Kamis, 14 Juli 2016

Sinopsis Mirror of The Witch Episode 16

 

Jun berlari mengejar pria bertopeng yang menculik Yeon Hee. Penculik itu, yang kita ketahui kalau itu adalah Poong Yeon, menunggang kuda hingga Jun tidak bisa mengejarnya. Namun ia sempat melemparkan panah melewati Jun. Pada panah itu tersemat sebuah kertas. Jun membaca isi kertas itu.

Poong Yeon memanggul Yeon Hee yang tak sadarkan diri ke dalam hutan. Anak buah Hong Joo diam-diam mengikutinya. Tapi Poong Yeon tahu. Ia menyuruh mereka melapor pada Hong Joo.

Begitu anak buah Hong Joo pergi, Poong Yeon berbelok ke arah lain. Ia menaruh Yoen Hee di dalam sebuah gubuk kosong. Yeon Hee sadarkan diri dan panik melihat dirinya dalam keadaan terikat. Ia terkejut saat melihat Poong Yeon yang menculiknya. Poong Yeon meninggalkannya seorang diri.


Poong Yeon keluar dan menutup pintu. Ia teringat 5 tahun lalu saat ia dan Yeon Hee melihat festival lentera. Ketika itu dalam hatinya Poong Yeon mengucapkan keinginannya agar Yeon Hee menjalani hidup yang indah tanpa kekhawatiran. Ia ingin Yeon Hee menghindari hal buruk dan kotor dalam dunia ini, dan hanya melihat hal-hal indah. Ia ingin jalan yang dilewati Yeon Hee selalu memancarkan keharuman. Sigh….sungguh kenyataan saat ini berbanding terbalik dengan keinginan Poong Yeon waktu itu.

Untuk sesaat Poong Yoen terpaku di depan pintu yang tertutup. Hong Joo memintanya menyalakan api suci.

“Kau tidak bisa? Tuan Choi juga selalu ragu pada saat-saat menentukan…dan lihat bagaimana akhirnya. Lihatlah dia, seorang anak yang begitu berharga seperti bunga telah berubah. Jangan tahan dirimu. Hanya kau satu-satunya yang bisa menyelamatkan Yeon Hee dari penderitaan ini.”

Poong Yeon berkata ia harus melakukannya untuk mengetahui apakah Hong Joo berbohong atau tidak.

“Lakukan. Jika kau melakukannya, Yeon Hee yang sangat kaurindukan akan kembali.”
Maka Poong Yeon mulai membakar gubuk tersebut. Hong Joo tersenyum puas melihat api berkobar membakar tempat itu.


Yeon Hee meronta dan meronta. Ia sangat ketakutan dan terus menangis. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun karena tangan dan kakinya diikat. Mulutnya disumpal hingga ia tak bisa berteriak.

Gubuk hampir terbakar habis. Hong Joo tiba-tiba merasa ada yang aneh. Ia melihat tangannya. Duri masih tumbuh di tangannya. Ia berusaha mendekati gubuk, tapi kobaran api suci menghalanginya untuk mendekat dan tangannya malah menghitam.

Poong Yeon diam saja melihat semua itu. Hong Joo melihatnya dengan curiga.


Yeon Hee akhirnya pingsan tak sadarkan diri. Dalam keadaan utuh di gubuk lain. Jun tiba dan menolongnya. Yeon Hee sadar dan terpana seakaan tak percaya melihat Jun. Ia menangis dalam pelukan Jun.


Setelah api mulai padam, Hong Joo berusaha melihat ke dalam puing-puing gubuk yang tersisa. Ia bertanya apa yang terjadi.

“Bukankah kau bilang Puteri ada di dalam sana? Apa kau benar-benar membawanya ke sini?” tanyanya pada Poong Yeon.

“Anak buahmu melihat sendiri, tanyakan saja pada mereka,” jawab Poong Yeon dingin.
Hong Joo bertanya di mana Yeon Hee. Poong Yeon berkata ia tidak tahu.

“Kau harus membunuh Puteri dengan api sucimu. Aku menyuruhmu membakarnya sampai mati! Jadi ke mana dia di saat ia seharusnya ada di sana?” ujar Hong Joo tak sabar.

“Sudah kubilang aku tidak tahu. Kenapa kau begitu panik?” tanya Poong Yeon tenang.

Hong Joo berkata Poong Yeon harus segera menemukan Yeon Hee dan membakarnya sebelum ia tahu kalau kakaknya yang ia percayai berusaha hendak membunuhnya. Lalu ia pergi dengan kesal.

Apa yang menyebabkan Poong Yeon akhirnya tidak mempercayai Hong Joo? Karena ia merasa aneh dengan kata-kata ayahnya agar ia membantu Hong Joo. Dan ia teringat Hyun Seo pernah berkata agar Poong Yeon tidak mempercayainya jika suatu saat nanti ia menjadi ancaman untuk Yeon Hee.


Jun membawa Yeon Hee keluar dari gubuk. Ia berkata Poong Yeon yang memberinya peta ke tempat ini agar ia bisa menyelamatkan Yeon Hee.

Poong Yeon menghampiri mereka. Yeon Hee langsung mundur begitu melihat kakaknya. Jun bertanya apa yang Poong Yeon lakukan pada Yeon Hee.

Poong Yeon bertanya apakah Yeon Hee tidak apa-apa. Ia berkata ia sudah mengetahui apa tujuan Hong Joo sebenarnya.

“Ia hendak membunuhmu dengan menggunakan api suciku.”

Yeon Hee terkejut ada cara lain karena yang ia tahu hanyalah Pangeran Mahkota yang bisa membunuhnya. Poong Yeon meminta maaf karena tidak memberitahunya lebih dulu. Tapi ia menenangkan kalau sekarang ia yang memiliki kekuatan itu jadi Hong Joo tidak akan bisa mencelakai Yeon Hee lagi.

“Itukah sebabnya Hong Joo mendekati kakak? “ tanya Yeon Hee. Poong Yeon mengangguk.

Yeon Hee bercerita kalau Hong Joo pernah datang ke sel tempatnya ditahan bersama ayahnya. Jun berkata Hong Joo tidak akan membiarkan Yeon Hee begitu saja. Ia akan menemukannya dan menangkapnya.

“Aku tahu di mana ia berada,” kata Poong Yeon.


Hong Joo kembali ke tempat persembunyiannya dengan kesal. Ia bertambah kesal saat melihat Hyun Seo sedang berusaha melawan kendali sihir hitamnya.

“Kenapa kau membuat jimat untuk Puteri?!” ujarnya marah. “Jika saja kau tidak kehilangan kekuatanmu karena membuat jimat itu, kita sudah bisa membunuhnya!”

Hyun Seo menatapnya marah. Hong Joo melunak dan berkata Hyun Seo yang menyebabkan semuanya. Ia juga tidak ingin membuat Hyun Seo menjadi seperti ini. Hyun Seo memohon….sepertinya ia memohon agar Hong Joo mengakhiri penderitaannya dengan membunuhnya saja.

Tapi Hong Joo kembali menambahkan sihir hitam untuk mengendalikan Hyun Seo. Ia berkata hanya tersisa satu hal yang harus dilakukan Hyun Seo untuknya.

“Patahkan jimat yang kau buat untuk Puteri dengan menyerahkan nyawamu. Karena kau yang membuatnya, hanya kau yang bisa mematahkannya. Agar Heo Jun jatuh sakit akibat kutukan dan rambut Puteri menjadi putih untuk dilihat dunia. Dengan begitu ia tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi.”

Hong Joo belum tahu kalau Poong Yeon sebenarnya tidak berpihak padanya. Ia mengira Yeon Hee selamat karena jimat yang dibuat Hyun Seo. Karena itu ia menyuruh Hyun Seo merusak jimat tersebut dan Poong Yeon tidak akan gagal lagi.


Di penjara Heo Ok berteriak-teriak agar ia dipertemukan dengan Raja. Ia juga berkata ibunya bisa memenuhi kantung para penjaga penjara dengan uang. Tapi kali ini kekayaan dan kedudukannya tidak berguna sama sekali. Ia menangis memanggil ibunya.


Soon Deuk melompat memanggil Yo Gwang yang sedang berjalan sambil melamun. Yo Gwang terkejut dan mengomel saat melihat Soon Deuk. Soon Deuk bertanya apa Yo Gwang melihat Jun karena sepertinya Jun dikejar-kejar orang.

Yo Gwang berkata Jun baik-baik saja. Lalu ia mulai curhat kalau banyak peristiwa buruk yang terjadi pada oran-orang yang seharusnya ia lindungi dan ia tidak bisa membantu mereka.

“Membosankan,” ujar Soon Deuk sambil berjalan pergi.

“Hei, kau mau ke mana? Kau kan yang memulai percakapan!” Yo Gwang menariknya.


Soon Deuk mengomel ia tidak suka laki-laki yang suka menempel. Yo Gwang malah melanjutkan curhatnya kalau waktu terus berlalu dan mereka harus menyalakan lilin tapi Yeon Hee bertambah lemah dan ia tidak tahu Hyun Seo pergi ke mana.

Soon Deuk hanya mengangguk-angguk.

“Dan kau tahu…pada malam hari,” Yo Gwang terdiam saat melihat Soon Deuk menatapnya. Ia menyuruh Soon Deuk pergi.

Giliran Soon Deuk yang tidak mau pergi karena mengira Yo Gwang merendahkannya. Atau Yo Gwang menyukainya atau semacamnya?

“Tidak!” seru Yo Gwang.

Soon Deuk mengangguk mengerti. Ia berkata sepertinya Yo Gwang sudah banyak masalah jadi tidak usah ditambah dengan menyukainya. Nanti bisa-bisa Yo Gwang patah hati. Ia berlalu pergi.

“Bukan! Hei, bukan begitu!” seru Yo Gwang. “Aku cuma suka gadis yang tinggi!” Pffft….


Ia pergi ke kuil Chungbing dan melihat Jun di sana. Jun berkata Hong Joo lagi-lagi hendak membunuh Yeon Hee. Yo Gwang berkata ia sudah dengar apa yang terjadi.

“Jadi Tuan Muda Poong Yeon mewarisi kekuatan api suci. Itu adalah kekuatan yang dimiliki Tuan Choi dan kupikir Yeon Hee sudah pasti aman karenanya.”

Jun berkata Yeon Hee bisa mati jika mereka terus membiarkan Hong Joo seperti sekarang. Ia bertanya apakah ada cara agar Hong Joo tidak bisa lagi menggunakan sihir hitamnya. Yo Gwang tidak tahu apakah ada caranya atau tidak. Jun yakin pasti ada caranya dan ia akan menemukannya.


Poong Yeon pergi ke tempat persembunyian Hong Joo. Karena Hong Joo tidak ada, ia diam-diam masuk ke ruangan khusus altar. Ia sempat melihat sebuah kotak kayu. Namun saat ia hendak menyentuhnya, tangannya berubah menjadi hitam.

Hong Joo tiba-tiba muncul dan bertanya apa yang Poong Yeon lakukan di sini. Poong Yeon berkata ia datang untuk mencari Hong Joo. Ia ingin tahu apa rencana Hong Joo selanjutnya.

Hong Joo berkata tentu saja ia harus menangkap Yeon Hee dan Hyun Seo akan membantu mereka. Poong Yeon terkejut.

“Kau tahu ayahmu berada di pihak kita, kan?”

“Apa yang kaulakukan pada ayahku?”

“Aku menghidupkannya kembali dengan sihir hitam ketika ia mati karena Puteri.”

“Di mana ayahku sekarang?”

“Ia sedang menemui puterinya.”


Poong Yeon cepat-cepat pergi. Ia berlari ke istana. Di saat yang sama Jun dan Yo Gwang juga kembali ke istana.

Hyun Seo menemui Yeon Hee yang sedang berdoa di markas divisi Tao. Hyun Seo berkata Yeon Hee nampak kurang sehat.

“Apakah karena hari menghilangnya Bintang Utara semakin mendekat?”

Yeon Hee berkata seharusnya ia tidak menerima jimat dari ayahnya. Hyun Seo berkata semua itu masa lalu.

“Ayah, ada yang ingin kutanyakan karena itu aku mencari Ayah. Ketika Ayah menemuiku bersama Hong Joo, Ayah berusaha membunuhku. Benarkah?”

Hyun Seo menyangkal. Untuk apa ia membunuh Yeon Hee? Yeon Hee berkata ia tahu Hyun Seo menjadi korban sihir hitam Hong Joo.

“Ayah tidak akan pernah bisa membunuhku. Jadi kumohon kembalilah pada kami, Ayah.”


Tiba-tiba sinar mata Hyun Seo berubah. Yeon Hee terhenyak. Ia berjalan mundur saat melihat ayahnya mendekatinya dengan tatapan menakutkan.

Sayangnya ia tidak berlari ke pintu melainkan mundur ke altar. Ia sempat berhasil membuat mundur Hyun Seo dengan kekuatannya, tapi kemudian kekuatannya melemah. 

Hyun Seo berjalan mendekatinya dan mengulurkan tangannya ke kepala Yeon Hee.
Yeon Hee terlihat kesakitan.


Poong Yeon melihat Yeon Hee tidak ada di kamarnya. Sementara itu tanda kutukan Jun kembali muncul. Poong Yeon sempat melihat itu dan terus berlari. Jun menyuruh Yo Gwang mencari Yeon Hee.

Untunglah Poong Yeon tiba sebelum Hyun Seo berhasil. Ia menarik ayahnya menjauhi Yeon Hee dan memintanya sadar. Tapi Hyun Seo malah melempar Poong Yeon.

Yo Gwang berdiri di depan Yeon Hee untuk melindunginya. Hyun Seo terus mendekati mereka. Jun tiba dan berusaha menarik Hyun Seo tapi ia juga terlempar.

Tak punya pilihan lain, Poong Yeon menggunakan kekuatan api sucinya pada ayahnya. Hyun Seo terlempar mundur dan jatuh pingsan.

Hong Joo melihat tanda ikatannya dengan Hyun Seo di telapak tangannya bersinar. Ia menyadari sesuatu terjadi pada Hyun Seo.


Hyun Seo diikat di kursi. Ia masih dalam keadaan tak sadar. Yeon Hee duduk di dekatnya dengan khawatir.

Jun memastikan pada Yo Gwang kalau Hyun Seo mungkin tahu bagaimana caranya untuk mencegah Hong Joo melakukan sihir hitam. Jika mereka bisa membuat Hong Joo tidak bisa mengendalikan Hyun Seo, maka Hyun Seo bisa sadar untuk sementara.  Ia berencana pergi ke tempat Hong Joo untuk mengalihkan perhatiannya dari mengendalikan Hyun Seo. Tapi Poong Yeon berkata Hong Joo percaya ia berada di pihaknya, jadi ia yang akan pergi. Maka Poong Yeon pun pergi.

Yeon Hee bertanya apa yang akan terjadi pada ayahnya jika Hong Joo tidak bisa melakukan sihir hitam lagi. Ayahnya bergerak karena sihir hitam, jika tidak ada sihir hitam…. Jun dan Yo Gwang tidak tega menjawabnya.

Hong Joo menggunakan kekuatannya kembali untuk mengendalikan Hyun Seo. Hyun Seo pelan-pelan sadar. Ia menoleh pada Yeon Hee dan mengejeknya. Yo Gwang berusaha menyadarkannya, tapi Hyun Seo menatapnya dengan dingin.

“Apa yang harus kulakukan agar kau mendengarku?” kata Yo Gwang frustrasi.

“Kalian yang tinggal di sisi Puteri juga akan menghadapi kematian,” Hyun Seo tersenyum sinis.

“Hong Joo! Ini kau, bukan?” ujar Yeon Hee.


Jun berjongkok di hadapan Hyun Seo. Sepertinya ia berusaha mengulur waktu agar Poong Yeon sempat tiba untuk mengalihkan perhatian Hong Joo.

“Kau tahu, aku tidak ingin melihatmu. Kau sangat kejam hingga aku tidak ingin bicara denganmu.”

“Jadi kau yang membuat Jubah Merah mengkhianatiku. Bagaimana kau tahu cara menyembuhkan Raja?”

“Jadi itu yang ingin kauketahui,” Jun tertawa. “Mereka bilang sihir hitam menggunakan titik terlemah hati manusia, jadi aku berusaha mengetahui apa isi hati Raja. Aku juga ingin mengetahui sesuatu. Apa kelemahan Tuan Choi yang kaugunakan untuk sihir hitammu padanya?”

Hong Joo berkata Jun tidak akan bisa menyingkirkan sihir hitam dari tubuh Hyun Seo. Jun bertanya apa yang hendak Hong Joo lakukan pada Hyun Seo.

“Itu yang ingin kutanyakan pada kalian. Apa kalian bisa menghadapinya? Kalian tidak akan bisa membunuhnya maupun menyelamatkannya. Kalian hanya bisa melihatnya mati perlahan di hadapan kalian.”

“Melihatmu melakukan sejauh ini padanya, pasti kau juga tidak menginginkan kematiannya,” kata Jun.


Sesaat Hong Joo terdiam mendengar kata-kata Jun. Pada saat itulah Poong Yeon masuk dan mengulurkan tangannya ke lehar Hong Joo. Hong Joo terlihat ketakutan. Ia berlari mengambil belatinya di altar.

Poong Yeon melawannya. Hong Joo merasa kesakitan karena kekuatan api suci Poong Yeon. Tapi dengan sekuat tenaga ia mengayunkan belatinya hingga melukai Poong Yeon. Poong Yeon jatuh pingsan.

Hong Joo berusaha memadamkan api yang membakar lengan bajunya. Pada saat itulah Hyun Seo tersadar.

“Yeon Hee…” panggilnya.

“Ayah….”


Yo Gwang berkata sepertinya Poong Yeon berhasil melukai Hong Joo. Jun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia bertanya apakah ada cara untuk menghilangkan kemampuan sihir hitam Hong Joo.

“Kau harus menemukan Belati Sihir Hitamnya. Itu adalah benda yang pertama kali digunakannya saat ia menggunakan sihir hitam. Sumber sihir hitamnya ada di dalam belati tersebut. Kau harus membakarnya dengan api suci.”

Jun teringat pada belati yang digunakan Hong Joo untuk menikamnya di Kuil Chungbing. Belati yang membuatnya kehilangan tanda jimat.

Hong Joo berhasil memadamkan api dan kembali pulih. Ia kembali mengendalikan Hyun Seo.

“Apa yang kaulakukan pada kakakku?” tanya Yeon Hee khawatir.

“Jangan khawatir. Ia masih bernafas. Jika kau ingin melihatnya lagi, kau harus menemuiku sendirian, Puteri. Datanglah ke Hutan Seoyang.”


Ibu Suri tidak melihat Yeon Hee di kamarnya.  Ia datang ke divisi Tao dan melihat Hyun Seo dalam keadaan terikat. Ia baru menyadari kalau Hyun Seo tidak lagi berpihak pada mereka.

Yeon Hee berkata ia akan menyelamatkan Hyun Seo. Ia sudah menemukan sumber kekuatan Hong Joo dan ia akan berusaha agar Hong Joo tidak bisa lagi melakukan sihir hitam.

“Apakah itu sebabnya pria itu, Heo Jun, kembali ke istana?” tanya Ibu Suri.

Tepat saat itu Jun tak sengaja mendengar percakapan mereka. Ibu Suri berkata ia berterima kasih karena Jun sudah menyelamatkan Yeon Hee, tapi apakah Yeon Hee harus terus menanganinya sendiri. Ia khawatir Yeon Hee terus berada dalam bahaya.

Ia berkata banyak orang yang mengawasi Yeon Hee saat ini jadi Yeon Hee harus hati-hati dalam bersikap. Ia akan memberikan pasukan pada Jun jika Jun memerlukannya.

“Ini adalah masalahku,” kata Yeon Hee. “Dan ia mempertaruhkan nyawanya untukku meski ini bukan urusannya. Dan aku juga ingin melindunginya.”

“Kalau begitu ia seharusnya tidak keluar masuk istana untuk urusan pribadi. Sekarang sudah beredar rumor kalau pria tak berkedudukan masuk dalam kamarmu. Kau adalah seorang Puteri. Kau mungkin hidup di luar dalam waktu lama tapi kau tidak bisa mengubah takdir kelahiranmu. Kau harus membawa dirimu sesuai kehidupan di istana dan menjauhkan diri dari pria itu. Apa kau mengerti?”

Yeon Hee hanya diam. Jun nampak sedih mendengar semua itu.


Tak cukup sampai di sana, Ibu Suri menemui Raja dan memintanya mengganti pimpinan divisi Tao. Ia berkata Hyun Seo tidak lagi cocok menduduki posisi tersebut.

“Apakah lagi-lagi Hong Joo yang berada di balik semua ini?” tanya Raja.

Ibu Suri membenarkan. Raja marah. Bagaimana bisa seorang shaman biasa memanipulasi negeri seperti ini. Ibu Suri berkata Puteri dan keluarga kerajaan adalah prioritasnya saat ini jadi ia ingin menunjuk pimpinan baru.

Ia mengajukan Poong Yeon sebagai pengganti Hyun Seo. Raja tidak yakin Poong Yeon setuju. Ibu Suri berkata Poong Yeon akan setuju karena ayahnya sakit.

Raja masih sakit hati atas pengkhianatan Poong Yeon dan mengira Poong Yeon sekarang dekat dan berpihak pada Ibu Suri. Astaga Raja ini masih berpikiran negatif deh….

Ibu Suri berkata ia dengar Poong Yeon seorang yang setia seperti ayahnya. Bukankah itu juga alasan Raja dekat dengan Poong Yeon begitu lama? Ia berkata hanya Poong Yeon yang bisa melindungi Yeon Hee saat ini. Raja berkata ia akan memikirkannya lebih dulu.


Yeon Hee tak tahan berdiam diri tanpa melakukan apapun. Ia memutuskan pergi menemui Hong Joo. Jun tidak setuju karena Hong Joo sudah pasti hendak mencelakainya.  Ia yang akan pergi.

Tapi Yeon Hee berkata Jun tidak akan bisa melakukannya sendirian. Ia akan mengalihkan perhatian Hong Joo sementara Jun mencari belati sihir hitam Hong Joo.

“Bagaimana aku bisa bergerak bebas setelah mengirimmu padanya. Aku tidak ingin kau terluka. Apa yang akan kulakukan jika terjadi hal buruk padamu?”

Yeon Hee menatap Jun

“Aku tidak akan terluka, Jun. Dia tidak bisa melakukan apapun padaku. Tak ada seorang pun yang bisa melukai kita,” Yeon Hee menggenggam tangan Jun. “Aku pergi padanya karena aku percaya padamu. Jadi percayalah juga padaku dan pergilah mencari belati sihir hitam Hong Joo.”

Jun masih ragu tapi Yeon Hee menatapnya memohon. Akhirnya Jun membiarkan Yeon Hee pergi. Yo Gwang pergi bersama Yeon Hee.


Poong Yeon terbaring tak sadarkan diri di tempat persembunyian Hong Joo. Hong Joo berkata ia bisa pergi menangkap Yeon Hee berkat Poong Yeon. Setelah itu Poong Yeon harus sadar dan menggunakan api sucinya pada Yeon Hee.

Jun hendak pergi ketika tiba-tiba Hyun Seo sadar (mungkin karena Hong Joo pergi) dan meminta Jun berhati-hati.

“Sihir hitam adalah hal yang berbahaya. Jika kau tidak berhati-hati saat memegang belati tersebut, kau bisa terpengaruh oleh sihir hitam. Karena sihir hitam menyelami kelemahan dalam hatimu, kau harus menguatkan hatimu. Jika kau goyah, kau akan terpengaruh. Jangan biarkan hatimu goyah apapun caranya.”

Jun mengerti. Ia membungkuk hormat lalu pergi.


Hong Joo pergi menemui Yeon Hee yang sudah menunggu di Hutan Seoyang. Sementara itu Jun masuk ke dalam tempat persembunyian Hong Joo. Ia tahu tempat itu karena Poong Yeon pernah memberitahunya.

Jun menemukan Poong Yeon yang terbaring tak sadarkan diri. Ia berusaha membangunkannya tapi Poong Yeon tidak bergerak.

Jun berjalan ke altar dan melihat kotak di sana. Kotak itu terbuka sendrii diiringi seruan roh. Jun sejenak ragu namun ia mengulurkan tangannya untuk meraih belati tersebut.

Tiba-tiba terdengar berbagai bisikan-bisikan roh jahat di sekitarnya.

“Kau tidak akan pernah bisa melarikan diri dari statusmu. Pada akhirnya kau akan berakhir tanpa memiliki apapun karena orang-orang memandang rendah padamu. Dan gadis yang kaucintai pada akhirnya akan meninggalkanmu juga.”


Jun berusaha menguatkan dirinya dengan mengingat perkataan Hyun Seo. Ia mengambil belati tersebut. Tapi serangan itu semakin kuat. Matanya sempat berubah seperti Hyun Seo. Oh nooo!!!

Jun teringat bagaimana Poong Yeon berkata tidak ada yang bisa Jun lakukan. Lalu perkataan ibu Heo Ok agar Jun menjalani hidup seperti orang mati. Bagaimana ibunya menyuruhnya berlutut minta maaf padahal ia tidak bersalah. Lalu perkataan Ibu Suri yang tidak menyetujui hubungannya dengan Yeon Hee.

Serangan itu berlanjut dengan tuduhan Heo Ok bahwa Jun yang membunuh ibunya sendiri. Jun berusaha melawan semua itu…tapi kemudian ia jatuh pingsan.

Tangannya meraih belati itu dengan kuat. Matanya bersinar seperti Hyun Seo.


Hyun Seo berhasil melepaskan ikatannya dan melarikan diri.

Hong Joo melihat Yo Gwang memegang pedangnya. Ia berkata satu gerakan ceroboh saja maka Poog Yeon akan mati. Ia menyuruh Yeon Hee mengikutinya tanpa melawan.

Yeon Hee berkata itu yang akan ia lakukan. Ia berterimakasih karena Hong Joo menyelamatkan ayahnya dengan sihir hitam.

“Tentu saja, ia tidak akan mati jika bukan karenamu.”

“Sihir hitammu benar-benar menakutkan hingga bisa menyelamatkan manusia.”

“Dan juga bisa membunuh,” kata Hong Joo tersenyum.

Yeon Hee bertanya apakah Hong Joo tahu caranya agar ayahnya bisa kembali hidup. Hong Joo balik bertanya apakah Yeon Hee bersedia menyerahkan nyawanya jika ia berkata Yeon Hee harus mati agar ayahnya bisa hidup.

“Ayahmu menyerahkan nyawanya untukmu tanpa ragu.”

“Karena itulah aku datang.”

“Kau benar-benar akan menyerahkan nyawamu?” tanya Hong Joo. Tapi lalu ia tersadar kalau Jun tidak ikut bersama Yeon Hee.

Ia terlihat curiga. Yeon Hee berkata untuk apa Jun ikut dengannya jika ia datang untuk mati. Tapi Hong Joo tidak bisa mengenyahkan kecurigaannya. Ia berbalik pergi.

Yeon Hee terkejut. Anak buah Hong Joo mulai menyerang. Yo Gwang berusaha melawan mereka. Yeon Hee menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan semua anak buah Hong Joo. Ia menyusul Hong Joo bersama Yo Gwang.


Hong Joo tiba di tempat persembunyiannya. Ia melihat Jun duduk di lantai seperti orang tak sadar dengan memegangi belatinya. Yeon Hee dan Yo Gwang terkejut melihat keadaan Jun.

“Kau benar-benar bodoh. Kau menyentuh sihir hitam dengan kemauanmu sendiri?” Hong Joo tersenyum takjub.

Jun bangkit berdiri. Ia melihat Yeon Hee dan Yo Gwang namun mengabaikan mereka. Yeon Hee mulai menangis.


Jun mendekati Hong Joo seperti robot. Hong Joo tersenyum.

Tiba-tiba Jun tersenyum sinis. “Kau pikir aku adalah kau?”


Hong Joo terkejut. Jun melirik ke samping. Poong Yeon muncul dari balik tirai. Ia menyalakan api suci di tungku. Jun tersenyum lalu melempar belati itu ke dalam api.
Tidaaaak!!!! Hong Joo berteriak histeris. Ia berusaha mengambil belatinya tapi ia tidak bisa mendekati api suci.

Ia berteriak-teriak kesakitan lalu memuntahkan darah. Asap hitam keluar dari dalam tubuhnya dan masuk ke dalam api. Hong Joo terlihat lemas. Ia melotot menatap Jun.


Komentar:

Walau aku bisa mengerti mengapa Ibu Suri melarang hubungan Yeon Hee dan Jun, tapi tidak bisakah Ibu Suri memikirkan kebahagiaan Yeon Hee setelah semua penderitaan yang dialami Yeon Hee selama ini? Di saat Yeon Hee berjuang melawan kutukannya, ia malah lebih memikirkan rumor buruk tentang Yeon Hee dan Jun. Sigh…padahal sebelumnya ia sama sekali tidak peduli pada nasib Yeon Hee.

Syukurlah karena Poong Yeon tidak bodoh. Keterlaluan banget kalau ia dengan sadar membakar Yeon Hee hanya karena kata-kata Hong Joo.

Menurutku kata-kata Hong Joo lebih berbahaya dari sihir hitamnya. Jika sihir hitam menggunakan kelemahan hati manusia, maka kemampuan terhebat Hong Joo adalah memperkuat kelemahan itu. Ia menanamkan keraguan, kecemburuan, iri hati, dan hal-hal negatif lainnya.

Sementara Jun dan Yeon Hee adalah orang-orang yang tidak membiarkan diri mereka dikuasai kelemahan hati mereka. Mereka memiliki kelemahan juga tapi mereka tidak membiarkan kelemahan dalam hati mereka menguasai diri mereka. Karena itu Jun bisa melawan sihir hitam yang berusaha mengendalikan dirinya.

Setelah Hong Joo kehilangan sihir hitamnya, apa yang akan terjadi? Apakah Hyun Seo akan mati? Apakah belati itu benar-benar sudah kehilangan kekuatan sihir hitamnya? Masih ada 4 episode lagi, masih banyak hal yang bisa terjadi....




9 komentar:

  1. Kakaaakk, ceritanya seru bangeett.dan hong jo itu, bener-bener kejam banget kata katanya. Dia bener-bener ngejatuhin lawan lewat kata kata😤😤. Semangat ya kaa nulisnya. Aku selalu mendukungmu🙌🙌

    BalasHapus
  2. Semangat min bikin sinopsisnya,mudah2an akhirnya happy ending

    BalasHapus
  3. omaigat omaigat omaigaaaaaat....!!!! keren sekali bingiiiiiits!!!

    BalasHapus
  4. Waw.. 4 episode lagi yah mba.. aku akan sabar menunggu sinopsis selanjutnya mba :D

    BalasHapus
  5. Wah makin seru dan makin nambah episodnya biar selalu bisa liatin yoon shi yoon... 😆😆
    Tetep semangat min... selalu menunggu sinopsismu tak pernah lelah...

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Makin geregetan sama si Hong Joo !
    Makasih mb Fanny buat sinopnya.

    BalasHapus
  8. Duuh ga sbar nnggu 4 episode trkhr...
    Kira" ending'a gmna ea??
    Kak fanny smnagt ea bkin sinopsis'a...

    BalasHapus
  9. Duuh ga sbar nnggu 4 episode trkhr...
    Kira" ending'a gmna ea??
    Kak fanny smnagt ea bkin sinopsis'a...

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)