Jumat, 29 Agustus 2014

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 11 (Bagian 2)

shot0389

[Bagian 1 klik di sini]

Ibu Jae Yeol menemukan Tae Yong menyapu di halaman rumah dengan pakaian kerja. Ia menyuruh Tae Yong berhenti dan pergi kerja karena sudah berhari-hari Tae Yong tidak bekerja.

Ia tahu ada yang tidak beres saat melihat wajah galau Tae Yong. Tapi saat ia menanyakannya, Tae Yong malah jadi kesal dan menyebutnya cerewet. Ibu Tae Yong tidak marah. Ia tahu ada yang mengganggu pikiran Tae Yong hingga bersikap seperti itu.

shot0245 shot0246

Dering telepon membuatnya kembali masuk ke dalam rumah. Ia sangat senang saat tahu Jae Beom yang meneleponnya dari penjara. Jae Beom bertanya apakah ia bisa datang ke rumah ibunya setelah ia keluar dari penjara.

“Tentu saja kau harus kembali pada Ibu. Jae Beom, terima kasih untuk hari ini, karena menelepon dan berbicara dengan Ibu. Setelah kau pulang, Ibu akan sangat sangat baik padamu, ya?”

“Wah, aku jadi tak sabar, karena Ibu yang biasanya membenciku mengatakan akan baik padaku.”

“Setelah kau keluar, mari kita bertiga hidup bahagia bersama. Ibu akan membuatkan makanan enak dan apapun yang kauinginkan. Mari kita juga bepergian bersama, ya?”

Jae Beom mengiyakan dengan singkat lalu menutup teleponnya.

shot0250 shot0001

Ibu Jae Yeol berbagi kebahagiaan dengan Tae Yong dan menceritakan bahwa Jae Beom meneleponnya. Ia berkata hatinya tidak pernah setenang ini. Tae Yong memeluk ibu Jae Yeol dengan sedih. Karena ia tahu ketenangan ibu Jae Yeol tidak akan lama. Masalah yang besar sudah di depan mata….

“Sekarang aku tinggal memiliki hal-hal bahagia dalam hidupku, bukan begitu Tae Yong? Jae Beom mulai membuka hatinya untukku, bukan?”

Mendengar itu, Tae Yong tampaknya memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ia pamit pada ibu Jae Yeol. Namun ia tidak pergi bekerja.

shot0251 shot0256

Apakah Jae Beom benar-benar sudah membuka hati? Tidak. Ia memiliki rencana. Ia memberitahu temannya bahwa ia akan menusuk Jae Yeol lagi setelah ia keluar. Dong Min tidak akan bisa lagi menjadi dokter (yang secara etika profesi menyimpan pengakuan amytalnya sebagai rahasia pasien dan tidak bisa membebaskan Jae Beom dari tuduhan membunuh ayah tirinya), tapi akan menjadi saksi. Ia yakin Dong Min akan mengatakan Jae Beom menikam Jae Yeol karena dendam pada Jae Yeol yang telah memfitnahnya dan memohon agar Jae Beom tidak dihukum. Errr….logika dari mana itu ya? Meski balas dendam tetap saja itu kejahatan >,<

Jae Beom yakin ia akan dibebaskan dan ia bisa menuntut negara atas ketidakadilan yang telah dideritanya selama ini. Ia bisa mendapat uang kompensasi dan juga bisa membalas dendam pada Jae Yeol.

Saat kepala penjara memberitahunya bahwa Dong Min menelepon, Dong Min tidak mau mengangkat telepon dengan alasan ia hendak bekerja. Ia meminta kepala penjara memberitahu Dong Min bahwa ia akan dibebaskan dari penjara hari Sabtu minggu depan. Kepala penjara heran, bukankah Jae Beom dibebaskan hari Jumat? Jae Beom beralasan ia ingin memberi kejutan pada Dong Min. O-ow……apa lagi ini???

shot0258 shot0265

Tae Yong ternyata pergi ke apartemen Jae Yeol. Ia masuk dan menemukan Jae Yeol sedang berbicara dengan Hae Soo di telepon.

Jae Yeol tidak apa-apa akibat tabrakan itu, sementara Hae Soo sedikit lecet namun sudah diobati. Tapi Jae Yeol sepertinya lagi-lagi merasakan sesuatu di tangannya karena ia berulang kali menggerakkannya seperti pegal. Ia tidak mengatakannya pada Hae Soo.

“Jika aku melihatmu hari ini dan kau terlihat sakit sedikit saja…aku akan melakukan sesuatu,” ancam Hae Soo.

“Jika kau bertemu denganku dan tidak melakukan apapun, lihat saja…aku yang akan melakukan sesuatu,” balas Jae Yeol. Ehem…ehem….

Setelah Jae Yeol menutup telepon, Tae Yong bertanya dengan siapa barusan Jae Yeol berbicara. Kang Woo? Jae Yeol menjawab ia berbicara dengan Hae Soo dan mereka berpacaran serius. Tae Yong tertegun.

shot0266 shot0268

Hae Soo dan Young Jin membicarakan pasangan pasien yang sama-sama berhalusinasi melihat kecoak. Hae Soo menduga masalah utama pasangan itu adalah masalah pernikahan. Baik anak-anak maupaun teman-teman terdekat pasangan itu tidak pernah mengetahui ada masalah dalam pernikahan keduanya, tidak ada masalah keuangan, dan memiliki hubungan suami-istri yang baik. Mungkin sebenarnya bukan tidak ada masalah, tapi ada sesuatu yang disembunyikan hingga tak seorangpun tahu.

Mereka berpisah untuk berbicara dengan pasien tersebut secara terpisah. Hae Soo berbicara dengan sang istri. Sang istri akhirnya menceritakan masalah yang selama ini tersembunyi dari semua orang. Ia bercerita suaminya suka naik kendaraan umum. Meski pergi minum, ia selalu naik bus.

Dan istrinya selalu pergi menjemput suaminya ke tempat perhentian bus dengan melewati hutan di belakang apartemen mereka. Suaminya tidak suka ia melewati jalan tersebut karena menurutnya berbahaya. Tapi si istri lebih suka melewati hutan itu karena merupakan jalan pintas ke stasiun bus. Tapi pada suatu malam, saat ia melewati jalan itu, ia disergap oleh beberapa orang pria.

shot0271 shot0272

Sang suami bercerita pada Young Jin bahwa malam itu istrinya tidak datang. Karena merasa aneh, ia menelepon ke rumah tapi teleponnya tidak diangkat. Ponselnya pun tidak diangkat. Merasakan firasat buruk, sang suami memutuskan mencari istrinya dengan berlari melewati jalan hutan yang disukai istrinya. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati istrinya terkapar tak sadarkan diri dengan pakaian sobek-sobek dan penuh luka.

shot0279 shot0280

Sang istri menangis dan berkata ia merasa sangat bodoh karena tidak bisa melindungi tubuhnya sendiri. Ia merasa dirinya sangat kotor dan menjijikkan. Hae Soo ikut sedih dan menggenggam tangan si istri.

Sang suami berkata ia baik-baik saja selama istrinya baik-baik saja. Tapi Young Jin tahu bahwa apa yang terjadi tidaklah baik-baik saja. Peristiwa itu adalah sesuatu yang sepatutnya membuat marah dan ditangisi.

Sang suami menangis.

“Sejujurnya, aku ingin membunuh semua keparat itu. Aku ingin membunuh keparat itu satu per satu! Aku akan membunuh mereka! Aku akan membunuh mereka.”

Young Jin prihatin dan mengerti bahwa selama ini sang suami memendam kemarahannya dalam hati. Apa yang terlihat baik-baik saja, sebenarnya tidak baik-baik saja. Sama seperti Jae Yeol……

shot0288 shot0290

Jae Yeol kesal karena Tae Yong tidak pergi juga padahal ia sedang menulis. Tae Yong berkata ia baru akan pergi jika Jae Yeol menelepon Kang Woo di depannya. Ia beralasan Kang Woo berbakat menulis jadi seharusnya bekerja sama dengan penerbit mereka.

Tae Yong berkata ia juga tidak ingin mengganggu pekerjaan Jae Yeol. Ia mengambil ponselnya dan memperlihatkan nomor telepon Kang Woo untuk memastikan itu nomor yang benar. Lalu ia menelepon dan memberikannya pada Jae Yeol.

Jae Yeol berbicara dengan Kang Woo. Ia bertanya apa yang sedang Kang Woo lakukan. Kang Woo berkata ia sedang berjalan. Ia tidak mengatakan bahwa ia dan ibunya baru saja dipukuli lagi dan ia sedang berjalan mengikuti ibunya menyusuri jalan berbahaya yang tidak disukai Jae Yeol.

shot0292 shot0298

Anehnya, setiap kali Kang Woo batuk, Jae Yeol juga batuk. Tae Yong mendekatkan telinganya ke ponsel yang dipegang Jae Yeol. Jae Yeol menyuruh Kang Woo berbicara dengan Tae Yong.

“Kenapa?” tanya Kang Woo.

“Ia ingin menerbitkan bukumu. Aneh, kenapa aku batuk-batuk sepertimu? Kuberitahu sekali lagi ya, jangan melalui jalan itu. Aku akan menghubungkanmu dengan temanku.”

Jae Yeol memberikan ponselnya pada Tae Yong yang nampak ketakutan karena sejak tadi ia hanya mendengar “nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar……” dari ponsel Jae Yeo. Tae Yong mengambil telepon itu dan hampir tak bisa menahan tangisnya saat ia benar-benar hanya mendengar suara operator mengatakan “nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar……”.

Ia beralasan Kang Woo telah menutup teleponnya. Jae Yeol berkata Kang Woo mungkin terlalu malu untuk bicara dengan Tae Yong. Ia menyuruh Tae Yong pergi, ia akan menelepon Kang Woo lagi nanti. Tae Yong pergi dengan sedih dan menangis di luar apartemen Jae Yeol.

shot0302 shot0306

Dong Min melihat Soo Kwang berdiri dengan kaku sambil melihat ke arah Seo Nyeo. Ada apa, tanyanya. Soo Kwang berkata Seo Nyeo mengajaknya berpacaran tapi menelepon pria lain dan mengajak pria itu pergi. Dong Min menawarkan untuk memarahi Seo Nyeo.

“Tidak, aku akan mengakhirinya. Aku hanya memberitahu supaya kau tahu,” ujar Soo Kwang.

Lalu ia dengan gagah menghampiri Seo Nyeo dan menaruh beberapa lembar uang di meja. Ia menyuruh Seo Nyeo mengambil uang itu untuk pergi bersenang-senang bersama pacarnya.

“Dan mulai hari ini, kau keluar dari sini. Jangan datang ke café mulai besok karena kau dipecat.”

shot0313 shot0314

Seo Nyeo marah. Untuk apa uang itu? Apa Soo Kwang memperlakukannya sebagai pengemis?

Soo Kwang membenarkan. Seo Nyeo hendak memukul Soo Kwang tapi Soo Kwang menangkap tangannya.

“Hei, saat seseorang memberimu cinta, belajarlah untuk menerimanya! Kau seharusnya bersyukur ayahmu pergi mengumpulkan sampah untukmu, dan bersyukur karena ibumu mengunjungimu dan memberimu uang meski sudah membuangmu.”

“Kenapa kau membicarakan orangtuaku?!”

shot0322 shot0326

“Karena kau berasal dari orangtuamu, dasar wanita tak tahu diuntung! Meski ayahku mengusirku karena aku menderita Sindrom Tourette, aku selalu meneleponnya seminggu sekali untuk mengecek keadaannya, karena aku bersyukur ia memberiku kehidupan. Aku akan memberimu kesempatan sekali lagi. Kau ingin serius denganku dan mengakhiri semuanya dengan playboy itu? Apa kau akan setia padaku atau tidak? Kuhitung sampai 5.”

Dan Soo Kwang menghitung dengan cepat: 1,2,3,4..

“Baiklah. Aku akan serius,” jawab Seo Nyeo cepat.

Masih dengan tampang cool, Soo Kwang menyuruh Seo Nyeo menyelesaikan pekerjaannya karena mereka akan pergi ke klub. Padahal diam-diam ia tersenyum lebar. Yoon Soo mengacungkan jempol padanya.

shot0334 shot0335

Hae Soo melihat kedua temannya, Yoon Chul dan Hye Jin, di rumah sakit. Perut Hye Jin sudah semakin besar. Ia sudah sebulan meninggalkan rumah sakit jiwa dan datang ke sini untuk memeriksakan kandungannya. Ia memperlihatkan hasil USG janinnya pada Hae Soo. Bayinya sehat. Hae Soo ikut bahagia untuk kedua sahabatnya dan memeluk mereka.

shot0337 shot0338

Pengacara Kang akhirnya bersedia menemui Choi Ho dan Dong Min setelah Choi Ho siang malam menungguinya selama 3 hari. Ia menunjukkan bukti-bukti yang dikumpulkannya 14 tahun lalu pada mereka.

Ia berkata tidak mungkin kedua kakak beradik itu pelakunya. Ini adalah kasus buruk di mana sang hakim yang hendak pensiun dan penuntut yang sedang mencari popularitas, ingin menyelesaikan kasus ini dengan cepat hingga membuat keputusan yang salah. Dan saat itu ia hanyalah pengacara publik baru yang tidak memiliki kekuasaan.

Ia memperlihatkan foto pisau yang sama-sama memiliki sidik jari Jae Yeol dan Jae Beom, juga foto pemantik api dari tempat billiard langganan Jae Beom. Tapi tidak ada sidik jari pada pemantik itu karena sudah rusak oleh api. Kedua bukti itulah yang membuat Jae Beom dikenai putusan bersalah.

Dari foto luka tikaman di mayat ayah tiri Jae Yeol, ternyata lukanya tidak dalam. Bahkan tidak ditemukan adanya jaringan jantung atau paru-paru pada pisau itu. Artinya, ayah tiri Jae Yeol tewas bukan karena tikaman itu, tapi karena sesak oleh asap. Bukan penikamnya yang membunuh ayah tiri Jae Yeol, tapi orang yang menyalakan api. Hmmm…dan kita sudah tahu siapa orang itu bukan?

shot0345shot0348 

Hae Soo pergi ke apartemen Jae Yeol. Karena Jae Yeol masih sibuk menulis, ia berusaha tidak membuat keributan yang bisa mengganggu Jae Yeol. Meski usahanya itu gagal terus karena Hae Soo seorang yang ceroboh.

Hae Soo heran melihat artikel-artikel mengenai kecelakaan di sebuah jalan di Yangsuri (tempat tinggal Kang Woo dan juga tempat tinggal Jae Yeol dulu. Jadi kepikir, Jae Yeol sadar ngga sih rumah Kang Woo itu rumahnya dulu? Atau ia tidak ingat di mana rumahnya yang dulu? Dan jalan itu…apakah jalan yang dilalui Jae Yeol saat ia berlari ke WC umum?). Jae Yeol berkata ia mengumpulkan artikel itu untuk diperlihatkan pada Kang Woo agar berhati-hati jika melewati jalan itu karena jalan itu berbahaya dan sering terjadi kecelakaan.

“Kau selalu mengkhawatirkan Kang Woo. Bahkan ketika kau kecelakaan (menabrak tembok), kau bilang kau melihat seorang anak mirip dengan Kang Woo. Siapa yang lebih kau sukai, aku atau Kang Woo?”

“Kau. Beri aku 30 menit, aku harus menyelesaikan paragraf ini.”

shot0350shot0352 

“Baiklah,” Hae Soo melihat jam, pk 12.31 malam. Ia naik ke tempat tidur dan membaca buku.

Jam 2 subuh, Jae Yeol masih menulis. Hae Soo terbangun pk 4.00 dan Jae Yeol masih berkutat dengan tulisannya. Jadi penasaran, apa yang ditulis Jae Yeol?

Hae Soo berganti pakaian dan bersiap pergi. Jae Yeol meminta maaf dan berkata ia hanya perlu 30 menit lagi. Hae Soo menyuruh Jae Yeol terus bekerja. Ia menjelaskan ia pergi bukan karena marah tapi karena pagi ini ada tugas darurat.

shot0357 shot0362

Ia menjelaskan pasien barunya ini seorang yang telah mengalami tragedi keluarga dan menderita bipolar dan OCD. Dan pasien itu meminta sesi sepanjang hari karena mungkin banyak yang ingin dikatakannya. Dan lagi ia tidak yakin bisa berkonsentrasi pada pasien tersebut setelah berduaan dengan Jae Yeol. Jae Yeol tersenyum.

“Aku akan tidur sebentar di rumah sakit. Aku pergi benar-benar bukan karena marah padamu. Aku pergi karena aku ada pekerjaan.”

“Ini pertama kalinya kita bertemu dalam seminggu ini. Beri aku 30 menit…tidak, 15 menit.”

Tapi Hae Soo tahu menulis tidaklah bisa dibatasi dengan waktu seperti itu. Ia mengecup Jae Yeol dan berkata mereka akan bertemu minggu depan.

shot0364shot0367

Setelah Hae Soo pergi, Jae Yeol baru merasa kehilangan. Ia pergi menyusul tapi Hae Soo sudah masuk ke dalam taksi.  

Ia kembali ke apartemennya dan melihat “sisa-sisa” Hae Soo. Tempat tidur yang berantakan, dompet Hae Soo yang tertinggal di lantai, handuk yang berserakan dan tidak terlipat rapi di tempatnya. Jae Yeol tertawa geli. Wow, untuk seorang penderita OCD, itu sungguh kemajuan besar^^ He definitely loves Hae Soo.

shot0370 shot0374

Dong Min memikirkan perkataan Pengacara Kang. Pengacara Kang menyadari bahwa orang yang menyalakan api adalah pembunuhnya hanya sehari sebelum sidang akhir. Ia merasa lega dan menyiapkan kembali dokumen-dokumen pembelaannya, tapi keesokan harinya ia mendapat berita bahwa jasad korban telah dikremasi hingga tidak bisa dibuktikan bahwa kematian korban adalah akibat asap. Kemudian Jae Yeol menuduh Jae Beom pelakunya dalam sidang akhir. Kasus ditutup.

Pada hari insiden itu, Jae Beom menyeret adiknya keluar dari rumah. Hanya ibunya yang tertinggal di dalam. Dan api pun mulai menyala. Dong Min teringat pada ibu Jae Beom yang lembut dan sangat menyayangi anaknya.

shot0378 shot0379

Saat ia memikirkan itu, Tae Yong datang menemuinya. Dong Min menyambutnya dengan ramah. Senyum Tae Yong lenyap dan ia mulai menangis.

Hae Soo ditelepon Jae Yeol mengenai dompetnya yang tertinggal. Hae Soo berkata ia sudah meminjam uang satpam untuk membayar taksi. Ia meminta Jae Yeol menyimpan dompetnya meski isinya tidak seberapa. Ia bertanya sudah berapa banya Jae Yeol menulis.

“Lima halaman.”

“Wah, itu banyak, kan? Apa yang sedang kaulakukan?” tanya Hae Soo sambil berjalan ke kamar istirahat.

Jae Yeol berkata ia harus tidur karena ia tidak tidur semalaman. Ia balik bertanya apa yang sedang Hae Soo lakukan. Hae Soo berkata ia tidak tahu. Karena ia tidak bisa bertemu pacarnya pada hari Sabtu maka ia juga akan tidur. Ia masuk ke kamar.

Dan melihat Jae Yeol di sana. Hae Soo tersenyum senang dan memeluk Jae Yeol.

 shot0391shot0393 

Namun di saat keduanya dilanda kebahagiaan, Dong Min dilanda shock. Tae Yong memperlihatkan rekaman CCTV di mana Jae Yeol berkelahi dengan dirinya sendiri.

shot0400shot0405 

Jae Yeol dan Hae Soo dalam perjalanan pulang. Hae Soo tidak ingin berbicara karena ia sangat letih. Jae Yeol tersenyum.

“Aku sudah berpikir seharian. Kupikir kita tidak bisa terus seperti ini dalam waktu lama.”

“Kau ingin putus denganku?”

“Bukan, bukan itu maksudku.”

“Belikan aku suplemen,” gurau Hae Soo.

“Aku akan membelikannya. Dan….mari kita menikah.”

Hae Soo menatap Jae Yeol tak percaya.

“Apa yang baru saja kaukatakan?”

“Mari kita menikah.”

shot0414 shot0418   

Komentar:

Duh, campur aduk nonton episode ini. Apa yang terlihat tidak seperti yang terlihat. Meski terlihat sebagai kebahagiaan, tapi kita tahu ada bom yang siap meledak membuyarkan kebahagiaan mereka. Bukan hanya satu, tapi dua. Penyakit Jae Yeol, juga Jae Beom. Dan itu lebih mengerikan dari calon mertua galak atau orang ketiga yang melakukan segala cara untuk memisahkan mereka.

Drama ini memang tidak dramatis, dan alurnya mengalir dengan sederhana diikuti dengan percakapan yang mendalam antar para tokohnya. Namun hal ini yang membuat kita tanpa sadar telah masuk dalam kehidupan mereka, seakan kita juga orang-orang tak terlihat yang tinggal dalam rumah itu. Kita pelan-pelan belajar mengenal mereka dan mengharapkan kebahagiaan mereka. Seperti Hae Soo yang menyemangati Hye Jin dan Yoon Chul, kita menyemangati cinta Jae Yeol dan Hae Soo.

Sekarang kita tahu bahwa yang menyebabkan kematian ayah tiri Jae Yeol adalah ibu Jae Yeol. Sepertinya Jae Yeol tahu, karena itu ia menuduh kakaknya di sidang akhir demi melindungi ibunya. Tapi bagaimana dengan ibu Jae Yeol? Kenapa ia diam saja dan membiarkan Jae Beom dipenjara? Apa ia tidak sadar kalau sebenarnya ia yang telah membunuh suaminya?

Aku teringat dengan perkataan Dong Min bahwa akar penyakit jiwa adalah karena ketidakmampuan berkomunikasi. Semua pasien yang ditangani Hae Soo dan Young Jin jelas memperlihatkan hal itu.

Pasien transgender yang dipukuli keluarganya, pasien yang mencoba bunuh diri karena patah hati, pasien yang berhalusinasi menggendong anaknya, pasien pelukis alat kelamin, pasien yang memotong tangannya, juga pasangan pasien yang melihat kecoak. Bahkan Jae Yeol. Semua memendam sesuatu dalam diri mereka. Entah itu rasa takut yang amat sangat, amarah tak terhingga, perasaan bersalah, dan putus asa.

Entah karena tidak sanggup membicarakannya dan menanggungnya, mereka memutuskan untuk menutup diri dan bersikap seakan semua itu tidak ada. Tapi kenyataan tidak pernah bisa dipungkiri dan mereka harus menghadapinya jika ingin sembuh. Kuharap penyakit Jae Yeol bisa sembuh jika ia bersedia menerima bahwa Kang Woo adalah tidak nyata dan ia mau membicarakan semua perasaannya mengenai ibunya, kakaknya, bahkan ayah tirinya, yang selama ini tersimpan jauh di dalam hatinya.

13 komentar:

  1. Tak ada cara untuk mengobati rasa sakit dan kecewa selain Belajar ikhlas dan menerima semua yang pernah terjadi dalam hidup sebagai bagian dari takdir Allah SWT yang telah digariskan untuk kita.

    BalasHapus
  2. Semua yg mbak Fanny katakan benar banget,aku setujuuuu.....
    Drama ini memang alurnya pelan,natural tapi mengena banget,bagi yg nonton dari awal episode pasti juga setuju dengan pendapat mbak Fanny.Jujur aja mbak ini drama korea pertama yg menurut aku susah untuk dicari kekuranganya.
    Sampai sejauh ini belum ada ya adegan yg mengharu biru sampai nangis berderai derai,anehnya pas aku lihat video Jae Yeol lagi kelahi sendiri saja aku juga ikut menangis.
    Memang curhat itu adalah obat dari segala permasalahan yg sedang kita hadapi..itu bukan omong kosong,100% bener....!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju ..
      Ga perlu ngeliat adegan nagis yang berderai-derai buat bikin kita nagis di drama ini ..
      Liat Jae Yoel ngomong sama Kang Woo aja udah buat aku miris bgd ..
      Drama paling daebak d' nii .. :)

      Hapus
  3. Daebak,,, hx baca komen mbak Fan aj aNNa udah nambah sdkit byk wwsan.. drama ini bs d blg rumit tp d kemas dgn crta yg epic n mnghibur so ga trsa berat ama alur crtanya.. ga monoton n mnrik bingitzzzz..
    Hwaiting bt Mbak Fan n Mbak Mumu ya...
    Mksh bt sinopnya,, ^^

    BalasHapus
  4. Wahhh... baca episode ini jadi deg2 an gak karuann

    BalasHapus
  5. Makin seru..alurnya bnr bkn qta nyemplung..hehe

    BalasHapus
  6. Wuaaa, suka pake banget sama penilaian dari sudut pandang mbak Fanny. Mbak Fanny, fighting! Kkk~ (^-^)/

    BalasHapus
  7. Ibu...kenapa kau melakukan ini pada anak anakmu dan bersikap seolah tidak apa apa???mungkin jae bum tidak tau jae yol melihat bayangan ibu menyalakan api cermin...coz tadinya jae yul kan pingsan waktu digendong jae bum menjauh...semuanya berawal dari komunikasi...trimakasih bak fanny.

    BalasHapus
  8. Bener bgd kata mba Fanny .
    Nii episod bikin campur aduk .
    Dari nyengir liat Hae Soo dan Jae Yol, bisa lgsg minkem liat Dong Min sama Tae Yong ..
    huUuu~
    Dan bener bgd juga nii drama bikin kita yang ntn ikut kebawa msk ke dalem ceritanya ..
    Ga siap ngehadapin akhir nii drama ..
    Kenapa harus cuma 16 epside yaa? Harusnya lebih panjang lagi.
    Semakin panjang episodenya, semakin sering liat adegan sweetnya, semakin lama galaunya ..
    hehehehe*
    Semoga ever after d' Jae Yeol dan Hae Soo .. :)

    BalasHapus
  9. Wahh, onnie aku jadi ngerti ceritanya, makasihh mbak fanny, aku mau nany nih, aku pengen tau ost lagu di episode (pas ibu jae yeol lagi nelpon sama jae bom ) ituh lagunya enak bgt cuma aku gtau judulnya aku cari dari ost dramanya gak terdaftar huuh, kalo ada tau kasih tauu yah, makasih mba fanny semangat <3

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)