Rabu, 30 Desember 2015

Sinopsis Oh My Venus Episode 14


"Aku tidak tahu apakah kau tahu 
proses dan waktu yang harus kujalani 
untuk aku bisa kembali padamu. 
Orang-orang mengatakan itu keajaiban. 

Tapi bagiku, 
kau yang ada di hadapanku...
kau  yang menatapku saat ini...
adalah keajaiban itu.

Kata-kata tak bisa mengungkapkan 
betapa aku merasa bersalah
membuatmu menunggu begitu lama.
Itu adalah rasa bersalah yang harus kutanggung dalam hidupku.

Kau...yang menangis untukku setiap hari.
Kau adalah kekuatan yang mengangkatku kembali.
Dan kau adalah obat terbaikku dalam hidup,
alasanku untuk sembuh, dan keajaibanku.
Apakah kau tahu itu?"


Itu adalah kata-kata Young Ho yang diucapkan dalam benaknya saat Joo Eun tak mau melepaskan pandangannya dari Young Ho setelah mereka bertemu kembali. Joo Eun seakan takut kehilangan Young Ho kembali. Dan Young Ho merasa bersalah untuk itu juga untuk setiap tangisan Joo Eun untuknya.

Setahun tanpa kabar, tanpa komunikasi, dan tanpa berita bukanlah hal yang mudah terutama saat kita tahu orang yang kita cintai sedang berjuang melawan penderitaannya. Aku membayangkan hal ini sangat berat untuk Joo Eun. Young Ho juga tahu itu karena itu ia berjuang untuk bisa kembali pada Joo Eun. Dan perjuangannya memang luar biasa, seluar biasa cinta mereka...

Sinopsis Oh My Venus Episode 14 di Dramares

Sinopsis Oh My Venus Episode 13


“Kenapa Kim Sung Cheol (ayah Young Ho) menikahimu?” ujar Direktur Choi. Jika Direktur Kim tidak menikah dengan Nyonya Choi maka setengah saham Gahong akan menjadi milik Direktur Kim. Ia berkata Direktur Kim menikahi Nyonya Choi agar bisa memberikan semuanya pada Young Ho.

“Hidup Young Joon akan berakhir…kecuali jika terjadi sesuatu pada Kim Young Ho,” katanya emosi. Ia menelepon mencari tahu di mana Young Ho.

Sekretaris Min memberitahu Young Ho mengenai niat Direktur Choi untuk mencelakakannya dan agar Young Ho tidak pergi ke mana-mana. Tapi Young Ho teringat pada Joon Sung yang mengendarai mobilnya.

Sementara itu Nyonya Choi tersadar akan apa yang hendak dilakukan kakaknya. Ia berusaha mengejar kakaknya dengan mobilnya untuk menghalanginya.


Young Ho melihat mobil Direktur Choi dan ia memutar arah untuk mengejarnya. Jadi posisinya mobil Direktur Choi di tengah, Nyonya Choi di kiri, Young Ho di kanan.

Ketika Direktur Choi melihat mobil Young Ho (yang dikendarai Joon Sung), ia memacu mobilnya. Young Ho menabrakkan mobilnya ke mobil Direktur Choi. Akibatnya Direktur Choi menabrak mobil Nyonya Choi. Mobil Nyonya berputar-putar hingga akhirnya menabrak mobil lain. Sementara mobil Direktur Choi menabrak tiang.

Young Ho sebenarnya sudah bisa mengendalikan mobilnya. Tapi sepertinya ia berpindah jalur dan berhadapan dengan truk. Young Ho banting setir namun tidak bisa menghindari tabrakan dengan mobil yang parkir di pinggir jalan. Mobilnya terlempar keras dan berguling.

Direktur Choi tersadar dari pingsannya. Wajahnya terluka sedikit. Ia keluar dari mobil dan melihat mobil yang terlibat kecelakaan bersamanya. Ia mengenali nomor mobil tersebut dan berlari ke arahnya. Ia histeris saat melihat adiknya pingsan di dalam mobil dengan kepala mengeluarkan darah.


Joon Sung histeris saat melihat Young Ho terluka parah. Sekretaris Min tiba bersama para anak buahnya. Ia berlari ke mobil Young Ho dan berusaha menghentikan pendarahan di kaki Young Ho dengan syalnya. “Direktur, bangun!!” Serunya. Sementara Joon Sung menangis tak terkendali.

Young Ho dilarikan ke rumah sakit. Untuk kedua kalinya, ayah Young Ho melihat puteranya masuk ruang operasi. Tangis Young Ho kecil masih terngiang di benaknya.

Ia memerintahkan Sekretaris Min agar jangan sampai insiden ini tercium media. Juga Nenek Young Ho tidak akan diberitahu hingga ada hasil pasti dari dokter. Sekretaris Min meminta maaf. Ia berkata semua ini kesalahannya.

“Tidak ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi, bagaimanapun kita harus menghadapinya,” kata Direktur Kim.


Pada saat yang sama, Nyonya Choi dirawat di rumah sakit berbeda. Direktur Choi menunggu dengan perasaan tak karuan.

Joon Sung terus menunggu selama Young Ho dioperasi. Ji Woong tiba. Ia berusaha memanggil Young Ho dan seakan tak percaya dengan apa yang terjadi. Joon Sung merangkulnya untuk menenangkannya. Ji Woong terduduk lemas di lantai dan menangis.

“Tidak apa-apa, ia akan baik-baik saja,” Joon Sung berusaha meyakinkan Ji Woong dan dirinya sendiri.

Ibu Joon Sung mengenakan mantel pemberian Joon Sung dan terus menunggu puteranya. Sementara Joo Eun terus menanti Young Ho. Ia mencoba menelepon tapi tidak terhubung.

Joo Eun masuk kantor seperti biasa tapi ia tidak bisa berhenti memikirkan Young Ho. Ia terus berusaha menelepon Young Ho lalu menelepon Joon Sung.


Joon Sung sedang menemui ibunya. Ia meminta maaf karena datang terlambat. Ibu Joon Sung berkata ia kira telah terjadi sesuatu. Ia bersyukur Joon Sung datang dalam keadaan baik-baik saja. Joon Sung tak tahan lagi dan menangis.

“Ibu….”

Ibu Joon Sung menangis dan untuk pertama kalinya ia memeluk puteranya.

“Maaf… Ibu tidak tahu apakah Ibu berhak atau tidak, tapi mulai sekarang Ibu akan banyak memelukmu.”



Untunglah Nyonya Choi cepat tertangani. Ia mengalami patah tulang rusuk dan pergelangan kaki namun tidak mengenai organ tubuh bagian dalam.

Young Joon akhirnya sadarkan diri dan mencari ibunya. Direktur Choi berbohong Nyonya Choi akan segera datang untuk menemui Young Joon. Ia bertanya mengapa Young Joon melakukan hal sebodoh itu.

Young Joon menangis. Ia berkata ia mendengar perkataan pamannya di telepon saat acara ultah Gahong. Ia merasa ia sudah menyebabkan banyak masalah.

“Jika saja aku tidak ada, tidak ada yang serakah dan semua akan baik-baik saja.”

Ia meminta maaf dan berkata ia tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi. Direktur Choi berkata ia yang harusnya meminta maaf. Ia yang sudah melakukan hal bodoh. Baguslah nyadar >,<


Joo Eun mendengar Soo Jin tidak masuk lagi hari ini. Joo Eun heran karena Soo Jin bukan orang yang suka terlambat. Ia meminta alamat Soo Jin dan berkata akan menemuinya.

Young Ho telah selesai dioperasi. Dokter berkata Young Ho sudah sadarkan diri dan untungnya lukanya tidak mengancam nyawanya. Tapi Young Ho menderita banyak patah tulang dan luka otot. Dokter tidak bisa memastikan apakah Young Ho akan bisa berjalan lagi atau tidak.  Ayah Young Ho dan Sektretaris Min terpukul mendengarnya.

Namun Direktur Kim tetap tenang dan menyuruh Sekretaris Min memberitahu Nenek setelah Young Ho sadar nanti.

Sekretaris Min memberitahu Direktur Kim kronologis terjadinya kecelakaan tersebut.  Ia berkata Young Ho berusaha menghalangi Direktur Choi demi melindungi Joon Sung, Nyonya Choi juga berusaha menghalangi mobil Direktur Choi. Ketiganya adalah penyebab kecelakaan tapi juga korban.

Direktur Kim berkata mereka harus membuat kesepakatan dengan Direktir Choi agar masalah terselesaikan dengan baik secara hukum. Karena Young Ho yang menabrakkan mobilnya pada mobil Direktur Choi, bisa saja Direktur Choi menuntut Young Ho. Dan ayah Young Ho tidak akan membiarkan itu terjadi pada puteranya yang terbaring sakit.


Joo Eun ke apartemen Soo Jin. Dari mobil yang terparkir, ia tahu Soo Jin ada di rumah. Dan seperti Woo Shik, dengan mudah ia bisa masuk ke apartemen Soo Jin.

Joo Eun menemukan Soo Jin di tempat tidur tidak bergerak. Joo Eun panik dan berusaha membangunkannya. Ia semakin panik saat Soo Jin tidak juga bangun. Ia mengguncang-guncang Soo Jin.

“Uh, kenapa kau bersikap berlebihan?” keluh Soo Jin masih mengantuk. Padahal ia sedang sakit kepala. Joo Eun lega sekaligus kesal karena Soo Jin sudah membuatnya panik.

“Aku tidak mati…Jadi pergilah,” Soo Jin melambaikan tangan menghalau Joo Eun.


Joo Eun tidak pergi. Ia malah membuatkan bubur sereal untuk Soo Jin dan menyuruhnya makan. Soo Jin tidak mau memakannya. Ia berkata ia tidak mengerti kenapa Joo Eun melakukan ini.

Barulah Joo Eun melihat obat-obatan dan wine di meja dekat tempat tidur. Ia menegur Soo Jin agar tidak meminum obat dengan wine.

“Tubuhmu bukan sesuatu yang akan kaubuang setelah sekali pakai, bukan?” Joo Eun mengutip perkataan Young Ho.

“Juga ubah passwordmu. 0413? Kau menggunakan tanggal lahirmu? Kau ini benar-benar tidak punya rasa takut padahal tinggal sendirian. Juga…mintalah maaf.”

“Untuk apa?” ujar Soo Jin.

Cepat, kata Joo Eun tak sabar. Soo Jin mengingatkan ia sudah pernah memberitahu Joo Eun bahwa ia tidak merebut Woo Shik.

Tapi Joo Eun berkeras Soo Jin meminta maaf. Ia bertanya kenapa Soo Jin sama sekali tidak menghubunginya setelah lulus ujian dan pergi ke Amerika. Bahkan di Amerika, Soo Jin tidak membalas semua emailnya.

“Kenapa kau mengatakan kita hanya teman sekelas padahal kita sahabat? Kenapa??”

Ia duduk di dekat Soo Jin dan berkata perasaannya saat ini seperti dalam neraka jadi ia memohon agar Soo Jin meminta maaf.  “Apa kau ditampar orang lalu datang ke sini dan berbuat seperti ini?” gumam Soo Jin. 


Joo Eun memukuli Soo Jin dan menyebutnya anak nakal. Soo Jin kesal dan berkata Joo Eun lebih parah. Joo Eun bingung.

Soo Jin menceritakan bahwa pemuda yang diperkenalkan Joo Eun padanya mengatakan kalau Joo Eun menjodohkan mareka karena mengasihani dirinya.

“Dan ia menginjak-injak semua harga diriku. Ia bilang gadis sepertiku seharusnya tidak menunjukkan wajahku di tempat seperti itu,” Soo Jin mengeluarkan semua unek-uneknya. “Lee Ji Hoon juga. Kau bilang akan mendekatkan kami tapi kau malah mendapat nomor teleponnya! Karena kau cantik…karena kau memiliki semuanya…karena di sisimu aku hanya gadis gemuk jelek yang dikasihani.”

Joo Eun tertegun mendengar semua itu. “Dasar bodoh, ia hanya akan mengenalkanku pada manager bakat. Dan itu nomor telepon manajernya. Jadi semua ini hanya karena itu? Temanku, Oh Soo Jin? Karena perasaan seperti itu?”


Soo Jin berkata manusia adalah sejenis hewan yang bisa mati karena hal-hal seperti itu. Perasaan kesepian…perasaan menderita…hal-hal seperti itu. Ia menyuruh Joo Eun minta maaf lebih dulu.

Joo Eun berkata ia tidak tahu Soo Jin mengalami semua itu. Ia bahkan tidak tahu seharusnya ia menjelaskan semuanya. Ia mengaku salah.

Soo Jin melunak dan berkata bukan ia yang merayu Woo Shik lebih dulu. Joo Eun berkata ia sudah mengenal Woo Shik 15 tahun dan Woo Shik bukanlah orang yang jatuh cinta hanya karena dirayu.

“Ia pasti benar-benar menaruh perasaan padamu. Ia bertahan hanya karena merasa bersalah padamu dan timingnya saja yang tidak tepat.”

Soo Jin terdiam. Lalu ia bertanya apa masalah Joo Eun. Apa Joo Eun bertengkar dengan Young Ho?

“Cinta yang diperoleh semua orang, kenapa begitu sulit untukku?” Joo Eun menangis tersedu-sedu di sisi Soo Jin. Soo Jin sempat mengulurkan tangan ke pundak Joo Eun namun ia menariknya kembali. Ia bergumam ada baiknya juga ia tidak mengubah password pintunya (karena akhirnya kesalahpahaman mereka terselesaikan).


Ji Woong dan Joon Sung datang menjenguk Young Ho. Keduanya masih sangat sedih. Ji Woong membawa satu pot kecil tanaman. Sebelum masuk, Joon Sung mengingatkan agar Ji Woong tidak menangis di depan Young Ho dan membuatnya tambah sedih. Padahal ia sendiri kesulitan menahan air matanya.

“Aku tidak menangis,” kata Ji Woong. Ia menarik nafas berkali-kali. Don’t cry…don’t cry…never….Air mata menetes di pipinya. Joon Sung mengangguk dan menghapus air mata itu.

Mereka masuk ke dalam kamar. Young Ho membuka matanya. Joon Sung cepat-cepat membungkuk di dekatnya dan memanggilnya. Young Ho menyapa Joon Sung. Joon Sung berusaha menahan tangisnya dan meminta maaf berkali-kali.

Tapi hal pertama yang ditanyakan Young Ho adalah ibu Joon Sung. Joon Sung berkata ia sudah menemui ibunya dan ibunya sangat berterima kasih pada Young Ho.

“Semua ini terjadi karena salahku, bukan? Karena Hyung khawatir aku dalam bahaya….”
“Ah, berisik," gumam Young Ho. "Ji Woong…”


Ji Woong berusaha menyapa dengan ceria. Ia berjanji akan mendampingi Joon Sung dan menjadikannya  juara. Jadi Young Ho tidak perlu khawatir.

Ia mengeluarkan tanamannya. Tanaman yang bisa merawat diri sendiri dan hanya perlu disiram 20 hari sekali.

“Jadi… Jadi…” Ji Woong berusaha keras menahan air matanya hingga ia memukul tepi ranjang. “Hyung harus bangun dan menyiraminya. Dan juga…jangan biarkan ia mati, ya?!” 
Air matanya tak tertahankan lagi.

Air mata mengalir dari mata Young Ho. Joon Sung melihat ada telepon dari Joo Eun dan bertanya pada Young Ho apa yang harus mereka katakan.

“Aku tidak mau ia melihatku dalam keadaan seperti ini. Dan aku tidak mau melihatnya menangis. Aku sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku.”

Joon Sung mengerti. Ji Woong berkata ia akan mendoakan Young Ho. Ia akan mendoakan keajaiban bagi Young Ho. Young Ho menyuruh mereka pergi.


Ji Woong dan Joon Sung pulang ke rumah Young Ho. Tapi Joo Eun sudah menunggu mereka di luar. Ia bertanya di mana Young Ho. Joon Sung dan Ji Woong bahkan tak berani menatap Joo Eun.

Joo Eun bertanya seberapa sakit  Young Ho. Ji Woong dan Joon Sung terkejut. Tapi yang dimaksud Joo Eun adalah rasa sakit psikologis kambuhan yang sering dialami Young Ho. Ia bertanya di mana Young Ho. Ia sudah tahu dan pernah melihat Young Ho sakit jadi kenapa mereka menyembunyikannya.

Ji Woong dan Joon Sung terus menunduk. Apa terjadi sesuatu, tanya Joo Eun. Keduanya tak berani mengatakan apapun karena Young Ho melarang mereka. Tapi Joo Eun berkata ia akan mencari di semua rumah sakit Gahong. Bukan hanya di Korea bahkan hingga di ujung bumi. Ia akan menemukan Young Ho dan tidak akan menyerah.

“Jadi kumohon….Joon Sung, Ji Woong…” Joo Eun memegangi tangan mereka.


Sepertinya keduanya luluh karena berikutnya Joo Eun berlari di rumah sakit tempat Young Ho dirawat, diikuti Joon Sung dan Ji Woong. Ia terus berlari dan berlari.

Sekretaris Min dan anak buahnya menghalangi Joo Eun agar tidak bisa masuk. Joo Eun menangis dan berkata ia harus masuk. Ia memanggil Sekretaris Min dengan tatapan memohon. Sekretaris Min meminta Joo Eun pulang karena Young Ho tidak mau menemui Joo Eun.

Joo Eun berkata Sekretaris Min mungkin tidak tahu kalau ia tidak menurut pada Young Ho. Ia memohon satu kali saja diijinkan masuk. Ia hanya ingin melihat apakah Young Ho baik-baik saja.

Ia mulai berseru memanggil Young Ho. Young Ho terbangun. Ia mendengar tangis dan suara Joo Eun memohon agar bisa bertemu dengannya. Ia meraih ponselnya dan melihat 18 missed call dari Joo Eun. Joo Eun juga  mengirim rentetan pesan, dari pertanyaan halus hingga kata-kata marah Joo Eun karena Young Ho tidak membalasnya lalu pertanyaan-pertanyaan bernada khawatir dan akhirnya Joo Eun berkata akan menemui Young Ho.
Young Ho mulai mengetik sesuatu. Joo Eun membaca pesan tersebut. Tap tap….


Joo Eun berlutut dan menangis. Ia tahu betul “tap tap” artinya ia harus melepaskannya. Young Ho menangis tanpa suara.

Joo Eun menenangkan dirinya dan bangkit berdiri. Sekretaris Min membiarkan Joo Eun lewat. Joo Eun berdiri di depan pintu kamar dan memanggil Young Ho.

“Coach-nim…ini aku. Apa yang harus kulakukan jika kau mengatakan tap tap? Aku tahu menunggu akan sangat berat bagiku. Aku juga tahu kenapa kau melakukan ini.

Tapi aku wanita yang sangat keras kepala. Aku tidak peduli kapan dan bagaimana kau kembali, aku akan menunggumu jadi kau harus kembali. Kau harus kembali tampan dan seksi,” Joon Eun menangis.


“Kau harus kembali. Ingatlah jika kau masih bertahan berarti kau belum melewati batasmu. Jika kau percaya, kau akan bisa melakukannya. Tidak apa-apa meski kau tidak tampan atau seksi. Kau harus kembali. Maaf…aku tidak memberitahumu lebih awal seberapa besar aku mencintaimu.”

Kalimat terakhir itu melepas pertahanan Young Ho. Ia menangis dan berusaha bangkit dari tempat tidur tapi ia tidak bisa. Ia mengerang dan menangis tersedu-sedu.

Semua orang ikut terharu mendengarnya. Joo Eun berterimakasih pada Sekretaris Min dan memintanya menjaga Young Ho. Sekretaris Min berjanji ia akan melakukan yang terbaik untuk menjaga Young Ho. Joo Eun meninggalkan rumah sakit diikuti Ji Woong dan Joon Sung.


Nenek Young Ho menjenguk Nyonya Choi. Ia berkata ia sudah dengar apa yang terjadi dan baginya tidak cukup meski ia merobek-robek Direktur Choi. Direktur Choi sudah membuat cucunya seperti itu.

Nyonya Choi meminta maaf. Nenek berkata ia dengar berkat Nyonya Choi Young Ho bisa bertahan. Nyonya Choi terus meminta maaf sambil menangis.

Nenek berkata yang terbaik bagi mereka adalah putus hubungan seakan mereka tidak pernah bertemu. Ia berharap Nyonya Choi menjaga diri baik-baik dan hidup dengan baik.

Meski di depan Nyonya Choi Nenek nampak tegas dan galak, di luar ia terlihat rapuh. Ia menepis tangan Direktur Kim yang menuntunnya. Ia berkata ia tidak bisa menjenguk Young Ho hari ini. Nenek Young Ho berjalan pergi sambil menahan tangis. Direktur Kim memapahnya.


Joo Eun pulang. Saat melihat bekas perban di pintu ia kembali menangis.

Direktur Choi menjenguk adiknya. Ia berkata Young Joon saat ini tinggal di Woo San. Nyonya Choi akan tinggal di sana juga setelah keluar dari rumah sakit.

Nyonya Choi memberitahu Direktur Choi bahwa Young Ho pernah mengidap osteosarcoma (sejenis kanker tulang) dan setengah masa kecilnya dihabiskan di rumah sakit untuk operasi dan rehabilitasi. Hidup tanpa seorang ibu sendirian di usia sekecil itu.

“Dia adalah kakak Young Joon dan putera suamiku. Kenapa kakak melakukan hal sekejam itu?”

Direktur Choi berkata di dunia ini mereka berdua hanya memiliki satu sama lain. Jika bukan ia yang melindungi Nyonya Choi,dan keponakannya lalu siapa?

Nyonya Choi memegang tangan kakaknya. Ia berkata sejak awal semuanya memang tidak pas. Keluarganya adalah keluarga yang banyak kekurangan.

“Tapi ada seseorang yang bisa kupanggil ibu mertua. Suamiku tidak manis tapi lurus. Aku adalah ibu Young Joon. Aku bahagia dengan semua itu.”

Dasar bodoh, gumam Direktur Choi dengan suara tercekat.


Soo Jin mengurus kesepakatan antara Direktur Choi dan Young Ho. Dengan ditandatanganinya kesepakatan itu, kecelakaan yang melibatkan Young Ho dan Direktur Choi selesai dengan membayar denda. Direktur Choi menandatangi kesepakatan itu.

Setelah Direktur Choi pergi, Soo Jin bertanya apakah Woo Shik tidak sedikit membencinya karena mendapat kesepakatan dari Direktur Choi yang adalah bos Woo Shik. Woo Shik berkata mereka hanya melakukan pekerjaan mereka.

Soo Jin berkata ia adalah tim kuasa hukum Young Ho jadi ia yang bertugas meninjau proposal pusat kesehatan VVIP yang diajukan Direktur Choi bersama Woo Shik dan proposal itu sedikit bermasalah.

Woo Shik bertanya apakah Soo Jin mengira ia mendendam pada Young Ho karena proposal itu ditolak. Soo Jin mengiyakan. Woo Shik yang ia kenal adalah atlet nasional yang dibanggakannya karena selalu melakukan yang terbaik tanpa melanggar aturan.

Woo Shik berkata karena ia bekerja di Gahong ia hanya berharap Gahong menjadi yang terbaik. Mengenai masalah membocorkan identitas Young Ho, ia mengaku ia merasa tujuannya sudah begitu jelas hingga ia tidak melihat hal lainnya. Dan lagi ia pikir anak orang kaya adalah anak manja.

Ia mengajak Soo Jin makan malam bersama. Soo Jin berkata ia berkelahi dengan Joo Eun. Woo Shik terkejut. Soo Jin berkata wanita juga melakukan hal seperti itu untuk menyelesaikan permasalahan. Ia meledek Woo Shik yang nampak kaget.

“Joo Eun bilang perasaanmu tulus padaku. Im Woo Shik bukan tipa orang yang mudah jatuh cinta hanya karena rayuan. Ah, sekarang jauh lebih nyaman membicarakan Joo Eun.”

Woo Shik meraih tangan Soo Jin dan mereka pun berbaikan.

Direktur Choi membuat surat pengunduran diri dan meninggalkannya di meja.


Tahun Baru 2015….

Joo Eun pulang untuk makan malam bersama keluarganya. Ia menegur keluarganya yang makan saat tengah malam. Ibu berkata mereka baru tutup toko jadi baru sempat makan. Perut adik ipar Joo Eun sudah semakin besar dan untunglah mereka keluarga yang rukun.

Ibu melihat Joo Eun nampak murung dan bertanya apa semua baik-baik saja. Joo Eun meminta ibunya tidak mengurusinya. Ibu bertanya kenapa Joo Eun tidak memperkenalkannya pada pria yang berkirim pesan dengan Joo Eun dan membuatnya tertawa. Apa Joo Eun tidak akan menikah?

“Kenapa aku tidak akan menikah? Ia akan segera muncul. Tunggu saja sebentar lagi,” kata Joo Eun.


Ia sempat melihat tempat tidur yang tergulung rapi dan teringat malam ia bersama Young Ho ketika Young Ho menemuinya. Ia tersenyum melihat kemesraan adiknya dan adik iparnya.

Joo Eun mengaku ia kadang lupa memakan obat hipotiroidnya. Meski ia seorang pelupa, namun ia tidak melupakan setiap pertemuannya dengan Young Ho yang bagaikan baru terjadi kemarin.

Ia juga tidak lupa berolahraga dan menjaga postur tubuhnya seperti yang diajarkan Young Ho. Ia sering memakan sayuran dan mengkhawatirkan Young Ho beberapa kali sehari. Bahkan terkadang ia mendadak menangis.

Seperti ketika ia sedang bertemu kliennya, tiba-tiba ia menangis dan kliennya yang menenangkannya. “Ia akan baik-baik saja, kan? Ia akan baik-baik saja, kan?” kata Joo Eun di sela isaknya.


Waktu terus berlalu…musim terus berganti…

Di bulan Agustus, Joon Sung menjadi juara RFC. Ji Woong berkali-kali mendaftar untuk keenam kalinya ke angkatan laut dan gagal. Tapi ia tidak akan menyerah.

“Jadi jangan menangis…karena semua orang bertahan menjalani hidup dan terus melangkah,” Joo Eun membayangkan Young Ho mengatakan itu.


24 Desember 2015, satu tahun setelah kecelakaan itu…

Joo Eun masih merasa melihat Young Ho di mana-mana, tapi Young Ho tidak ada karena itu hanya bayangannya.


Hingga siang itu…ia melihat bayangan Young Ho berdiri di hadapannya. Ia berjalan melintasinya seperti yang biasa ia lakukan. Tapi yang terjadi ia malah menubruk Young Ho. Joo Eun terkejut dan mendongak menatapnya.

Young Ho tersenyum. Ia memakaikan syal pink di leher Joo Eun. Joo Eun tertegun.
“Lama tak bertemu, Kang Joo Eun…”


Joo Eun mengulurkan tangannya menyentuh Young Ho. “Kali ini kau benar-benar nyata….”


Ia menunduk melihat kaki Young Ho. Young Ho menghentakkan kakinya dua kali untuk membuktikan kalau ia sudah sembuh. Joo Eun menutup mulutnya tak percaya.

Young Ho memeluknya dengan lembut. Joo Eun balas memeluknya dan menangis.


Komentar:

Episode yang penuh kesedihan dan air mata :’(

Sampai-sampai ikut tidak percaya bersama Joo Eun ketika melihat Young Ho berdiri di sana dalam keadaan ....tampan dan seksi^^

Ternyata Young Joon berusaha bunuh diri karena keserakahan pamannya, bukan karena ibunya dicampakkan keluarga Kim.  Syukurlah Young Joon mewarisi hati baik ibunya dan tidak mengikuti keserakahan pamannya. Tapi tetap saja apa yang dilakukannya tidak betul. Dan Young Joon juga yang berhasil menyadarkan pamannya.

Aku masih bingung dengan ‘Nenek yang tega-teganya padahal Nyonya Choi sudah mempertaruhkan nyawa demi menghalangi kakaknya. Apa Nenek juga tidak prihatin dengan apa yang terjadi pada Young Joon? Direktur Kim juga tidak melakukan apa-apa untuk istri dan puteranya itu.

Tadinya aku kira dengan Nyonya Choi berusaha menyelamatkan Young Ho, Nenek akan berubah pikiran dan menerimanya dalam keluarga. Eh malah putus hubungan >,<

Paling sedih ketika adegan di rumah sakit di mana Joo Eun akhirnya mengatakan ia sangat mencintai Young Ho lalu Young Ho menangis dan berusaha mengangkat kakinya untuk bangun. Duh….langsung berkaca-kaca lagi deh. Akting keduanya bener-bener deh…TOP

Bagian Ji Woong dan Joon Sung juga. Joon Sung sih memang badan kekar hati lembut, tapi Ji Woong selama ini selalu ceria dan tidak pernah menunjukkan kesedihan sedikitpun. Karena itu ketika ia berusaha menahan tangis rasanya lebih nyesek gimana gitu ;p

Meski banyak kesedihan, tapi juga banyak yang terselesaikan. Joon Sung bersatu kembali dengan ibunya. Joo Eun berbaikan dengan Soo Jin. Soo Jin berbaikan dengan Woo Shik. Dan Direktur Choi akhirnya mengundurkan diri.

Jadi bertanya-tanya kalau Young Ho kembali secepat ini terus 3 episode terakhir bakal terjadi apa ya??