Kamis, 23 Oktober 2014

Sinopsis Liar Game Episode 2 (Bagian 1)

shot0276 

Da Jung menangis putus asa di rumahnya. Ia ingin berhenti dari acara Liar Game. Dal Goo yang mendengar dari luar rumah langsung berteriak.

“Mari kita cari dia! Mari kita cari dia!”

Wah terharu melihat Dal Goo segitu perhatiannya sama Da Jung. Maksudnya mau mencari guru Da Jung dan mengambil kembali uangnya?

Da Jung berhenti menangis dan membuka pintu rumah. Cari siapa, tanyanya.

“Teman satu selku. Penipu jenius, pembohong ahli. Profesor Ha akan dibebaskan besok.”

“Profesor?”

shot0004 shot0005

Episode 2: Game setengah juta dolar bagian ke-2

Keesokan paginya Da Jung dan Dal Goo (eh Dal Goo pake batik lho!!^^) pergi ke penjara. Di sana sudah banyak orang menunggu. Dal Goo menduga mereka juga sedang menunggu Profesor Ha. Orang jenius pasti selalu dicari.

Seorang narapidana diantar keluar oleh petugas penjara. Ia mengenakan topi dan masker. Dal Goo memastikan orang itu bukan Woo Jin. Ia menghampiri petugas dan berbisik menanyakan kapan Woo Jin akan keluar.

“Ha Woo Jin? Dia baru saja pergi.”

Dal Goo buru-buru memberi isyarat pada Da Jung agar pergi menyusul orang barusan. Da Jung kebingungan tak mengerti. Lari, teriak Dal Goo. Ia berlari mengejar orang tadi dan yang lain berlari mengikuti. Da Jung berusaha menyusul tapi ia tersenggol salah satu dari mereka hingga ia jatuh.

 shot0011 shot0020

Kakinya terkilir dan ia kesulitan untuk bangun. Pada saat itulah Ha Woo Jin yang sebenarnya keluar dari penjara. Tampaknya ia memang sudah merencanakan itu untuk menghindari orang-orang yang menunggunya.

Woo Jin berjalan melewati Da Jung yang duduk di tanah mengurut kakinya yang kesakitan. Ia berhenti dan mengulurkan tangannya untuk menolong. Tapi melihat wajah Da Jung, ia ingat Da Jung adalah peserta Liar Game yang sekilas pernah dilihatnya di TV. Sudah menduga Da Jung ada di tempat ini untuk mencarinya, ia menarik tangannya dan berjalan pergi tanpa mempedulikan Da Jung lagi.

shot0029 shot0031

Da Jung agak heran melihat sikap Woo Jin . Ia berusaha bangkit berdiri tapi kakinya masih terasa sakit. Dal Goo meneleponnya dan memberitahunya bahwa pria yang dikejarnya bukanlah Profesor Ha. Ia bertanya apakah ada orang lain yang keluar dari penjara setelahnya. Da Jung teringat pada Woo Jin.

Dengan tertatih-tatih ia berjalan menuju tempat perhentian bis. Woo Jin sedang duduk sendirian di sana. Da Jung duduk di sampingnya dan mulai menanyakan nama Woo Jin.

“Apa kau tidak ingin tahu kejahatan apa yang kulakukan?” tanya Woo Jin tanpa menoleh. “Kekerasan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan....yang mana menurutmu?”

shot0044 shot0045

Da Jung meminta maaf bila ia sudah membuat Woo Jin tersinggung. Ia berkata ia mencari Profesor Ha. Mengapa kau mencarinya, tanya Woo Jin. Da Jung berkata ia ingin meminta bantuan.

“Menyerahlah. Aku memberitahumu karena kau sepertinya orang baik. Lebih baik tidak bertemu dengannya. Hanya akan membuatmu tidak bahagia. Orang itu telah membunuh orang yang percaya dan bergantung padanya. Membuat kesepakatan dengan iblis lebih baik daripada terlihat dengan seseorang seperti Profesor Ha,” kata Woo Jin.

Sebelum naik ke bis, Woo Jin menambahkan bahwa Profesor Ha membenci orang seperti Da Jung. Da Jung tersinggung. Memangnya dia orang seperti apa? Orang yang berpikir menjadi bodoh adalah menjadi orang baik, jawab Woo Jin.

shot0056 shot0060

Dal Goo menelepon. Da Jung bertanya bagaimana ciri-ciri Profesor Ha. Seorang yang sangat tampan tapi entah kenapa terlihat menyebalkan. Dan satu lagi, ia selalu mengenakan gelang manik-manik seperti rosario di tangannya. Da Jung teringat tangan Woo Jin yang sempat terulur untuk membantunya. Tangan itu memakai gelang manik-manik (di You’re All Surrounded, Dae Gu diberi gelang seperti ini untuk menangkal celaka). Ia menyadari pria yang bicara dengannya barusan adalah Profesor Ha.

Da Jung berlari menyusul bis. Lah…kakinya mendadak sembuh ;p

shot0066 shot0067

Ia berhasil naik ke atas bis dan langsung menuju tempat duduk paling belakang dekat Woo Jin. Para penumpang lain mengenali Da Jung sebagai peserta Liar Game dan mulai sibuk mengambil foto. Tapi Da Jung sama sekali tidak menyadari hal itu. Ia terlalu fokus pada Woo Jin.

Ia berkata ia ingin meminta bantuan. Tidak, jawab Woo Jin.

“Aku sudah tahu apa yang akan kaukatakan. Dan aku tidak mau.” Woo Jin menekan tombol berhenti.

shot0071shot0072 

Ia turun dari bis dan Da Jung terus mengikutinya. Akhirnya ia bertanya sampai seberapa jauh Da Jung akan mengikutinya. Sampai kau mendengarku, kata Da Jung. Woo Jin akhirnya berkata ia akan mendengarkan tapi ia harus ke toilet dulu dan menyuruh Da Jung menunggu. Dan tanpa belajar dari pengalamannya dengan si nenek, Da Jung terus menunggu. Dan menunggu.

Padahal Woo Jin pergi ke sebuah kuil untuk mengenang seseorang yang sudah meninggal. Ketika Woo Jin kembali, ia melihat Da Jung masih menunggunya di tempat ia suruh menunggu. Ia pun berjalan pergi.

 shot0094 shot0093

Tapi ada dua orang pemabuk yang lewat mengganggu Da Jung. Mereka menarik Da Jung dengan paksa. Da Jung bukannya berteriak minta tolong malah berteriak ia sedang menunggu seseorang. Kedua pemabuk itu terus menarik Da Jung meski Da Jung meminta mereka melepaskannya.

Woo Jin muncul dan bertanya apa kedua orang itu hendak masuk penjara?. Kedua orang itu berbalik dan Da Jung buru-buru melepaskan diri. Woo Jin berkata ada kantor polisi di ujung jalan, atau mereka hendak berurusan dengannya? Ketika mereka bertanya siapa Woo Jin, Woo Jin merangkul pundak Da Jung.

“Aku adalah orang yang ditunggu Nona ini.”

Kedua pemabuk itu pun pergi.

shot0101 shot0107

Da Jung melepaskan diri dari rangkulan Woo Jin dan berterima kasih atas bantuannya. Woo Jin malah memarahinya dan bertanya apa yang dilakukan Da Jung di tempat ini.

“Kau memintaku untuk menunggu,” Da Jung membela diri.

“Dan kau percaya padaku? Kau seharusnya tahu kau ditipu ketika orang yang kautunggu tidak muncul. Kenapa menunggu sampai sekarang? Apa kau bodoh?”

“Kalau begitu kau berbohong ketika menyuruhku menunggu?

“Tentu saja! Pantas kau mudah diperalat orang lain.”

Mendengar itu Da Jung marah.

“Apa kesalahanku? Kau yang menyuruhku menunggu. Apakah sangat salah bagi seseorang untuk mempercayai orang lain?”

Mendengar kalimat terakhir Da Jung, Woo Jin teringat pada suatu peristiwa di masa lalu.

shot0118 shot0122

Kilas balik:

Woo Jin memegangi tangan seorang wanita tua di atap sebuah gedung tinggi agar tidak jatuh.

“Jangan lepaskan,” Woo Jin memohon sambil menangis. “Ibu, aku mohon.”

Tapi ibu Woo Jin semakin menarik tangannya. Kumohon, teriak Woo Jin.

“Maafkan Ibu, Woo Jin.”

“Kenapa Ibu minta maaf? Semua adalah kesalahanku. Aku tidak tahu selama ini Ibu sangat berjuang.”

“Tapi Ibu masih tidak begitu mengerti. Apakah sangat salah bagi seseorang untuk mempercayai orang lain?”

Lalu ibu Woo Jin melepaskan tangannya dari pegangan Woo Jin. Hanya tertinggal gelang manik-maniknya di tangan Woo Jin (gelang yang sekarang dikenakan Woo Jin). Woo Jin berteriak memanggil ibunya.

shot0138 shot0139

Dan sekarang gadis di hadapannya ini mengatakan hal yang sama dengan kata-kata terakhir ibunya.

Da Jung lalu bercerita bahwa ia kehilangan uang 500 juta won karena mempercayai gurunya dalam sebuah acara TV. Woo Jin berkata ia menontonnya. Da Jung bertanya apakah Woo Jin bisa membantunya mendapatkan uang itu kembali. Ia akan memberi kompenssasi atas bantuannya.

“Apa kau tahu apa yang kauminta? Kau meminta seorang napi yang baru dibebaskan dari penjara hari ini untuk mengambil uang orang lain dan muncul di acara TV. Jika kau tidak ingin kejadian barusan terulang, pulanglah sekarang juga.”

Da Jung memegangi tangan Woo Jin yang hendak pergi. Woo Jin marah dan menarik tangannya dengan kasar.

“Pergi! Aku tidak mau membantu orang bodoh sepertimu!”

Da Jung terhenyak. Ia pergi dengan sedih.

shot0159 shot0160

Woo Jin memungut buku peraturan Liar Game yang terjatuh dari tas Da Jung. Setibanya di rumah, ia membaca semua peraturan dan kontrak peserta acara Liar Game. Lalu ia menghela nafas panjang. Sepertinya isi kontrak dan peraturan Liar Game sebenarnya merugikan peserta.

Gagal mendapat bantuan Woo Jin, keesokan harinya Da Jung kembali menunggu di depan rumah gurunya. Akhirnya ia berhasil bertemu gurunya. Jung Bum berusaha menghindar tapi ia tiak sempat menutup pintu pagar hingga Da Jung masuk. Da Jung bertanya mengapa Jung Bum menipunya.

“Bapak bukan orang seperti itu,” katanya.

Jung Bum berkata memang mereka harus saling menipu untuk mendapatkan hadiahnya. Tidakkah seharusnya ia melakukan yang terbaik dalam permainan ini? Da Jung berkata ia pikir Jung Bum juga mengembalikan tas uang seperti yang dilakukannya ketika mendapatkan uang si nenek.

Jung Bum berkata ia mengembalikan uang karena ada peraturan ia akan mendapat 20% dari uang yang ditemukan dan dilaporkan. Ia melihat ponsel di dalam tas jadi ia menelepon. Ternyata ia malah mendapat kesempatan mendapatkan uang itu semuanya.

“Kau masih belum mengerti juga? Kita ini sedang mengikuti acara…Aissh…tadinya aku pikir aku akan puas dengan uang ini. Tapi jika semua peserta lain sepertimu, kurasa aku bahkan bisa mendapat hadiah utama,” Jung Bum menertawakan Da Jung.

shot0179 shot0186

Dal Goo kembali ke kantornya. Bosnya berkata sepertinya mereka tidak bisa lagi meminta uang dari Da Jung. Dal Goo heran, kenapa bosnya tiba-tiba berpikir seperti itu. Acara kan belum selesai, siapa tahu Da Jung menang.

“Yah…ucapkan selamat tinggal pada hadiah itu. Lupakan saja,” kata si boss.

Dal Goo bingung. Apa maksud perkataan si boss?

“Hidupnya sudah berakhir.”

Dal Goo bertambah bingung. Bos menjelaskan bahwa semua orang yang dihutangi ayah Da Jung sudah tahu keberadaan Da Jung. Dan mereka semua pasti datang menagih jika Da Jung mendapatkan uang dari acara itu.

“Orang bodoh seperti apa yang ikut acara TV? Sekali bodoh, selamanya bodoh,” ejek si boss.

shot0194 shot0196

Benar saja. Ketika Da Jung pulang, ia sudah ditunggu oleh banyak orang yang mencari ayahnya. Mereka bertanya di mana ayah Da Jung. Da Jung berkata ia juga tidak tahu. Mereka berteriak agar cameramen menghentikan rekaman mereka. Tapi mana mau cameramen itu melewatkan kejadian menarik di hadapan mereka.

Para kreditor memaksa Da Jung membubuhkan cap jempol pada kontrak yang mereka bawa. Kontrak itu menyatakan mereka berhak mengambil uang hadiah Da Jung. Da Jung meronta saat mereka memegangi tangannya dan memaksanya mengecap kontrak tersebut.

Tiba-tiba seseorang menarik Da Jung pergi. Spiderman.

shot0205 shot0211

Bukan, yang ini jauh lebih cakep dari spiderman XD

Da Jung heran melihat Woo Jin. Para kreditor itu bertanya siapa Woo Jin.

“Dia milikku,” kata Woo Jin. “Apa gunanya cap jempol di sehelai kertas? Kalian ingin mendapatkan uang kalian kembali? Maka bawa kontrak resmi seperti yang kulakukan. Sahkan dengan stempel kalian di depan notaris. Stasiun TV memberi aturan ketat dalam pengambilan hadiah. Periksa saja.”

Ia berkata ia memberitahu mereka karena mereka senasib. Jika tidak dengan cara itu maka Da Jung yang akan menuntut mereka untuk pengambilan uang secara tidak sah. Da Jung bengong tak mengerti.

shot0216 shot0219

“Meski ia terlihat bodoh, ia sebenarnya sangat lihai dan licik,” kata Woo Jin menjelaskan.

Lalu Woo Jin berkata cameramen telah merekam kejadian tadi dan bisa dijadikan bukti untuk menuntut mereka. Ia menyuruh mereka mengambil rekaman itu. Maka merekapun beralih memaksa cameramen menyerahkan kaset rekaman mereka.

Tapi salah seorang dari mereka cukup pintar untuk meminta Woo Jin memperlihatkan kontrak “sah” yang telah dibuatnya dengan Da Jung. Woo Jin bersikap seakan hendak memberikan kontrak di tangannya. Lalu….

“Lari,” bisiknya pada Da Jung.

Mereka ambil langkah seribu. Untunglah para kreditor itu para ahjumma dan ahjusshi yang tidak kuat berlari. Da Jung dan Woo Jin berhasil lepas dari kejaran mereka.

shot0237 shot0240

Da Jung bertanya darimana Woo Jin tahu di mana ia tinggal. Woo Jin memperlihatkan buku kontrak Da Jung yang kemarin dipungutnya. Ia berkata selain alamat Da Jung, dalam buku itu tertera semua detil bagaimana Da Jung akan digunakan untuk menghibur para pemirsa.

“Dan jika kau menolak melakukan itu (tampil di TV), maka kau harus membayar denda besar. Masa depanmu akan semakin suram. Kau tidak melihat isi kontraknya? Atau mereka tidak memberimu waktu yang cukup untuk mempelajarinya?”

“A-aku mempelajarinya,” Da Jung membela diri.

shot0243shot0247

Woo Jin berkata acara ini bukan acara biasa. Sebaiknya Da Jung menyerah saja.

“Aku tahu...”

“Hei bodoh, kau tahu apa? Jika kau tidak berhati-hati….” 

“Kau yang tidak tahu apa-apa!” sergah Da Jung. “Apa kau tahu apa arti uang itu bagiku? Dengan uang itu…aku bisa makan bersama ayahku 1-2 kali seminggu. Aku harus mendapatkan uang itu…untuk menyalakan beberapa lilin di kue ulang tahun ayahku.”

Da Jung mulai menangis. Ia hanya menginginkan kehidupan biasa. Dan ia menginginkannya karena itu ia tidak bisa menyerah. Ia menghapus air matanya lalu pergi dengan kesal.

shot0251shot0256 

Tapi kali ini Woo Jin yang menahannya. Ia berkata ia akan membantu Da Jung. Tapi dengan satu syarat.

“Jika aku membantumu dalam ronde ini, jangan kembali pada acara itu. Dan juga aku mendapat setengah uang hadiahnya.”

Melihat ekspresi Da Jung, ia bertanya apakah imbalan yang ia minta terlalu banyak. Da Jung menggeleng. Ia memang tadinya hendak membagi 2 uang hadiahnya dengan gurunya, jadi tidak masalah. Tapi ia juga memiliki syarat.

“Berjanjilah padaku,” katanya sambil mengulurkan jari kelingking, “Kau tidak akan pernah mengkhianatiku.”

“Memangnya ada artinya?” tanya Woo Jin. Janji dengan tautan kelingking kan tidak ada jaminan apa-apa.

“Bagiku sangat berarti. Berjanjilah padaku,” kata Da Jung.

Woo Jin mengaitkan kelingkingnya. Puas, tanyanya. Da Jung tidak mau tertipu lagi. Ia meminta surat bermeterai plus salinannya XD

shot0272 shot0273

PD Lee Yoon Joo sedang mengadakan rapat bersama stafnya, juga call conference dengan Do Young, untuk membahas reaksi dunia pertelevisian terhadap acara Liar Game. Stasiun pesaing mengkritik acara tersebut berkualitas rendah karena menggunakan banyak uang untuk membuat para peserta saling menipu. Acara seperti itu melukai integritas media.

Komunitas internet menganggap acara itu adalah settingan dan sudah direncanakan. Banyak yang menganggap Da Jung sangat menyebalkan karena pura-pura sangat lugu, sementara ada juga yang merasa kasihan dan menginginkannya menang.

Seorang staf memberitahu Yoon Joo bahwa Da Jung ingin menggunakan penolong. Ia menyerahkan profil Woo Jin pada Yoon Joo.

“Wow, dia tampan,” begitulah kesan pertama Yoon Joo saat melihat foto Woo Jin.

shot0280 shot0291

Tapi begitu mendengar Woo Jin baru saja keluar dari penjara 2 hari lalu, ia langsung menutup file tersebut. Ia bertanya atas kejahatan apa Woo Jin dihukum.

“Pembunuhan. Itulah tuduhan yang dikenakan padanya. Tapi tuduhan itu dibatalkan dan ia dihukum atas perdagangan yang tidak jujur,” jawab stafnya. Hmm…pantas saja ia dihukum hanya setahun.

Yoon Joo kembali tertarik ketika mendengar Woo Jin adalah profesor di Universitas Seoul (yang terkemuka). Profesor bidang Psikologi Terapan dan baru berusia 28 tahun.

“Menarik,” kata Do Young.

Yoon Joo berkata kehadiran Woo Jin akan membawa kontroversi. Dengan santai Do Young berkata ia hanya memberi pendapat. Keputusan ada di tangan PD.

“Kau menganggapku PD hanya pada saat seperti ini,” sindir Yoon Joo. “Kaulah yang mengatur semuanya.”

Do Young tersenyum lalu mematikan layar. Yoon Joo bertanya-tanya apakah Do Young memang menantikan munculnya penolong hingga memasukkan hal itu dalam kontrak.

shot0305 shot0309

Woo Jin dan Da Jung pergi ke JVN untuk menemui Do Young. Melihat Do Young mengamati keadaan studio, Do Young bertanya apakah Woo Jin tidak nyaman muncul di TV. Woo Jin berkata ia akan terbiasa, demi uang.

“Kau adalah profesor termuda di Universitas Seoul. Kenapa tiba-tiba melakukan kejahatan serius dan berakhir di penjara?” tanya Do Young.

“Lalu kenapa seseorang yang begitu dikenal di dunia keuangan berkeliling di stasiun TV? Untuk memangsa apa?” Woo Jin balik bertanya.

Do Young sekilas terkejut tapi menutupinya dengan senyuman.

shot0320 shot0323

“Ah, kau bilang kau tertarik melihat orang berubah karena uang. Di sinilah aku sebagai contoh,” tambah Woo Jin.

“Harus ada motif kenapa orang tiba-tiba berubah,” kata Do Young.

Woo Jin bertanya apa ia datang ke tempat yang benar. Mereka tidak sedang membuat rekaman mengenai kisah hidupnya, bukan? Do Young tertawa lalu menanyakan strategi Woo Jin untuk memenangkan permainan ini.

“Apa kau akan membantuku jika aku memberitahu? Sama seperti kau membantu Guru Hyun?”

“Apa yang membuatmu berpikir kami membantu Hyun Jung Bum?” tanya Do Young dengan wajah polos.

Woo Jin berkata Do Young sengaja menaruh Da Jung untuk melawan Jung Bum meski sudah tahu hubungan mereka sebagai guru dan murid. Do Young sengaja menciptakan situasi seperti sekarang.

“Kau orang yang menarik, Ha Woo Jin-sshi.”

“Kau membicarakan dirimu sendiri. Di antara orang-orang yang kutemui, kau mengenakan topengmu dengan begitu alami.”

Do Young terdiam menatap Woo Jin. Woo Jin balas menatapnya. Untung bukan tatapan penuh cinta ;p

 shot0351 shot0350

Da Jung memasak makan malam dan meminta Woo Jin tinggal untuk makan malam bersamanya dan Dal Goo. Dal Goo datang tepat waktunya membawakan tahu. (biasanya orang yang baru keluar penjara makan tahu putih sebagai tanda hidup baru dan tidak akan kembali lagi ke penjara….kalau di sini apa ya? Buang baju ke laut?)

Woo Jin sedikit heran melihat kedekatan Dal Goo dan Da Jung yang lebih seperti keluarga daripada pengutang dan kreditor. Dal Goo berkata mereka memang bekerja seperti itu sekarang, seperti keluarga.

Mereka duduk makan bersama. Da Jung mempersilakan Woo Jin makan sup tahu nya lebih dulu. Baru setelah itu ia dan Dal Goo ikut makan. Dal Goo berkata ia tidak menyangka Woo Jin akan membantu Da Jung.

Woo Jin berkilah ia bukan membantu tapi membuat kesepakatan. Dal Goo membenarkan, tidak ada yang gratis.

Woo Jin berkata mereka membutuhkan bantuan Dal Goo untuk melakukan pekerjaan yang tidak bisa mereka lakukan di depan kamera. Lucunya Dal Goo malah bangga dimintai bantuan. Da Jung bergurau Dal Goo bertampang tidak berguna dan nantinya benar-benar tidak berguna. Dal Goo pun mengomel. Namun sepertinya Woo Jin bisa melihat ketulusan di dalam hubungan Dal Goo dan Da Jung.

shot0364 shot0372

Direktur Jang memarahi Yoon Joo karena hendak memasukkan mantan napi ke acara Liar Game setelah begitu banyak hinaan yang menyebutkan acara itu settingan dan komersil. Bisa-bisa website mereka meledak dengan bom komentar.

Yoon Joo membela diri bahwa Direktur yang menganggap para peserta acara mereka lemah dan mereka harus memunculkan yang kuat.

‘Tapi ada batasannya!” seru Direktur. “Kau ingin menaruh seorang penipu?”

Yoon Joo berkata rating mereka naik 20% berkat acara Liar Game. Hanya soal waktu untuk menjadi stasiun teratas. Tapi Direktur Jang berkata image stasiun mereka akan tenggelam ke dasar.

Do Young bergabung dengan mereka dan berkata mereka harus meraih perhatian pemirsa. Direktur berkata sekarang saja para petinggi sudah mengatakan bahwa acara ini membuat mereka tidak nyaman. Bagaimana jika program mereka diperiksa dan diaudit hingga terpojok?

Yoon Joo mengusulkan agar mereka diberi kesempatan untuk merekam lebih dulu dan Direktur bisa memutuskan setelah melihat rekamannya. Dengan marah Direktur Jang berkata ia akan memotong semua rekamannya.

shot0375 shot0383

Do Young malah tertawa. Ia berkata sayang sekali karena Woo Jin akan melebihi Da Jung dan menjadi pusat perhatian baru dalam acara itu. Dengan nada meremehkan Direktur berkata Woo Jin bukanlah apa-apa, hanya seorang penipu. Mungkin saja posisi profesornya juga didapat dari menipu (emangnya Jang Miri di Miss Ripley? ;p).

“Bagaimana jika ia seorang jenius yang menghancurkan sebuah perusahaan sukses dengan memanipulasi saham untuk balas dendam?” tanya Do Young.

Yoon Joo juga baru tahu hal itu. Ia bertanya apa maksud Do Young. Do Young menyerahkan sebuah file pada Direktur Jang.

Direktur membacanya dan termenung. Ia bertanya dari mana Do Young mendapatkan informasi itu. Do Young berkata dalam dunia keuangan, informasi juga berarti uang. Direktur bertanya apakah informasi ini bisa dipercaya.

“Apa aku perlu menyelidikinya lebih lanjut? Untuk apa repot-repot jika kita akan membatalkan penampilannya,” sindir Do Young.

Entah apa isi file tersebut karena Direktur Jang akhirnya berubah pikiran dan membiarkan Woo Jin tampil.

shot0406 shot0407

[Bersambung ke Bagian 2]

Komentar:

Aku paling suka percakapan antara Do Young dan Woo Jin. Satunya ahli membaca dan menilai seseorang, sementara satu lagi ahli menutupi kepribadian yang sebenarnya.

Sepertinya Liar Game akan menjadi permainan antara Woo Jin dan Do Young, sementara Da Jung berada di antaranya. Kira-kira siapa yang akan menjadi pemenangnya? Untuk saat ini aku merasa Woo Jin berada di atas angin karena ia mampu “membaca” orang. Tapi sepertinya Do Young bukan orang sembarangan. Bisa jadi ia pun jenius hingga bisa memikirkan sebuah acara dengan konsep seperti ini.

Masa lalu keduanya menjadi tanda tanya. Kenapa ibu Woo Jin sampai bunuh diri? Mungkinkah kematian ibunya yang membuat Woo Jin balas dendam seperti yang dikatakan Do Young? Lalu apa yang dimaksud Woo Jin dengan berkata ia telah membunuh orang?

Sementara itu Do Young juga sebenarnya siapa? Menurut Woo Jin, Do Young adalah salah satu ahli keuanga terkemuka. Lalu kenapa tiba-tiba ia berkecimpung di dunia TV? Apakah hanya untuk memuaskan rasa penasarannya pada sikap serakah manusia terhadap uang?

Satu lagi…sebenarnya, adakah uang hadiah itu? Sepertinya stasiun JVN sedang dalam masalah dan keuangan mereka tidak begitu baik. Apakah sebenarnya acara ini dirancang agar tidak ada orang yang menang?

Kim So Eun imut banget ya^^ Cocok memerankan Da Jung yang baik hati dan polos. Aku juga suka dengan karakter Dal Goo (mengobati kekesalanku pada Gol Ta) yang peduli pada Da Jung. Walau agak aneh sebentar ia berwajah babak belur, sebentar sembuh, terus babak belur lagi ;p Mudah-mudahan ia tidak berubah ya...

Kdrama and Kpop news on Dramafever [klik di sini]

8 komentar:

  1. Semangat unnie
    Q setia menunggu
    Da jung sebelumnya main di drama apa ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. di BBF, jadi sahabatnya Jan Di. Pernah juga di Man Who Can't Get Married, After School Bokbulbok, Horse Doctor

      Hapus
  2. akhirnya join-an juga.. manhi gomawo eonni :)
    hwaiting!!!

    BalasHapus
  3. Maaf sis , sinopsisnya kok gak bisa di baca yaah ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya? Aku bisa baca kok^^ mungkin sinyalnya krg bagus, coba buka versi mobilenya: kdramatized.com/?m=1

      Hapus
  4. I like this...😘😘😘

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)