Kamis, 28 Juli 2016

Sinopsis Mirror of The Witch Episode 20–END

snap-00218

Yeon Hee bangun dan tersenyum melihat Jun tertidur di dekatnya. Fiuhhh...kukira Jun pergi >,<

Jun terbangun. Ia berkata rasanya ia seperti bermimpi melihat Yeon Hee bersamanya. Yeon Hee bertanya apakah masih terasa seperti mimpi.

“Ya, aku tidak mau terbangun dari mimpi ini selamanya.”

Yeon Hee tersenyum.

snap-00008snap-00012

Terdengar suara Soon Deuk memanggil Jun. Jun dan Yeon Hee menemuinya dan bertanya ada apa Soon Deuk datang pagi-pagi begini. Soon Deuk nampak gugup.

“Ada apa? Kenapa kau ke sini lagi?” Yo Gwang menghampiri mereka. “Ini bukan tempat seperti penginapan di mana kau bisa datang dan pergi seenaknya. Sudah kubilang ini tempat suci.”

Jun bertanya apa yang dibawa Soon Deuk. Soon Deuk makin gugup dan tak bisa menjawab.

“Apa itu untuk Yo Gwang?” tanya Jun.

“Untukku?” tanya Yo Gwang cuek.

“Bukan! Apa aku gila? Ini punyaku,” jawab Soon Deuk cepat.

“Jika itu punyamu, kenapa dibawa ke sini? Apa untuk pamer?” ujar Yo Gwang.

“Iya untuk pamer! Memangnya kenapa?” kata Soon Deuk.

Jun mengambil bungkusan itu dan membukanya. Dari baunya ia langsung mengenali kalau itu obat untuk luka tusukan, misalnya seperti perut Yo Gwang ditikam pisau. Yo Gwang langsung pura-pura sakit.

Soon Deuk mengomel pura-pura merasa ditipu tukang obat. Ia berkata yang ia beli adalah obat untuk sakit perut. Jun dan Yeon Hee tersenyum penuh arti. Soon Deuk makin malu. Ia mengambil obat itu dari Jun dan memberikannya pada Yo Gwang.

“Ambillah atau buang saja, terserah padamu. Aku sibuk,” Soon Deuk buru-buru pergi.

“Aku tidak sakit perut, aku terkena luka tusuk!” seru Yo Gwang polos.

snap-00030snap-00033

Jun dan Yeon Hee tersenyum geli. Jun menyusul Soon Deuk. Ia berkata jika Soon Deuk mengkhawatirkan Yo Gwang kenapa tidak ditanyakan saja. Kenapa bersikap seperti ini?

Soon Deuk menyangkal ia mengkhawatirkan Yo Gwang. Ia seorang penipu ulung yang biasa berbohong tapi kali ini jelas-jelas terlihat kalau ia berbohong. Jun bertanya apa Soon Deuk menyukai Yo Gwang.

“Tidak mungkin! Tidak, apa aku gila? Aku suka pria rapi, baik tubuh maupun pikirannya.”

Jun tersenyum mengangguk. Sudah kubilang tidak, kata Soon Deuk.

“Untuk apa malu? Pria dan wanita dewasa bebas untuk saling menyukai.”

Soon Deuk berkata yang paling ia sukai di dunia ini adalah uang. Dan yang paling ia benci adalah menjadi beban bagi orang lain. Mendengar perkataan itu, Jun terlihat bersimpati.

snap-00051snap-00052

Ia lalu membuat ramuan. Yeon Hee bertanya apa yang sedang Jun lakukan. Jun berkata ia ingin membantu seseorang. Siapa? Seorang yang selalu menggerutu dan protes. Yeon Hee langsung tahu siapa yang dimaksud dan dengan gembira ikut membantu.

Soon Deuk tidak bisa lupa saat Yo Gwang menarik tangannya dan melindunginya ketika Hyun Seo datang ke kuil Chungbing. Perhatiannya teralihkan saat ia melihat sosok mencurigakan yang familiar. Ia melihat Heo Ok diam-diam pergi ke suatu tempat.

Karena curiga, ia mengikuti Heok Ok dan melihat Heo Ok pergi ke tempat penampungan orang-orang yang akan pergi ke Cina. Hmm..akhirnya ia memutuskan untuk melarikan diri.

snap-00064snap-00070

Jun dan Yeon Hee pergi mencari Soon Deuk. Mereka memberikan ramuan Keberanian pada Soon Deuk. Ia mengira Jun hendak menjual obat padanya. Ia tidak mau.

“Minum ini jika kau ingin hubunganmu berjalan baik dengan Yo Gwang.”

Soon Deuk bersikeras ia tidak menyukai Yo Gwang. Jun tertawa. Ia memberikan ramuan itu dan berkata terserah Soon Deuk mau meminumnya atau tidak.

Sebelum Jun pergi, Soon Deuk memberitahunya mengenai Heo Ok. Jun berkata ia tidak ada hubungannya dengan Heo Ok dan ia tidak punya waktu untuk memikirkannya.

snap-00081snap-00088

Tapi pada kenyataannya, Jun tidak bisa tidak memikirkannya. Yeon Hee menyuruh Jun pergi memeriksa keadaan Heo Ok jika hal itu memang mengganggunya. Jun berkata lebih baik ia tidak bertemu lagi dengan Heo Ok.

Yeon Hee bertanya bagaimana jika nanti Jun menyesalinya. Hal ini hanya akan meninggalkan beban di hati Jun jika tidak diselesaikan.

Waktunya untuk para pelarian pergi ke kapal. Heo Ok terus didorong oleh yang lainnya hingga ia terakhir keluar.

Jun sudah menantinya dan bertanya apa yang Heo Ok lakukan di sini. Heo Ok nampak ketakutan. Jun bertanya apa Heo Ok benar-benar hendak melarikan diri ke Cina padahal tahu apa yang akan terjadi pada mereka yang tertangkap.

“Memangnya kenapa? Apa kau akan menangkapku? Apa kau membawa polisi?”

“Untuk apa aku melakukannya?” ujar Jun. “Jika kau melarikan diri sekarang, selamanya kau akan hidup dalam pelarian, dalam ketakutan dan penderitaan.”

Heo Ok bertepuk tangan dengan sinis memuji Jun sangat keren. Ia mengira Jun sedang mengejeknya karena jadi menyedihkan seperti ini. Memangnya apa hebatnya Jun?

“Menyedihkan? Apa kau tahu apa artinya hidup menyedihkan? Jangan melarikan diri seperti pengecut. Jika kau melakukan kesalahan, bertanggungjawablah. Akui kesalahanmu dan hadapi akibatnya. Itu adalah kesempatan terakhirmu untuk menjalani hidup terhormat,” kata Jun dengan emosi. Lalu ia pergi.

“Aku juga ingin hidup dengan baik!” seru Heo Ok.

Yeon Hee yang sejak tadi melihat percakapan mereka menghampiri Heo Ok. Ia berkata tidak mudah mengakui kesalahan tapi jangan buang kesempatan terakhir yang diberikan Jun padanya. Ia menyerahkan ramuan Sadar Diri pada Heo Ok.

snap-00106snap-00110

Soon Deuk pergi ke kuil Chungbing. Yo Gwang bertanya apa tempat ini sekarang menjadi rumah Soon Deuk.

“Ahjusshi, aku datang untuk mmebuat keributan.”

“Apa yang hendak kauributkan sepagi ini?”

Soon Deuk menggenggam botol ramuan yang sudah kosong kuat-kuat. Ia bertanya kenapa pada hari itu Yo Gwang memegang tangannya. Yo Gwang bertanya apa Soon Deuk mabuk? Pegang tangan apaan?

“Kau memegang tanganku pada hari kau ditikam oleh Tuan menakutkan itu. Ini, tangan yang ini,” Soon Deuk mengulurkan tangannya.

snap-00118snap-00123

Yo Gwang berkata itu karena ia khawatir Soon Deuk terluka. Soon Deuk bertanya kenapa Yo Gwang menyelamatkannya dan selalu curhat padanya.

“Gadis ini selalu bicara omong kosong. Jadi apa yang kau ingin kulakukan? Meminta maaf? Baik, aku minta maaf karena sudah memegang tanganmu. Aku minta maaf sudah merusak hidupmu. Maaf, yaaaaa...” kata Yo Gwang sedikit kesal.

“Bukan, karena ahjusshi terus melakukan ini, aku sekarang...s..su..”

“Apa lagi?” sergah Yo Gwang kesal.

“Suka padamu. Aku sekarang suka padamu.”

Yo Gwang terkejut. Soon Deuk berkata Yo Gwang tak perlu khawatir. Ia tidak suka menjadi beban bagi orang lain jadi ia tidak akan mengganggunya. Ia datang untuk mengatakan itu.

“Kurasa aku tidak punya alasan untuk menemuimu lagi jadi jangan khawatir,” kata Soon Deuk. Ia beranjak pergi dan bergumam kalau sekarang ia merasa lega sudah mengungkapkan perasaannya.

“Siapa bilang kau beban? Kau tidak mengganggu dan tidak membebani sama sekali. Jadi jangan katakan kita tidak akan bertemu lagi semudah itu. Apa kau pikir semudah itu orang bisa bertemu di tempat suci seperti ini? Lakukan apa yang perlu kau lakukan, anggap seperti rumahmu sendiri,” Yo Gwang tersenyum.

snap-00132snap-00144

Heo Ok meminum ramuan dari Yeon Hee lalu menyerahkan diri.

Tinggal satu lilin yang tersisa (dan satu hari tersisa). Yeon Hee terlihat sangat gembira. Meski ada kesedihan di mata Jun, tapi ia tersenyum melihat kebahagiaan Yeon Hee. Ia mengajak Yeon Hee pergi.

Jun membawa Yeon Hee ke sebuah rumah kosong di tengah hutan. Ia mengajak Yeon Hee tinggal di sana hari itu. Di sekitar tempat itu tidak ada orang alin selain mereka. Dan itu yang paling ia sukai.

“Tapi bagaimana dengan lilin terakhir?” tanya Yeon Hee.

“Jangan khawatir, aku sudah menemukan seseorang untuk menyalakannya,” Jun tersenyum. Ia berkata hari ini saja mereka bisa melupakan kutukan dan lilin. “Mari kita hanya memikirkan kau dan aku hari ini saja. Kau akan melakukan itu untukku, kan?”

Yeon Hee tersenyum dan menggangguk.

snap-00159snap-00181

Mereka berjalan-jalan di kota seperti pasangan biasa. Saat mereka bersenang-senang menghabiskan waktu bersama dan berbelanja, Yeon Hee sempat melihat Hong Joo menatapnya dari kejauhan. Tapi saat ia melihatnya kembali, Hong Joo sudah tidak ada. Yeon Hee tidak menceritakannya pada Jun.

Dalam perjalanan pulang, Yeon Hee berhenti saat melihat ada upacara pernikahan di sebuah rumah warga. Ia mengamati bagaimana pengantin pria dan pengantian wanita saling memberi hormat dengan penuh kebahagiaan. Dan Jun menyadari itu.

snap-00194snap-00196

Mereka kembali ke “rumah mereka”. Memasak sambil bergurau, membuat layangan dengan gambar wajah mereka di atasnya, lalu menerbangkannya dengan gembira. Waktu berlalu begitu cepat saat mereka bersama.

snap-00209snap-00212

Yo Gwang minum-minum di kedai arak ditemani Soon Deuk. Yo Gwang minum karena ia sangat sedih. Jun yang memintanya mencarikan rumah kosong karena ia ingin menghabiskan waktu berdua bersama Yeon Hee hari ini. Yo Gwang hendak memberitahu Jun mengenai lilin terakhir tapi ia tidak tega.

Jun berkata ia sudah mengenai halaman terakhir Mauigeumseo dari Hyun Seo. Lilin terakhir Yeon Hee akan dinyalakan olehnya. Yo Gwang terhenyak menyadari Jun dengan rela mengorbankan diri.

snap-00224snap-00225

Karena itu ia dirundung kesedihan dan pergi minum-minum. Soon Deuk khawatir dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

“Aku benci langit. Apakah takdir itu semacam gurauan? Yeon Hee yang malang....Jun lebih malang. Apa-apaan ini?” katanya marah.

Soon Deuk menghalangi Yo Gwang minum lebih banyak karena lukanya baru sembuh. Yo Gwang bertanya apa Soon Deuk sudah berapa kali ia nyaris mati. Ia berteriak meminta minuman lagi. Soon Deuk pergi untuk mengambilkannya.

snap-00229snap-00231

“Kau seharusnya menghargai hidupmu jika kau diselamatkan dari kematian,” kata seorang pria paruh baya misterius berpakaian hitam-hitam yang duduk membelakangi Yo Gwang.

Yo Gwang bertanya apa orang itu bicara padanya. Orang itu ternyata adalah orang misterius yang membangkitkan Yo Gwang dan ia juga membawa buku seperti Mauigeumseo.

Orang itu berkata memang takdir yang menyedihkan karena salah satu dari mereka berdua (Jun dan Yeon Hee) harus mati. Namun Yo Gwang belum menyadari kalau orang itu membicarakan Jun dan Yeon Hee. Ia berkata pada akhirnya semua orang akan mati.

Orang itu menyerahkan botol ramuan pada Yo Gwang.

“Ini adalah ramuan Pengorbanan. Berikan pada laki-laki itu. Ia bisa pergi tanpa merasakan sakit sama sekali. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk kalian. Katakan padanya jangan merasa tertekan. Pengorbanannya akan menyelamatkan ratusan....bukan, ribuan orang.”

Lalu orang itu pergi. Yo Gwang mengejarnya tapi orang itu sudah lenyap.

snap-00235snap-00240

Yeon Hee dan Jun tertidur di “rumah mereka”. Tiba-tiba Yeon Hee terbangun karena merasakan sesuatu. Ia memeriksa keluar tanpa membangunkan Jun. Tak ada seorangpun di sana tapi ia melihat sebuah surat tergulung di tanah. Ia membaca surat itu lalu pergi.

Ternyata ia menemui Hong Joo yang sudah menunggunya di hutan. Ia bertanya apa Hong Joo hendak menghalanginya lagi. Hong Joo berkata ia sudah tidak lagi memiliki cara untuk membunuh Yeon Hee jadi bagaimana bisa ia melakukannya. Ia datang untuk mengatakan sesuatu. Yeon Hee berkata ia tidak ingin mendengarnya.

“Apa kau sudah dengar mengenai halaman terakhir Mauigeumseo? Belum, kan? Tentu saja, karena Tuan (Hyun Seo) menyembunyikannya darimu. Hanya pengorbanan cinta sejati yang bisa menyalakan lilin terakhir. Itulah yang tertulis pada halaman terakhir.

Benar, orang itu pasti Heo Jun. Dia yang akan menyalakan lilin terakhir untukmu. Heo Jun takkan ragu menyerahkan nyawanya untukmu.”

“Bohong...” Yeon Hee menolak untuk percaya.

“Sayang sekali kau memimpikan hidup bersamanya selamanya.”

“Aku tidak percaya padamu,” kata Yeon Hee dengan mata berkaca-kaca.

Ia berbalik pergi. Hong Joo tersenyum.

snap-00249snap-00252

Yeon Hee memikirkan kata-kata Hong Joo. Juga kata-kata Jun kalau ia sudah menemukan orang yang bisa menyalakan lilin terakhir.

Jun menanti Yeon Hee dengan khawatir karena ia bangun dan tidak menemukannya. Ketika Yeon Hee pulang ia langsung menegurnya. Tapi Yeon Hee langsung memeluknya tanpa mengatakan apapun.

“Ada apa? Apa kau terluka?” tanya Jun bingung.

Yeon Hee makin mengetatkan pelukannya sambil diam-diam menangis. Jun bertanya apa karena Yeon Hee mengkhawatirkan lilin terakhir. Ia berusaha menahan perasaannya sendiri dan menenangkan Yeon Hee. Mereka akan menyalakan lilin terakhir.

snap-00264snap-00266

“Bagaimana caranya?” tanya Yeon Hee. “Apa kau akan mati untukku?”

Jun tertegun karena Yeon Hee sudah tahu.

“Kau seharusnya melarikan diri. Kudengar kau harus mati. Aku menyebabkan kematianmu. Kau seharusnya melarikan diri bagaimanapun caranya. Bagaimana denganku? Setelah aku kehilanganmu, bagaimana denganku?” Yeon Hee menangis.

Ia berkata bukankah Jun berkata akan melakukan apapun yang diinginkannya. Ia menyuruh Jun pergi. Jun berkata ia tidak akan pergi kemanapun. Yeon Hee berkata hal yang paling ia takutkan setelah menghabiskan waktu bersama adalah Jun mati karena dirinya.

“Jadi kumohon...pergilah...”

snap-00279snap-00280

Hyun Seo menemui Poong Yeon. Ia meminta Poong Yeon menyalakan api suci untuk membakar Hong Joo jika kutukan dipatahkan malam ini.

“Apa yang akan terjadi pada Ayah jika Hong Joo mati?”

“Ayah akan memikirkannya setelah ia mati.”

Poong Yeon menatap ayahnya dengan khawatir. Hyun Seo tersenyum menenangkannya.

snap-00281snap-00284

Yeon Hee menemui Jun dan berkata ada sesuatu yang ingin ia lakukan bersamanya. Ah, mereka mengadakan upacara pernikahan seperti yang dilihat Yeon Hee di kota. Yo Gwang yang menikahkan mereka...dengan serius tentunya.

Jun dan Yeon Hee saling membungkuk memberi hormat lalu tersenyum. Yo Gwang mengetuk meja agar mereka serius. Keduanya bangkit berdiri lalu minum arak pernikahan. Yo Gwang menyatakan keduanya sebagai suami istri.

“Kurasa aku melupakan sesuatu,” kata Jun dengan suara tertahan. Ia meminta mereka menunggu sebentar.

snap-00291snap-00294

Jun pergi mengambil rangkaian bunga untuk rambut Yeon Hee. Saat itulah ia tidak bisa menahan perasaannya lagi dan mulai menangis.

Yeon Hee mulai menangis dan berkata pada Yo Gwang kalau ia berharap setidaknya memiliki 1 hari lagi bersama Jun.

snap-00309snap-00312

Setelah bisa mengendalikan perasaannya, Jun kembali membawa rangkaian bunga dan memasangkannya di rambut Yeon Hee. Mereka saling bertatapan dan tersenyum penuh haru.

“Sekarang kita sudah resmi menikah. Kau tidak bisa pergi ke manapun lagi,” kata Jun.

Yeon Hee mengangguk.

“Aku sangat menyukaimu, Yeon Hee....”

“Aku juga menyukaimu,” Yeon Hee menahan tangisnya. Ia berkata ia ingin berjalan-jalan dengan Jun. Jun mengiyakan.

snap-00315snap-00321

Saat Yeon Hee tidak ada, Jun memberitahu Yo Gwang kalau waktu Yeon Hee tidak lama lagi. Yo Gwang memberikan ramuan Pengorbanan pada Jun dan meminta maaf.

Jun dan Yeon Hee duduk melihat bintang. Yeon Hee merasakan sakitnya semakin tka tertahankan dan jatuh pingsan. Jun menatapnya dengan sedih.

“Selama aku bekerja keras untuk menyelamatkan nyawamu, kau membantuku untuk hidup. Sekarang aku ingin menjadi seseorang yang menyelamatkan hidup orang yang kucintai. Kuharap dalam saat terakhirku bersamamu, perasaan tulusku sudah cukup.”

Jun meminum ramuan Pengorbanan lalu membaringkan dirinya di sisi Yeon Hee.

snap-00335snap-00337

Yo Gwang melihat bintang Utara jatuh. Ia kembali ke kuil Chungbing untuk memeriksanya. Ia terkejut saat melihat lilin terakhir tidak menyala.

Ia bergegas pergi mencari Jun dan Yeon Hee dan hanya menemukan Jun seorang diri terbaring di atas batu. Yo Gwang membangunkan Jun dengan panik. Jun bangun dan terkejut melihat Yeon Hee tidak ada di sisinya. O-ow...

Yeon Hee berjalan seorang diri menyusuri hutan. Jun mencari-cari Yeon Hee dan berteriak memanggil namanya.

“Jun...kuharap kau tidak terlalu terluka dan hanya sedikit merindukanku. Aku akan menyimpan hari-hari yang kita lalui bersama, yang tidak akan bisa kita lalui lagi. Ingatlah hari-hari itu. Jika kau sangat merindukanku, aku yakin kita akan bertemu kembali suatu hari nanti,” Yeon Hee meminum ramuan Pengorbanan yang asi. “Terima kasih untuk semuanya. Aku mencintaimu, Jun.”

Lilin terakhir menyala.

snap-00345snap-00351

Hyun Seo menemui Hong Joo. Tepat saat lilin menyala, Hong Joo diserang oleh rasa sakit yang amat sangat. Hyun Seo melihatnya dengan sedih.

“Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau lega melihatku akan mati seperti ini? Apa kau senang? Kau puas? Aku benci tatapan seperti itu,” ujar Hong Joo. Ia benci tatapan yang mengasihaninya. Ia hanya berjuang bertahan hidup.

“Apa kau pikir semua sudah berakhir? Tidak...penderitaan ini...kutukan ini...tidak akan berakhir hanya karena kematianku. Negeri ini menjadi seperti ini menurutmu karena aku? Selama orang menganggap langit yang memilih penguasa negeri ini dan mengikutinya tanpa tahu mana yang benar atau salah, rakyat akan terus menderita hingga nafas terakhir mereka selama ratusan maupun ribuan tahun.”

Hong Joo memuntahkan darah dan mengerang-erang kesakitan hingga ia lemas. Ia berusaha memanggil Hyun Seo dan mengulurkan tangannya.

“Kita semua menjalani hidup yang dikutuk,” kata Hyun Seo.snap-00365snap-00368

Ia mengangkat Hong Joo dan mendekapnya. Lalu ia menggendongnya ke tempat pembakaran di mana Poong Yeon telah menyalakan api suci.

Hong Joo sangat lemah hingga tidak bisa mengatakan apapun lagi. Hyun Seo bertanya apakah rasanya sakit. Itu adalah rasa sakit yang dideritanya dan sekarang berbalik pada Hong Joo.

“Hong Joo....bagaimanapun juga, dosa-dosa kita tidak bisa diampuni. Bawalah kutukan itu bersamamu dan pergilah. Aku akan pergi bersamamu.”

snap-00377snap-00379

Hong Joo mengangguk pelan lalu memeluk Hyun Seo erat-erat. Hyun Seo menggendongnya mendekati api. Poong Yeon melihat itu dan memberi hormat.

Tadinya ia mengira ayahnya hanya akan meletakkan Hong Joo dalam api. Ia terkejut saat melihat ayahnya menoleh lalu tersenyum padanya. Dan melangkah memasuki api bersama Hong Joo.

Ketika ia sadar apa yang dilakukan ayahnya, semua sudah terlambat. Ia berteriak memanggil ayahnya. Hyun Seo tersenyum pada Hong Joo. Hong Joo memejamkan matanya dengan pasrah. Api suci melahap tubuh mereka. Asap hitam keluar dari api tersebut. Poong Yeon menangis memanggil ayahnya.

snap-00389snap-00393

Ibu Suri melihat perubahan pada langit Joseon. Awan hitam berlalu. Langit kembali cerah. Namun Ibu Suri nampak sedih seakan merasakan terjadi hal yang buruk.

Jun kembali ke kuil Chungbing. Lilin terakhir yang menyala menjadi bukti kalau Yeon Hee sudah tiada. Yo Gwang dan Poong Yeon juga melihatnya. Poong Yeon nampak terpukul. Jun menangis pilu.

snap-00398snap-00401

Beberapa waktu kemudian....

Jun mengikuti ujian menjadi pejabat kerajaan. Ia mengikuti ujian bidang obat-obatan dan ilmu pengetahuan umum. Ia menuliskan jawaban pertanyaan yang diberikan dengan serius. Dan semua orang heran melihat ia menyelesaikan dengan sangat cepat, pertama dari peserta lainnya.

Yo Gwang dan Soon Deuk menyambutnya saat ia keluar. Yo Gwang mengenakan pakaian biasa sekarang dan lebih rapi. Soon Deuk sudah menggulung rambutnya, tanda ia sudah menikah. Mereka suami-istri.

Keduanya mengira Jun gagal ujian saking cepatnya keluar. Apalagi melihat ekspresi Jun yang muram. Soon Deuk menghiburnya dengan menraktir Jun minum sepuasnya di penginapannya. Tapi Jun minta maaf dan menolak karena ada orang yang ia ingin temui. Yo Gwang berkata Jun bisa ikut tes lagi tahun depan.

snap-00403snap-00410

Setelah Jun pergi, Yo Gwang protes karena tadi Soon Deuk hendak menraktir Jun minum sepuasnya. Ia bilang mereka harus hemat.

“Memangnya itu penginapan Ahjusshi? Itu milikku,” sembur Soon Deuk.

“Kenapa itu milikmu? Itu milik kita,” protes Yo Gwang.

Soon Deuk menggerutu sambil berjalan pergi. Yo Gwang merangkulnya sambil terus berdebat dengan lucunya.

snap-00418snap-00423

Ternyata Jun pergi menemui Poong Yeon yang akan pergi meninggalkan ibukota. Poong Yeon sudah mendengar kalau Jun mengikuti ujian. Jun berkata ia ingin memenuhi janjinya pada Yeon Hee.

“Benar, aku percaya kau bisa melakukannya.”

Jun bertanya apakah Poong Yeon benar-benar harus pergi. Poong Yeon menjawab ia ingin berpetualang, belajar banyak hal baru dan menolong banyak orang. Itu adalah tujuan hidupnya. Jun mendoakan kesehatannya dan mereka pun berpisah.

snap-00426snap-00427

Jun telah menjadi seorang tabib. Raja Seonjo senang kembali bertemu dengan Jun meski ia tidak mau memperlihatkannya. Ia bergurau Jun tidak cocok dengan seragam tabib. Jun tahu itu sambutan Raja terhadapnya. Ia berkata ia juga senang bisa kembali bertemu dengan Raja.

“Bagaimana bisa seorang yang begitu berani berbicara sepertimu menjadi seorang tabib?”

“Ada buku yang ingin hamba tulis sebelum hamba mati. Buku yang bisa menyembuhkan tubuh dan pikiran. Meski hamba tidak bisa merawat sendiri semua orang di dunia ini, sebuah buku bisa membantu banyak orang yang sakit. Seperti yang pernah hamba lakukan.”

Raja berkata ia tidak memerlukan buku seperti itu. Tapi setelah berjalan beberapa langkah ia menoleh.

“Tabibku, Heo Jun. Aku pasti ingin membaca buku itu sebelum aku mati,” katanya sambil tersenyum.

Heo Jun memberi hormat sambil tersenyum. Sayangnya...dalam sejarah, Raja Seonjo meninggal dunia sebelum Heo Jun menyelesaikan bukunya. Buku itu selesai ditulis pada pemerintahan Raja Gwanghae, putera Raja Seonjo.

snap-00436snap-00446

Jun berjalan ke kuil Chungbing. Lilin-lilin di tempat itu telah kembali padam. Ia tersenyum meski ada kesedihan dan kesepian di matanya.

snap-00448

40 tahun kemudian....

Heo Jun yang sudah tua sekarang mengabdikan dirinya untuk mengajar anak-anak. Seorang anak berkata ia ingin menjadi tabib hebat seperti Jun setelah besar nanti. Ia bertanya apa yang harus ia lakukan.

“Seorang tabib yang baik tidak memeriksa tubuh lebih dulu. Seorang tabib yang baik adalah mereka yang melihat hati lebih dulu. Kau harus pandai membaca perasaan orang lain agar bisa menjadi tabib yang baik. Apa kalian mengerti?”

snap-00450snap-00455

Jun akhirnya menyelesaikan bukunya yang berjudul Dongui Bogam (Mirror of the Eastern Medicine – buku berharga mengenai pengobatan tradisional yang sampai sekarang masih dijadikan acuan di Korea). Muridnya kagum dan ikut senang dengan selesainya buku itu.

“Tapi guru, aku masih penasaran akan sesuatu. Mengenai beberapa hal yang tertulis dalam Dongui Bogam. Ada beberapa yang membicarakan ramuan untuk melihat hantu atau membuat orang jatuh cinta. Itu bukanlah ilmu pengobatan.”

“Ilmu pengobatan bukan hanya mengenai ramuan obat,” Jun menjawab sambil tersenyum.

snap-00457snap-00461

Mereka berangkat pergi ke ibukota. Di tengah perjalanan Jun tua nampak kelelahan. Nafasnya tersengal-sengal dan tak sanggup berjalan lagi. Ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Muridnya pergi ke sungai untuk mengambil air.

Jun duduk beristirahat mengamati keadaan sekitarnya. Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat sesuatu yang sangat dikenalnya. Layang-layang Yeon Hee.

snap-00465snap-00468

Seakan hilang rasa lelahnya, Jun tua setengah berlari mencari tempat dari mana layang-layang itu diterbangkan. Ia tiba di sebuah rumah yang tidak berbeda jauh dengan rumah Yeon Hee di Hutan Hitam.

Jun berjalan melewati pintu gerbang rumah itu. Dan ia kembali menjadi Jun muda. Jun melihat kertas warna-warni digantung di depan rumah. Berbagai layang-layang berbaris di sana. Ia melihat peralatan membuat layang-layang dan menyadari siapa yang tinggal di rumah tersebut.

snap-00475snap-00483

Dengan mata berkaca-kaca ia berbalik. Yeon Hee menatapnya sambil tersenyum. Jun tersenyum lega penuh kerinduan dan kebahagiaan. Mereka telah kembali bersama.....dan kali ini untuk selamanya dalam keabadian.

snap-00492snap-00496

The End.

Komentar:

Saat pertama kali menonton episode terakhir ini, ada kekecewaaan karena mereka baru bertemu setelah Jun meninggal dunia. Yup, aku yakin Jun meninggal di bukit tersebut dan bertemu dengan Yeon Hee dalam kehidupan setelah kematian. Aku berpikir kenapa salah satu dari mereka harus mati dan baru bertemu kembali begitu lama.

Tapi saat menonton ulang sambil membuat sinopsisnya, aku merasa endingnya sangat indah. Setelah kematian Yeon Hee, Jun tidak pernah tersenyum bahagia seperti saat ending (bahkan mungkin sebelum kematian Yeon Hee juga karena hubungan mereka selalu dibayang-bayangi oleh kutukan itu). Ia menjalani hidupnya dengan bermakna bagi orang lain dan tidak membiarkan pengorbanan Yeon Hee sia-sia. Seperti yang dikatakan Yeon Hee sebelum mati, mereka akan bertemu kembali kelak jika Jun sangat merindukannya.

Mengenai salah satu dari mereka harus mati, nampaknya tidak terhindarkan lagi mengingat kutukan itu sejak awal memang mengakibatkan kematian bagi orang-orang yang menyayangi Yeon Hee. Itu akibat yang tak terhindarkan lagi akibat kesalahan Ibu Suri dan sihir hitam Hong Joo.

Apalagi ending drama seperti ini memang jarang yang happy ending banget. Contoh: Gu Family Book yang sampai akhir tidak ketemu bukunya malah ketemu reinkarnasi kekasihnya. Faith, Arang and The Magistrate, Rooftop Prince, Scholar Who Walks The Night. Semuanya endingnya saling bertatapan dan tersenyum. Mungkin yang paling happy ending The Moon that Embraces The Sun ^^

Akhir hidup Hong Joo agak kurang menggigit mengingat kutukan yang diucapkan Hae Ran jauh lebih mengerikan mengenai akhir hidup Hong Joo. Apalagi sampai akhirpun ia tidak merasa dirinya salah dan tidak bertobat meski ia pasrah untuk mati.

Ia sengaja menemui Yeon Hee dan memberitahu halaman terakhir itu karena ia tahu Yeon Hee akan menghalangi Jun mengorbankan diri hingga kutukan itu tidak bisa terangkat. Mungkin ia tidak menduga kalau Yeon Hee sendiri yang memilih untuk mengorbankan diri setelah selama ini berjuang keras untuk bertahan hidup. Sebuah ironi karena Yeon Hee ingin mengangkat kutukan itu agar ia bertahan hidup namun pada akhirnya memutuskan untuk mati demi orang yang ia cintai.

Sebenarnya, aku merasa Yeon Hee yang berkorban tapi Jun yang menderita. Seandainya Jun yang mengorbankan diri maka Yeon Hee yang akan menderita hidup tanpa suaminya. Bersyukurlah jika dalam hidup ini kita tidak harus membuat pilihan seperti itu >,<

Meski aku sangat menyukai dan menikmati drama ini, harus kuakui tetap ada kelemahannya. Contohnya orang yang menyelamatkan Yo Gwang sama sekali tidak dijelaskan. Jadi aku menganggapnya mungkin ia seorang pendeta seperti Hyun Seo yang mungkin lebih hebat.

Lalu mengenai bintang Utara yang terlihat lenyap sebelum Yeon Hee meminum ramuan itu. Yah...anggap saja beda beberapa menit kali ya ;p Yo Gwang yang sepertinya tidak bertambah tua meski sudah berlalu waktu 27 tahun sejak kematian Raja Injo hingga akhir drama ini.

Juga mengenai Heo Ok yang jarak antara waktu minum obat Sadar Diri dan menyerahkan diri sangatlah pendek, berbeda dengan Poong Yeon yang diberikan waktu untuk menyadari kesalahannya. Akibatnya efek sadar diri Heo Ok kurang terasa.

Lalu bagaimana dengan ibu Heo Ok dan ibu Poong Yeon yang sama sekali tidak disebutkan lagi. Apa ibu Poong Yeon tidak tahu kalau suaminya masih hidup? Seharusnya ibu Poong Yeon diceritakan sudah meninggal saja dalam periode 5 tahun Yeon Hee tinggal di kuil Chungbing.

Tapi terlepas dari beberapa detil yang mungkin terlewatkan oleh drama ini, secara keseluruhan aku menyukai drama ini. Dari segi sinematografinya (meski akan lebih bagus kalau tidak terlalu gelap di episode-episode awal). Ostnya hanya 2 lagu tapi selalu menyentuh hati. Soound effect yang tepat terutama saat sihir hitam berlangsung. Creepy >,<

Dan yang tidak terlupakan adalah akting para pemerannya. Kim Sae Ron masih muda namun mampu menampilkan emosi yang tepat. Aku paling suka ekspresinya saat ia marah pada Hong Joo dan mencekiknya. Sadis ya aku hahaha^^

Yoon Shi Yoon (Jun), Kwak Shin Yang (Poong Yeon), Lee Je Hoon (Raja Seonjo), Lee Sung Jae (Hyun Seo), Lee Yi Kyung (Hyun Seo), Do Hee (Soon Deuk) dan Jang Hee Jin (Ibu Suri) mampu memerankan peran mereka dengan baik dan konsisten.

Aku sangat terkesan dengan akting Yeom Jung Ah sebagai Hong Joo. Karakternya antagonis tapi kepandaiannya memanipulasi dan mempengaruhi orang memang luar biasa. Mungkin kalau ia berubah profesi menjadi sales, ia akan sukses besar ;)

Selain itu yang menonjol dari drama ini adalah kesan cerita dongeng yang kuat. Bahkan di saat terakhir sempat terasa ada kisah Romeo dan Juliet hehe... Dan kisah dongeng biasanya membekas di hati , bukan? Winking smile

Terima kasih teman-teman telah dengan sabar menanti sinopsis hingga selesai. Sampai bertemu di drama berikutnya yang tak kalah misteriusnya hehe.. Aku akan kembali bersama Lee Jong Suk di W: Two Worlds ^^