Kamis, 07 Januari 2016

Sinopsis Oh My Venus Episode 15


Setelah berbagai hal yang mereka lalui dan kehebohan pesta Natal serta ulang tahun Young Ho., akhirnya Joo Eun dan Young Ho dapat menikmati waktu mereka berdua.

Young Ho menunjukkan plester di tangannya dan Joo Eun tersenyum karena Young Ho melihat plester yang ia tempelkan di pintu rumah sakit. Young Ho berkata ia dapat bertahan karena plester itu.

“Maaf karena membuatmu menunggu, Kang Joo Eun,” kata Young Ho dalam hati sambil menatap Joo Eun.

“Terima kasih karena kembali lebih cepat dari yang kukira, Coach-nim,” kata Joo Eun dalam hati.

Joo Eun bertanya apa harapan ulang tahun Young Ho. Agar tidak sakit lagi? Bukan, kata Young Ho. Harapannya adalah agar Joo Eun tidak sakit.


Joo Eun memeluk Young Ho. Young Ho berharap mereka bisa menghabiskan malam yang santai dan hangat bersama. Okay, sahut Joo Eun.

Young Ho mengecup kening Joo Eun. Joo Eun malah memberi kiss. Young Ho kembali mengecup kening Joo Eun dan memeluknya lebih erat. Joo Eun balas mengecup kening Young Ho dan menatapnya sambil tersenyum.

“Malam yang hangat,” Young Ho mengingatkan.

Joo Eun malah mendekati Young Ho seakan hendak memberi kiss kedua. Tapi ia hanya menggoda dan bersandar di dada Young Ho. Hehe…walau Young Ho “hanya” ingin malam yang hangat dan bergerak mundur saat Joo Eun mendekatinya, ia terlihat kecewa ketika Joo Eun tidak memberinya kiss seperti yang ia kira.


“Apa ini tidak terlalu berlebihan untuk malam yang hangat?” tanyanya.

Joo Eun berkata ia terbiasa tidur sambil memeluk “Si Brengsek”. Ia terus menggoda Young Ho. Young Ho bergumam Joo Eun benar-benar kejam.

“Suruh siapa kau kembali begitu tampan dan seksi,” kata Joo Eun. Mana tahaaaan XD

“Aku tarik kembali malam yang hangat,” kata Young Ho. “Malam erotis, okay?”

Okay, Joo Eun membuat huruf O dengan tangannya. Young Ho berkata Joo Eun yang lagi-lagi menggodanya duluan. Dan mereka pun menghabiskan malam bersama.


Joo Eun bergumam ia harus segera bangun karena Ji Woong dan Joon Sung sebentar lagi pulang. Young Ho menyuruh Joo Eun kembali tidur karena Joon Sung dan Ji Woong bermalam di rumah ibu Joon Sung.

Joo Eun mendorong pipi Young Ho dengan jarinya. Ia lega karena ini bukan mimpi.
“Kau ini memangnya selama ini bermimpi apa?” ujar Young Ho.

Joo Eun berkata Young Ho harus selalu berada di sisinya kecuali saat bekerja dan urusan pribadi. Young Ho mengiyakan. Mereka pun tidur kembali.


Joo Eun membuka matanya dan membalikkan tubuh mencari Young Ho. Ia merasa lega saat melihat Young Ho sedang menatapnya.

“Kau bilang kau ingin selalu melihatku, tapi kau yang membelakangiku,” ledek Young Ho.
“Aku lapar, Oppa, aku lapar,” kata Joo Eun menggemaskan. Young ho tersenyum gemas dan berkata Joo Eun harus berpakaian lebih dulu sebelum terjadi pagi yang erotis. Waduh episode ini benar-benar episode 17 tahun ke atas >,<


Mereka sarapan bersama. Joo Eun sudah memasakkan sup rumput laun untuk Young Ho kemarin (karena Young Ho ulang tahun). Young Ho mengingatkan Joo Eun mengenai hipotiroidnya. Joo Eun berkata dokter sudah menghentikan obatnya bulan lalu. Kadar kolesterol dan tiroidnya sudah normal.

“Kau semakin cantik dan seksi. Bagus,” puji Young Ho.

Joo Eun merasa pujian itu tidak cukup. Ia menarik tangan Young Ho dan mengusapkannya di kepalanya seakan Young Ho membelai kepalanya.

“Sudah kubilang jika aku membulatkan tekad, aku bisa melakukan apapun. Boleh aku pidato?” ia membuat tangan Young Ho menjadi mic.


Dengan gaya dramatis ia berkata merindukan seseorang bisa membuat stress. Dan dalam keadaan stress itu ia bisa menghadapi hipotiroidnya.

“Aku Daegu Venus, yang sekarang menjadi Venus-nya Kim Young Ho, Kang Joo Eun, ingin berbagi kehormatan ini …dengan diriku sendiri.”

Young Ho tersenyum dan berkata ia mengakuinya. Joo Eun meminta Young Ho memakan supnya karena ia hanya sedikit membumbuinya. Young Ho menurut. Ia bertanya apa yang mereka lakukan hari ini.

Joo Eun berkata ia ada meeting malam ini. Jadi sampai saat itu tiba ia ingin melekat bersama Young Ho. Young Ho malu-malu setuju.


Keduanya menghabiskan waktu seharian bersama. Mereka menonton TV dan tertawa bersama. Joo Eun tak sengaja meneteskan yoghurt saat Young Ho berbaring di pangkuannya. Ia mencium Young Ho untuk membersihkan yoghurt itu.

Young Ho tiba-tiba bangkit dan berkata ia harus memeriksa sesuatu. Ia terus mendekati Joo Eun. Joo Eun tersenyum nakal.


Coach-nim ya tetep coach-nim… yang ia periksa adalah ketahanan Joo Eun melakukan plank selama 1 menit. Joo Eun protes. Young Ho berkata Joo Eun yang mengatakannya dalam video yang dikirimnya (salah satu video yang dikirim Joo Eun saat Young Ho di Amerika), jadi ia hanya ingin memastikannya.

Joo Eun mengeluh berapa kali Young Ho harus memeriksanya karena mereka sudah melakukannya sebanyak 5 kali sejak tadi. Young Ho berkata 5 kali sudah cukup, jadi sebagai latihan penutup Joo Eun harus lari 30 menit.


Joo Eun mengomel Young Ho membuatnya berlatih keras di tengah-tengah situasi mesra. Young Ho mengingatkan Joo Eun yang ingin mereka terus bersama. Terpaksa Joo Eun mengikuti perintah coach-nimnya.

Ia agak khawatir melihat Young Ho melatih kakinya. Young Ho berkata tulang yang sembuh dari patah tulang, melekat lebih kuat jika dilekatkannya dengan benar. Ia memastikan tulangnya melekat dengan sempurna, sesempurna Joo Eun. Joo Eun tersenyum lega.


Entah karena perasaan rindu setahun yang menumpuk, entah karena Young Ho terlalu seksi. Bahkan Young Ho yang sedang minum pun terlihat sangat seksi di mata Joo Eun. Ia kembali menggoda Young Ho.

Mereka hampir kiss ketika tiba-tiba ponsel Joo Eun berdering.

“Itu ibu!!” kata Joo Eun kaget.

“Maafkan aku, Ibu,” gumam Young Ho.

Joo Eun mengangkat telepon itu. Ibunya sedang berada di Seoul. Joo Eun berkata ia ada di dekat rumah dan akan segera pulang. Setelah menutup telepon, dengan sedih ia berkata sekarang waktunya bagi mereka untuk berpisah.

Young Ho berkata mereka bisa bertemu besok. Joo Eun berkata ibunya akan menginap besok.

“Ibu sungguh beruntung, bisa bermalam dengan Kang Joo Eun,” ujar Young Ho.  Joo Eun tersenyum dan mengecup pipi Young Ho.


Young Ho mengantar Joo Eun pulang. Sebelum berpisah, ia berkata mulai sekarang mereka akan menebus waktu berkencam mereka tahun lalu.

“Mari kita lakukan semuanya, Kang Joo Eun.”

Joo Eun mengangguk. Ia akan mengingat semua kencan itu dan bahagia dua kali lipat.
“Mengenai ibumu…”

“Nanti saja. Kau bisa menemuinya pada waktunya, tidak perlu buru-buru.”

Dengan berat hati mereka pun berpisah.


Ibu Joo Eun mengira Joo Eun baru dari pesta pernikahan karena melihat Joo Eun mengenakan pakaian bagus. Ia mulai mengomeli puterinya yang belum menikah juga. Joo Eun tidak meladeni omelan ibunya dan masuk ke kamar.

Tapi ibu Joo Eun belum selesai. Ia masuk ke kamar dan bercerita kalau temannya sudah memiliki 3 cucu. Temannya tidak punya kekhawatiran lagi dalam hidup setelah semua anaknya menikah.

Joo Eun mengingatkan kalau ibunya juga sudah punya cucu dan menantu berusia 22 tahun. Ibu Joo Eun mengiyakan menantunya yang berusia 22 tahun sudah punya bayi. Sedangkan Joo Eun?

Ia bertanya kenapa Joo Eun belum juga memperkenalkannya pada kekasihnya. Nanti, jawab Joo Eun.

“Nanti akan terlalu terlambat. Kenapa? Apa ia seorang penipu para wanita? Apa ia punya masalah?”

Joo Eun tertawa dan menyangkal semuanya. Ia berkata ia tahu apa yang ia lakukan. Hingga tiba di kantor pun ia masih tertawa mengingat dugaan ibunya kalau Young Ho adalah seorang penipu wanita.


Joo Eun sedang menangani kasus pelecehan seksual yang dialami kliennya. Ia dan kliennya berhadapan dengan pelaku dan pengacaranya di kantor Soo Jin. Pelaku adalah seorang pejabat dan menyangkal tuduhan yang ditimpakan padanya. Ia ingin menyelesaikan kasus ini dengan berdamai.

Soo Jin membenarkan. Dalam kasus ini memang tidak ada bukti fisik. Juga tidak ada catatan kesehatan sebelum insiden untuk dibandingkan. Cedera yang sembuh dalam waktu 2 minggu biasanya diselesaikan di luar pengadilan.


“Tapi…” Soo Jin memberi isyarat pada Joo Eun.

Joo Eun memperlihatkan rekaman video yang menunjukkan si pelaku sedang melecehkan kliennya. Si klien dan pengacaranya terkejut. Mereka berkilah Soo Jin dan Joo Eun tidak bisa membuktikan siapa wanita dan pria dalam video itu karena wajah mereka diburamkan.
Soo Jin berkata ia sudah mendapatkan file audio dalam video tersebut dan file tersebut sedang dianalisis. Joo Eun berkata tidak akan ada penyelesaian cara damai.

Soo Jin berkata pelaku sudah melakukan pelecehan seperti ini berkali-kali. Ia sudah mendapatkan pernyataan dari korban lainnya. Joo Eun membacakan pasal-pasal yang dapat menjerat si pelaku dan mengingatkan agar pelaku tidak coba-coba melarikan diri.


Nenek Young Ho mendapat laporan dari sekretarisnya mengenai keadaan Young Joon dan Nyonya Choi. Young Joon cuti kuliah dan akan mengikuti wamil. Sedangkan Nyonya Choi aktif dalam kegiatan sosial. Nenek menyadari Nyonya Choi sama sekali tidak berpikir untuk hidup menikmati hidup nyaman (pastinya Nenek sudah memberikan kompensasi sangat banyak pada Nyonya Choi tapi Nyonya Choi tidak mau menggunakannya untuk dirinya sendiri melainkan untuk kegiatan sosial).

Sekretarisnya juga melaporkan mengenai latar belakang Joo Eun. Ayah Joo Eun meninggal karena kecelakaan. Memiliki ibu dan seorang adik laki-laki yang sudah menikah. Nenek langsung bisa menduga keadaan finansial Joo Eun.


Persahabatan Joo Eun dan Soo Jin sudah kembali. Joo Eun melihat cincin di jari Soo Jin dan berkata cincin itu cantik. Soo Jin tersenyum.

Melihat Soo Jin yang pucat, Joo Eun bertanya apakah Soo Jin sakit. Soo Jin berkata ia hanya sakit perut. Ia mengucapkan selamat pada Joo Eun atas kembalinya Young Ho.
Joo Eun tersenyum lalu ia memberanikan diri untuk menasihati Soo Jin. Ia berkata Soo Jin harus makan.


“Kau sudah cukup langsing dan lebih dari cantik.”
“Aku tahu. Siapa bilang aku membuat diriku sendiri lapar?” kilah Soo Jin.

Joo Eun meminta Soo Jin memeriksakan diri ke rumah sakit atau ia yang akan menyeretnya ke sana. Soo Jin tersenyum mengiyakan dan mengucapkan selamat tahun baru.

Tapi sepertinya kondisi Soo Jin memang tidak baik. Ia tak mengangkat telepon Woo Shik dan tak membalas pesan-pesannya. Karena rasa sakitnya tak juga berkurang, ia akhirnya menelepon rumah sakit.


Joo Eun membaca pesan Young Ho yang menanyakan ia ada di mana. Joo Eun meneleponnya dan berkata ia baru mau pulang. Ia menyuruh Young Ho beristirahat karena Young Ho belum lama kembali dari Amerika dan mungkin mengalami jet lag. Young Ho berseloroh ia kelelahan bukan karena jet lag.

Ia berkata ia mengirim Joon Sung dan Ji Woong ke rumah Joo Eun agar ibu Joo Eun tidak merasa kesepian. Joo Eun tersenyum, ibunya memang menyayangi Ji Woong dan juga Joon Sung. Ia menutup percakapan dan berjanji akan berkirim pesan sebelum tidur.


Soo Jin akhirnya mengangkat telepon Woo Shik. Ia berkilah ia sedang meeting dan akan pulang terlambat karena masih ada rapat lain. Woo Shik bertanya apakah Soo Jin sudah makan. Tentu saja, jawab Soo Jin.

Tapi Woo Shik tahu betul Soo Jin selalu makan sangat sedikit. Ia berkata ia akan membawakan bubur dalam perjalanan pulang nanti. Tak sengaja ia melihat Soo Jin di tempat parkir rumah sakit Gahong. Ia bertanya Soo Jin sedang ada di mana.

Tak menyadari Woo Shik sudah melihatnya, Soo Jin berbohong ia ada di kantor. Woo Shik pura-pura percaya. Ia turun dari mobil dan mengikuti Soo Jin. Ia melihat Soo Jin menemui dokter kandungan. Seulas senyum menghiasi wajahnya.


Joo Eun bermain kartu (go stop) bersama ibunya, Ji Woong, dan Joon Sung. Mereka sangat akrab. Saking akrabnya, Ji Woong memanggil ibu Joo Eun dengan namanya (tidak memanggil ibu). Joon Sung berkata itu tidak sopan. Tapi ibu Joo Eun tidak keberatan karena ia dengar di Amerika memang seperti itu.

Terdengar suara bel pintu. Joon Sung berkata itu pasti pesanan makanan mereka yang datang. Joo Eun membukakan pintu.


Wah kalau pengantar makanannya keren gini sih bakal pesen tiap hari…bawa bunga lagi hehehe^^ Joo Eun bengong melihat Young Ho berdiri di depan pintu rumahnya dengan mengenakan pakaian formal, membawa sebuket bunga, dan banyak makanan.

Ia bertanya bagaimana Young Ho bisa ke sini. Young Ho ingin menyapa ibu Joo Eun meski hanya sebentar. Joo Eun berkata ibunya saat ini sedang mengenakan sweater Young Ho jadi jangan sampai Young Ho tertawa saat melihatnya.

“Saat ini aku sama sekali tidak terpikir untuk tertawa,” jawab Young Ho tegang. Ia menaruh tangan Joo Eun di dadanya. Joo Eun terkejut karena jantung Young Ho berdebar kencang menandakan ia sangat gugup.

“Kenapa kau seperti ini? Dia hanya ibuku,” Joo Eun menenangkan.

“Beliau bukan “hanya ibu”. Beliau adalah ibu Kang Joo Eun,” kata Young Ho. Ini pertama kalinya ia merasa seperti ini.


Joo Eun mengajak Young Ho masuk. Ibu, Ji Woong, dan Joon Sung tertegun melihatnya. Joon Sung cepat-cepat mengajak Ji Woong pergi. Mereka meminta ibu Joo Eun baik-baik pada Young Ho.

“Ok Boon (nama ibu Joo Eun), Hyung is my hero. Jadi jangan menyusahkannya ya. Sampai ketemu lagi, aku adalah Go-stopper profesional,” ujar Ji Woong sebelum pergi.

“Dia ini bicara apa,” gumam ibu Joo Eun bingung. Pfft...

Young Ho diam-diam berbisik pada Joo Eun, “Untung aku berganti pakaian sebelum ke sini. Bisa-bisa aku menyapa ibumu dengan mengenakan couple look.”

Joo Eun tertawa geli.


“Joo Eun, siapa dia? Apa dia pengantar makanan?” kata ibu Joo Eun. Young Ho cepat-cepat menaruh makanan di meja.

“Bertanya padahal sudah tahu jawabannya pastilah menurun dari keluarga kita,” sahut Joo Eun.

Young Ho memperkenalkan dirinya. Ibu Joo Eun terus mengamatinya. Joo Eun memberi isyarat kalau Young Ho adalah orangnya.

“Apa kau akan terus chatting dan tertawa dengan Joo Eun-ku?” tanya ibu Joo Eun.


Young Ho bingung dan dengan gugup mengiyakan.

“Kalau begitu cukup,” kata ibu Joo Eun. Haha…gampang banget ya^^

Ia berkata ia sudah melihat Young Ho dan Young Ho berkata akan terus chatting dan tertawa bersama Joo Eun. Baginya itu sudah cukup.

Joo Eun tersenyum lega. Young Ho menyerahkan buket bunga yang dibawanya. Ah cantik sekali, kata ibu Joo Eun. Young Ho berkata ia pintar bermain kartu. Ibu langsung mengajaknya bermain.


Soo Jin duduk merenung di kamarnya. Woo Shik datang membawakan bubur. Soo Jin meminta maaf karena ia tidak memiliki selera makan. Ia melihat bungkusan lain yang dibawa Woo Shik. Ternyata isinya sepasang sepatu bayi. Wajahnya langsung sedih.

Woo Shik mengaku ia tadi melihat Soo Jin di rumah sakit dan mengetahui Soo Jin menemui dokter kandungan. Soo Jin berkata ia tidak hamil.

“Tidak ada alasan untukku hamil, dan aku juga tidak menginginkannya. Aku sudah memikirkannya dan kurasa aku belum siap. Aku juga ingin bekerja lebih banyak. Jika aku menikah dan punya anak, bukankah akan menghalangi pekerjaanku?”


Woo Shik bertanya mengapa Soo Jin berbicara seperti itu. Jika Soo Jin tidak hamil, lalu apakah Soo Jin sakit? Soo Jin jadi kesal. Ia menyuruh Woo Shik pergi. Woo Shik bingung dengan sikap Soo Jin yang tiba-tiba berubah seperti itu.

Soo Jin berkata ia lelah dan ia masih banyak pekerjaan. Woo Shik masih berusaha berbicara baik-baik dengan Soo Jin tapi Soo Jin makin emosi dan menyuruhnya pergi.

“Hanya karena aku mendapat cincin darimu, bukan berarti semuanya sudah pasti.”
Woo Shik menyerah dan akhirnya pergi.


Mengapa Soo Jin seperti itu? Dokter mengatakan kalau ia mengicap sindrom ovarium polisistik. Rahimnya tipis dan lemah jadi akan sulit hamil secara normal. Tes darah juga menunjukkan kalau Soo Jin kekurangan gizi. Soo Jin mengakui ia menjalani diet sangat ketat baru-baru ini.

Dokter berkata Soo Jin juga menderita anemia dan haid tidak teratur. Ia bertanya sudah berapa lama Soo Jin menggunakan obat anti depresi. Soo Jin bertanya apakah obat itu ada pengaruhnya. Ia sudah 2 bulan tidak meminum obat itu dan hanya minum obat untuk anemia.

Sayangnya dokter berkata obat itu berpengaruh. Ia merasa kasihan saat melihat cincin di jari Soo Jin. Ia berkata bukannya tidak mungkin untuk memiliki anak setelah dirawat dan diobati. Hanya ia tidak bisa menjamin keberhasilannya. Ia berkata masih ada harapan.

“Harapan? Orang lain memiliki anak secara alami, sedangkan aku hanya bisa berharap?” tanya Soo Jin sedih.


Sesuai janji, sebelum tidur Joo Eun dan Young Ho saling berkirim pesan. Young Ho berkata  ibu Joo Eun sangat mirip dengan Joo Eun. Joo Eun berkata banyak yang mengatakan seperti itu. Ia berterima kasih atas kedatangan Young Ho tadi.

Young Ho berkata tidak akan mudah bagi Joo Eun menghadapi keluarganya. Joo Eun mengingatkan kalau ia bukan wanita biasa. Semuanya lebih baik baginya selama ia tidak berpisah dengan Young Ho dan terus bersamanya. Young Ho mengajak Joo Eun pergi ke suatu tempat bersamanya besok. Ke mana? Ke luar Seoul.


Young Ho menjemput Joo Eun keesokan paginya. Ia bingung melihat Joo Eun membawa koper. Apa Joo Eun akan ke luar negeri? Giliran Joo Eun yang bingung, bukankah Young Ho yang bilang mereka akan keluar Seoul.

Young Ho langsung memeriksa koper Joo Eun. Haha…sudah bisa ditebak isinya pakaian seksi. Joo Eun membela diri ia kira mereka akan menginap dan ia hanya bersiap-siap.
“Maaf mengecewakanmu tapi hari ini kita tidak akan menginap. Koper ini akan kusimpan untuk berjaga-jaga.”


Young Ho membawa Joo Eun ke kuil tempat ibunya. Meski begitu Joo Eun merasa gugup. Ia bertanya apakah syalnya terlalu pink, apakah ia terlihat cantik?

Young Ho membawanya masuk ke dalam. Joo Eun melihat kotak kaca berisi syal rajutan Young Ho yang belum selesai di sebelah papan nama ibu Young Ho. Itu adalah rajutan yang dibuat Young Ho ketika ia masih kecil dan mendengar kecelakaan ibunya. Joo Eun terkejut menyadari syal yang dikenakannya dibuat oleh Young Ho sendiri.


Joo Eun memperkenalkan dirinya. Ia berkata ia akan terus berada di sisi Young Ho agar Young Ho menjalani sisa hidupnya sebagai pria seksi dan bahagia. Ia membungkuk memberi hormat meminta restu dan berterima kasih berkali-kali karena sudah melahirkan pria setampan itu. Young Ho tersenyum sayang dan terharu.

Saat Joo Eun sendirian, ia mendapat pesan dari nenek Young Ho. Nenek Young Ho ngin bertemu dengannya besok. Joo Eun tidak memberitahu Young Ho soal itu.


Young Ho mengajak Joo Eun pergi berkencan. Meski ia paling benci dingin, ia bersedia berjalan-jalan bergandengan tangan bersama Joo Eun.

Mereka berjalan-jalan dengan gembira. Orang-orang sempat diam-diam menertawakan mereka karena mereka mengenakan satu syal berdua.

“Orang berpacaran memang harus sedikit memalukan dan norak,” Joo Eun membela diri. 

“Saat tergila-gila satu  sama lain, sudah wajar tidak bisa berpikir dengan benar, bukan?”

“Berkencan itu memang sulit. Tapi tunggu, kau bilang kau tergila-gila? Seberapa gila?” Yeee Young Ho ketularan norak XD


Mereka melihat sebuah lorong yang dipenuhi pesan-pesan para pasangan yang berkunjung ke tempat ini. Isinya harapan-harapan mereka. Joo Eun mengajak Young Ho untuk melakukannya juga.

“Untuk apa?” jawab Young Ho.

Ujung-ujungnya ia menurut dan menulis pesan. Bahkan ia dengan serius merenung apa yang hendak ia tulis hingga Joo Eun meledeknya. Young Ho berkata ia harus memikirkannya dengan betul karena ia hanya boleh menulis satu kalimat.


Joo Eun diam-diam mengkhawatirkan pesan dari nenek Young Ho. Selama ini ia melihat nenek Young Ho bak seorang ratu. Seorang yang sangat dihormati dan berwibawa.

Namun ia tidak memperlihatkan kekhawatirannya itu pada Young Ho. Ia melambaikan jarinya dan menyindir jarinya terasa dingin.

“Setidaknya kau bisa menaruh cincin dari tutup botol soju. Aku bahkan sudah bertemu ibumu. Ah lupakan, orang berduit cenderung lebih pelit.”

Young Ho menatapnya. Joo Eun jadi tak enak hati dan berkata ia bukannya materialistis.

“Kau sudah menerimanya dan pura-pura tidak tahu apa-apa?” ujar Young Ho.

Joo Eun bingung.


Young Ho memegang bandul di ujung syal Joo Eun, lalu ia menarik simpulnya. Ia terus berjalan mundur menarik benang wol itu. Joo Eun ternganga saat melihat bandul itu sudah terurai semua. Sebentuk cincin tergantung pada tali itu.


Ia menjulurkan tangan untuk meraihnya. Tapi Young Ho menurunkan benang yang dipegangnya hingga cincin itu meluncur turun. Ia mengambil cincin itu.

“Aku hendak memasangkannya padamu. Jadi kau harus ke sini.”

Ia merentangkan kedua tangannya. Joo Eun tersenyum dan berlari ke dalam pelukan Young Ho. Ia sangat tersentuh.


Young Ho menatap Joo Eun. “Kang Jo Eun, aku mungkin membuatmu sedih. Aku mungkin menyulitkanmu. Tapi tetap saja aku ingin menjalani hidupku bersama Kang Joo Eun selamanya.”

Joo Eun tersenyum dan mengangguk bahagia.

Young Ho memasangkan cincin di jari Joo Eun.

“Sekarang Kang Joo Eun adalah milikku.”


Apa isi harapan mereka? Harapan Joo Eun: bersama Young Ho hyungnim, coach-nim. Harapan Young Ho: bersama Oh My Venus, Kang Joo Eun.


Mereka berpelukan.


Komentar:

Writernim baik banget. Setelah minggu kemarin membuat sinopsis sambil berurai air mata, sekarang menulis sambil senyum-senyum sendiri^^

Meski aku senang dengan episode kali ini yang penuh keseksian dan senyum, tetap terasa kalau penulis sepertinya kehabisan cerita hehe…Tidak keberatan sih berhubung chemistry antara So Ji Sub dan Shin Min Ah luar biasa. Tidak bosan-bosannya melihat mereka berdua.

Kadang saat melihat mereka berdua, yang ada di benakku adalah, “Woo Bin…yang sabar yaaaa…” Soalnya yang lebih agresif di drama ini Joo Eun^^

Aku juga tidak mau kalau tiba-tiba di 2 episode terakhir ini gantian Joo Eun yang sakit atau kecelakaan. Atau ibu Joo Eun mendadak tidak setuju hehehe…atau ayah Young Ho mendadak kolaps yang mengharuskan Young Ho mewarisi perusahaan dan mengikuti kata nenek…atau Nenek yang kolaps hingga Young Ho terpaksa meninggalkan Joo Eun lagi. Lah…itu sih bagiannya drama makjang hehe^^

Tapi ngomong-ngomong soal nenek, kira-kira apa yang hendak ia bicarakan? Tinggal satu episode lagi masa iya hubungan mereka dipersulit ;p




17 komentar:

  1. Fans service bgt....gak bisa berkata kata deh, so sweet.....
    Kamsahamnida bak fanny...

    BalasHapus
  2. Bener kt mba fany,,, episode ini bkin aku senyum2 sendiri,, sampai org rumah pd bingung soalnya aku senyum2 & ketawa2 sendrian gtu...hihihi.
    Memang ya klo dah bicara chemistry so ji sub sm shin min ah tuh dah ga diraguin lg pokoknya, TOP BGT 100% COCOK
    Tinggal 1 episode lg semangat..!!!
    Makasih mba fany 😊

    BalasHapus
  3. Gumawo mb Fanny..huah..tinggal 1 ep g rela rasanya udh mw kelar aja nih drama..SJS cool tp romantis,g nyangka ada cincin di syal nya.kayae deket2 sm ahjussi sexy ini emg bikin meleleh.best couple top excellence actor excellence actrees..cukae..

    BalasHapus
  4. sumpah adegan terakhir membuat sy tak bisa berkata apa apa hanya bisa senyum dan berteriak ga jelas .. Young Ho nim , Couching nim I Love You .. wkwkw

    terima kasih mba Fanny ^^

    BalasHapus
  5. Yaaah
    Ternyata ini
    episode malam bergairah^^
    bukan hangat lagi

    BalasHapus
  6. Mb Fanny next project apa y? Cheese in the trap(tp mb fanny g pernah recap drama tv kabel koq y) One More Happy Ending? Ahai..blm depan Descendants Of The Sun pasti recap kan mb?kan ada Song Jong Ki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  7. Cheese in the trap aja mbak fann..... asli seru ......
    park hae jin- nya meluluh-lantakan hati .....

    oh iya, mengenai chemy bang jisub dan neng minah,
    HADEH ...... kok bisa ya,
    sampai2 doa'in semoga bersama beneran .... heheheh
    woobin-ah....... mianhae ....

    17 menit awal episode ini bener2 manissssssss ..... bgt
    karena aku sudah nonton sampai akhir,
    jadi menurutku episode favo-ku adalah ep. 14 dan 15 ini ..

    diKBS drama award kemarin, duchhhhh ....
    merima penghargaan best couple aja pegangan tangan ....
    romantis abis khan, aku aja ulang2 tayangannya ....

    BalasHapus
  8. aku belum pernah nonton film ini tapi setelah membaca artikel ini kayaknya seru juga filmnya, nanti aku tak nonton filmnya

    BalasHapus
  9. TRimakasih artikelnya bagi saya yang tak bisa menonton filmnya dari sini saya bisa membaca ceritanya

    BalasHapus
  10. tak sabar untuk episot yang selanjutnya

    BalasHapus
  11. kebanyakan film korea tentang kehidupan keluarga yang membuat orang bisa menangis dan terharu

    BalasHapus
  12. Mbak Fanny episode 16 dmna?
    Udh nonton tp berasa kurang kalo nggk baca sinopsis.. hihihii

    Mksh mbak Fanny sinopsisnya, nonton kalo nggk baca sinopsis rasanya ky nasi goreng tanpa mecin, young ho tanpa jo eun =D

    Saya juga mau ngucapin mksh ke writer-nim soalnya episode 15 akhir sama episode 16 itu bener2 fan service yeayyy

    Maacih mbak Fanny *peyuk*

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Mbak fanny eps 16 mana ya... di tunggu ya

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)