Sabtu, 30 Agustus 2014

[Link] Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 12-Complete + Preview Episode 13

shot0012

Why seeing them so happy making me so sad T_T

Jae Yeol mengkhianati kakaknya demi melindungi ibunya. Seandainya Jae Beom tahu bahwa orang yang membunuh ayah tiri mereka adalah ibu mereka dan Jae Yeol hanya melindunginya, apakah ia akan bisa menerima? Selama ini ia menganggap ibunya tidak mencintainya dan hanya mencintai Jae Yeol, tapi apakah ia cukup mencintai ibunya untuk bisa memaafkan ibu dan adiknya?

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 12-1

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 12-2

Preview Episode 13

Jumat, 29 Agustus 2014

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 11 (Bagian 2)

shot0389

[Bagian 1 klik di sini]

Ibu Jae Yeol menemukan Tae Yong menyapu di halaman rumah dengan pakaian kerja. Ia menyuruh Tae Yong berhenti dan pergi kerja karena sudah berhari-hari Tae Yong tidak bekerja.

Ia tahu ada yang tidak beres saat melihat wajah galau Tae Yong. Tapi saat ia menanyakannya, Tae Yong malah jadi kesal dan menyebutnya cerewet. Ibu Tae Yong tidak marah. Ia tahu ada yang mengganggu pikiran Tae Yong hingga bersikap seperti itu.

shot0245 shot0246

Dering telepon membuatnya kembali masuk ke dalam rumah. Ia sangat senang saat tahu Jae Beom yang meneleponnya dari penjara. Jae Beom bertanya apakah ia bisa datang ke rumah ibunya setelah ia keluar dari penjara.

“Tentu saja kau harus kembali pada Ibu. Jae Beom, terima kasih untuk hari ini, karena menelepon dan berbicara dengan Ibu. Setelah kau pulang, Ibu akan sangat sangat baik padamu, ya?”

“Wah, aku jadi tak sabar, karena Ibu yang biasanya membenciku mengatakan akan baik padaku.”

“Setelah kau keluar, mari kita bertiga hidup bahagia bersama. Ibu akan membuatkan makanan enak dan apapun yang kauinginkan. Mari kita juga bepergian bersama, ya?”

Jae Beom mengiyakan dengan singkat lalu menutup teleponnya.

shot0250 shot0001

Ibu Jae Yeol berbagi kebahagiaan dengan Tae Yong dan menceritakan bahwa Jae Beom meneleponnya. Ia berkata hatinya tidak pernah setenang ini. Tae Yong memeluk ibu Jae Yeol dengan sedih. Karena ia tahu ketenangan ibu Jae Yeol tidak akan lama. Masalah yang besar sudah di depan mata….

“Sekarang aku tinggal memiliki hal-hal bahagia dalam hidupku, bukan begitu Tae Yong? Jae Beom mulai membuka hatinya untukku, bukan?”

Mendengar itu, Tae Yong tampaknya memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ia pamit pada ibu Jae Yeol. Namun ia tidak pergi bekerja.

shot0251 shot0256

Apakah Jae Beom benar-benar sudah membuka hati? Tidak. Ia memiliki rencana. Ia memberitahu temannya bahwa ia akan menusuk Jae Yeol lagi setelah ia keluar. Dong Min tidak akan bisa lagi menjadi dokter (yang secara etika profesi menyimpan pengakuan amytalnya sebagai rahasia pasien dan tidak bisa membebaskan Jae Beom dari tuduhan membunuh ayah tirinya), tapi akan menjadi saksi. Ia yakin Dong Min akan mengatakan Jae Beom menikam Jae Yeol karena dendam pada Jae Yeol yang telah memfitnahnya dan memohon agar Jae Beom tidak dihukum. Errr….logika dari mana itu ya? Meski balas dendam tetap saja itu kejahatan >,<

Jae Beom yakin ia akan dibebaskan dan ia bisa menuntut negara atas ketidakadilan yang telah dideritanya selama ini. Ia bisa mendapat uang kompensasi dan juga bisa membalas dendam pada Jae Yeol.

Saat kepala penjara memberitahunya bahwa Dong Min menelepon, Dong Min tidak mau mengangkat telepon dengan alasan ia hendak bekerja. Ia meminta kepala penjara memberitahu Dong Min bahwa ia akan dibebaskan dari penjara hari Sabtu minggu depan. Kepala penjara heran, bukankah Jae Beom dibebaskan hari Jumat? Jae Beom beralasan ia ingin memberi kejutan pada Dong Min. O-ow……apa lagi ini???

shot0258 shot0265

Tae Yong ternyata pergi ke apartemen Jae Yeol. Ia masuk dan menemukan Jae Yeol sedang berbicara dengan Hae Soo di telepon.

Jae Yeol tidak apa-apa akibat tabrakan itu, sementara Hae Soo sedikit lecet namun sudah diobati. Tapi Jae Yeol sepertinya lagi-lagi merasakan sesuatu di tangannya karena ia berulang kali menggerakkannya seperti pegal. Ia tidak mengatakannya pada Hae Soo.

“Jika aku melihatmu hari ini dan kau terlihat sakit sedikit saja…aku akan melakukan sesuatu,” ancam Hae Soo.

“Jika kau bertemu denganku dan tidak melakukan apapun, lihat saja…aku yang akan melakukan sesuatu,” balas Jae Yeol. Ehem…ehem….

Setelah Jae Yeol menutup telepon, Tae Yong bertanya dengan siapa barusan Jae Yeol berbicara. Kang Woo? Jae Yeol menjawab ia berbicara dengan Hae Soo dan mereka berpacaran serius. Tae Yong tertegun.

shot0266 shot0268

Hae Soo dan Young Jin membicarakan pasangan pasien yang sama-sama berhalusinasi melihat kecoak. Hae Soo menduga masalah utama pasangan itu adalah masalah pernikahan. Baik anak-anak maupaun teman-teman terdekat pasangan itu tidak pernah mengetahui ada masalah dalam pernikahan keduanya, tidak ada masalah keuangan, dan memiliki hubungan suami-istri yang baik. Mungkin sebenarnya bukan tidak ada masalah, tapi ada sesuatu yang disembunyikan hingga tak seorangpun tahu.

Mereka berpisah untuk berbicara dengan pasien tersebut secara terpisah. Hae Soo berbicara dengan sang istri. Sang istri akhirnya menceritakan masalah yang selama ini tersembunyi dari semua orang. Ia bercerita suaminya suka naik kendaraan umum. Meski pergi minum, ia selalu naik bus.

Dan istrinya selalu pergi menjemput suaminya ke tempat perhentian bus dengan melewati hutan di belakang apartemen mereka. Suaminya tidak suka ia melewati jalan tersebut karena menurutnya berbahaya. Tapi si istri lebih suka melewati hutan itu karena merupakan jalan pintas ke stasiun bus. Tapi pada suatu malam, saat ia melewati jalan itu, ia disergap oleh beberapa orang pria.

shot0271 shot0272

Sang suami bercerita pada Young Jin bahwa malam itu istrinya tidak datang. Karena merasa aneh, ia menelepon ke rumah tapi teleponnya tidak diangkat. Ponselnya pun tidak diangkat. Merasakan firasat buruk, sang suami memutuskan mencari istrinya dengan berlari melewati jalan hutan yang disukai istrinya. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati istrinya terkapar tak sadarkan diri dengan pakaian sobek-sobek dan penuh luka.

shot0279 shot0280

Sang istri menangis dan berkata ia merasa sangat bodoh karena tidak bisa melindungi tubuhnya sendiri. Ia merasa dirinya sangat kotor dan menjijikkan. Hae Soo ikut sedih dan menggenggam tangan si istri.

Sang suami berkata ia baik-baik saja selama istrinya baik-baik saja. Tapi Young Jin tahu bahwa apa yang terjadi tidaklah baik-baik saja. Peristiwa itu adalah sesuatu yang sepatutnya membuat marah dan ditangisi.

Sang suami menangis.

“Sejujurnya, aku ingin membunuh semua keparat itu. Aku ingin membunuh keparat itu satu per satu! Aku akan membunuh mereka! Aku akan membunuh mereka.”

Young Jin prihatin dan mengerti bahwa selama ini sang suami memendam kemarahannya dalam hati. Apa yang terlihat baik-baik saja, sebenarnya tidak baik-baik saja. Sama seperti Jae Yeol……

shot0288 shot0290

Jae Yeol kesal karena Tae Yong tidak pergi juga padahal ia sedang menulis. Tae Yong berkata ia baru akan pergi jika Jae Yeol menelepon Kang Woo di depannya. Ia beralasan Kang Woo berbakat menulis jadi seharusnya bekerja sama dengan penerbit mereka.

Tae Yong berkata ia juga tidak ingin mengganggu pekerjaan Jae Yeol. Ia mengambil ponselnya dan memperlihatkan nomor telepon Kang Woo untuk memastikan itu nomor yang benar. Lalu ia menelepon dan memberikannya pada Jae Yeol.

Jae Yeol berbicara dengan Kang Woo. Ia bertanya apa yang sedang Kang Woo lakukan. Kang Woo berkata ia sedang berjalan. Ia tidak mengatakan bahwa ia dan ibunya baru saja dipukuli lagi dan ia sedang berjalan mengikuti ibunya menyusuri jalan berbahaya yang tidak disukai Jae Yeol.

shot0292 shot0298

Anehnya, setiap kali Kang Woo batuk, Jae Yeol juga batuk. Tae Yong mendekatkan telinganya ke ponsel yang dipegang Jae Yeol. Jae Yeol menyuruh Kang Woo berbicara dengan Tae Yong.

“Kenapa?” tanya Kang Woo.

“Ia ingin menerbitkan bukumu. Aneh, kenapa aku batuk-batuk sepertimu? Kuberitahu sekali lagi ya, jangan melalui jalan itu. Aku akan menghubungkanmu dengan temanku.”

Jae Yeol memberikan ponselnya pada Tae Yong yang nampak ketakutan karena sejak tadi ia hanya mendengar “nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar……” dari ponsel Jae Yeo. Tae Yong mengambil telepon itu dan hampir tak bisa menahan tangisnya saat ia benar-benar hanya mendengar suara operator mengatakan “nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar……”.

Ia beralasan Kang Woo telah menutup teleponnya. Jae Yeol berkata Kang Woo mungkin terlalu malu untuk bicara dengan Tae Yong. Ia menyuruh Tae Yong pergi, ia akan menelepon Kang Woo lagi nanti. Tae Yong pergi dengan sedih dan menangis di luar apartemen Jae Yeol.

shot0302 shot0306

Dong Min melihat Soo Kwang berdiri dengan kaku sambil melihat ke arah Seo Nyeo. Ada apa, tanyanya. Soo Kwang berkata Seo Nyeo mengajaknya berpacaran tapi menelepon pria lain dan mengajak pria itu pergi. Dong Min menawarkan untuk memarahi Seo Nyeo.

“Tidak, aku akan mengakhirinya. Aku hanya memberitahu supaya kau tahu,” ujar Soo Kwang.

Lalu ia dengan gagah menghampiri Seo Nyeo dan menaruh beberapa lembar uang di meja. Ia menyuruh Seo Nyeo mengambil uang itu untuk pergi bersenang-senang bersama pacarnya.

“Dan mulai hari ini, kau keluar dari sini. Jangan datang ke cafĂ© mulai besok karena kau dipecat.”

shot0313 shot0314

Seo Nyeo marah. Untuk apa uang itu? Apa Soo Kwang memperlakukannya sebagai pengemis?

Soo Kwang membenarkan. Seo Nyeo hendak memukul Soo Kwang tapi Soo Kwang menangkap tangannya.

“Hei, saat seseorang memberimu cinta, belajarlah untuk menerimanya! Kau seharusnya bersyukur ayahmu pergi mengumpulkan sampah untukmu, dan bersyukur karena ibumu mengunjungimu dan memberimu uang meski sudah membuangmu.”

“Kenapa kau membicarakan orangtuaku?!”

shot0322 shot0326

“Karena kau berasal dari orangtuamu, dasar wanita tak tahu diuntung! Meski ayahku mengusirku karena aku menderita Sindrom Tourette, aku selalu meneleponnya seminggu sekali untuk mengecek keadaannya, karena aku bersyukur ia memberiku kehidupan. Aku akan memberimu kesempatan sekali lagi. Kau ingin serius denganku dan mengakhiri semuanya dengan playboy itu? Apa kau akan setia padaku atau tidak? Kuhitung sampai 5.”

Dan Soo Kwang menghitung dengan cepat: 1,2,3,4..

“Baiklah. Aku akan serius,” jawab Seo Nyeo cepat.

Masih dengan tampang cool, Soo Kwang menyuruh Seo Nyeo menyelesaikan pekerjaannya karena mereka akan pergi ke klub. Padahal diam-diam ia tersenyum lebar. Yoon Soo mengacungkan jempol padanya.

shot0334 shot0335

Hae Soo melihat kedua temannya, Yoon Chul dan Hye Jin, di rumah sakit. Perut Hye Jin sudah semakin besar. Ia sudah sebulan meninggalkan rumah sakit jiwa dan datang ke sini untuk memeriksakan kandungannya. Ia memperlihatkan hasil USG janinnya pada Hae Soo. Bayinya sehat. Hae Soo ikut bahagia untuk kedua sahabatnya dan memeluk mereka.

shot0337 shot0338

Pengacara Kang akhirnya bersedia menemui Choi Ho dan Dong Min setelah Choi Ho siang malam menungguinya selama 3 hari. Ia menunjukkan bukti-bukti yang dikumpulkannya 14 tahun lalu pada mereka.

Ia berkata tidak mungkin kedua kakak beradik itu pelakunya. Ini adalah kasus buruk di mana sang hakim yang hendak pensiun dan penuntut yang sedang mencari popularitas, ingin menyelesaikan kasus ini dengan cepat hingga membuat keputusan yang salah. Dan saat itu ia hanyalah pengacara publik baru yang tidak memiliki kekuasaan.

Ia memperlihatkan foto pisau yang sama-sama memiliki sidik jari Jae Yeol dan Jae Beom, juga foto pemantik api dari tempat billiard langganan Jae Beom. Tapi tidak ada sidik jari pada pemantik itu karena sudah rusak oleh api. Kedua bukti itulah yang membuat Jae Beom dikenai putusan bersalah.

Dari foto luka tikaman di mayat ayah tiri Jae Yeol, ternyata lukanya tidak dalam. Bahkan tidak ditemukan adanya jaringan jantung atau paru-paru pada pisau itu. Artinya, ayah tiri Jae Yeol tewas bukan karena tikaman itu, tapi karena sesak oleh asap. Bukan penikamnya yang membunuh ayah tiri Jae Yeol, tapi orang yang menyalakan api. Hmmm…dan kita sudah tahu siapa orang itu bukan?

shot0345shot0348 

Hae Soo pergi ke apartemen Jae Yeol. Karena Jae Yeol masih sibuk menulis, ia berusaha tidak membuat keributan yang bisa mengganggu Jae Yeol. Meski usahanya itu gagal terus karena Hae Soo seorang yang ceroboh.

Hae Soo heran melihat artikel-artikel mengenai kecelakaan di sebuah jalan di Yangsuri (tempat tinggal Kang Woo dan juga tempat tinggal Jae Yeol dulu. Jadi kepikir, Jae Yeol sadar ngga sih rumah Kang Woo itu rumahnya dulu? Atau ia tidak ingat di mana rumahnya yang dulu? Dan jalan itu…apakah jalan yang dilalui Jae Yeol saat ia berlari ke WC umum?). Jae Yeol berkata ia mengumpulkan artikel itu untuk diperlihatkan pada Kang Woo agar berhati-hati jika melewati jalan itu karena jalan itu berbahaya dan sering terjadi kecelakaan.

“Kau selalu mengkhawatirkan Kang Woo. Bahkan ketika kau kecelakaan (menabrak tembok), kau bilang kau melihat seorang anak mirip dengan Kang Woo. Siapa yang lebih kau sukai, aku atau Kang Woo?”

“Kau. Beri aku 30 menit, aku harus menyelesaikan paragraf ini.”

shot0350shot0352 

“Baiklah,” Hae Soo melihat jam, pk 12.31 malam. Ia naik ke tempat tidur dan membaca buku.

Jam 2 subuh, Jae Yeol masih menulis. Hae Soo terbangun pk 4.00 dan Jae Yeol masih berkutat dengan tulisannya. Jadi penasaran, apa yang ditulis Jae Yeol?

Hae Soo berganti pakaian dan bersiap pergi. Jae Yeol meminta maaf dan berkata ia hanya perlu 30 menit lagi. Hae Soo menyuruh Jae Yeol terus bekerja. Ia menjelaskan ia pergi bukan karena marah tapi karena pagi ini ada tugas darurat.

shot0357 shot0362

Ia menjelaskan pasien barunya ini seorang yang telah mengalami tragedi keluarga dan menderita bipolar dan OCD. Dan pasien itu meminta sesi sepanjang hari karena mungkin banyak yang ingin dikatakannya. Dan lagi ia tidak yakin bisa berkonsentrasi pada pasien tersebut setelah berduaan dengan Jae Yeol. Jae Yeol tersenyum.

“Aku akan tidur sebentar di rumah sakit. Aku pergi benar-benar bukan karena marah padamu. Aku pergi karena aku ada pekerjaan.”

“Ini pertama kalinya kita bertemu dalam seminggu ini. Beri aku 30 menit…tidak, 15 menit.”

Tapi Hae Soo tahu menulis tidaklah bisa dibatasi dengan waktu seperti itu. Ia mengecup Jae Yeol dan berkata mereka akan bertemu minggu depan.

shot0364shot0367

Setelah Hae Soo pergi, Jae Yeol baru merasa kehilangan. Ia pergi menyusul tapi Hae Soo sudah masuk ke dalam taksi.  

Ia kembali ke apartemennya dan melihat “sisa-sisa” Hae Soo. Tempat tidur yang berantakan, dompet Hae Soo yang tertinggal di lantai, handuk yang berserakan dan tidak terlipat rapi di tempatnya. Jae Yeol tertawa geli. Wow, untuk seorang penderita OCD, itu sungguh kemajuan besar^^ He definitely loves Hae Soo.

shot0370 shot0374

Dong Min memikirkan perkataan Pengacara Kang. Pengacara Kang menyadari bahwa orang yang menyalakan api adalah pembunuhnya hanya sehari sebelum sidang akhir. Ia merasa lega dan menyiapkan kembali dokumen-dokumen pembelaannya, tapi keesokan harinya ia mendapat berita bahwa jasad korban telah dikremasi hingga tidak bisa dibuktikan bahwa kematian korban adalah akibat asap. Kemudian Jae Yeol menuduh Jae Beom pelakunya dalam sidang akhir. Kasus ditutup.

Pada hari insiden itu, Jae Beom menyeret adiknya keluar dari rumah. Hanya ibunya yang tertinggal di dalam. Dan api pun mulai menyala. Dong Min teringat pada ibu Jae Beom yang lembut dan sangat menyayangi anaknya.

shot0378 shot0379

Saat ia memikirkan itu, Tae Yong datang menemuinya. Dong Min menyambutnya dengan ramah. Senyum Tae Yong lenyap dan ia mulai menangis.

Hae Soo ditelepon Jae Yeol mengenai dompetnya yang tertinggal. Hae Soo berkata ia sudah meminjam uang satpam untuk membayar taksi. Ia meminta Jae Yeol menyimpan dompetnya meski isinya tidak seberapa. Ia bertanya sudah berapa banya Jae Yeol menulis.

“Lima halaman.”

“Wah, itu banyak, kan? Apa yang sedang kaulakukan?” tanya Hae Soo sambil berjalan ke kamar istirahat.

Jae Yeol berkata ia harus tidur karena ia tidak tidur semalaman. Ia balik bertanya apa yang sedang Hae Soo lakukan. Hae Soo berkata ia tidak tahu. Karena ia tidak bisa bertemu pacarnya pada hari Sabtu maka ia juga akan tidur. Ia masuk ke kamar.

Dan melihat Jae Yeol di sana. Hae Soo tersenyum senang dan memeluk Jae Yeol.

 shot0391shot0393 

Namun di saat keduanya dilanda kebahagiaan, Dong Min dilanda shock. Tae Yong memperlihatkan rekaman CCTV di mana Jae Yeol berkelahi dengan dirinya sendiri.

shot0400shot0405 

Jae Yeol dan Hae Soo dalam perjalanan pulang. Hae Soo tidak ingin berbicara karena ia sangat letih. Jae Yeol tersenyum.

“Aku sudah berpikir seharian. Kupikir kita tidak bisa terus seperti ini dalam waktu lama.”

“Kau ingin putus denganku?”

“Bukan, bukan itu maksudku.”

“Belikan aku suplemen,” gurau Hae Soo.

“Aku akan membelikannya. Dan….mari kita menikah.”

Hae Soo menatap Jae Yeol tak percaya.

“Apa yang baru saja kaukatakan?”

“Mari kita menikah.”

shot0414 shot0418   

Komentar:

Duh, campur aduk nonton episode ini. Apa yang terlihat tidak seperti yang terlihat. Meski terlihat sebagai kebahagiaan, tapi kita tahu ada bom yang siap meledak membuyarkan kebahagiaan mereka. Bukan hanya satu, tapi dua. Penyakit Jae Yeol, juga Jae Beom. Dan itu lebih mengerikan dari calon mertua galak atau orang ketiga yang melakukan segala cara untuk memisahkan mereka.

Drama ini memang tidak dramatis, dan alurnya mengalir dengan sederhana diikuti dengan percakapan yang mendalam antar para tokohnya. Namun hal ini yang membuat kita tanpa sadar telah masuk dalam kehidupan mereka, seakan kita juga orang-orang tak terlihat yang tinggal dalam rumah itu. Kita pelan-pelan belajar mengenal mereka dan mengharapkan kebahagiaan mereka. Seperti Hae Soo yang menyemangati Hye Jin dan Yoon Chul, kita menyemangati cinta Jae Yeol dan Hae Soo.

Sekarang kita tahu bahwa yang menyebabkan kematian ayah tiri Jae Yeol adalah ibu Jae Yeol. Sepertinya Jae Yeol tahu, karena itu ia menuduh kakaknya di sidang akhir demi melindungi ibunya. Tapi bagaimana dengan ibu Jae Yeol? Kenapa ia diam saja dan membiarkan Jae Beom dipenjara? Apa ia tidak sadar kalau sebenarnya ia yang telah membunuh suaminya?

Aku teringat dengan perkataan Dong Min bahwa akar penyakit jiwa adalah karena ketidakmampuan berkomunikasi. Semua pasien yang ditangani Hae Soo dan Young Jin jelas memperlihatkan hal itu.

Pasien transgender yang dipukuli keluarganya, pasien yang mencoba bunuh diri karena patah hati, pasien yang berhalusinasi menggendong anaknya, pasien pelukis alat kelamin, pasien yang memotong tangannya, juga pasangan pasien yang melihat kecoak. Bahkan Jae Yeol. Semua memendam sesuatu dalam diri mereka. Entah itu rasa takut yang amat sangat, amarah tak terhingga, perasaan bersalah, dan putus asa.

Entah karena tidak sanggup membicarakannya dan menanggungnya, mereka memutuskan untuk menutup diri dan bersikap seakan semua itu tidak ada. Tapi kenyataan tidak pernah bisa dipungkiri dan mereka harus menghadapinya jika ingin sembuh. Kuharap penyakit Jae Yeol bisa sembuh jika ia bersedia menerima bahwa Kang Woo adalah tidak nyata dan ia mau membicarakan semua perasaannya mengenai ibunya, kakaknya, bahkan ayah tirinya, yang selama ini tersimpan jauh di dalam hatinya.

Kamis, 28 Agustus 2014

Sinopsis It’s Okay That’s Love Episode 11 (Bagian 1)

shot0162

Melihat Jae Yeol menyembunyikan hubungan mereka dari orang lain, Hae Soo jadi teringat pada perkataan kakaknya. Kakaknya mengatakan Jae Yeol adalah seorang playboy yang tidak akan terganggu meski putus dengan Hae Soo.

“Apakah begitu sulitnya mengatakan kalau kita berpacaran? Atau kau tidak mau mengatakannya karena telah berencana putus denganku?” tanyanya dengan nada menuduh.

Jae Yeol menatapnya.

“Putus denganmu?”

shot0006 shot0009 

“Ya, putus denganku. Jika kau tidak berencana menikahiku maka suatu saat kita akan putus, bukan? Kenapa kau tidak menjawabku?”

“Apa yang bisa kukatakan lagi jika yang kaukatakan itu benar?” ujar Jae Yeol.

Lalu ia berkata sebaiknya Hae Soo berhati-hati bicara. “Apa yang baru saja kaukatakan mengenai putus, jangan berani-berani kau mengatakannya lagi.”

“Memangnya apa yang akan kau lakukan jika aku mengatakannya lagi?” tantang Hae Soo.

“Kau ingin tahu? Coba saja,” kata Jae Yeol dengan kemarahan di matanya. Lalu ia meminta Hae Soo membicarakan ini setelah acara radio selesai. Hae Soo mengangguk meski ia tidak yakin dapat tampil dengan baik karena ia tidak profesional seperti Jae Yeol.

 shot0013 shot0017

Jae Yeol mendapat pesan dari Tae Yong yang menanyakan apakah nomor telepon Kang Woo yang diberikannya adalah nomor yang benar. Ia berkata ia sudah mencoba menelepon tapi itu bukan nomor telepon yang benar. Jae Yeol hanya menjawab bahwa itu nomor yang benar. Tae Yeong mencoba menelepon lagi tapi tetap saja itu bukan nomor terdaftar.

Ia menemui Sang Sook. Dalam surat Sang Sook pada Jae Yeol, disebutkan bahwa Sang Sook melihat seseorang seperti Jae Yeol melempar kerikil ke jendela kamarnya. Tae Yong ingin tahu cerita keseluruhannya dari Sang Sook.

shot0022 shot0023

Hae Soo dan Jae Yeol mengudara di radio. Hae Soo merekomendasikan film “Before Midnight” pada para pendengar. Jae Yeol berkata ia tidak menduganya. Dari seri “Before”, ada film Before Sunrise yang menceritakan semangat cinta pada usia 20-an, juga ada Before Sunset yang menceritakan ujian cinta dan patah hati karena cinta pada usia 30-an. Kenapa Hae Soo memilih Befor Midnight yang menceritakan masalah-masalah berat pasangan yang sudah menikah pada usia 40-an?

“Sepertinya kau masih single. Apa kau sudah menikah?” tanya Jae Yeol.

“Tidak, aku benar. Aku masih single,” jawab Hae Soo. Lalu ia menulis di kertas: “Hei, kau pintar berakting. Harusnya kau jadi aktor.”.

Jae Yeol bertanya mengapa Hae Soo memilih film tersebut. Karena adegan terakhirnya, jawab Hae Soo.

Jae Yeol menjelaskan pada para pendengarnya bahwa adegan terakhir yang dimaksud Hae Soo adalah inti dari keseluruhan film itu.

“Pasangan yang menikah itu berbaring di tempat tidur hanya dengan pakaian dalam. Dan mereka saling berumpah serapah dan saling memaki seakan-akan mereka musuh bebuyutan. Seperti dua orang yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya.”

“Ya, itu adalah adegan di mana mereka benar-benar saling berhadapan, bukan?” kata Hae Soo dengan sedikit menyindir.

“Seperti kita sekarang?” tulis Jae Yeol di kertas. Hae Soo mencoret tulisan itu dengan kesal.

shot0028 shot0032

Ia berkata film Notting Hill dan film romcom pada umumnya memperlihatkan pemeran utama yang muda, cute, seksi, dan menyenangkan. Tapi yang lebih mengesankan baginya adalah jatuh cinta pada seseorang sebagaimana adanya. Apa yang kaulihat, itu yang kaudapat. Meski mereka banyak kekurangan, kacau, dan tua, namun mereka masih saling mencintai.

“Meski mungkin kau tidak tahu seperti apa rasanya,” sindir Hae Soo. Ia menyindir Jae Yeol mungkin tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta pada seseorang karena kepribadian orang itu, bukan karena kelebihan fisiknya.

“Aku tidak yakin aku mengerti,” sahut Jae Yeol. “Bagimu aku pasti terlihat seperti seorang playboy yang tidak tertarik pada hal-hal seperti pernikahan dan hubungan jangka panjang.”

Hae Soo membenarkan. Para kru radio malah senang karena pembicaraan keduanya tambah menarik. Jae Yeol berkata ia kecewa mendengarnya. Ia tidak tahu pendapat orang lain, tapi ia tidak merasa Hae Soo berpendapat seperti itu tentang dirinya sebagai seorang psikiater.

shot0041 shot0048

“Meski sebagai manusia kita berpikir bahwa kita bebas dan kita terus berubah, sebenarnya hal yang benar-benar mengendalikan kita adalah kebiasaan yang sudah melekat dalam diri kita.” Maksudnya sekali playboy ya tetap playboy ;p

“Jadi maksudmu, orang-orang yang terbiasa mengucapkan selamat tinggal tidak dipengaruhi oleh perpisahan.”

Tidak selalu, jawab Hae Soo, tapi biasanya seperti itu.

“Atau bisa juga sebaliknya,” kata Jae Yeol, “Ingin menetap dan menemukan sesuatu yang lebih dalam dan lebih bermakna karena mengucapkan kata perpisahan yang tak terhitung banyaknya. Sejujurnya, aku memiliki keingnan besar untuk berhenti berkelana dan menemukan sesuatu yang lebih bermakna.”

“Kau terdengar begitu tulus hingga aku hampir tertipu olehmu,” tulis Hae Soo.

shot0050 shot0051

Saat break, Jae Yeol bertanya apakah Hae Soo marah karena tidak memberitahu orang lain kalau mereka berpacaran. Ia berkata ia tidak suka berkoar-koar tentang kehidupan cintanya, dan lagi bukankah Hae Soo yang pernah mengatakan agar ia tidak mengeluarkan uang karena mereka tidak akan menikah. Ia hanya bersikap pengertian.

“Apanya yang pengertian? Kau berbicara seakan kau berpikir untuk menikahiku atau semacamnya.”

“Kau yang aneh karena tidak memiliki pikiran itu (untuk menikah). Kita bukan anak-anak dan usia kita lebih dari 30 tahun. Akhirnya kau bertemu dengan seseorang yang pantas hingga membuatmu ingin menjalani jangka panjang bahkan selangkah lebih jauh ke pernikahan, apa kau tidak berpikir begitu?”

Hae Soo memberi isyarat agar Jae Yeol memelankan suaranya, takut terdengar orang lain. Lah tadi dia marah karena Jae Yeol menyembunyikan hubungan mereka dan sekarang menyuruh Jae Yeol memelankan suara supaya tidak ketahuan orang lain? Benar-benar wanita aneh…

“Kalau seperti ini, bisa-bisa akhirnya berujung pada lamaran,” gurau Hae Soo. Ia berkata ia bukan tipe orang yang menikah.

Jae Yeol bingung, kalau begitu kenapa Hae Soo tersenyum jika tidak suka memikirkan pernikahan. Hae Soo berkata baginya sudah cukup Jae Yeol menganggapnya layak untuk dinikahi.

“Kenapa kau ini begitu bertolak belakang?” tanya Jae Yeol.

“Karena begitulah aku.”

Jae Yeol menyerah. “Mari kita tetap saling mencintai dan meneruskan acara ini.”

shot0054 shot0063

Jae Yeol mengakhiri acara radionya dengan mengatakan bahwa masih ada harapan bagi mereka yang telah melalui banyak perpisahan, termasuk dirinya.

Hae Soo menaruh jarinya di paha Jae Yeol, sebagai isyarat agar Jae Yeol menggenggam tangannya. Jae Yeol menggenggam tangan Hae Soo.

Hae Soo menambahkan bahwa banyak orang yang berkata mereka tidak punya pilihan lain selain tetap bersama karena sudah menikah dan memiliki anak. Menurutnya yang lebih dari itu adalah karena tak terhitung banyaknya kenangan yang telah mereka lalui bersama hingga mereka bisa berbaikan.

“Aku juga ingin menemukan seseorang untuk membangun kenangan tak terhitung banyaknya bersama-sama,” tutup Jae Yeol sambil menatap Hae Soo. Hae Soo tersenyum. Mereka terus berpegangan tangan.

 shot0078 shot0080

Sang Sook menceritakan bahwa ia membuka jendela setelah mendengar kaca jendelanya dilempar. Awalnya ia tidak yakin siapa orang yang berada di luar rumahnya. Ia melihat Jae Yeol berbicara sendirian memperkenalkan Kang Woo seakan Kang Woo ada di sebelahnya.

“Aku tidak mengenal Kang Woo jadi aku tidak tahu siapa yang ia bicarakan. Tapi setelah kulihat lagi, sepertinya ia sangat mirip dengan Jae Yeol. Aku pernah melihatnya di beberapa acara TV jadi aku tahu ia seperti apa. Tapi anehnya aku ingat ia berbicara seakan ada seseorang berdiri di sebelahnya. Apakah itu memang Jae Yeol?” tanya Sang Sook.

Tae Yong menanyakan pakaian yang dikenakan orang itu malam itu. Kemeja kungin, jawab Sang Sook. Tae Yong berbohong bahwa itu bukan Jae Yeol karena Jae Yeol selalu memakai jas. Mungkin ia berbohong agar kondisi Jae Yeol tidak tersebar di luar. Sebenarnya ia tahu jelas bahwa itu adalah Jae Yeol, dan satu-satunya orang yang bisa ia minta tolong adalah Dong Min.

shot0084 shot0086

Dong Min sedang mengadakan sesi terapi kelompok pengendalian amarah bersama beberapa pasiennya, termasuk Soo Kwang (entah ia memang ikutan atau ikut meramaikan^^). Nama mereka disamarkan dengan nama benda, seperti apel, awan, payung, dll.

Seorang pria, Tuan Apel, curhat ia terbiasa menggunakan tinjunya dan untuk pertama kalinya dalam sebulan ia meninju anjing untuk mengajarnya karena sudah mengunyah sofa. Sejak itu istrinya terus menerus berkata bahwa ia bukan manusia dan meminta bercerai.

Soo Kwang berkata istri Tuan Apel yang salah. Ini pertama kalinya Tuan Apel menggunakan tinjunya lagi setelah sebulan (biasanya tiap hari), jadi sudah ada kemajuan. Bukankah suami seharusnya lebih penting dari anjing?

“Dan lagi kenapa anjing itu mengunyah sofa?”

“Karena itu seekor anjing!” sergah seorang ahjumma. “Dan seekor anjing tidak tahu mana yang benar.”

Ahjumma itu lalu memarahi seorang peserta wanita yang terus menangis. Pasien lain, seprang pemuda gugup, membela bahwa wanita itu sedang sedih. Bukankah ahjumma itu juga terus menangis saat pertama ikut terapi? Tuan Apel ikut-ikutan memarahi si ahjumma karena terus menerus memarahi orang lain. Apa ahjumma itu datang untuk berkelahi? Si ahjumma marah karena merasa dikeroyok.

“Kita hanya membicarakan seekor anjing, jadi kenapa kalian berdua bertengkar?” Soo Kwang menengahi. “Mari kita bicarakan anjing lagi.” 

Tapi semua orang terlanjur emosi. Sebelum keadaan bertambah panas, Dong Min membunyikan bel. Semua orang langsung memejamkan mata menenangkan diri.

Dong Min mengingatkan bahwa terapi kelompok dimaksudkan agar mereka bisa saling mengerti satu sama lain. Tapi tidak mudah untuk mengerti satu sama lain.

shot0098shot0099

“Itu sebabnya sejak awal aku sudah memberitahu kalian agar mendengar dengan tenang saat kalian sulit untuk mengerti orang lain. Dan ada satu hal yang sepertinya kalian lupa. Saat kita berusaha pengertian, kita harus mementingkan orang lain terlebih dulu. Mereka yang tidak hadir di sini bersama kita, seperti pasangan, keluarga, kekasih, dan….anjing itu juga (pffft…). Tidak harus saat ini juga, tapi saat kalian berjalan pulang kalian akan berusaha saling mengerti satu sama lain. Jangan lupa setiap orang di ruangan ini selalu lebih utama.”

Si ahjumma meminta maaf pada Tuan Apel. Ia tadi marah karena ia sangat menyukai anjing.

Dong Min menghibur Tuan Apel. Soo Kwang memegang tangannya untuk menguatkannya. Tuan Apel mulai menangis. Ia meminta Dong Min menolongnya karena ia tidak mau bercerai. Ia ingin memperbaiki temperamennya. Dong Min berkata jika Tuan Apel sungguh-sungguh ingin memperbaiki temperamennya, maka perceraian itu bisa dihindari. Sesi terapi pun dilanjutkan.

 shot0101 shot0422

Setelah sesi terapi itu, Tae Yong mengantar Dong Min ke suatu tempat. Dalam perjalanan Tae Yong menceritakan tentang Jae Yeol, tapi tidak menyebutkan kalau itu Jae Yeol. Ia berkata temannya berbicara tentang seseorang padahal orang itu tidak ada. Dan juga berkelahi dengan dirinya sendiri seakan berkelahi dengan orang lain. Tapi di luar itu ia sangat normal.

Ia bertanya apakah mungkin orang yang sebenarnya sakit jiwa berperilaku normal setiap hari seperti layaknya orang normal. Tentu saja mungkin, kata Dong Min. Tae Yong bertanya apakah itu penyakit mematikan.

“Tidak mematikan. Meski aku tidak tahu apakah bisa disembuhkan atau tidak. Secara mengejutkan, itu adalah penyakit yang umum. Tapi aku tidak bisa memastikan hanya dengan mendengar apa yang kaukatakan padaku. Sepertinya ia perlu memeriksakan diri di rumah sakit.”

Dong Min turun dari mobil karena ia sudah terlambat dengan janji temunya. Tae Yong menelepon ibu Jae Yeol dan berkata akan mengunjunginya.

shot0423shot0103 

Rupanya Dong Min pergi untuk menemui mantan pengacara Jae Beom bersama Choi Ho. Tapi saat ia tiba, ia melihat Choi Ho sedang membujuk Pengacara Kang (yang sekarang adalah Profesor/dosen) agar tidak pergi. Pengacara Kang berkata tidak ada lagi yang bisa ia katakan pada Choi Ho. Meski Choi Ho membujuknya berkali-kali, Pengacara Kang tetap pergi.

Choi Ho memberitahu Dong Min kalau Pengacara Kang tidak mau membicarakan kasus Jae Beom. Dong Min marah-marah untuk apa Pengacara Kang datang kalau tidak mau bicara, menyia-nyiakan waktunya saja. Choi Ho mengakui ia tidak memberitahu Pengacara Kang sebelumnya kalau mereka akan membicarakan kasus Jae Beom.

Alasannya adalah karena Pengacara Kang berhenti menjadi pengacara dan beralih profesi menjadi pengajar setelah kasus Jae Beom.

“Beliau juga mengatakan bahwa putusan kasus itu omong kosong. Baik Jae Beom maupun Jae Yeol tidak bersalah atas kejahatan itu. Dan penjahat sebenarnya adalah orang lain.”

Dong Min terkejut mendengarnya. Orang lain??

shot0106 shot0111

Hae Soo dan Jae Yeol pergi berbelanja di supermarket. Hae Soo menanyakan pendapat Jae Yeol mengenai barang-barang yang hendak dibelinya, seperti saus, jus, dll. Tapi ia selalu memilih barang berlawanan dengan apa yang dipilih Jae Yeol. Jae Yeol pasang tampang “buat apa nanya kalau begituuuu…”

Ia bertanya apa Hae Soo benar-benar tidak berniat menikah. Hae Soo berkata ia masih baru dalam menjalin hubungan dan ia sudah cukup senang, jadi ia meminta Jae Yeol berhenti membicarakan pernikahan. Apa Jae Yeol juga seperti ini dengan wanita lain?

Jae Yeol jadi kesal. Ia meminta Hae Soo tidak mengungkit wanita lain lagi. Apa Hae Soo tidak punya etika? Apa Hae Soo merasa bisa bersikap seperti ini karena ia pria pertama baginya?

“Kalau begitu carilah orang lain. Tapi jika kau tidak akan melakukannya, maka diamlah.”

“Apa aku sebaiknya mencari orang lain?” ledek Hae Soo. Jae Yeol masih kesal dan tidak mengatakan apapun.

Hae Soo tiba-tiba mencium Jae Yeol. Jae Yeol terkejut karena Hae Soo melakukannya di tempat umum. Tapi Hae Soo berpendapat itu menyenangkan. Jae Yeol mau tidak mau tersenyum, speechless dengan wanita tak terduga seperti Hae Soo.

shot0117 shot0119

Mereka melanjutkan percakapan mereka di halaman rumah. Duh itu halamannya nyaman banget kayanya….tapi kalau di sini pasti banyak nyamuk >,<

Mereka membicarakan bayi. Hae Soo hanya ingin satu anak tapi secara mengejutkan Jae Yeol ingin 3 anak.

“Haei, punya 3 anak berarti akhir kehidupan seorang wanita. Apa kau tidak berpikir kau terlalu egois. Bukan kau yang akan membesarkan anak-anak itu.”

“Aku besar tanpa seorang ayah. Jadi impianku adalah membesarkan anak-anakku sendiri. Aku bahkan belajar mengurus bayi dari internet.”

Hae Soo berpendapat 3 anak tetap saja terlalu banyak. Apalagi bagi wanita yang memiliki karir. Jae Yeol berkata istrinya tidak bisa tetap berkarir, dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

Hae Soo melotot.

shot0128 shot0129

Jae Yeol menjelaskan bahwa ia sedang membicarakan situasi ideal. Bukankah Hae Soo yang menanyakan seperti apa pernikahan ideal bagi Jae Yeol? Hae Soo membenarkan dan membiarkan Jae Yeol melanjutkan.

“Setelah menikah, aku ingin memiliki kantor di luar rumah. Begitu aku pulang dari kantor, istriku sudah menunggu dengan makanan hangat di atas meja. Hanya itu yang harus istriku lakukan. Setelah makan malam bersama, aku akan mencuci piring. Lalu istriku…..” Ideal banget sih….terlalu ideal….

“Ia akan terlihat lelah dengan perut besar dan berceloteh soal mengurus anak, kan? Satu bayi di punggung, dan dua masing-masing di tangannya. Aku yakin ia akan menangis karena depresi mengurus bayi-bayinya sambil memelototimu dengan penuh kemarahan.”

Jae Yeol berkata hal itu tidak akan terjadi karena tiga anaknya akan dilahirkan dengan jarak 3 tahun. Jadi pada saat anak mereka tiga, dua anak sebelumnya sudah besar dan bisa bermain sendiri di kamar. Istrinya hanya perlu mengurus 1 bayi.

“Ah, tidak mungkin aku menjadi istrimu. Jika anak-anak itu berjarak 3 tahun, maka aku akan melahirkan bayi sampai aku berusia 40 tahun bahkan jika aku mulai memilikinya sekarang. Ah, tidak bisa. Tidak mungkin aku bisa melakukannya.”

“Benar juga. Kenapa kau begitu tua?” ledek Jae Yeol. Hae Soo tertawa.

shot0130 shot0132

Sekarang giliran Hae Soo. Ia berkata ia tidak suka pria profesional seperti Jae Yeol. Terlalu melelahkan. Ia lebih suka pria yang tinggal di rumah dan mengurus rumah juga. Dengan begitu ia bisa keluar dan mencari uang yang cukup untuk mereka berdua. Ia juga tidak peduli dengan pria kaya.

Jae Yeol menutup mata Hae Soo dengan tangannya dan menyuruh Hae Soo membayangkan suaminya nanti memakai celemek menelepon dan mencerewetinya agar cepat pulang karena makan malam sudah siap di meja. Hae Soo menggeleng.

“Aku sempurna untukmu. Kau sangat perhitungan dengan uangmu jadi kau tidak akan suka pengusaha karena kau akan takut mereka menghabiskan uangmu. Kau tidak akan suka pegawai sipil karena mereka terlalu stabil dan kau akan bosan. Kau juga tidak akan suka pria karir karena terus menerus mengkhawatirkan kenaikan jabatan. Kau tidak akan suka guru karena mereka tahu semuanya. Kau tidak akan suka musisi karena kau tidak akan suka musik mereka. Dan kau tidak akan suka seniman karena cat mereka akan terciprat ke mana-mana. Aku sempurna untukmu.”

Hae Soo menggeleng sambil tertawa membayangkannya.

“Tapi aku tidak mau menikah.”

“Aku belum memintamu untuk menikah denganku. Tapi aku masih sempurna untukmu.”

shot0140 shot0146

Jae Yeol mengajak Hae Soo masuk karena ia harus berkemas. Hae Soo mengancam jika Jae Yeol pindah dari kamar itu, ia akan mencari yang lebih keren dari Jae Yeol untuk pindah ke sana.

“Menemukan pria seperti itu tidak akan mudah,” balas Jae Yeol.

Hae Soo mengambil selang dan menyemprot Jae Yeol. Jae Yeol hendak merebut selang dari Hae Soo, tapi malah mengenai Soo Kwang yang baru pulang. Akhirnya mereka bertiga main air sambil tertawa-tawa gembira. Sigh…..seandainya mereka bisa terus seperti ini :(

 shot0158 shot0171

Keesokan paginya, Jae Yeol sudah siap pindah. Ia memasukkan barang-barangnya ke mobil. Ia kembali ke halaman untuk berpamitan. Hanya ada Soo Kwang dan Dong Min, Hae Soo tidak terlihat.

Soo Kwang meminta Dong Min memasang iklan untuk penyewa baru. Ia ingin teman serumah wanita cantik. Dong Min berkata tidak semua barang Jae Yeol dipindahkan. Soo Kwang berkata itu alasan yang bagus, apa Jae Yeol takut Hae Soo berselingkuh dengan pria lain hingga tetap meninggalkan barangnya di rumah mereka?

Jae Yeol meminta waktu lebih untuk menangani Hae Soo, setelah itu Soo Kwang boleh mendapat teman serumah wanita. Dong Min tertawa. Ia berkata hanya Jae Yeol yang bisa mentolerir Hae Soo. Siapa lagi yang bisa bersabar dengan temperamennya itu?

“Kau, Soo Kwang, dan aku tahu itu, tapi Hae Soo tidak menyadarinya. Jadi aku akan membiarkannya,” kata Jae Yeol.

Soo Kwang bertanya kenapa Hae Soo tidak keluar mengantar kepergian Jae Yeol. Dong Min berkata Hae Soo sudah pergi kerja. Tadi pagi ia melihat Hae Soo berkeliaran seperti zombie dengan rambut berantakan.Jae Yeol tersenyum.

Ia akan pergi sekarang untuk menghindari kemacetan. Dong Min setuju, perpisahan yang pendak dan manis. Jae Yeol melihat rumah itu lagi sebelum pergi.

shot0182 shot0188

Soo Kwang malah tampak tak rela Jae Yeol pergi. Ia memperlihatkan ponselnya pada Jae Yeol. Rupanya ada foto Soo Kwang yang dikirimkan Seo Nyeo berikut kata-kata bahwa ia mulai menyukai Soo Kwang dan ingin berpacaran dengan Soo Kwang. Ia berkata tidak akan mendua dan hanya akan berpacaran dengan Soo Kwang.

Soo Kwang berterima kasih. Ini semua berkat Jae Yeol. Mereka hi-five.

“Tapi, pepatah mengatakan orang yang mencintai lebih adalah orang yang lebih lemah. Aku tidak ingin menjadi yang lebih lemah kali ini. Apa kau tahu bagaimana aku bisa menjadi yang lebih kuat?” tanya Soo Kwang.

“Kau tidak menjadi yang lebih lemah karena kau mencintai lebih. Kau menjadi lebih lemah karena hatimu tidak bebas. Bukan menginginkan balasan cinta sebanyak yang kau berikan, tapi mengetahui bahwa kau bisa mencintai sudah cukup untuk membuatmu bahagia. Itulah yang disebut hati yang bebas.” Daleeeem bro XD

Soo Kwang memeluk Jae Yeol dan pergi dengan gembira. Jae Yeol tertawa lalu masuk dalam mobilnya. Ia melihat spion dan terkejut.

shot0194 shot0204

Dong Min berdiri di tengah kamar Jae Yeol. Ia ingat Hae Soo memberitahunya bahwa kunci obsesi Jae Yeol tersembunyi pada lukisan di kamar mandinya. Dan juga Jae Yeol tidak bisa tidur kecuali di kamar mandi.

Dong Min melihat kamar mandi Jae Yeol tidak terkunci. Ia masuk dan melihat bathtub Jae Yeol yang berisi bantal dan selimut, juga lukisan unta di dinding.

shot0207 shot0209

Jae Yeol menoleh ke kursi belakang. Hae Soo tersenyum lalu duduk. Rupanya ia bersembunyi di kursi belakang. Lalu Hae Soo menutupi wajahnya dengan ponsel. Di ponselnya muncul tulisan-tulisan berisi pesannya untuk Jae Yeol.

“Apa yang harus dilakukan Jae Yeol setelah pindah.

1. Melihat Ji Hae Soo setiap Jumat.

2. Makan tepat waktu

3. Tidak tidur di kursi tapi di bathtub

Aku malu mengakuinya, tapi kepindahanmu membuatku sedih. Dan aku merasa akan menangis. Karena itu aku mengatakannya melalui pesan ini. Selamat Tinggal..”

shot0213 shot0218

Hae Soo menurunkan ponselnya. Ia menangis. Mata Jae Yeol berkaca-kaca. Ia tersenyum sambil mengusap pipi Hae Soo. “Pergilah…” katanya pelan.

Hae Soo mengangguk dan keluar dari mobil Jae Yeol dengan sedih.

shot0224 shot0227

Jae Yeol menjalankan mobilnya pelan-pelan mengikuti Hae Soo. Namun saat di tikungan, ia tiba-tiba melihat Kang Woo bersepeda dari belokan dan hampir menabraknya. Jae Yeol membanting setir tapi malah hampir menabrak Hae Soo.

Hae Soo menoleh. Ia hendak menghindar dan terjatuh. Tepat saat itu mobil Jae Yeol membelok menjauhinya. Dan menabrak tembok.

“Jang Jae Yeol!!!” seru Hae Soo panik.

shot0237 shot0243

[Bersambung ke Bagian 2]

Komentar:

Hae Soo dan Jae Yeol masih bertengkar dan dengan cepat mereka berbaikan. Aku senang karena dalam drama ini….mereka berbicara. Benar-benar berbicara^^ And they’re so sweet too…

Setiap kesalahpahaman yang timbul selalu dibicarakan dengan apa adanya dan penuh kejujuran hingga tidak perlu waktu lama untuk berbaikan kembali. Itu pula yang membuat mereka makin mengenal satu sama lain dan makin mengerti.

Seperti percakapan mereka mengenai pernikahan. Jae Yeol selalu mengejutkan karena di balik pembawaannya yang cool dan perlente, ia ternyata seorang yang konservatif. Mungkin dilatarbelakangi keluarga yang broken, ia memimpikan keluarga ideal seperti di iklan-iklan TV.

Sementara Hae Soo yang seorang psikiater, sudah melihat begitu banyak masalah dalam hidup manusia, termasuk dalam keluarga. Ia tahu betul keluarga yang sebenarnya tidaklah seperti yang digambarkan dalam iklan TV atau film-film romcom. Ia jauh lebih realistis dibandingkan Jae Yeol. Tapi itu juga yang membuatnya menjauhi pernikahan.

Sayangnya walau hubungan mereka semakin dalam, tapi mereka berdua seperti bergerak di atas lapisan es yang sewaktu-waktu akan retak dan menenggelamkan mereka berdua. Apakah Hae Soo akan cukup kuat untuk mengangkat Jae Yeol agar tidak jatuh tenggelam? Atau ia akan ikut tenggelam?