Kamis, 08 Januari 2015

Sinopsis Pinocchio Episode 16 (Bagian 1)

ki-00169

Dal Po berkata baginya In Ha adalah In Ha, bukan puteri Cha Ok, bukan pula keponakannya.

“Dal Po, maksudku Ha Myung…”

“Kau bisa memanggilku Dal Po,” kata Dal Po cepat. Ia berkata ia sudah melakukan segala daya upaya tapi hasilnya tetap sama. Setiap kali ia memikirkan ayahnya, kakaknya, ibu In Ha, ia tahu tidak seharusnya ia memiliki perasaan seperti ini.

“Tapi aku tidak bisa melepasmu. Jadi mari kita…”

In Ha menjawab perkataan Dal Po yang belum selesai dengan berjinjit menciumnya.

“Aku juga merasakan hal yang sama,” katanya. Mereka tersenyum satu sama lain.

ki-00016 ki-00015

In Ha menunggu di tepi jalan sementara Dal Po berusaha mencari taksi tapi tak ada taksi yang berhenti. Akhirnya In Ha menghampiri Dal Po dan mengajaknya ke tempat yang lebih ramai agar lebih mudah mendapatkan taksi.

Dal Po mengkhawatirkan kaki In Ha yang luka karena untuk ke tempat ramai mereka harus berjalan cukup jauh.

“Apa kau mau singgah ke rumahku sebentar?” tanyanya.

“Rumahmu? Rumah yang mana?”

“Rumah tempat aku tinggal sekarang,” jawab Dal Po. Letaknya di seberang jalan.

“Hai, apa kaubilang?!” seru In Ha kaget sambil menyilangkan tangannya di depan dengan sikap waspada. “Aku tidak bisa!”

ki-00019 ki-00025

“Kenapa kau bersikap berlebihan?” tanya Dal Po heran. “Memangnya kau pikir apa yang akan terjadi? Apa kau berpikiran kotor?”

“Tidak, bukan seperti itu,” In Ha menggeleng. Hiks. Hehe…susah juga ya jadi Pinocchio ;p

In Ha menjelaskan bahwa ajakan Dal Po itu terdengar aneh baginya. Apa Dal Po tidak tahu apa arti ajakannya itu? Memangnya apa artinya, Dal Po balik bertanya. Ia hanya ingin mengobati In Ha.

“Aku sering membawa kucing terlantar ke rumah dan merawat mereka jika mereka terluka. Hanya itu artinya.”

“Apa kau membandingkan aku dengan kucing terlantar?” protes In Ha.

Dal Po berkata keadaan In Ha saat ini memang seperti kucing terlantar. Ia menyuruh In Ha naik ke punggungnya. In Ha berkata ia akan tinggal hanya 5 menit di rumah Dal Po karena ia merasa tidak nyaman jika lebih lama dari itu.

“Bahkan 5 menit terlalu lama untukku,” ledek Dal Po. Maka ia pun menggendong In Ha pulang.

ki-00036 ki-00042

In Ha memperhatikan Dal Po yang sedang membalut luka di kakinya dengan perban. Ia terlihat salah tingkah dan berkata ia bisa melakukannya sendiri. Tapi Dal Po menyuruhnya duduk dengan tenang.

“Mengapa kau membiarkan lukamu hingga seperti ini tanpa mengatakan apapun?” tanyanya.

“Aku benar-benar tidak menyadarinya,” kata In Ha. Ia bahkan tidak merasakan sakit.

Dal Po selesai membalut luka In Ha dalam waktu 4 menit. In Ha berterima kasih dan buru-buru hendak pergi. Dal Po berkata ia akan mengantar In Ha keluar dan mencarikannya taksi.

ki-00046 ki-00049

Mereka berpegangan tangan berjalan ke pintu. Tiba-tiba terdengar suara kakek memanggil Dal Po. Keduanya terkejut.

“Kak, apa kau di rumah?” terdengar suara Dal Pyung.

In Ha terkejut ayahnya juga datang. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan.

“Kurasa aku mendengar sesuatu di dalam. KAKAK!!” panggil Dal Pyung.

Dal Po berkata mungkin lebih baik jika mereka berterus saja mengenai hubungan mereka pada ayah In Ha dan Kakek Choi. Tapi In Ha tidak setuju. Ia tidak boleh memberitahu mereka sekarang. Tidak seperti ini.

Dal Po menyerah dan menoleh ke arah lemari.

ki-00060 ki-00064

Kakek dan ayah In Ha masuk ke dalam rumah. Dal Pyung bertanya mengapa Dal Po begitu lama membuka pintu, tadinya mereka kira akan mati kedinginan di luar. Dal Po beralasan ia baru dari kamar mandi.

Tatapannya terarah pada ujung mantel In Ha yang terselip di pintu lemari. Untunglah In Ha menariknya tak lama kemudian.

“Apa ada seseorang di sini bersamamu? Kurasa aku mendengar suara orang bercakap-cakap.”

“Tidak aku sendirian.”

ki-00069 ki-00071

Hiks, terdengar suara cegukan. Dal Po buru-buru batuk untuk menutupi suara cegukan In Ha dan menyalakan musik. Ia bertanya ada apa mereka malam-malam datang ke sini.

Mereka membawakan makanan untuk Dal Po. Kakek lagi-lagi mewanti-wanti Dal Po untuk terus menyalakan pemanas agar kamarnya tetap hangat. Ia menyuruh Dal Po mematikan musik yang begitu keras karena bisa mengganggu tetangga. Dal Po menurut. Untunglah sudah tidak lagi terdengar suara cegukan In Ha.

Dal Pyung mengajak kakek pulang karena ia sudah selesai menaruh semuanya di kulkas. Tanpa sengaja ia melihat sehelai rambut panjang berwarna hitam di lantai. Ia mengamatinya dan menatap Dal Po dengan curiga.

Kakek menyuruh Dal Po memakan makanan yang mereka bawa. Ia menambahkan bahwa kamar Dal Po dibiarkan kosong karena Dal Pyung tidak mau menempatinya. Dal Pyung berdehem pada Dal Po lalu mengikuti kakek keluar.

ki-00086 ki-00089

Dal Po menghela nafas lega lalu cepat-cepat membuka pintu lemari. In Ha sudah terlelap. Dal Po tersenyum.

“Choi In Ha, bagaimana bisa kau tertidur pada situasi seperti ini?” ujarnya geli.

Ia menggendong In Ha lalu membaringkannya di tempat tidur. Ia terus menatap In Ha….terus tersenyum….

 ki-00118 ki-00117

In Ha bangun dan terkejut saat menyadari semalaman ia di rumah Dal Po. Ia mengambil tasnya dan diam-diam hendak pergi. Tapi Dal Po keluar dari kamar mandi dan memergokinya.

In Ha pamit hendak pergi tapi Dal Po dengan tenang menyuruh In Ha mandi lebih dulu karena sekarang ia terlihat berantakan. In Ha berkeras hendak pergi.

Dal Po menariknya dan memegang tangannya. Ia berkata waktu 5 menit In Ha sudah lama lewat jadi tidak ada salahnya In Ha mandi dan sarapan sebelum pergi.

ki-00131ki-00140

“Apa kau tidak apa-apa dengan semua ini? Kau tidak merasa canggung sedikitpun?” tanya In Ha.  

“Tidak, tidak sama sekali,” jawab Dal Po. Mereka sudah tinggal bersama selama 13 tahun. Mereka makan bersama, menggunakan kamar mandi yang sama, bahkan buang gas di hadapan satu sama lain. Justru menurutnya In Ha yang aneh karena tiba-tiba merasa canggung.

Padahal begitu In Ha masuk kamar mandi, Dal Po langsung lemas dan berusaha menenangkan debaran jantungnya XD

ki-00142 ki-00154

Dal Pyung sarapan bersama Kakek. Ia memberitahu kakek kalau ia menemukan sehelai rambut di lantai rumah Dal Po semalam. Ia menduga Dal Po sudah memiliki kekasih. Kakek bertanya-tanya apakah itu rambut Yoo Rae.

“Aku tidak tahu siapa orangnya. Bagaimana bisa ia membawa seorang gadis ke kamarnya? Ke kamarnya!” ujar Dal Pyung kesal.

Kakek tidak merasa ada yang salah dengan itu. Menurutnya Dal Po sudah cukup dewasa dan hormonnya pasti sedang bergejolak pada usia seperti itu. Hal itu bisa dimengerti.

“Bisa dimengerti? Bagaimana bisa ia sudah bersama gadis lain padahal mereka belum lama putus? Itu tidak benar! Bagaimana bisa cintanya secepat itu berubah?” protes Dal Pyung. Heee….rupanya ia berpihak pada Dal Po dan In Ha^^

“Ayah rasa kau tidak punya kapasitas untuk berkata seperti itu karena kau sendiri tidak memiliki pengalaman berkencan,” ujar Kakek. Skak mat.

Dal Pyung terdiam dan meneruskan makannya.

ki-00161 ki-00163

In Ha selesai mandi dan melihat sarapan mereka hanya 2 telur ceplok dan nasi. Ia bertanya apakah Dal Po sarapan seperti ini setiap pagi. Ia melihat jam dan memutuskan untuk membuatkan mereka sarapan.

In Ha memasak di dapur ditemani Dal Po. Mereka bercanda dan tertawa seperti pasangan muda yang baru menikah. Sesekali Dal Po merangkul In Ha.

ki-00171 ki-00172

Sarapan selesai dimasak, Dal Po membawanya ke ruang tengah dan tak sengaja menyenggol meja hingga sebuah fotonya terjatuh. In Ha membantu membetulkan letak foto itu. Senyumnya memudar saat ia melihat itu adalah foto Dal Po bersama Jae Myung.

Dal Po menyuruh In Ha duduk dan makan. In Ha menurut. Ia berkata ia tidak tahu Dal Po memiliki foto bersama kakaknya. Dal Po memberitahunya bahwa foto itu diambil pada hari kakaknya menyerahkan diri.

Tiba-tiba In Ha cegukan. Dal Po melihatnya dengan heran tapi tidak mengatakan apapun.

ki-00184 ki-00183

Cegukan In Ha tidak berhenti bahkan ketika mereka keluar rumah untuk berangkat kerja. Akhirnya Dal Po menanyakan mengapa In Ha cegukan.

Ia Ha mengakui ia masih belum yakin bisa menjalaninya setelah apa yang terjadi semalam dan pagi ini. Semalam ia menghindari ayahnya, dan pagi ini melihat foto Jae Myung membuatnya dilanda perasaan bersalah.

“Ibuku….tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak bisa mengeluarkan pikiran mengenai ibuku saat aku bersamamu. Tapi aku lebih benci lagi untuk melepasmu. Jadi, bisakah kau memberiku waktu? Aku akan membuat ibuku meminta maaf padamu dan kakakmu. Dengan begitu kurasa aku akan bisa mengatasi perasaan bersalahku dan bersamamu dengan tenang.”

Dal Po melihat cegukan In Ha berhenti setelah mengatakan semua itu. Ia bertanya apakah itu akan membuat In Ha tenang. Meski ia mengatakan pada In Ha bahwa ia baik-baik saja tapi ia menyadari In Ha tetap merasa tidak tenang dan tetap merasa bersalah. Karena itu ia setuju untuk memberikan In Ha waktu.

ki-00200 ki-00206

Episode 16: Pakaian Baru Sang Raja

In Ha mencari Bum Jo dan memberitahunya perihal kotak hitam yang ditemukan Dal Po. Dengan ceria ia berkata YGN setuju untuk membagi rekaman dalam kotak hitam itu bersama mereka jadi mereka juga bisa memberitakannya.

“Bukankah itu hebat?” ujar In Ha sambil mengangkat tangannya untuk hi-five.

Tapi kali ini Bum Jo tidak membalas hi-five tersebut dan memasukkan tangan ke saku jaketnya.

“Iya, itu hebat,” ujarnya sambil berjalan pergi.

Ia teringat perkataannya semalam pada Dal Po. Menyadari bahwa In Ha kembali ceria karena Dal Po, Bum Jo memaki-maki dirinya sendiri.

ki-00210 ki-00221

Dal Po dan Gyo Dong sedang berjalan di luar gedung membicarakan acara makan bersama kantor. Gyo Dong menyuruh Dal Po membuat reservasi untuk kantor mereka.

Pada saat yang sama, Cha Ok baru turun dari mobilnya. Gyo Dong melihatnya dan langsung membicarakan kotak hitam dengan suara keras.

Awalnya Dal Po bingung. Tapi begitu melihat Cha Ok, ia mengerti kaptennya sedang mengolok Cha Ok.

ki-00224 ki-00227

Gyo Dong berkata kotak hitam itu sedang diperiksa polisi sekarang dan Jang Kepo akan membuat beritanya.

“Semua reporter investigasi terbaik kita mengerahkan keahlian mereka dan kita akan bekerja sama dengan polisi dan penuntut dalam kasus ini. Jadi kau tidak perlu khawatir kasus ini akan terkubur.”

“Ya. Terima kasih, Cap.”

Cha Ok menghampiri mereka dan menyapa Gyo Dong. Gyo Dong balas menyapanya. Ia berkata meski mereka secara eksklusif mendapatkan video dari kotak hitam, mereka memutuskan untuk membaginya dengan reporter lain karena informasi itu begitu penting. Ia bertanya kapan MSC akan menyiarkannya.

ki-00234ki-00235

“Aku tidak yakin. Aku tidak tertarik,” ujar Cha Ok. Ia berkata sepertinya Dal Po senang mendapatkan video tersebut.

“Ya, karena rekaman itu mengandung rekaman yang sudah kauhilangkan. Aku percaya itu bukti penting untuk mengubah arah berita.”

“Aku tidak sabar melihatnya. Apa kau benar-benar berpikir rekaman itu cukup untuk mengubah sesuatu?”

“Kami akan pastikan itu,” sahut Gyo Dong penuh percaya diri. “Kami mengerahkan tim investigasi terbaik untuk memastikan kasus ini mendapat keadilan. Kami tidak memiliki niat jahat di dalamnya.”

“Ya, terserah. Tapi, apa kalian bisa menyalakan api yang sudah padam?” tanya Cha Ok dengan nada menyindir. “Aku mengkhawatirkan itu untuk kalian.”

ki-00245 ki-00249

Walau dari luar ia terlihat tenang dan dingin seperti biasanya, tapi percakapan tadi cukup membuat Cha Ok untuk segera menghapus isi percakapannya bersama ibu Bum Jo di ponselnya.

Dal Po bercanda kalau Gyo Dong dan Cha Ok terlihat cukup dekat. Itu adalah penghinaan, kata Gyo Dong.

Mereka berhenti saat melihat Yoo Rae. Yoo Rae tampak diam tak seperti biasanya. Lalu tiba-tiba ia menggerakkan kepalanya (kok kaya gerakan kepala ayam ya XD) sambil bernyanyi lagu tentang dicampakkan.

“Aku ditendang…. Dengan satu kata, aku dicampakkan…”

“Kau ditendang? Oleh siapa?” tanya Dal Po polos.

“Olehmu.” 

ki-00261 ki-00262

Dal Po dan Gyo Dong bengong. Yoo Rae berlalu sambil terus menggerakkan kepalanya.

“Ada apa dengannya?” tanya Dal Po. “Ia membuatku takut. Serius, ada apa dengannya.”

“Entahlah,” gumam Gyo Dong. “Kau pasti melakukan suatu kesalahan.”

 ki-00267 ki-00272

Mereka masuk ke dalam dan melihat Jang Kepo sedang berlatih bahasa Rusia. Gyo Dong bertanya kenapa reporter Jang belajar bahasa Rusia. Dengan bersemangat reporter Jang berkata 3 reporter investigasi akan dikirim ke Sochi untuk meliput Olimpiade (Olimpiade Musim Dingin).

Kebetulan ia pernah mempelajari bahasa Rusia. Dan itu artinya ia calon terkuat yang akan dikirim.

Gyo Dong dan Dal Po sama sekali tidak ikut senang. Karena itu artinya reporter akan ditugaskan meliput olimpiade, bukan kasus kebakaran itu.

ki-00278 ki-00281

Di MSC pun demikian, enam orang reporter akan dikirim ke Sochi. GongJoo menugaskan In Ha untuk mewawancarai pada keluarga atlet yang bertanding. In Ha bertanya bagaimana dengan berita kotak hitam. Mereka sudah menemukan bukti mengenai siapa yang bertanggungjawab atas kebakaran itu.

Gong Joo berkata berita olimpiade lebih besar jadi kasus itu serahkan saja pada polisi. In Ha tidak setuju. Seorang pekerja tewas kemarin, artinya kematian akibat kebakaran itu bertambah dari 16 orang menjadi 17 orang.

Gong Joo mengakui ia juga merasa sedih dan tidak menyukainya. Tapi tetap saja ini mengenai Olimpiade. Intinya, tidak ada yang bisa mereka lakukan.

ki-00292 ki-00293

Gyo Dong menghadap Young Tak. Ia berpendapat 3 reporter investigasi ditugaskan meliput olimpiade adalah terlalu banyak. Masih begitu banyak berita dan mereka bisa mengirim reporter dari divisi lain. Young Tak berkata reporter-reporter dari divisi lain juga memiliki tugas.

Gyo Dong berkeras mereka memerlukan setiap reporter investigasi tanpa terkecuali. Mereka harus menyelediki perusahaan Chanju Environmental dan kaitannya dengan pabrik limbah. Juga harus memeriksa setiap perijinan perusahaan tersebut.

Young Tak beralasan mereka sudah menyerahkan kotak hitam pada polisi. Mereka sudah melakukan tugas mereka sebagai reporter. Giliran polisi untuk menangkap mereka yang bertanggungjawab dalam kasus ini. Dan lagi berita olimpiade akan memakan setengah waktu siaran berita mereka karena itu ia membutuhkan reporter investigasi untuk meliput olimpiade juga.

“Kita harus memberitahu dunia mengenai siapa yang bertanggungjawab atas apa yang terjadi. Itu adalah tanggung jawab kita, untuk membenarkan apa yang salah. Kita harus membuat puluhan, bukan…ratusan laporan mengenainya. Jika kita membiarkannya, maka kasus ini akan dilupakan sebelum ada yang bisa dikoreksi. Semuanya akan terkubur dalam berita olimpiade,” kata Gyo Dong.

“Siapa bilang kasus ini akan terkubur? Hanya saja berita Olimpiade lebih besar,” kata Young Tak.

ki-00299 ki-00304

Dal Po mendengar perdebatan mereka dari luar. Young Tak membela diri bahwa MSC mengirim 6 orang sementara ia hanya mengirim 3 orang.

Dal Po teringat perkataan Cha Ok tadi. “Apakah kau bisa menyalakan api yang sudah padam? Aku mengkhawatirkan itu untuk kalian.”

Dal Po berjalan keluar dan ia berhenti di depan layar raksasa gedung YGN. Layar itu menampilkan berbagai liputan mengenai olimpiade. Ia menyadari bahwa inilah arti perkataan Cha Ok. Berita terus berganti dengan berita lain yang dianggap lebih besar.

ki-00308 ki-00313

“Inilah yang persis terjadi waktu itu. Setelah kebakaran itu, kemarahan dunia berkobar dan ayahku bersama seluruh keluarga harus menghadapi kemarahan mereka. Tapi setelah berita lain mulai menyebar, kemarahan dan perhatian dunia lambat laun mendingin. Dan ketika pelaku sebenarnya yang bersalah ditemukan, kemarahan sudah padam dan tidak ada seorangpun yang mempedulikan.”

Ternyata dua orang pegawai pabrik yang menyebabkan kebakaran pernah dihukum masing-masing 120 jam melayani masyarakat setelah ketahuan mereka yang menyebabkan kebakaran itu. Tapi itu hanya berita kecil dan tidak diperhatikan orang. Dal Po waktu itu masih kecil.

“Aku masih terlalu muda…dan tidak memiliki kekuatan untuk mengubah arus.”

ki-00317 ki-00321

Bum Jo makan siang bersama Joo Ho. Mereka melihat Cha Ok membawakan makanannya dan duduk sendirian. Joo Ho berkata Cha Ok selalu bersikap dingin dan sendirian. Mereka melihat In Ha datang dan duduk di hadapan Cha Ok. Ia meminta ibunya membantunya. Ibunya memiliki kekuasaan untuk mengubah arus berita. Mereka sudah tahu ibunya mengedit video tersebut dan memiliki bukti bahwa ibunya berbohong. Bum Jo diam mendengarkan percakapan mereka.

“Aku tidak berbohong. Aku tidak tahu video itu sudah diedit. Itu adalah kesalahan yang bisa dibuat reporter manapun,” sanggah Cha Ok.

“Kalau begitu Ibu seharusnya memperbaiki kesalahan. Jangan kubur berita itu. Jika Ibu benar-benar seorang reporter maka itulah yang harus dilakukan.”

ki-00324 ki-00329

Cha Ok berkata meski ia tidak melakukannya, tetap saja kesalahan itu akan diperbaiki. Orang yang bersalah dalam kasus ini akan ditangkap dan dihukum berdasarkan bukti yang diserahkan In Ha dan Dal Po. Menurutnya itu sudah merupakan akhir yang bahagia.

“Tidak. Jika kita membiarkannya seperti ini, maka kasus ini akan dilupakan. Sama seperti 13 tahu yang lalu. Aku tahu itulah yang Ibu inginkan, karena itu Ibu terus berfokus pada Chan Soo. Sama seperti yang Ibu lakukan 13 tahun lalu pada Ki Ho Sang.”

Cha Ok berkata lagi-lagi In Ha berspekulasi sembarangan. In Ha berkata ia berharap kalau ia benar-benar hanya berspekulasi.

“Aku berharap ini adalah kesalahanku, seperti yang Ibu bilang. Karena jika Ibu melakukannya dengan senhaja, maka Ibu… bahkan kehilangan hak untuk meminta maaf.”

Cha Ok berkata In Ha sudah pernah menyuruhnya meminta maaf sebelumnya. Kenapa In Ha begitu terobsesi dengan permintaan maaf? Hal ini bahkan tidak ada hubungannya dengan In Ha.

“Tapi ini berkaitan dengan orang yang kusukai,” jawab In Ha. “Aku sungguh-sungguh menyukai dan mempedulikan Dal Po. Karena itu aku benar-benar ingin ia mendengar permintaan maaf yang tulus dari Ibu.”

Cha Ok nampak tertegun mendengar pengakuan In Ha.

ki-00348 ki-00350

Bum Jo mendengarkan dengan sedih.

“Apa maksudnya? Puteri Manajer Song menyukai Ki Ha Myung dari YGN?” tanya Joo Ho. Bum Jo membenarkan.

Joo Ho tak habis pikir. Mereka seperti musuh bebuyutan, jadi apakah itu mungkin?

ki-00354 ki-00356

In Ha mengenakan pakaian formal hitam-hitam dan pergi ke rumah duka untuk melayat korban ke-17. Saat melihat buku tamu, ia melihat nama tamu sebelumnya adalah Ki Ha Myung.

In Ha berdiri dekat pintu masuk dan melihat Dal Po memberi hormat di depan foto korban. Dal Po meminta maaf pada istri korban. Istri korban memgang tangan Dal Po sambil menangis.

“Kau bilang kau seorang reporter? Jangan katakan kau minta maaf…temukan kebenaran. Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada suamiku! Aku bahkan tidak tahu harus marah pada siapa!” ratap istri korban. Puteranya ikut menangis.

ki-00362 ki-00368

Dal Po menoleh dan melihat In Ha. Keduanya duduk di luar ruangan.

Dal Po bertanya mengapa In Ha datang ke tempat ini. In Ha berkata ia datang dengan alasan yang sama seperti Dal Po.

“Karena aku merasa bersalah dan malu sebagai seorang reporter.”

Ia bertanya apakah kasus ini akan dilupakan begitu olimpiade dimulai. Dal po membenarkan. Kasus ini terlalu mudah dilupakan.

“Kita terlalu lemah dari yang kita kira,” In Ha menghela nafas panjang.

ki-00371 ki-00372

Dal Po mendapat sms mengenai makan malam bersama kantor malam ini. In Ha berkata ia juga ada makan malam bersama kantor malam ini. Ia bertanya Dal Po akan makan bersama di mana?

Sudah bisa diduga, mereka makan di tempat yang sama. Dan itu artinya tim YGN dan tim MSC kembali bertemu. Yeaaay XD

Tim YGN datang belakangan hingga mereka mengomel pada ahjumma pemilik restoran. Jang Kepo meminta diskon besar lalu ia berceloteh dalam bahasa Rusia untuk menyombong.

Meja mereka bersebelahan dan hanya dipisahkan sekat pendek. Il Joo bertanya di mana In Ha.

ki-00385 ki-00386

In Ha masuk bersama Dal Po. Keduanya langsung bergabung dengan tim mereka masing-masing.

“Bukankah mereka terlihat manis bersama meski musuh bebuyutan?” bisik Joo Ho pada Bum Jo. “Mereka benar-benar seperti pasangan.”

“Menurutmu itu lucu?” ujar Bum Jo ketus.

ki-00395 ki-00396

Gong Joo baru tahu kalau Dal Po adalah reporter YGN. Il Joo berbisik kalau Dal Po adalah adik Jae Myung. Cha Ok diam-diam memperhatikan In Ha namun ia mengalihkan pandangannya begitu In Ha melihatnya.

Jang Kepo menyombongkan kemampuannya berada di cuaca dingin. Ia terlahir menjadi koresponden luar negeri. Ia sengaja mengatakannya keras-keras agar ia dikirim meliput olimpiade.

Di meja sebelah, direktur MSC juga mengajak tos untuk memulai liputan Olimpiade demi mengembalikan kebahagiaan pada para pemirsa dan meningkatkan rating mereka.  

Hanya In Ha yang tidak ikut tos. Joo Ho bertanya kenapa In Ha tidak minum.

ki-00408ki-00413

“Berpakaian serba gelap dan murung seperti itu, apa kau dari pemakaman atau semacamnya?” tanyanya.

In Ha membenarkan. Ia baru saja melayat korban terakhir kebakaran pabrik. Korban meninggal akibat luka-luka ledakan. Tapi ia menyadari tidak ada satu reporter pun meliput kematiannya. Semua terdiam, termasuk tim YGN.

“Kau sudah melakukan hal baik. Setidaknya kau datang melayat, jadi tidak apa-apa,” kata Il Joo.

“Aku tidak yakin. Aku tidak sepenuhnya setuju,” jawab In Ha.

“Hah? Itu kan kalimatku,” ujar Jang Kepo. LOL XD

ki-00420 ki-00421

In Ha berkata keluarga korban mengatakan bahwa mereka masih belum tahu siapa yang bertanggungjawab atas kebakaran itu. Mereka terus bertanya padanya karena mengira ia tahu sebagai seorang reporter.

“Tapi aku tidak bisa mengatakan apapun. Jadi bagaimana bisa aku disebut melakukan hal yang baik?” tanyanya.

Gong Joo berkata sebaiknya mereka tidak membicarakan pekerjaan saat makan malam. Kali ini reporter Jo sependapat, menganggap In Ha sudah merusak suasana.

“Kenapa? Ia mengatakan hal yang benar. Sudah tentu kasus ini dikesampingkan, untuk dilupakan. Jadi normal bagi seorang reporter untuk berpikir dan berkata demikian,” kata Gyo Dong.

ki-00428 ki-00430

Cha Ok berkata sebentar lagi mereka akan menyiarkan berita yang lebih menggembirakan pada pemirsa. Terus berkutat pada berita yang sudah lewat juga tidak seharusnya dilakukan seorang reporter.

“Menyebalkan!” maki Yoo Rae sambil pura-pura batuk.

Gyo Dong mengedip pada Yoo Rae sambil mengacungkan jempolnya. Yoo Rae tersenyum senang. Hehe….dua orang ini lucu^^

 ki-00435 ki-00437

In Ha berkata 17 orang kehilangan nyawa mereka dan orang yang bertanggungjawab belum ditemukan, jadi bagaimana bisa berita ini disebut berita yang sudah lewat?

“Meski berita ini bukan berita menggembirakan, tapi ini adalah berita yang harus dilihat,” tandasnya.

“Berita yang harus dilihat? Siapa yang menilainya? Jika kau mengesampingkan keinginan publik untuk menekankah pendapatmu sendiri, maka kau bukan seorang reporter…melainkan seorang guru,” kata Cha Ok.

“Menggelikan!” Yoo Rae kembali pura-pura batuk.

Gyo Dong tersenyum padanya. Yoo Rae balas tersenyum.

ki-00441 ki-00443

Gyo Dong bertanya pada Young Tak, jika harus memilih ia akan memilih yang mana, berita gembira atau berita yang harus dilihat?

“Keduanya penting. Tapi jika harus memilih salah satu, maka aku memilih berit gembira,” kata Young Tak. Doenk!!

Gyo Dong mengomel apakah Young Tak tidak sadar ke mana arah pembicaraannya. Direktur MSC tertawa gembira karena baru kali ini Young Tak sependapat dengannya. Young Tak cemberut.

Gong Joo berkata berita olimpiade dan kasus kebakaran itu tidak sebanding. Pembicaraan pun berhenti.

ki-00448 ki-00451

Tiba-tiba Dal Po berkata dengan santai pada Jang Kepo bahwa ada sesuatu yang harus ia katakan. Ia memiliki kabar baik dan buruk, jadi sebaiknya ia memberitahu yang mana dulu? Tentu saja Jang memilih berita baik lebih dulu.

“Tadi Senior Moon memberiku beberapa tiket konser untuk diberikan padamu. Ia bilang itu adalah konser semua bintang Hallyu terpopuler.”

“Benarkah?! Apakah A-Pink ada di sana? Bagaimana dengan Girls Days?!”

“Kurasa mereka semua ada.”

Jang bersorak gembira. “Daebak!! Hari ini pasti hari keberuntunganku! Lalu apa berita buruknya?”

ki-00461 ki-00470

“Hasil tes kesehatanmu sudah keluar. Kau mengidap kanker pankreas.”

Seketika ruangan menjadi sunyi.

 ki-00476 ki-00478

[Bersambung ke Bagian 2]

Komentar:

Tenang, Jang Kepo tidak apa-apa. Dal Po tidak mungkin mengumumkan hal sepenting itu di depan banyak orang seperti ini. Ini adalah caranya untuk menyadarkan mereka semua mengenai berita apa yang harus mereka liput. Berita menggembirakan? Atau berita yang harus didengar dan dilihat masyarakat?

Terus terang aku sendiri memilih berita yang menggembirakan daripada berita buruk. Apalagi siaran berita kita seringkali lebih banyak mengenai berita buruk daripada yang menggembirakan. Lebih banyak berita kematian, lebih banyak berita kejahatan, lebih banyak berita tragedi, lebih banyak berita korupsi, lebih banyak berita perceraian, dsb. Tiap hari membaca berita seperti itu membuat hati tidak tenang dan tidak nyaman.

Tapi berita-berita seperti itu yang membuat kita lebih waspada. Dan seringkali berita-berita seperti itu yang mampu menggerakkan orang-orang untuk berbuat sesuatu. Meski seringpula berita-berita itu didompleng untuk kepentingan kelompok atau golongan tertentu.

Apa yang membedakan adalah reporter dan media yang meliputnya. Apakah mereka meliputnya untuk kepentingan orang yang menjadi korban? Apakah mereka meliputnya demi rating tinggi? Atau apakah mereka meliputnya demi kepentingan kelompok tertentu?

Sayangnya, menurutku lebih banyak media yang mementingkan meraup pembaca dan pemirsa yang banyak dibandingkan mengungkapkan kebenaran. Fokus berita dengan mudah dialihkan untuk hal yang terlihat lebih besar dan lebih heboh padahal belum tentu berita tersebut penting bagi pemirsa. Seringkali berita-berita yang ada malah saling bertolak belakang dan membuat bingung para pembacanya. Seringkali juga mereka membuat berita tanpa memikirkan perasaan korban dan orang-orang yang terkait dalam berita tersebut. Adakah reporter-reporter sejati seperti Gyo Dong, In Ha, dan Dal Po?

15 komentar:

  1. Waaaaaaa keren... Cpt bgt ya keluar sinopny...

    BalasHapus
  2. benar mba fan,nonton di tipi qita,bikin takut,beritta pembunuhan,penculikan aau koropsi,hiii.. bahkan gr2 iberita mngenai kasus kekerasan di angkutan sy jdi takut u naik taksi sendiri di jam2 tertentu. moga aja di dunia nyata ada reporter seperti inha dan dalpo..makasi mba fanny.. maat istrahat

    BalasHapus
  3. yeaay...:D,udah keluar ep 16,
    seneng dh liat Dal Po-ya sma In Ha-ya balikan lg.
    jd berharap Yo Rae sma Cap Gyo Dong jadian deh soalnya mereka lucu.
    daebak bwt kak.fani,makasih.

    BalasHapus
  4. Jjjjyyaahahaha...bener ngakak liat jang kepo d krjai HMyung,YoRae jdian ae sm Cap y hahahaa...sweet banget tdur d liatin Hmyung mleleh dech hehehee...gomawo mbak Fanny keep healthy y

    BalasHapus
  5. Daebak makin keren ja ceritanya.,tambah suka., daebak juga buat mbk fani
    fighting ea mbk lanjutin sinopsisnya,.
    terimakasih mbk fani.,semoga diberi umur yang panjang disertai kesehatan selalu
    Aamiin

    BalasHapus
  6. Komennya mba fany kerenn...setuju mba...berita yg baik..bikin hati n pikiran juga baik.....makasih mba fany...

    BalasHapus
  7. Setuju banget mba fan. Jadi pengen nulis fiksi reportase kaya gini.

    Dulu sempet baca prime time nya sandra brown tapi ga serame dan seinspiratif ini

    BalasHapus
  8. Semalem ru liat ep. 16 tnpa tau apa obrolannya mereka tu apa... tp skrg udh tau berkat sinop dr mba Fanny... Mksh mbak :)
    Lucu jg sm Jang Kepo yg bersorak krna Apink & Girls Day :p

    BalasHapus
  9. Spanjng ngikutn drama ini sy jd mikir ap itu jg trjdi di dunia nyata jg y??? Iiih... Sungguh menyermkn.... Di tunggu part 2ny y... Comment sist fan mang daebaaak... Makaciih... :)

    BalasHapus
  10. Suka deh sama org2 YGN. mereka pnya prinsip menyiarkan berita yg jelas kebenaran nya. di dunia nyata kita btuh ssorang atasan bg reporter seperti Captain Gyo Dong, tdk asal dlm menyajikan berita pd publik...

    BalasHapus
  11. Hiiii,, jang kepo lucu deeeh,, yoo rae jugaa hahahahahah

    BalasHapus
  12. horeeee akhirnya keluar juga eps 16 ny,setelah bbrp hari bolak balik ke blog ini heee,,
    aku suka adegan pas In Ha lgi bersama Dal Po seruu xixixi,,

    BalasHapus
  13. Dal Po - In Ha keren,,,, Mbak Fanny juga keren,,,,
    Thank's mbak fanny
    Salam kenal dari aku :)

    BalasHapus
  14. komennya untuk Yoo Rae: lucu, sukaaa
    tkx mbak Fanny :)

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)