasi mereka. Kita itu apa? Hanya mannequin (boneka pajangan). Mannequin Republik Korea Selatan. Apa kakak tidak tahu? Sebenarnya apa yang Kakak inginkan?”

Jae-kang menatap marah adiknya.

MP-00551 MP-00554

Sementara itu, Hang-ah diwawancarai oleh para pejabat militer Korut dan Korsel. Atasannya mengingatkan tanggung jawab Hang-ah sebagai pemimpin tim. Komandan dari Korsel bertanya bukankah Hang-ah dari kesatuan khusus? Terlebih lagi, instruktur kesatuan khusus? Tugas kesatuan khusus adalah mengacaukan lawan dengan melakukan penghancuran dan pembunuhan. Bisakah seseorang dengan latar belakang seperti itu menjadi pemimpin tim Utara dan Selatan?

Atasan Hang-ah membelanya, itu kan di masa lalu mengapa mengungkitnya lagi. Kedua petinggi itu mulai berdebat.

“Benar, aku melatih tentara untuk menghancurkan (dengan bom) dan membunuh. Tapi itu hanyalah pekerjaan. Sudah lama sekali sejak aku mengajarkan hal itu dan aku hanya bisa mengingatnya dengan samar-samar.”

Ia berkata ia bersedia dipecat jika ia tidak melakukan tugasnya dengan baik. Ia mengucapkannya dengan lucu hingga komandan Utara dan Selatan sama-sama tertawa. Komandan Selatan pun sudah tidak bersikap kaku lagi. Ia bertanya apakah Hang-ah sudah bertemu dengan anggota dari selatan.

“Aku sudah membaca profil mereka…tapi ada satu orang…”

“Oooh dia..Dia akan datang. Tapi dia bukan orang biasa. Dia adalah Pangeran. Adik Raja.”

Hang-ah terkejut.

MP-00556 MP-00567 

Kembali pada percakapan dua kakak beradik yang mulai memanas.

“Kau benar. Kita tidak memiliki wilayah sendiri seperti keluarga kerajaan Inggris. Kita juga tidak dilihat sebagai penerima mandat dari surga seperti di Jepang. Kita hidup dari pajak…”

“Itulah sebabnya…”

“Itulah sebabnya, kau harus bekerja untuk setiap uang yang kau peroleh. Apa yang kaulakukan selain menelan pajak negara?” (sigh….aku berharap seandainya saja semua orang dalam pemerintahan kita berpikir seperti Jae-kang >,<)

“Tapi aku mengikuti wamil.”

“Itu adalah kewajiban.”

“Apa kakak tidak tahu aku adalah harapan dan impian tiap wanita?”

Jae-kang berkata itu di masa lalu, saat Jae-ha berusia 20-an. Apa Jae-ha tidak tahu julukan barunya? Pangeran bujangan yang malas dan mengganggu.

Jae-ha tak percaya. Banyak pemuda yang menjadikannya teladan. Mereka berharap bisa seperti dirinya yang pandai bersosialisasi dan bisa berbicara dengan banyak wanita. Sepertinya ini bukan hal yang baru yang diungkit Jae-ha karena Jae-kang langsung mengeluarkan selembar kertas hasil survey.

“52 % warga negara pria dalam negara ini menginginkanmu dikeluarkan dari istana. Mereka tidak tahan melihat kecongkakanmu.”

Jae-ha bergumam mengapa tidak ada perubahan setelah ia mengikuti wamil.

“Karena ini adalah prinsip. Kembalikan sebanyak yang kauterima. Ibu menyediakan makanan bagi para tunawisma. Ia mengerjakan uang pajak yang kita terima. Aku mempromosikan peningkatan kebudayaan dan juga melalui WOC. Tapi, apa yang telah kaulakukan selama ini? Kau bergantung pada pajak rakyat untuk hidup.”

MP-00586 MP-00587

Jae-ha tak bisa membantah perkataan kakaknya karena semua itu benar. Tapi ia belum mau menyerah.

“Mari hentikan ini. Jika aku mengatakan satu per satu apa yang telah kulakukan, Kakak bahkan tidak sanggup menghitungnya. Aku hanya tidak ingin diketahui orang lain. Sungguh memalukan untuk mengatakannya sendiri.”

“Tak apa-apa, sebutkan satu saja hal apa yang sudah kaulakukan. Aku tidak akan memaksamu mengikuti WOC.”

“Aku tidak bisa.”

“Kalau begitu tinggalkan istana.”

Jae-ha terhenyak.

“Aku tidak memerlukan orang yang makan dan minum dengan gratis dan masih menerima pajak. Kau bisa meninggalkan istana.”

Jae-kang berdiri meninggalkan Jae-ha. Jae-ha memanggil kakaknya tapi Jae-kang tak bergeming.

MP-00593 MP-00596

Sekretaris Eun membacakan perintah Raja untuk Jae-ha.

“Mulai hari ini dan seterusnya, Lee Jae-ha dikeluarkan dari istana. Semua biaya hidupnya tidak akan ditanggung negara. Lee Jae-ha terancam kehilangan status keluarga kerajaan. Jika Lee Jae-ha menyetujui persyaratan berikut, ia akan dikembalikan pada status semula. Apakah kau bersedia mengikuti WOC atau meninggalkan istana dan menjadi rakyat biasa?”

“Pelatihannya….sebulan?”

“WOC diadakan 6 bulan yang akan datang. Pangeran harus berlatih selama sebulan,” jawab Sekretaris Eun.

Jae-ha mengangguk seperti anak kecil yang baru dimarahi orang tuanya.

“Puteraku sebagai pemimpin tim dari Selatan akan menjalani pelatihan bersama Pangeran. Jika ada pertanyaan, bisa tanyakan padanya. ”

Jae-ha mengangguk mengerti.

MP-00599 MP-00841

Tapi begitu Sekretaris Eun hilang dari pandangan, sikap menurutnya hilang. Ia meminta pisau pada prajurit yang bertugas mengantarnya ke asrama. Kedua prajurit itu kebingungan.

Tiba-tiba pintu garasi di belakang Jae-ha terangkat. Seorang pria berdiri di dalam.

“Siap grak!” perintahnya. Kedua prajurit di luar langsung tegak sementara Jae-ha masih mencoba melihat siapa yang berdiri di dalam.

MP-00609 MP-00610

“Siap GRAK!!” Orang itu memerintah lebih keras. Jae-ha tersentak dan pelan-pelan menegakkan tubuhnya.

“Maju lima langkah!!”

Jae-ha menurut. Begitu berada di dalam, pintu menutup kembali. Lampu dinyalakan. Ternyata itu adalah garasi penyimpanan kendaraan perang. Jae-ha bertanya pada pria yang berdiri di hadapannya.

“Siapa kau? Eun Shi-kyeong? Apakah ayahmu bernama Eun Gyu-tae? Kepala Sekretaris kami? Aaa…ternyata kau kaptennya. Aku benar-benar senang,” Jae-ha berceloteh.

MP-00618 MP-00619

Eun Shi-kyeong (Jo Jung-seok) diam tak berkata apapun.

“Apa kau mempunyai pisau? Aku ingin…”Jae-ha mengangkat jarinya.

“Semua orang boleh menjadi perwira tapi tak semuanya bisa.” ujar Shi-kyeong.

“Kau benar, aku bukan perwira. Kalau saja aku tidak menandatanganinya…benar-benar….” Jae-ha menghentakkan kakinya dengan kesal. Ia melihat berkeliling lalu melihat senjata api yang tersampir di pinggang Shi-kyeong.

“Benar…pistol. Aku harus mencobanya. Kau seorang perwira bukan? Mahir menggunakannya, bukan? Tembak menyerempet jariku….seeeeedikitt saja. Bagian yang ini, hanya menyerempetnya. Tapi jangan terlalu serius, cukup membuatnya berdarah sedikit saja. Aku akan mengurus sisanya. Beristirahat selama 2 minggu untuk memulihkan diri sudah cukup.”

Shi-kyeong meraih pistolnya. Jae-ha jadi ketakutan, bukankah pistol terlalu berbahya jika meleset sedikit saja. Shi-kyeong malah mengeluarkannya dan mengacungkannya pada Jae-ha.

“Di mana? Di sini?” tanyanya mengarahkan pistolnya ke jantung Jae-ha.

MP-00629 MP-00631

“Apa yang sedang kaulakukan?” tanya Jae-ha. Ia tak percaya Shi-kyeong berani menembak. Ia menantang Shi-kyeong menembaknya jika memang berani. Shi-kyeong tak bergerak.

Jae-ha mengambil senjata itu dari tangan Shi-kyeong dan balik mengacungkannya ke wajah Shi-kyeong.

MP-00643 MP-00645

“Bukan begitu caranya menembak. Begini caranya….” DORR!!

Jae-ha tersentak kaget. Demikian juga semua yang mendengar suara tembakan itu. Prajurit yang berdiri di luar menggedor pintu menanyakan keadaan Jae-ha dengan khawatir.

Tembakannya tidak mengenai Shi-yeong tapi melubangi tembok di belakangnya. Jae-ha menjatuhkan pistol itu.

“Senjata itu berpeluru? Apa kau benar-benar ingin membunuhku? Apa kau gila?!”

Dua prajurit di luar berhasil masuk.

“Aku yang menembakkannya,” ujar Shi-kyeong tenang. Seorang prajurit mengacungkan senjatanya pada Shi-kyeong. Shi-kyeong memungut senjata di lantai dan memberikannya pada prajurit itu.

“Laporkan aku,” kata Shi-kyeong.

“Aku tadi bercanda. Karena aku bosan, aku bermain-main. Kalian berdua berdirilah di sana!” ujar Jae-ha marah.

MP-00660 MP-00664

Ia mendekati Shi-kyeong.

“Apakah ayahmu tahu kau seperti ini? Baik aku akui keberanianmu. Tapi bagaimana lagi? Aku seorang yang pendendam. Kau akan mati.”

Shi-kyeong menunduk dan tersenyum.

“Aku memang membuat frustrasi tapi kau sedikit berbeda dengan rumor yang beredar,” ujarnya. Ia menyuruh dua prajurit tadi mengantar Jae-ha ke asrama. lalu ia pergi meninggalkan mereka.

MP-00670 MP-00673

Jae-ha diantar ke kamarnya. Ternyata ia sekamar dengan Kang-seok. Saat ia membuka pintu, ia melihat Kang-seok sedang berlatih bela diri dengan dua tongkat dan melempar jarum panjang hingga menancap di dinding…bagai ninja. Jae-ha terperangah.

“Aku tak bisa menahannya lagi,” serunya panik.

MP-00678 MP-00680

Ia berlari menemui Komandan Korsel. Jae-ha protes karena sekamar dengan tentara Korut. Sang komandan menjelaskan memang begitulah pengaturannya. Selatan dan Utara dalam satu kamar.

“Lalu bagaimana dengan Eun Shi-kyeong? Ia sendirian dalam satu kamar.

“Eun Shi-kyeong adalah pemimpin tim selatan jadi…”

Jae-ha protes itu namanya meng-anakemas-kan. Dalam dunia demokratis bahkan Pangeran pun harus diperlakukan sama rata. Agar adil ia juga harus mendapatkan kamar sendiri.

“Ini adalah peraturan, Pangeran. Kesepakatan ini telah didiskusikan antara utara dan selatan. Semuanya telah direncanakan setahun lalu jadi tidak tepat jika mengubahnya sekarang.”

Komandan berkata Shi-kyeong juga harusnya memiliki teman sekamar tapi pemimpin tim Utara adalah seorang wanita.

“Wanita? Ada wanita di sini?” tanya Jae-ha tertarik.

MP-00692 MP-00700

“Sekamar dengan perwira pria?” tanya Hang-ah terkejut.

“Dia adalah Pangeran Korea Selatan yang terakhir bergabung. Tidak ada yang bisa dilakukan pada situasi ini. Kita harus bekerja sama dan menjadi contoh persatuan.”

“Bagaimana bisa satu kamar dengan lawan jenis menjadi contoh? Jika hal ini tersebar luas apa yang harus kulakukan?”

Komandan menyakinkan Hang-ah semuanya sudah terkendali jadi tidak akan ada rumor. Kang-seok akan sekamar dengan Shi-kyeong. Dengan demikian dua impian Hang-ah mungkin saja terkabul. Pertama, penyatuan dua negara. Kedua, kehidupan cinta Hang-ah terkabul.

“Komandan!!” seru Hang-ah kesal.

MP-00713 MP-00714

Kedua tim akan bertemu untuk pertama kalinya. Kang-seok mengomel sebenarnya Lee Jae-ha itu orang seperti apa.

Shi-kyeong dan seorang perwira masuk. Hang-ah berdiri dan memperkenalkan dirinya sambil menjabat tangan Shi-kyeong. Shi-kyeong meminta maaf karena datang terlambat.

“Tidak apa-apa,” ujar Hang-ah cepat sambil menghempaskan tangan shi-kyeong. Ia beralih pada perwira di sebelah Shi-kyeong.

“Kau perwira Ryeom Dong-ha, bukan? Aku melihat jurnalmu setiap hari. Aku bahkan merasa telah mengenalmu sejak lama.”

Shi-kyeong berdehem dan berjalan menuju tempat duduknya. Hang-ah bertanya mengapa hanya ada mereka berdua. Tepat saat itu Jae-ha memasui ruangan.

MP-00722 MP-00723

Hang-ah tahu pria inilah yang akan menjadi teman sekamarnya. Ia mendekati Jae-ha dan mengulurkan tangan.

“Aku Kim Hang-ah.”

“Salahku untuk mengharapkan seorang wanita,” gumam Jae-ha sambil menghela nafas panjang. Ia berjalan melewati Hang-ah tanpa menjabat tangannya.

MP-00727 MP-00728

Hang-ah berkata ia merasa sudah mengenal Jae-ha karena sudah sering melihat data dirinya.

“Kau memiliki tahi lalat di bokongmu kan?” bisik Hang-ah.

Jae-ha menoleh melihat para perwira lainnya. Mereka pura-pura tidak mendengar percakapan itu.

 

MP-00730 MP-00731

“Bagaimana kau bisa tahu?” bisik Jae-ha.

“Selalu ada caranya. Silakan duduk, Komrad Lee Jae-ha.”

“Komrad? Kita bertemu berapa lama hingga menjadi komrad?” (Komrad= kawan seperjuangan, panggilan untuk sesama perwira di Korea Utara).

“Begitukah? Seharusnya aku lebih berhati-hati dengan perkataanku. Aku minta maaf, Lee Jae-ha-sshi. Aku tahu kau adalah adik Raja tapi tidak ada perkecualian. Apa kau mengerti?”

MP-00735 MP-00736

Young-bae dan Kang-seok baru mengetahui kalau Jae-ha adalah seorang Pangeran. Hang-ah berjalan menuju tempat duduknya, diikuti Jae-ha. Jae-ha sempat-sempatnya menendang kursi Shi-kyeong sesaat sebelum Shi-kyeong duduk hingga ia terjatuh. Shi-kyeong buru-buru bangkit berdiri dan dengan malu mengatakan kalau ia tak hati-hati.

Jae-ha tersenyum puas. Hal ini tak lepas dari pengamatan Hang-ah.

 MP-00844 MP-00748

Hang-ah meminta semua orang memperkenalkan diri, dimulai dari Kang-seok. Ia berkata ia bertugas di Departemen Pertahanan. Memberikan instruksi pada para komrad yang menjaga garis pertahanan. (Sepertinya ini tugas penting atau menakutkan karena semua orang terdiam setelah ia mengatakannya). Jae-ha tersenyum sinis, dalam hatinya ia berkata ia tidak akan takut.

Shi-kyeong memperkenalkan diri sebagai kapten Divisi 1 Lanjutan.

“Mengapa disebut lanjutan?” tanya Hang-ah tertarik.

“Itu…”

“Karena dia yang pertama maju menyerang Pyongyang saat perang Korea,” Jae-ha memotong perkataan Shi-kyeong.

“Bukankah itu kita, Divisi 7?” tanya Dong-ha.

“Bukan, merekalah yang mengibarkan bendera pertama kali,” sahut Jae-ha. Dong-ha dan Jae-ha berdebat mengenai hal itu.

Kang-seok tak tahan lagi dan menggebrak meja. “Apa maksudnya dengan menduduki Pyongyang (ibukota Korut)?” serunya sambil berdiri.

MP-00846 MP-00850

“Duduk.” Hang-ah memberi perintah. Kang-seok menurut. Hang-ah memberi tanda agar Young-bae memperkenalkan diri.

Young-bae berasal dari Departemen Operasi Taktis. Ia mengucapkannya dengan penuh semangat. Jae-ha berdiri dan menjabat tangan Young-bae dengan ramah.

“Benarkah? Aku dari divisi Medan Pertempuran. Kau dari departemen yang mengirim agen rahasia? Tapi divisi kami menghabisi 20 agen rahasia yang kalian kirim sebelumnya. Apakah kau tidak tahu?”

“Pangeran,” panggil Shi-kyeong. Ia dan Dong-ha terlihat tak enak hati.

MP-00764 MP-00767

Jae-ha tak peduli. Ia berkata ia tidak percaya ada takdir seperti ini. Ia terus berbicara.

“Komrad Lee Jae-ha,” panggil Hang-ah.

Jae-ha tak mempedulikannya. Dong-ha menarik baju Jae-ha agar berhenti.

“Komrad Lee Jae-ha!” Hang-ah mengeraskan suaranya.

“Ahjumma…jangan panggil aku komrad.” Jae-ha kembali nyerocos mengajak Young-bae berpelukan.

Hang-ah menggebrak meja dan berdiri, “Komrad Lee Jae-ha!!”

“Sudah kubilang, aku bukan komrad-mu,” ujar Jae-ha tajam.

MP-00772 MP-00773

Mereka bertatapan. Suasana menjadi tegang. Hang-ah menarik nafas dan tersenyum. Lalu ia bertanya dengan lembut, di manakah kamar kecilnya?

MP-00778 MP-00780

Jae-ha terpaksa mengantar Hang-ah ke kamar kecil. Ia terus mengomel karena Hang-ah tak berani ke kamar kecil sendirian padahal ia seorang perwira. Mereka berhenti di depan pintu.

“Kau bisa menanganinya dari sini, bukan?” ujar Jae-ha.

“Aku hanya akan sendirian di sana? Tidak ada siapa-siapa?” tanya Hang-ah dengan gaya cute.

“Tidak apa-apa…Kau bisa menggunakannya sepuasmu,” ujar Jae-ha. Hang-ah bertanya bisakah Jae-ha menolongnya melihat apakah ada kamera tersembunyi di dalam kamar kecil. Ia dengar pria Korsel banyak yang suka mengintip.

MP-00783 MP-00784

“Kau ini begitu merepotkan. Ayo kita lihat..”

Jae-ha masuk dan memeriksa setiap toilet.

“Lihat…tidak ada apa-apa kan?”

Ia berbalik dan melihat Hang-ah berdiri dengan tangan memegang kunci pintu. Jae-ha terkejut. Klik, Hang-ah mengunci pintuya

MP-00795 MP-00796

Jae-ha bertanya mengapa Hang-ah mengunvi pintu. Hang-ah maju dan menjegal Jae-ha hingga jatuh ke lantai. Lalu ia mengambil tongkat dan menyodok perut Jae-ha dengan tongkat itu. Jelas Jae-ha sama sekali bukan tandingan Hang-ah.

“Aku sedikit terlambat memperkenalkan diri, aku adalah Instruktur Brigade Penembak Jitu Tentara Rakyat Korea, Kim Hang-ah. Di negaramu kami disebut satuan khusus.”

MP-00813 MP-00816

Mendengar itu Jae-ha terkejut. Hang-ah menghempaskan Jae-ha ke lantai.

“Apa kau pikir aku ingin menjadi komrad-mu? Mereka menghabiskan waktu lama untuk mengajari kami mengenai negaramu. Kau tahu apa yang mereka ajarkan? Musuh negara: Lee Jae-ha. Bunuh begitu melihatnya.”

Hang-ah tersenyum. Jae-ha terpana.

MP-00826 MP-00828

Komentar:

Wah sepertinya tidak mudah menerjemahkan percakapan dalam aksen Korea Utara karena aku banyak menemukan perbedaan dalam berbagai versi substitle. Akhirnya aku harus menerka-nerka mana yang benar. Mudah-mudahan tidak salah banyak ya^^

Aku terkesan dengan Raja Lee Jae-kang. Ia benar-benar Raja yang ideal. Ia tidak peduli direndahkan asalkan ia sudah melakukan sesuatu untuk negaranya. Kurasa ia bersikap tegas pada Jae-ha juga karena ia ingin melindungi Jae-ha. Ia tahu Jae-ha tidak akan sanggup hidup di luar istana, itulah sebabnya ia memaksa agar Jae-ha melakukan sesuatu.

Hmmm..aku harap Jae-ha menyadari maksud kakaknya sebelum semuanya terlambat. Aku menyukai hubungan mereka sebagai adik kakak yang saling menyayangi.

MP-00507MP-00508 

Sejauh ini Jae-ha sangat menjengkelkan. Karena itu akan menarik saat melihat perubahannya kelak.

Hang-ah adalah Gil Ra-im versi Korea Utara. Maksudku ia seorang yang tangguh tapi juga girly bahkan lebih girly dari Ra-im. Aku senang ia tidak bersikap tomboi dan dan lebih menonjolkan sisi feminimnya. She’s so cute^^

Para pemeran lainnya juga menarik. Kang-seok yang sangar, Young-bae yang gugup. Dong-ha yang polos. Shi-kyeong…hmmm…menarik…

MP-00774 MP-00775

MP-00776 MP-00777

Kurasa ia tidak benar-benar akan menembak Jae-ha. Ia hanya menakut-nakuti dan tak menyangka Jae-ha akan menembak. Shi-kyeong tampaknya tipe yang paling berkepala dingin di dalam tim. Ia orang yang lurus dan mengikuti peraturan.

Aku juga menyukai komandan dari Utara. Wajahnya kejam tapi ia tak berdaya menghadapi Hang-ah. Jadi lucu kalau melihat mereka berdua.

Alur ceritanya sedikit bisa ditebak tapi mereka mampu menceritakannya dengan humor di sana sini hingga tak terasa berat. Kuharap untuk seterusnya pun demikian^^

11 komentar:

  1. kayaknya bagus nih drama
    pengen tau cerita selanjutnya

    BalasHapus
  2. ayo unnie smngt,, ep 2 nya ya ditunggu :)

    BalasHapus
  3. Semangat.....tunggu keelanjutanny

    BalasHapus
  4. YIHAAAAA!!!...ada sinopsis nya d sini...
    makasih ya onnie ^_^
    di tunggu sinopsis selanjut nya ya...^_^

    BalasHapus
  5. wah mb fanny udah update sinopsis tentang drama raja yg ke 3 neh.. stlah mb dee yg update rooftop prince & mb cha_sya yg update fashion king...

    hmmmm, aku bkin sinopsis apa yakk ? love rain kah ?? hehee..

    musti rajin berkunjung ke 3 blog mb2 kece ini biar gak ktglan sinopsis tiap episodenya, heheehee

    hwaiting mb fanny :))

    BalasHapus
  6. penasaran sama yg nusuk punggung jae-ha kecil pake pulpen..
    hm... kayanya bakal ada sesuatu nih...

    BalasHapus
  7. sebel bngt sm jae ha..
    gra2 jae ha shi-kyeong jtuh !

    BalasHapus
  8. kayaknya udah pernah lihat dech... tp tetep penasaran terus........

    BalasHapus
  9. Gumao unnie fani ,, langsung lanjut ke ep 2

    BalasHapus
  10. Kangen drama ini, jadi baca lagi buat ngilangin kangen huhuhu

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)