Kamis, 23 Juni 2016

Sinopsis Mirror of The Witch Episode 11


Jun dan Yo Gwang terus mengejar namun mereka kehilangan jejak Yeon Hee. Akhirnya mereka menyerah.

Barulah Jun menyadari siapa orang yang tadi menyerangnya hingga ia terpisah dari Yeon Hee. Ia marah dan bertanya kenapa Yo Gwang melakukan itu.

Tak lama kemudian Poong Yeon menyusul mereka. Yo Gwang terkejut melihat Poong Yeon dalam keadaan baik (tidak terpengaruh lagi oleh kutukan Yeon Hee). Poong Yeon bertanya di mana Yeon Hee.


Si Jubah Merah meletakkan Yeon Hee yang tak sadarkan diri di sebuah dipan. Dipan yang sama dengan yang dilihat Yeon Hee dalam mimpinya.

Jubah Merah membuka topengnya dan ia benar-benar adalah Sol Gae. Ia dalam keadaan sadar, tidak seperti dalam pengaruh sihir hitam.

Hyun Seo terkejut saat melihat Yo Gwang, Poong Yeon, dan Heo Jun sama-sama menemuinya.  Dengan khawatir ia bertanya di mana Yeon Hee.


Yeon Hee sadarkan diri. Ia terkejut saat melihat Hong Joo. Hong Joo tersenyum menyapanya.

“Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau membunuh orang-orang yang menggantung plakat keinginan mereka?” tanya Yeon Hee.

“Bukankah sudah kukatakan kalau kau dikutuk. Jika kau mati hari itu, orang-orang tak bersalah itu tidak akan tersentuh. Apa kau masih belum tahu kenapa kau harus mati?”

Yeon Hee meronta. Hong Joo berkata percuma saja, kekuatan Yeon Hee tidak akan bisa digunakan di tempat ini.  Ia mengeluarkan belatinya dan mengarahkannya ke leher Yeon Hee.

Yeon Hee bertanya kenapa Hong Joo melakukan ini. Apa kaitan Hong Joo dengan kutukannya? Hong Joo berkata Yeon Hee dilahirkan atas kesalahannya, jadi ia yang harus mengambil nyawa Yeon Hee. Yeon Hee tak mengerti perkataan Hong Joo.

“Kasihan…jangan begitu takut. Ini akan segera berakhir,” kata Hong Joo.


Ia pergi ke kamar Raja dengan membawa pot berisi roh PM Sunhoe.

 “Jika bukan karena aku, bukankah kau seseorang yang bukan keturunan langsung Raja yang bahkan tidak berani melirik tahta? Karena kau bisa menduduki tahta karena aku, maka jangan terlalu dendam padaku,” kata Hong Joo pada Raja Seonjo yang sedang tidur.

Ia mengeluarkan kertas jimat dan hendak menempelkannya pada tubuh Raja. Namun tiba-tiba Raja menghentikannya.

Raja membuka mata dan menyuruh Hong Joo pergi sekarang juga. Hong Joo terkejut.


Tapi ia dengan segera bisa mengenali Hyun Seo yang sedang mengambil alih tubuh Raja melalui ritual yang ia lakukan. Melalui tubuh Raja Seonjo, Hyun Seo menyuruh Hong Joo pergi sekarang juga.

“Beraninya kau merasuki tubuh Yang Mulia?” ujar Hong Joo. Lah sendirinya??

Hyun Seo berkata ia sudah tahu rencana Hong Joo. Lalu kenapa, tantang Hong Joo. Apa Hyun Seo akan terus mendiami rubuh Raja sampai jam 9 malam (waktu untuk memindahkan roh PM ke tubuh Raja Seonjo)?

Ia mengingatkan kalau tubuh fisik Hyun Seo sebenarnya sudah mati dan hany bertahan karena sihir hitam Hong Joo. Jika Hyun Seo menggunakan eneergi terlalu banyak, maka seluruh tubuhnya akan membusuk.

“Aku tidak peduli.”

“Kalau begitu bertahanlah. Aku sudah menanti lama untuk waktu ini. Aku tidak akan mudah dikalahkan,” Hong Joo bangkit berdiri, dan maju untuk menantang Hyun Seo membunuhnya.

Hyun Seo berusaha bertahan tapi ia tidak kuat lagi dan mulai goyah. Hong Joo menyuruhnya berhenti karena Hyun Seo akan mati jika terus seperti ini.

“Jangan pura-pura mengkhawatirkanku,” gumam Hyun Seo. Ia terhuyung-huyung dan hampir jatuh.

Hong Joo menggunakan sihir hitamnya. Asap hitam memasuki tubuh Raja. Hyun Seo memuntahkan darah dan urat-urat di lehernya berubah hitam. Ia tidak lagi menguasai tubuh Raja. Hong Joo mengambil pot berisi roh PM dan tersenyum menang.


Poong Yeon dan Jun menyusup ke Seongsucheong. Poong Yeon berkata ia akan mengalihkan perhatian, sementara Jun masuk ke dalam mencari Yeon Hee.

“Aku memintamu karena kau jimat Yeon Hee, bukan karena aku mempercayaimu,” ia menekankan.

Poong Yeon maju melawan anak buah Hong Joo. Sementara Jun menyelinap masuk ke dalam. Diam-diam Jun melumpuhkan satu per satu anak buah Hong Joo yang berjaga di dalam.

Hong Joo membawa Raja Seonjo (yang sudah dirasuki roh PM) keluar istana. Kepala kasim melihatnya dan segera pergi melapor.

Hong Joo tiba di Seongsucheong dan melihat Poong Yeon sedang bertempur melawan anak buahnya. Ia menoleh melihat Si Jubah Merah yang tadi ikut dengannya, seakan bertanya “Mengapa kau diam saja?”

Si Jubah Merah alias Sol Gae bertopeng awalnya diam saja. Tapi Poong Yeon melihat Raja Seonjo dan hendak mendekatinya. Jubah Merah langsung menghalanginya. Hong Joo pergi membawa Raja Seonjo yang terlihat dalam keadaan tersihir.


Jun cepat-cepat bersembunyi saat mendengar ada orang yang datang. Hong Joo masuk bersama Raja Seonjo. Ia mengambil belati di atas altar dan memberikannya pada Raja Seonjo.

“Pangeran telah menanti sangat lama. Sekarang Yang Mulia hanya perlu melakukan apa yang kaukatakan.”

Seo Ri melihat mereka dengan ketakutan. Sementara Jun melihat mereka dari tempat tersembunyi.

Poong Yeon kehabisan tenaga melawan anak buah Hong Joo yang banyak dan ahli bela diri. Ia berhasil melukai lengan Jubah Merah tapi ia juga berkali-kali terkena sabetan pedang hingga akhirnya ia jatuh berlutut.

Namun saat anak buah Hong Joo hendak membunuh Poong Yeon, Si Jubah Merah menghalanginya. Tampaknya ia pemimpin dari mereka semua, karena mereka menurut ketika Jubah Merah memberi isyarat agar mereka pergi.

Poong Yeon menggunakan kesempatan itu untuk melawan Jubah Merah. Ia berhasil melepaskan topeng Jubah Merah. Tapi Sol Gae berdiri membelakanginya hingga ia tidak tahu siapa Jubah Merah sebenarnya. Sol Gae melarikan diri.


Hong Joo menyuruh PM Sunhoe (yang berada dalam tubuh Raja Seonjo) untuk menikam Yeon Hee tepat di jantung dengan menggunakan belati itu.

“Dengan begitu Yang Mulia akan mendapatkan tubuh yang baru.”

PM Sunhoe mengangkat belatinya. Yeon Hee meronta ketakutan.

Tapi PM Sunhoe terlihat bimbang. Ia tidak menusukkan belatinya dan menatap Yeon Hee. Hong Joo membujuknya dengan berkata Yeon Hee memang harus mati menggantikan PM dan Yeon Hee adalah penyebab PM menjadi seperti ini.

“Cepat…cepat tikam jantungnya,” ia terus mendesak. Hingga akhirnya ia menjadi marah.

PM Sunhoe menyerah dan kembali mengayunkan belati itu. Tepat saat itu Jun muncul dan menepis belati dari tangan PM Sunhoe.

Jun mengeluarkan pedang dan menghunusnya ke leher Hong Joo. Hong Joo terkejut.

Jun pelan-pelan mendekati Yeon Hee dan menggenggam tangannya. Tanda jimat di dadanya bersinar biru. Pada saat itu pula roh PM Sunhoe keluar dari tubuh Raja dan kembali ke dalam pot. Sementara itu rambut Yeon Hee kembali hitam, tanda kutukannya berhenti. Hong Joo melihat semua itu dengan heran.


Anak buah Hong Joo menghambur ke dalam menyerang Jun. Jun bukan lawan mereka dan akhirnya ia tertangkap.

“Kau….jadi kau adalah jimatnya,” kata Hong Joo.

“Kau adalah pembunuh sebenarnya di balik Si Jubah Merah,” balas Jun.

“Kalau begitu kau tentu tahu bahwa melawanku berarti mengantar nyawamu.”

“Nyawaku? Tentu saja, kenapa tidak?”

Hong Joo memerintahkan anak buahnya membunuh Jun. Tidak, teriak Yeon Hee.


Poong Yeon muncul tepat pada waktunya. Ia menghunus pedangnya ke leher Hong Joo. Semua orang terkejut.

Jun menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri. Poong Yeon melhat Raja terbaring pingsan di lantai dan Yeon Hee di atas dipan. Ia menyuruh Jun membawa Yeon Hee pergi.

Jun melepaskan ikatan Yeon Hee dan menggendongnya keluar. Hong Joo kesal namun tak berdaya.

Setelah menerima laporan kasim kepala, Ibu Suri bergegas pergi. Ia sempat melihat Jun melintas di depannya menggendong Yeon Hee. Sepertinya Ibu Suri bisa menduga siapa gadis yang barusan dilihatnya.


Hong Joo bertanya apakah Poong Yeon baik-baik saja. Bagaimana Poong Yeon bisa ke sini tanpa terluka meski kutukan Yeon Hee sedang aktif?

“Perasaan siapa yang berubah?” tanyanya.

Poong Yeon tertegun.

“Aku yakin kau sudah tahu kalau Yeon Hee adalah puteri. Dan kau tahu bahwa orang yang ia cintai, juga orang yang mencintainya akan mati. Itu adalah kutukannya.”

Hong Joo tersenyum melihat wajah kaget Poong Yeon, karena itu artinya Poong Yeon baru tahu. Ia berkata pilihan Poong Yeon sekarang lebih mudah karena sudah tidak lagi terikat dengan kutukan Yeon Hee. Poong Yeon harus membunuh Yeon Hee demi Raja dan negeri ini. Maukah Poong Yeon membantunya?

Poong Yeon makin mendekatkan pedangnya. Ia berkata ia yakin Yeon Hee yang dulu akan kembali jika  Hong Joo mati. Tapi Hong Joo berkata kutukan Puteri akan menetap selamanya jika ia mati. Dan Yeon Hee akan berwujud seperti itu selamanya.

“Bukankah sulit melihatnya seperti itu? Itu bukan kesalahanmu.  Makhluk mengerikan itu bukan gadis yang kaucintai. Karena itu kita harus membunuhnya.”

“Tutup mulutmu,” Poong Yeon siap mengayunkan pedangnya.

Hong Joo berkata hanya dirinya yang bisa menyelamatkan Raja. Ia menantang Poong Yeon membunuhnya dan melihat apa yang akan terjadi pada Raja dan Yeon Hee.

Poong Yeon bimbang setelah mendengar kata-kata Hong Joo, apalagi ia melihat keadaan Raja yang tak sadarkan diri. Akhirnya ia menurunkan pedangnya.


Setelah berada di tempat aman, Jun menurunkan Yeon Hee dan menanyakan keadaannya.

“Apa kau terluka? Kau pasti sangat ketakutan.”

Yeon Hee menangis dan memeluk Jun.

“Kau bilang kau akan berada di sisiku,” isaknya, melepaskan semua rasa takut yang baru saja dialaminya. “Kau bilang kau akan terus berada di sisiku.”

“Maaf….aku yang salah,” kata Jun sedih.”Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Aku akan selalu berada di sisimu.”

Pada saat itu juga muncul tanda kutukan Yeon Hee di belakang telinga Jun. Namun tanda itu bersinar biru, tidak seperti kutukan Poong Yeon yang bersinar merah. Apa itu artinya Jun menyadari kalau ia mencintai Yeon Hee? Sinar biru itu sepertinya tanda jimat Jun masih melindungi mereka berdua agar kutukan tersebut tidak aktif.


Hyun Seo menenangkan Yo Gwang kalau ia akan segera pulih. Ia bertanya apa yang terjadi pada Poong Yeon. Apa kutukan Yeon Hee tidak lagi berpengaruh padanya? Yo Gwang berkata ia juga merasa aneh. Tapi ia menganggap ini hal baik karena hidup Poong Yeon tidak terancam lagi.

Tapi Hyun Seo tidak nampak lega maupun senang. Ia mengernyit kesakitan. Yo Gwang bertanya apa yang dilakukan Hong Joo padanya.

Menyadari tidak bisa membohongi Yo Gwang, Hyun Seo berkata ia bertahan hidup hanya karena sihir hitam yang mengalir dalam tubuhnya. Ia merasa hidupnya tak akan lama lagi karena tubuhnya semakin tidak bisa dikendalikan olehnya. Begitu sihir hitam menguasai seluruh tubuhnya, ia tidak akan lagi bisa mengendalikan tubuhnya.

“Banyak yang harus kulakukan untuk Yeon Hee sebelum itu terjadi.”

Yo Gwang sedih mendengar itu. Ia berkata ia akan membantu Hyun Seo.

Ibu Suri menemui Hyun Seo dan menyuruhnya tetap duduk karena melihat kondisi Hyun Seo.

“Berkat kau, keluarga kerajaan terhindar dari tragedi besar. Tapi Hong Joo tidak akan menyerah begitu mudah.”

Hyun Seo setuju dengan pendapat Ibu Suri. Hong Joo tidak akan semudah itu menyerah. Ibu Suri menceritakan ia tadi sempat melihat Yeon Hee. Ia bertanya kembali apakah Yeon Hee harus mematahkan kutukannya agar tragedi ini berakhir. Hyun Seo membenarkan. Sepertinya Ibu Suri memiliki rencana.


Raja sadarkan diri dan menyadari ia belum sembuh. Ia bertanya pada Hong Joo yang duduk menungguinya.

“Apa yang terjadi? Bukankah kau bilang aku akan sembuh setelah menjalani ritual penyucian? Apa kau menipuku?”

Hong Joo meminta maaf. Ia berkata Hyun Seo dan Poong Yeon mengganggu ritual tersebut. Awalnya Raja tidak percaya, tapi ia teringat semalam samar-samar ia melihat Poong Yeon mengangkat pedangnya terhadap Hong Joo.

Hong Joo bertanya seberapa dalam rasa peraya Raja pada Poong Yeon. Raja bertanya apa Hong Joo sedang berusaha mengadu domba mereka. Tentu saja Hong Joo mengelak. Ia beralasan ia hanya penasaran.

“Kesetiaan antara abdi yang setia pada pimpinannya, rasa percaya antar teman, apakah tidak akan goyah jika diperhadapkan pada keinginan pribadi? Aku hanya penasaran akan itu.”

Ia berkata ia dengar Hyun Seo membesarkan puteri seperti puterinya sendiri dan menamainya Yeon Hee.

“Sepertinya Tuan Choi (Poong Yeon) tidak tahu kalau adiknya seorang puteri. Mungkin karena itu ia tidak pernah memberitahu Yang Mulia.”

Raja terdiam mendengar perkataan Hong Joo.


Yo Gwang mengantar Yeon Hee ke suatu tempat. Jun menemaninya. Setelah mereka tiba di sebuah rumah yang dikelilingi banyak pengawal, Yo Gwang menyuruh Yeon Hee masuk karena ada seseorang yang hendak menemuinya.

Yeon Hee masuk seorang diri. Seorang wanita telah menunggunya dan bertanya apakah ia Yeon Hee. Yeon Hee membenarkan tapi ia tidak mengenal wanita itu.

“Aku adalah…aku…,” Ibu Suri tidak tahu harus menjelaskan dari mana. Ia bertanya apakah Yeon Hee mau mendengar ceritanya.


Di luar, Jun bertanya sebenarnya ada apa. Yo Gwang berkata ia tidak tahu dan bertanya-tanya apakah yang ia lakukan sudah benar. Ia menoleh dan terkejut melihat tanda kutukan Yeon Hee di belakang telinga Jun.

Ada apa, tanya Jun. Yo Gwang menghela nafas panjang. Namun ia tidak sempat mengatakan apapun karena Hyun Seo tiba. Jun memberi salam pada Hyun Seo. Ia memberanikan diri untuk bertanya.

“Semalam, seorang wanita bernama Hong Joo berusaha menggunakan raja untuk membunuh Yeon Hee. Dan Hong Joo memanggil raja dengan sebutan Putera Mahkota. Apakah kutukan Yeon Hee berkaitan dengan raja?”


Di dalam, Ibu Suri menceritakan bagaimana ia tidak bisa memiliki anak lalu mendapat bantuan Hong Joo. Ia melahirkan kembar laki-laki dan perempuan. Tapi Hong Joo mengatakan anak-anak itu dikutuk dan ia hanya bisa menyelamatkan salah satu dari mereka.

“Dan aku , demi penerus tahta kerajaan, memilih sang pangeran. Aku…..membuangmu, puteriku sendiri. Tapi kau hidup,” Ibu Suri mulai menangis.

Yeon Hee sulit menerima perkataan Ibu Suri. Ia berkata Ibu Suri salah orang. Ibu Suri menghambur mendekati Yeon Hee tapi Yeon Hee menjauhi Ibu Suri.

“Aku adalah seorang ibu yang bahkan tidak pantas meminta pengampunan darimu. Aku yang bersalah atas semuanya. Tidak apa jika kau membenciku dan mengutukku. Tidak apa jika kau tidak menerimaku sebagai ibu. Tapi….kumohon patahkan kutukan ini.

Semalam Hong Joo menggunakan roh Putera Mahkota untuk membunuhmu agar kutukanmu mengenai seluruh anggota keluarga kerajaan. Ini adalah salahku. Salahku telah menggunakan sihir hitam. Karena dosaku, Boo-ku dan kau menderita,” kata Ibu Suri sambil menangis.


Yeon Hee berkata ia tidak mengerti apa yang dikatakan Ibu Suri. Semalam Hong Joo mengatakan ia dilahirkan atas kesalahannya.

“Apakah itu benar?” tanyanya berlinang air mata.

“Hong Joo akan berusaha membunuhmu lagi. Aku tidak akan lagi membiarkannya mempermainkan keluarga kerajaan,” Ibu Suri menggenggam tangan Yeon Hee, “Puteri, hanya kau yang bisa melawannya. Aku akan membantumu. Aku akan melakukan apapun jadi kumohon lepaskan kakakmu dari tangan Hong Joo. Kumohon selamatkan keluarga kerajaan.”

Yeon Hee menggeleng dan berbalik pergi.

“Anakku!” seru Ibu Suri.

Yeon Hee berhenti. Ia menoleh dan meminta Ibu Suri tidak memanggilnya seperti itu lagi.


Yeon Hee keluar dan tertegun melihat Hyun Seo. Ayah, panggilnya. Ia berlari memeluk Hyun Seo sambil menangis.

“Ayah…aku sangat merindukanmu. Aku sangat ingin bertemu denganmu.

 Hyun Seo mengangkat tangannya untuk memeluk Yeon Hee tapi ia tidak melakukannya. Yeon Hee berkata wanita di dalam mengatakan hal yang aneh.

“Ia mengatakan aku puterinya. Dan aku puteri. Bahwa ini salahnya. Bahwa aku adalah kesalahan seseorang. Apa aku adalah dosa seseorang? Sebenarnya aku ini siapa?Ayah….” panggilnya, saat ia melihat ayahnya tak nampak terkejut sedikitpun.


Hyun Seo melangkah mundur lalu membungkuk memberi hormat pada Yeon Hee.

“Yang Mulia Puteri, hamba Choi Hyun Seo memberi hormat. Untuk melindungi Yang Mulia Puteri, hamba yang rendah ini sudah mengurungmu di Hutan Hitam.”

“Ayah jangan seperti ini. Aku salah…jangan seperti ini,” Yeon Hee menggelengkan kepalanya sambil menangis.

Hyun Seo berkata meski sulit Yeon Hee harus menerima kenyataan karena orang yang bisa melawan Hong Joo dan mengakhiri kutukan ini hanyalah Yeon Hee. Yeon Hee tak mau mendengarnya lagi. Hyun Seo meminta maaf karena Yeon Hee harus tahu seperti ini.

Sedih, kecewa, marah, terpukul, Yeon Hee berlari meninggalkan mereka. Jun segera mengikutinya.


Poong Yeon melapor pada Raja kalau Hong Joo adalah dalang Jubah Merah. Hong Joo sudah membunuhi orang tak bersalah dan menipu Raja. Ia berkata mereka harus segera menangkap dan menghukum Hong Joo.

Tapi Raja berkata Hong Joo juga mengatakan hal yang sama mengenai Poong Yeon. Raja berkata tentu saja ia mempercayai Poong Yeon karena Poong Yeon adalah sahabatnya. Ia percaya Poong Yeon setulus hati peduli padanya dan ia tidak mau lagi ditipu lagi oleh Hong Joo.

“Nama puteri itu adalah Yeon Hee,” Raja mengamati reaksi Poong Yeon. Ia memerintahkan agar Poong Yeon membawa Yeon Hee ke hadapannya  besok tengah malam. “Jangan rusak kepercayaanku padamu.”


Yeon Hee pergi ke danau tempat ia pernah berjanji untuk bertemu kembali dengan Poong Yeon.  Jun duduk di sampingnya.

Yeon Hee ke sana karena ia ingin bertanya pada kakaknya. Ia tidak bisa percaya pada Ibu Suri dan ayahnya. Jun bertanya apakah Yeon Hee akan percaya jika Poong Yeon mengatakan hal yang sama.

“Aku berharap kakak mengatakan bahwa itu semua tidak benar,” kaya Yeon Hee. “Aku tidak tahu seperti apa seorang ibu. Ibu itu apa?”

Jun menggenggam tangan Yeon Hee dan mulai bercerita. Ketika ia kecil, ia akan pulang sambil menangis karena diolok-olok oleh anak-anak lain. Ibunya akan menggenggam tangannya seperti itu.

“Tangannya begitu hangat hingga perasaanku langsung menjadi lebih baik.  Kurasa semua ibu di dunia ini sama. Jadi jangan terlalu sedih.”

“Ia bilang ia membuangku karena aku dikutuk. Kenapa aku harus menemuinya? Aku ini siapa? Aku tidak tahu siapa diriku,” kata Yeon Hee sedih.

Jun berkata Yeon Hee yang ia temui di Hutan Hitam hari itu, Yeon Hee yang ia temui kembali di Kuil Chungbing, dan Yeon Hee yang ada di hadapannya sekarang, adalah Yeon Hee yang sama.

“Baik kau dikutuk, berambut hitam atau putih, puteri atau bukan, bagiku kau adalah Yeon Hee,” Jun tersenyum.


Poong Yeon keluar dan melihat Sol Gae. Ia menegur Sol Gae yang tidak nampak sejak kemarin. Sol Gae beralasan ia pergi mencari Poong Yeon karena Poong Yeon mendadak hilang. Ia bertanya ke mana Poog Yeon hendak pergi.  Poong Yeon berkata ia akan menemui Yeon Hee.

Sol Gae terdiam. Semalam Hong Joo merawat lukanya (luka karena terkena pedang Poong Yeon). Sol Gae meminta maaf karena tidak bisa menghentikan Poong Yeon dan mengakibatkan rencana Hong Joo semalam gagal.

Hong Joo bertanya apakah Sol Gae goyah karena Poong Yeon. Sol Gae menyangkal, ia berkata Poong Yeon adalah lawan yang tangguh.

Hong Joo tentu tidak percaya begitu saja. Ia berkata jika Sol Gae ragu karena Poong Yeon maka ia bisa melenyapkan Poong Yeon untuk Sol Gae. Sol Gae berkata Poong Yeon pasti akan menemui Yeon Hee lagi. Kali ini ia akan mencari tahu di mana Yeon Hee bersembunyi.

“Camkan baik-baik…tidak ada yang lebih merusak daripada perasaanmu sendiri,” Hong Joo mengingatkan.

Sol Gae berusaha mencegah Poong Yeon pergi. Ia meminta maaf dan beralasan Poong Yeon terlihat kurang sehat. Tapi Poong Yeon berkata ia baik-baik saja dan tetap pergi.


Hyun Seo kembali ke markas ditemani Yo Gwang. Ia bertanya apakah Jun dekat dengan Yeon Hee. Yo Gwang melaporkan kalau tanda kutukan Yeon Hee muncul pada Jun.
“Dia adalah jimat, jadi kutukan itu tidak mempengaruhinya.”

“Jadi ia juga bisa melindungi dirinya?” tanya Yo Gwang.

Poong Yeon pergi ke tepi danau ditemani Sol Gae. Ia memalingkan wajahnya ketika melihat Yeon Hee bersama Jun. Sesaat ia teringat ketika rambut Yeon Hee menjadi putih saat kutukannya aktif. Entahlah…mungkin ia merasa sedikit takut hal itu akan terjadi lagi?


Yeon Hee melihat Poong Yeon dan mereka berbicara. Sementara itu Jun menunggu bersama Sol Gae. Jun terus mengamati Sol Gae.

“Kau sedang mengejar Si Jubah Merah, kan?” tanyanya serius. “Apa kau sudah menemukannya?”

Sol Gae tidak menjawab.

Jun berkata ia bertanya seperti ini karena ia ingin juga menangkap Si Jubah Merah. Ia meminta Sol Gae memberitahunya jika sudah menemukan petunjuk. Sol Gae  tidak mempedulikan Jun.

Jun tak sengaja melihat darah keluar dari lengan pakaian Sol Gae. Tanpa pikir panjang ia memegang tangan Sol Gae.

“Kau terluka!” katanya khawatir.

“Aku tidak pergi memberitahumu apapun, jadi tutup mulutmu. Kau cukup mengganggu,” ujar Sol Gae.


Poong Yeon bertanya apakah Yeon  Hee baik-baik saja dan tidak terluka. Yeon Hee mengangguk. Yeon Hee bertanya apakah Poong Yeon selama ini tahu siapa dirinya sebenarnya. Poong Yeon berkata ia baru saja tahu.

“Apa yang harus kulakukan? Aku ingin hidup sebagai puteri ayah dan sebagai adikmu.”

“Tidak ada yang berubah. Yeon Hee, aku akan berada di sisimu seperti dulu,” kata Poong Yeon.

Tapi Yeon Hee berkata banyak orang yang mati karena kutukannya. Dan Poong Yeon juga mungkin akan terluka. Poong Yeon berkata ia tidak peduli pada kutukan atau apapun. Ia hanya ingin Yeon Hee pergi bersamanya dan mencari tempat seperti dulu di Hutan Hitam. Menyembunyikan diri seperti dulu. Dan ia akan terus melindungi Yeon Hee.


Yeon Hee berkata ada yang ingin ia perlihatkan pada Poong Yeon. Ia membawa mereka, yup….termasuk Sol Gae, ke Kuil Chungbing.

Yeon Hee berkata selama ini ia tinggal di tempat ini. Dan selama ini pula ia berusaha menyalakan semua lilin di tempat ini untuk mematahkan kutukannya. Dengan mematahkan kutukannya, ia bisa kembali pada ayah dan kakaknya.

“Aku akan membantumu mengangkat kutukan itu. Aku akan berada di sisimu dan membantumu agar kau tidak berubah menjadi mengerikan seperti itu lagi.”

“Kak, aku yang berwujud mengerikan dan aku yang berdiri di hadapanmu saat ini , keduanya adalah aku,” kata Yeon Hee sedih.

Poog Yeon meminta maaf. Ia berkata ia lelah dan akan pergi. Yeon Hee mencoba menghentikan kakaknya.

“Kak, kumohon.”

“Makhluk mengerikan itu bukan kau. Aku akan menghubungimu nanti.”

Yeon Hee menangis melihat kepergian Poong Yeon.


Poong Yeon pergi minum-minum setelahnya. Sol Gae mengkhawatirkannya. Poong Yeon berkata ia sudah menyakiti Yeon Hee lagi.

“Aku berkata aku akan melindunginya tapi aku tidak melakukan apapun. Yang Mulia menyuruhku membawa Yeon Hee padanya. Bagaimana bisa takdir begitu kejam. Bagaimana bisa aku membunuh Yeon Hee dengan kedua tanganku sendiri. Apa kau tahu apa yang lebih membuatku tertekan?

Aku takut aku mungkin kehilangan Yeon Hee, tapi aku menderita memikirkan apa yang bisa kulakukan untuk Yang Mulia. Aku menderita memikirkan apa yang bisa kulakukan untuk Yeon Hee.

Aku benci aku berusaha melarikan diri bersama Yeon Hee karena semua ini. Aku benci diriku sendiri.”

Melihat kesedihan Poong Yeon, Sol Gae terlihat marah. Marah karena Poong Yeon menderita? Maka ia pergi melapor pada Hong Joo.


Heo Ok merajuk tak mau melakukan apapun. Ibunya menyuruhnya pergi bekerja jika tidak mau dipecat. Ia menyalahkan ibunya karena terus mengatainya dan membandingkannya dengan Jun. Ibunya harus melahirkannya dengan kepintaran, jika bukan dengan wajah tampan.

Ibunya tidak mempedulikan rengekannya dan menyuapkan daging ke mulut puteranya. Itu adalah daging terbaik yang biasa dimakan Raja. Ia juga sudah mengirimnya pada Raja agar Raja tidak melupakan Heo Ok. Bukankah Raja yang menutup kasus Si Jubah Merah walau mayat itu palsu. Seharusnya Heo Ok tidak gugup karena Raja mendukungnya.

Tapi Heo Ok berkata ia yang akan disalahkan jika Jun menemukan kebenarannya. Ibunya berkata Heo Ok harus naik ke jabatan lebih tinggi agar tidak bisa diremehkan oleh Jun.  Dengan menduduki jabatan tinggi, Heo Ok tak perlu khawatir lagi pada Jun.

Ia akan sering-sering mengirim hadiah pada Raja dan Heo Ok harus melakukan apapun demi mendapatkan pengakuan dari Raja.


Poong Yeon menemui ayahnya dalam keadaan mabuk. Ia menyalahkan ayahnya karena tidak memberitahunya sejak dulu. Jika ia tahu, ia tidak akan membawa Yeon Hee keluar dari Hutan Hitam. Jika ia tidak membawa Yeon Hee keluar, ia tidak akan membuat Yeon Hee menderita seperti saat ini.

Hyun Seo berkata saat ini perasaan Poong Yeon pasti sedang kacau. Poong Yeon berkata ini adalah salahnya sendiri. Siapa yang bisa ia salahkan? Ia bertanya apa yang harus ia lakukan sekarang.

“Selama hatimu tidak berubah, semua akan baik-baik saja,” kata ayahnya.

“Perasaanku tidak berubah. Hatiku masih bersama Yeon Hee. Ia adalah satu-satunya wanita yang kucintai. Tapi wanita itu tiba-tiba berubah menjadi orang lain. Bagaimana bisa aku menerimanya?”

Hyun Seo berkata Yeon Hee tidak berubah tapi berada dalam bahaya. Dan Poong Yeon harus melindunginya sebagai kakaknya.

“Kakak?! Aku menolak. Aku tidak akan menjadi kakaknya lagi.”

 Hyun Seo terkejut melihat emosi puteranya. Ia berkata jika Poong Yeon tidak bisa menerimanya sekarang maka dulu juga Poong Yeon tidak akan bisa menerimanya. Tidak ada bedanya Poong Yeon tahu sejak dulu atau sekarang.

Hyun Seo berkata ia tidak ingin Poong Yeon terluka. Tapi ia berharap Poong Yeon melakukan yang terbaik demi negeri ini meski harus menyerahkan nyawanya. Jika Poong Yeon tidak bisa melindungi Yeon Hee sebagai seorang pria, maka Poong Yeon harus melakukannya sebagai kakaknya atau abdi yang setia.

“Tidak!! Aku tidak peduli dia puteri atau monster. Aku akan menemukan Yeon Hee yang dulu kucintai,” Poong Yeon pergi dengan marah.


Yeon Hee merasakan sesuatu dan terbangun. Ia melihat Yo Gwang tertangkap pasukan Hong Joo. Jun cepat-cepat berlari melindungi Yeon Hee.

Yeon Hee terkejut melihat Hong Joo. Bagaimana Hong Joo bisa tahu tempat ini?
Hong Joo melihat Mauigeumseo dan membacanya sekilas. “Jadi kau berusaha menyalakan lilin di tempat ini untuk mengangkat kutukanmu?”

Ia memberikan buku itu pada anak buahnya lalu mengambil belatinya.

“Kau bahkan tidak tahu semua orang ini akan mati karena lilin-lilin ini.”

Hong Joo melirik Jun. Ia bertanya apa Yeon Hee tidak ingat kalau semua orang akan mati karena Yeon Hee.

“Orang ini juga akan mati karenamu.”


Hong Joo menusukkan belatinya ke dada Jun. Jun terkesiap.  Terdengar suara lengkingan roh. Hong Joo terlihat kesakitan dan tangannya memerah. Tanda di dada Jun bersinar biru.

Akhirnya Hong Joo melepaskan pegangannya pada belatinya. Sinar di dada Jun menghilang dan belati Hong Joo lepas dengan sendirinya. Jun roboh ke tanah tak sadarkan diri. Tanda kutukan di belakang telinganya bersinar merah.

Yeon Hee shock melihatnya. Hong Joo melihat dengan takjub saat rambut Yeon Hee berubah putih dan matanya berubah warna.


Yeon Hee menjerit histeris. Hong Joo terkejut. Tempat itu tersapu angin keras dan anak buah Hong Joo berjatuhan.

Yeon Hee kembali menjerit. Hong Joo terangkat ke udara.

“Mati…mati…,” Yeon Hee mengangkat tangannya.

Tubuh Hong Joo melayang ke arah Yeon Hee. Yeon Hee mencekik lehernya. Hong Joo teringat pada peristiwa yang sama ketika Hae Ran mencekiknya dan mengutuknya.
Yeon Hee menatapnya dengan penuh kemarahan.


Komentar:

Aku senang Yeon Hee menunjukkan kekuatannya. Dengan begitu Hong Joo akan lebih berhati-hati dalam menghadapi Yeon Hee….kuharap sih begitu hehe…

Karena yang paling menderita adalah Yeon Hee. Sejak kecil ia diasingkan dalam rumah jauh di dalam hutan. Ia tidak pernah mengenal kasih sayang seorang ibu. Lalu mendadak ia mengetahui kalau ia dikutuk dan kutukannya membahayakan  orang-orang yang dicintainya.

Ia hanya memiliki ayah dan kakaknya di dunia ini. Namun ayahnya tiba-tiba berubah sikap dan memanggilnya puteri. Kakaknya tidak bisa menerima keberadaan dirinya yang sekarang. Dan wanita yang mengaku ibunya mengatakan kalau ia membuang Yeon Hee demi menyelamatkan saudara kembarnya.

Belum lagi semua orang membebaninya dengan terus menerus mengatakan kalau Yeon Hee harus mengangkat kutukan itu demi menyelamatkan keluarga kerajaan dan negeri ini. Keluarga dan negeri yang bahkan tidak pernah menerima dan mengenalnya.

Karena itu aku sedikit kecewa dengan Poong Yeon. Meski aku mengerti ia terpukul dengan kenyataan siapa Yeon Hee dan kutukan Yeon Hee, tapi seharusnya ia yang paling mengenal Yeon Hee dari semuanya.

Ia yang membesarkan Yeon Hee bersama ayahnya. Ia yang memperkenalkan Yeon Hee pada dunia. Ia yang memberi Yeon Hee kasih sayang. Tapi kenapa ia begitu sulit menerima keberadaan Yeon Hee sekarang?

Berlawanan dengan itu, Jun memberikan penghiburan yang sangat diperlukan Yeon Hee. Bahwa Yeon Hee adalah Yeon Hee, bagaimanapun bentuknya. Ia tidak pernah membebani Yeon Hee untuk mengangkat kutukannya. Ia terus berada di samping Yeon Hee dan memberinya semangat. Dan ia mencintai Yeon Hee..bukti kutukan itu adalah buktinya.

Awalnya kukira tanda itu untuk orang-orang yang menyayangi Yeon Hee. Tapi Hyun Seo dan Yo Gwang tidak memiliki tanda itu meski mereka menyayangi Yeon Hee.

Lalu kukira tanda itu muncul jika perasaan cinta antara Yeon Hee dan seseorang saling berbalas. Tapi Yeon Hee sama sekali tidak tahu kalau ia bukan anak kandung Hyun Seo. Artinya sejak awal ia hanya menyayangi Poong Yeon sebagai kakaknya.

Tanda itu muncul karena Poong Yeon mencintai Yeon Hee. Dan tanda itu hilang ketika Poong Yeon tidak bisa menerima  wujud Yeon Hee yang dikutuk. Padahal perasaan Yeon Hee pada kakaknya tidak berubah.  Jadi tanda Jun muncul karena Jun menyadari pada saat itu kalau ia mencintai Yeon Hee.

Aku terkesan dengan karakter Hong Joo dan Yeom Jung Ah memerankannya dengan sangat baik. Karakter jahat yang hanya jahat tanpa ada alasan dan kejam membabi buta tentu tidak akan menarik. Tapi Hong Joo jahat dalam cara yang elegan.

Dengan kata-katanya yang tepat sasaran, ia bisa membuat orang percaya padanya. Lihat saja kata-katanya pada Poong Yeon dan kata-katanya pada Raja. Ia tidak langsung mengatakan yang sebenarnya tapi mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan  yang membuat mereka berpikir ulang dan mulai meragukan perasaan mereka. Seorang yang sangat pintar memanipulasi….seperti iblis itu sendiri.

Berbeda dengan Heo Ok dan ibunya yang tak jelas dengan kebencian mereka pada Jun. Lebih kesal melihat mereka berdua dibandingkan dengan melihat Hong Joo ;p
Tanda di dada Jun sepertinya lenyap namun tanda itu menyelamatkan nyawa Jun. Masalahnya sekarang ia terkena kutukan Yeon Hee dan kuil Chungbing tidak bisa lagi mereka tinggali. Apa yang akan terjadi pada mereka?





6 komentar:

  1. makin seru dan menegangkan ceritanya,,
    gomawo unni,, SEMANGAT terus nulisnyaπŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰
    penulis skenario'a beneran daebak,,

    BalasHapus
  2. Yey akhirnya di next juga. Mksh kak fannyπŸ™‡ ditunggu lanjutannya ya

    BalasHapus
  3. Kayak film Mandarin the white haired witch of lunar kingdom
    Yang main fan Bing bing , ekekekekeh...😜😜😜

    BalasHapus
  4. Bagus banget ka .. Aku bakalan ikutin terus ceritanya ka ..
    Di tunggu eps selanjutnya

    BalasHapus
  5. Ceritanya makin seru.. Gak bisa ditebak, bikin penasaran >_< semangat mbak fanny!! Ditunggu episode selanjutnya ^^

    BalasHapus
  6. Satu mbak. Yeom jung ah tuh ttp cantik meskipun perannya segitu nyebelin hahaha. Nggak nyangka comebacknya ke dramaland malah lewat dfama ginian dan di tv kabel lagi... padahal bintang chungmuro ya? ^^
    Gitulah manusia. Unik emang. Nggak semua sesuai teori yg kita kira. Mungkin memang pokng yeon yang slalu ada di sisi yeon hee sejak kecil. Tapi dia tampak sudah terbiasa dg yeon hee yg dia kenal hingga belasan th tanpa tahu kebenaran yg membuatnya terkena kutukan dan hilang akal wkwkwk. Makanya udah ill feel dari awal sama cowok ini. Blm dapet didikan yg lengkap dari bapaknya yang kayaknya sibuk sama urusan istana :p
    Btw saya juga sukaaaaaaa banget sama ending episode ini. Anak sama ibu mirip ya mbak? Sayang jung in sun si hee ran nggak bisa kita liat lagi main sama joo won. Dia ga terpilih jadi sassy girl ala joseon. Padahal suka sama dia :(

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)