Senin, 26 Mei 2014

Sinopsis You’re All Surrounded Episode 5 (Bagian 2)

shot0344

[Episode bagian 1 klik di sini]

Pan Seok mengerahkan timnya untuk menyelidiki kasus tewasnya Min Joon. Diduga Min Joon adalah korban tabrak lari. Ia tertabrak dan jatuh dari jembatan hingga tewas.

Eung Do menemukan bahwa jejak ban mobil di TKP adalah jejak ban mobil tertentu, tidak seperti ban mobil pada umumnya.

Dae Gu menggunakan kemampuan ingatannya untuk mengamati rekaman CCTV jalan raya tempat terjadinya peristiwa tabrak lari itu. Ia mengamati dan merekam nomor-nomor plat kendaraan dalam ingatannya. Sementara Ji Gook berkeliling menanyai penduduk di sekitar TKP untuk mencari saksi.

shot0307 shot0308

Dari analisis jejak ban mobil di TKP, ban mobil itu berasal dari satu tipe mobil Rolls Royce. Hanya terdapat 6 buah mobil seperti ini di Korea. Karena itu mereka harus menemui keenam pemilik mobil tersebut dan menanyai mereka.

Melalui rekaman CCTV, mereka menemukan satu buah mobil tersebut sempat melewati daerah TKP dengan plat mobil nomor 4885. Mobil itu milik Kim Shin Myung. Bingo!

shot0313 shot0314

Pan Seok, Dae Gu, dan Soo Sun tiba di depan rumah Kim Shin Myung. Tentu saja rumah itu ada di daerah elit. Mungkin tetangganya Kim Tan XD

Pintu garasi mobil Kim terbuka. Mereka melihat Kim sedang memarahi supirnya, bahkan memukulnya, hanya karena sang supir terlambat membuka pintu garasi. Si supir yang malang meminta maaf berkali-kali.

shot0318 shot0316

Pan Seok langsung mengamati mobil yang terdapat dalam garasi itu. Salah satunya adalah mobil Rolls Royce. Tapi anehnya tidak ada tanda-tanda pernah terjadi benturan pada mobil itu. Tidak ada pecahan atau kerusakan, bahkan goretan pun tak ada.

Mereka menghampiri si pemuda kaya sombong itu. Dae Gu memperkenalkan diri sebagai petugas polisi. Si supir mulai nampak gugup. Pemuda Kim berkata Dae Gu tidak boleh menanyainya dengan cara seperti ini. Dae Gu tidak peduli. Ia bertanya apakah Kim tahu mengenai peristiwa tabrak lari yang terjadi pada tanggal 10.

“Korban kejadian itu tewas. CCTV merekam nomor plat mobil 4885 melalui tempat kejadian.”

Pemuida itu tersenyum sinis lalu berbalik hendak masuk ke mobilnya tanpa mengatakan apapun.

shot0322 shot0324

Soo Sun menghentikannya dengan memegang lengan pemuda itu. Pemuda itu malah membentaknya dengan kata-kata kasar. Bahkan Dae Gu pun terkejut mendengarnya.

“Aaah…apa kau ibunya? Apa kau mencium bau uang? Kau menyebut dirimu seorang ibu dengan menjual anakmu yang sudah mati?”

Soo Sun sampai tidak bisa berkata-kata saking kesalnya. Pemuda itu dengan santai masuk ke dalam mobil mewahnya.

shot0329shot0331 

Kali ini Pan Seok yang maju. Sambil tersenyum ia bertanya bagaimana Kim bisa tahu kalau korban tewas adalah seorang anak kecil.

“Detektif Eun kami tidak pernah mengatakan itu,” ujarnya.

Ketenangan di wajah Kim memudar.

“Kau yang mengemudi pada malam itu, bukan? Awalnya kukira mungkin orang lain yang mengemudikannya (alias sang supir). Tapi kau yang membunuh Min Joon. Benar, kan?”

“Apa kau memiliki buktinya?” tanya Kim.

Pan Seok terdiam. Kim tersenyum sinis dan menyuruh Pan Seok membawa buktinya.

“Apa kau tahu? Jika saja kau membawa anak itu ke rumah sakit, ia mungkin masih hidup saat ini. Tunggu saja. Aku akan membawa surat perintah penangkapan,” kata Pan Seok sambil menatap tajam Kim.

Kim membentak supirnya agar segera menutup pintu. Lalu ia pergi melenggang begitu saja.

shot0333 shot0334

Ji Gook memeriksa bengkel mobil yang khusus mereparasi mobil jenis tersebut. Namun bengkel itu menyatakan tidak pernah memperbaiki mobil Kim. Hanya saja Ji Gook memiliki firasat bengkel itu menyembunyikan sesuatu.

Saat Pan Seok hendak menyelidiki lebih lanjut, Penuntut Han menelepon Eung Do. Pan Seok bergurau ia sengaja meninggalkan ponselnya di rumah eh Penuntut Han malah menelepon Eung Do. Ia memutuskan untuk menemui Penuntut Han karena ia juga hendak mengajukan surat larangan pergi ke luar negeri untuk Kim.

shot0343 shot0345

Dae Gu menyusup ke rumah Pan Seok untuk memeriksa ponselnya (ia mendengar saat Pan Seok berkata ia sengaja meninggalkan ponselnya di rumah untuk menghindari Penuntut Han). Sepertinya ia mencari nomor telepon si penyusup. Agak bingung juga dengan adegan ini. Bukannya Dae Gu punya telepon duplikat Pan Seok, apa di telepon itu tidak keluar nomor teleponnya? Atau ia mencari nomor telepon yang lain? Kenapa tidak saat ia mengambil ponsel Pan Seok untuk membuat duplikat?

Belum selesai Dae Gu memeriksa, terdengar suara pintu. Pan Seok pulang! Dae Gu segera bersembunyi di dalam lemari.

Pan Seok pulang untuk mengambil ponselnya. Lalu ia menoleh, dan membuka lemari. Aaaack >,<

Tapi Pan Seok hanya menurunkan sebuah dus, melihat isinya sebentar, lalu pergi. Dae Gu tidak ketahuan.

shot0349 shot0355

Penuntut Han berbicara dengan ayah Kim Shin Myung di telepon. Ia menyarankan agar Presdir Kim mengirim puteranya ke luar negeri untuk beberapa bulan. Ia menyebut Pan Seok adalah polisi bodoh dan ia senang bisa menghalangi pekerjaan Pan Seok.

Pan Seok mengetuk pintu dan masuk menemui Penuntut Han. Penuntut Han menyuruh Pan Seok pergi menjemput tahanan di Busan. Pan Seok mengiyakan dengan sopan. Lalu ia menyodorkan surat permintaan pelarangan ke luar negeri untuk Kim Shin Myung. Ia berkata Kim adalah tersangka pelaku tabrak lari dan berpotensi melarikan diri.

Penuntut Han hanya melihat surat itu sekilas lalu ia berkata Kim tidak akan melarikan diri karena identitasnya dan alamat rumahnya sudah jelas.

shot0357 shot0360

Masih dengan sopan, Pan Seok mengingatkan Penuntut Han akan kasus 2 tahun lalu. Penuntut Han tertawa sinis memotong kata-kata Pan Seok.

“Lagi-lagi kau hendak mengguruiku. Itu adalah cacat bawaan lahir.”

“Bukan cacat, tapi kekhawatiran. Kami sudah berusaha keras menghimpun bukti, jika tersangka melarikan diri….”

“Pergi jemput tahanan.,” lagi-lagi Han memotong kata-kata Pan Seok.

Siapapun jika diperlakukan seperti itu pasti akan marah. Begitu juga Pan Seok. Namun ia menahan diri dan mengiyakan.

Pan Seok berbalik diikuti Eung Do. Penuntut Han memanggil Eung Do dan menyuruhnya menjemput tahanan ke Gwangju. Jelas ia ingin membuat keduanya pergi ke tempat terpisah agar tidak bisa mengurus kasus Kim. Eun Do menatap Han dengan sebal. 

“Kenapa kau melihatku seperti itu? Kau kan tidak bisa hanya mengekori Seo Pan Seok selamanya,” sindirnya.

shot0362shot0364

Pan Seok tak tahan lagi. Ia bertanya berapa lama lagi Penuntut Han mengincarnya dan mempersulitnya.

“Apa kau bilang, brengsek!”

“Aku bukan brengsek, memangnya kau ayahku?” ujar Pan Seok tanpa menggunakan bahasa formal lagi.

Pertengkaran mereka semakin memanas. Eung Do berusaha menenangkan Pan Seok. Pan Seok berkata ia akan pergi menjemput tahanan karena beginilah sistem hukum (detektif mengikuti permintaan Penuntut) dan karena ia tidak bisa meninggalkan P4 sendirian.

“Tapi aku harap ini tidak ada hubungannya dengan Kim Shin Myung. Kau bahkan tidak membaca surat permintaan larangan ke luar negeri tapi kau begitu yakin akan identitas dan alamatnya. Aku tidak tahu bagaimana bisa secepat ini kau menolaknya, tapi….”

“Tenanglah, kak!” seru Eung Do. Ia khawatir Pan Seok mengucapkan kata-kata yang akan mempersulit dirinya sendiri nantinya.

Pan Seok berusaha mengendalikan diri. Ia berkata ia pergi sekarang. Eung Do segera mendorong agar Pan Seok buru-buru pergi dari sana.

shot0367 shot0369

P4 bekerja di kantor polisi untuk mencari saksi dan bukti yang bisa menjerat si pelaku. Dae Gu melihat Soo Sun sedang merenung dengan serius. Perhatiannya tertuju pada bibir Soo Sun yang mengerucut.

Otomatis pikiran Dae Gu melayang pada kejadian pagi ini. Di mana bibir yang sama sempat melekat di dadanya. Dae Gu melihat dadanya, seakan kembali merasakan hal yang sama. Lalu cepat-cepat ia menepuk dadanya untuk mengenyahkan perasaan itu.

shot0373 shot0374

Di bagian lain kantor, ibu Min Joon terus menangisi puteranya yang sudah tiada. Sa Kyung melihat ibu itu dengan mata merah menahan tangis. Tapi ia tidak nampak iba.

Mantan suami ibu itu dan mantan ibu mertuanya datang ke kantor polisi dan langsung memaki ibu Min Joon. Mereka menuduh ibu Min Joon sebagai pembunuh Min Joon. Mereka memarahinya karena telah gagal melindungi Min Joon. Seharusnya mereka yang mengurus Min Joon.

Ayah Min Joon bertanya mengapa ibu Min Joon terlambat menjemput Min Joon. Mengapa meninggalkannya sendirian untuk bekerja begitu lama? SA Kyung tak tahan lagi dan bangkit berdiri.

“Tutup mulutmu!” seru ibu Min Joon. “Apa hakmu mengatakan hal itu? Jika kau tepat waktu memberikan uang, hal ini tidak akan terjadi!”

shot0383 shot0384

Mendengar itu, Sa Kyung berhenti dan menoleh.

“Anda yang tutup mulut!” katanya pada ibu Min Joon.

Semua orang terkejut. Termasuk Pan Seok yang baru tiba.

“Apakah yang dikatakannya salah? Jika Anda datang tepat waktu, Min Joon tidak akan mati. Siapa yang peduli pada presentasi kerja Anda jika Anda meninggalkan anak Anda sendirian? Guru TK bukanlah ibunya atau bibinya. Anda seharusnya melindungi anak Anda sendiri! Anda membiarkannya mati! Kenapa Anda menangisinya?!” ujar Sa Kyung penuh emosi.

Ibu Min Joon menangis karena menyadari kata-kata Sa Kyung ada kebenarannya. But it’s really a hard truth for a mom that just lost his son >,<

shot0389 shot0393

Pan Seok mencoba menenangkan Sa Kyung. Tapi kemarahan Sa Kyung belum reda. Ia berkata ibu Min Joon tidak berhak menyalahkan orang lain atau menyebut diri seorang ibu.

“Hentikan, Kim Sa Kyung!” bentak Pan Seok.

“Lepaskan!” Sa Kyung menepis tangan Pan Seok. Kali ini kemarahannya tertuju pada Pan Seok. Ia bertanya apa hak Pan Seok untuk menghentikannya.

“Khususnya kau. Apa hakmu?” ujarnya sambil berlinang air mata menatap Pan Seok. Pan Seok tertegun dan membiarkan Sa Kyung pergi.

shot0397 shot0399

Chief Cha mengomel karena bisa saja ibu Min Joon menuntut kepolisian akibat kata-kata Sa Kyung. Chief Kang mengambil alih dengan meminta maaf pada keluarga Min Joon. Sementara Pan Seok dengan sedih keluar dari tempat itu.

P4 prihatin melihat kejadian itu dan membicarakannya. Soo Sun menduga telah terjadi hal yang sama pada Sa Kyung dan Pan Seok. Ji Gook tidak setuju. Tidak mungkin Sa Kyung telah memiliki seorang anak, lihat saja bentuk tubuh Sa Kyung. Ia tidak terlihat seperti seorang ibu. Lah memangnya ibu-ibu itu keliatan gimana, Ji Gook? - _ -

Dae Gu berkata karena keduanya telah bercerai tentu saja tidak memiliki anak lagi. Ji Gook menyadari ucapan Dae Gu benar juga. Ia melihat Tae Il yang sejak tadi melamun.

“Hei, Putih Salju. Apa kau tahu sesuatu? Ekspresimu tidak bisa bohong. Kau bahkan belum mengatakan apa-apa.”

shot0401 shot0405  

Tae Il berkata saat training ia pernah mendengar sesuatu mengenai Pan Seok dan Sa Kyung (tapi kok dia baru tau kalau Sa Kyung bercerai dengan Pan Seok?).

“Mereka memiliki seorang putera. Kasusnya mirip dengan Min Joon. Kepala Tim seharusnya menjemput Min Joon tapi ia tidak bisa karena pekerjaan. Anak mereka berkeliaran di luar TK, seperti Min Joon…”

shot0406shot0407

Sa Kyung menyendiri di atap gedung. Chief Kang mendekatinya dan menawarinya minum. Tapi Sa Kyung menolaknya karena masih harus bekerja.

“Aku…pikir kau sudah melewatinya. Akulah yang menarikmu ke Gangnam. Saat kau menyetujuinya meski tahu Seo Pan Seok ada di sini, kukira kau sudah melepaskannya.”

“Apa Ibu tahu apa yang paling tidak ingin didengar seorang ibu yang kehilangan anaknya? Apa yang baru saja Ibu katakan. Puteraku bukan debu atau semacamnya. Kenapa kalian terus memintaku untuk melepaskannya? Aku tidak bisa memeluknya atau menyentuhnya lagi….”

Meski ucapan Sa Kyung sangat tajam, Chief Kang tidak marah. Dengan lembut ia memeluk pundak Sa Kyung lalu meninggalkannya sendirian. Sa Kyung kembali menangis.

shot0412 shot0416

Pan Seok teringat pada peristiwa itu. Ia tiba di rumah sakit dan mendapati Sa Kyung memeluk putera mereka yang berlumuran darah.

“Joo Hee-ah…lihat Ibu, Joon Hee-ah,” pinta Sa Kyung. “Tidak, Joon Hee-ah, ibu ada di sini! Joo Hee, lihat ibu!”

Pan Seok shock melihat puteranya yang tak bernyawa lagi dalam pelukan Sa Kyung. Ia jatuh terduduk di lantai. Sa Kyung terus menangis dan berteriak memanggil putera mereka agar membuka matanya kembali. Pan Seok menangis.

shot0425 shot0432

Setibanya di rumah, ia mengeluarkan mainan robot-robotan, yang sepertinya milik Joon Hee, dari dalam dus. Terngiang ucapan anaknya bahwa ayahnya adalah pria terberani di dunia, karena mengalahkan orang jahat. Ia menangis.

Lalu ia teringat ucapan Sa Kyung tadi bahwa ia tidak berhak. Pan Seok mengembalikan robot itu ke dalam dus. Lalu dengan tatapan penuh tekad, ia berdiri.

Dan kembali ke kantor. Ketika melihat sebagian timnya tertidur karena kelelahan, ia menendang meja dengan keras.

“Kalian sudah tertidur karena terjaga selama beberapa malam? Kumpul!”

shot0433shot0437

Pan Seok mengumpulkan timnya dan menanyakan hasil penyelidikan mereka. Sayangnya mereka belum mendapatkan apapun. Pan Seok membanting kertas di meja. Bagaimana bisa mereka tidak bisa menemukan seorang saksipun? Apa pada hari itu, pada tempat itu, dan pada waktu itu sama sekali tidak ada orang yang lewat? Pan Seok berkata mereka harus menemukan bukti tak peduli bagaimanapun juga.

Ia memerintahkan P4 memperluas area CCTV yang diselidiki. Jangan lewatkan satu mobil pun yang pernah melewati TKP dan cari kotak hitam mobil mereka. (sepertinya mobil Korea sudah dilengkapi kotak hitam yang merekam apa yang terjadi di sekeliling mobil tersebut)

Ia juga memerintahkan agar mereka mencari orang yang biasa melewati daerah tersebut dan menanyai mereka dengan teliti. Pasti ada orang yang melewati lokasi itu pada waktu yang sama tiap harinya. Mereka harus menemukannya.

P4 mengiyakan dengan tidak bersemangat. Dalam hati merasa kesal karena mereka sudah bekerja keras namun Pan Seok tetap memarahi mereka.

shot0439 shot0450

“Kita sudah terjaga beberapa malam,” kata Pan Seok dengan suara lebih lunak. “Aku tahu ini berat, tapi jangan menyerah. Anak itu hanya hidup selama 7 tahun. Ia tidak memiliki kesempatan melanjutkan sekolah. Tidak punya kesempatan untuk mewujudkan impiannya. Tidak punya kesempatan untuk bermain dengan teman-temannya. Tidak akan pernah punya kesempatan berkencan dengan wanita yang disukainya. Semua itu telah direnggut daripadanya. Aku tahu kita tidak bisa membawa Min Joon kembali. Tapi mungkin….kita bisa mengurangi ketidakadilan. Aku mohon.”

shot0446shot0449

P4 melakukan penyelidikan dengan lebih teliti seperti yang diperintahkan Pan Seok. Dengan ingatan supernya, Dae Gu bisa memilah siapa saja yang sering melewati jalan tempat terjadinya tabrak lari.

Ji Gook sedang memeriksa rekaman gambar dari kotak hitam mobil-mobil yang pernah melewati TKP. Ia hampir tertidur ketika Pan Seok membagikan minuman.

“Aku tidak tertidur!” serunya kaget. Takut dimarahi lagi^^

Tak sengaja jarinya menekan tombol mouse dan mengklik link salah satu catatan kotak hitam yang belum diperiksa Ji Gook.

Pan Seok terbelalak saat melihat mobil Rolls Royce berplat nomor 4885 muncul di monitor. Rupanya pada tanggal 11, sehari setelah peristiwa tabrak lari, ada orang yang mencari lampu ganti untuk mobil jenis tersebut. Dalam gambar itu terlihat lampu depan kiri mobil tersebut pecah.

shot0461shot0469 

Pan Seok langsung berlari, tapi Eung Do memanggilnya. Lagi-lagi Penuntut Han menyuruh Pan Seok menjemput mengawal tahanan. Dari Busan ke Kwangju, dan harus Pan Seok yang melakukannya, tidak boleh digantikan.

Tapi Pan Seok tidak peduli lagi. Ia berkata ia tidak akan pergi. Eung Do mengingatkan apa yang akan terjadi jika Pan Seok tidak mengikuti perintah tersebut. Pan Seok berkata ia akan segera kembali. Lalu ia mengambil senter, sapu, dan pengki dari dalam lemari. Hah? Pan Seok mau ngapain? Mau nyapu Penuntut Han?

Bukan. Pan Seok pergi ke TKP lalu menyisir tempat itu dengan teliti. Ia tidak beranjak sedikitpun dari tempat itu hingga keesokan harinya.

shot0474 shot0475

P4 mencari orang-orang yang terbiasa melewati TKP. Mata Dae Gu menangkap seorang kakek pemulung yang sempat tertangkap kamera CCTV pada saat terjadinya tabrak lari. Mereka menemukan saksi.

Pan Seok begitu gembira saat ditelepon mengenai ditemukannya seorang saksi. Ia berkata saksi cenderung goyah dalam memberikan kesaksian, jadi mereka harus terus menerus bersama saksi itu dan langsung membawanya ke kantor polisi. Lalu ia memungut sapu dan pengkinya, dan berlari ke mobil.

shot0481 shot0486

P4 dan Eung Do membawa kakek saksi itu ke sebuah kedai dan memberinya makan. Kakek itu berkata ia memiliki pinggang yang buruk jadi ia sulit melihat ke depan (karena terus membungkuk –pengalaman pribadi ;p). Ia mendengar suara tabrakan jadi ia melihatnya.

Ia memastikan mobil yang menabrak adalah mobil hitam yang fotonya dibawa Ji Gook. Karena terkejut ia pergi mendekati tempat terdengarnya benturan.Tapi tidak ada apapun di sana. Tadinya ia kita seekor binatang yang telah tertabrak, sama sekali tidak mengira kalau itu seekor hewan.

Ia juga mengingat tanggal terjadinya tabrakan dengan jelas karena pada hari itu ia mendapatkan uang tunjangannya. Soo Sun berterima kasih dengan sungguh-sungguh pada kakek itu.

shot0494 shot0502

Tidak ada yang menyadari ada seseorang yang melihat percakapan mereka.

Saat kakek itu pergi ke toilet sendirian (sepertinya ini toilet kantor polisi karena tidak mungkin rasanya toilet sebuah kedai sebesar itu)., seorang pria berpakaian jas menghampirinya. Pria itu meminta si kakek berbicara dengannya.

shot0503 shot0505

Pan Seok tiba di kantor polisi dan langsung menanyakan di mana saksi itu. Eung Do berkata saksi itu telah mundur. Kakek itu pergi ke toilet dan tiba-tiba berkata tidak bisa mengingat kejadian itu. Semua merasa hal itu tidak masuk akal. Sudah jelas-jelas kakek itu mengatakan melihat kejadian itu pada mereka, lalu masuk ke toilet dan tiba-tiba berubah pikiran.

Eung Do mengungkapkan kecurigaannya pada Penuntut Han. Ia memberitahu Pan Seok bahwa akhir-akhir ini orang-prang Penuntut Han terlalu sering berkeliaran di kantor polisi.

Pan Seok menunduk dan memejamkan mata dengan kecewa. Lalu ia mengangkat kepalanya.

“Apa yang kalian lakukan? Jika tidak ada lagi saksi, maka kita harus terus mencari.”

Setelah mengatakan itu, ia pergi sambil tetap membawa sapu dan pengkinya.

shot0510 shot0509

Pan Seok kali ini menyisir tempat Min Joon ditemukan. Saat sedang susah payah menyelidiki, Pan Seok ditelepon kantor Penuntut Han untuk mengawal tahanan. Dengan kesal ia menyuruh mereka mengawal sendiri.

Telepon kedua adalah berita baik. P4 dan Eung Do kembali menemukan saksi. Kali ini seorang anak SM dan P4 menempel padanya. Pan Seok mengingatkan agar tetap menemaninya meski hanya ke toilet.

Pan Seok bergegas pergi, namun saat itu juga ia menemukan sesuatu di atas tanah, di antara rumput-rumput tinggi. Ia menemukan pecahan kaca lampu mobil Kim Shin Myung.

shot0520 shot0524

Ia langsung membawa bukti itu berikut kesaksian si anak sekolah pada Penuntut Han. Seorang penuntut lain yang kebetulan berada di kantor Penuntut Han melihat laporan Pan Seok. Ia memuji Pan Seok yang bisa menemukan saksi dan bukti.

“Ada banyak mata di Korea ini,” ujar Pan Seok tanpa melepaskan padangannya sedikitpun dari Penuntut Han yang kali ini terlihat gugup.

“Apa yang kaulakukan? Buatlah persetujuan (untuk membuat surat penangkapan). Kami akan memulai pekerjaan kami begitu detektif (Pan Seok) pergi,” kata penuntut teman Han.

Mau tak mau Penuntut Han memerintahkan dibuat surat perintah penangkapan untuk menangkap Kim.

shot0526 shot0529

Namun tidak hanya di situ, ia juga memasukkan Pan Seok ke dalam tahanan karena telah melanggar perintah pengawalan tahanan. Pan Seok tersenyum. Ia berkata ia sudah menduga akan terjadi seperti ini.

“Sudah kukatakan aku tidak akan meninggalkan anak-anakku (P4) dan berhenti.”

“Kita lihat berapa lama kau bisa menyombong. Di atas seorang pelari, ada seorang yang terbang.”

“Apa kau tahu? Di atas orang yang terbang itu, ada seorang yang berkemauan keras,” sahut Pan Seok.

Penuntut Han tersenyum meremehkan. Pan Seok tersenyum menang.

shot0540 shot0548

Komentar:

Go Pan Seok!!!

Episode ini benar-benar menceritakan siapa Pan Seok sebenarnya. Di awal kecurigaan Dae Gu kembali menguat karena orang yang membunuh ibunya telah menghubungi Pan Seok.

Namun tampaknya semakin ia mengamati Pan Seok dan mengetahui masa lalu Pan Seok, semakin ia menemukan kontradiksi. Mungkinkah seseorang yang begitu bekerja keras mencari seorang pelaku tabrak lari sanggup terlibat pembunuhan?

Seperti yang kukatakan, hanya Pan Seok yang memiliki tujuan jelas dalam menjadi polisi. Ia benar-benar ingin menegakkan hukum. Dulu ia membawa sapu dan pengki untuk mencari puntung rokok, sekarangpun setelah menjadi detektif legendaris, ia tidak segan membawa sapu dan pengki untuk mencari barang bukti di pinggir jalan.

Ketika seorang saksi ditemukan, ia begitu gembira hingga melupakan segalanya. Ia bahkan rela ditahan dalam sel asalkan bisa menangkap pelakunya.

Masa lalunya bersama Sa Kyung sangat menyakitkan. Sa Kyung menyalahkannya atas kematian putera mereka. Dan ia masih menyalahkan Pan Seok sampai sekarang.

Tidak jelas apakah kematian Joon Hee (putera Sa Kyung dan Pan Seok) ada hubungannya dengan kasus Dae Gu atau tidak. Karena pakaian yang dikenakan Pan Seok ke rumah sakit adalah pakaian yang sama ketika ia terakhir bertemu Dae Gu. Bedanya Pan Seok menutup jaketnya saat di rumah Dae Gu.

Aku menduga Pan Seok terlambat menjemput puteranya karena kematian ibu Dae Gu. Mungkin saja si pelaku menyadap telepon Pan Seok hingga tahu Dae Gu ada di sekolah. Lalu sengaja menabrak Joon Hee untuk menghalangi Pan Seok untuk pergi ke sekolah.

Sempat terbersit pertanyaan mengapa Pan Seok masih menjadi polisi setelah peristiwa yang begitu menyakitkan itu. Puteranya tewas, istrinya menyalahkannya hingga pernikahan mereka hancur. Tapi ia tetap bertahan dan semangatnya tidak berkurang sedikitpun.

Aku rasa perkataan anaknya itulah yang terus menjadi penopang Pan Seok. Bagi anaknya, ia adalah seorang pahlawan. Dan ia ingin kebanggaan anaknya ini terus terjaga. Ia yakin puteranya tidak menginginkan ayah kebanggaannya terpuruk dalam kesedihan dan keputusasaan. Itulah yang menjaga Pan Seok tidak berubah sejak dulu hingga sekarang.

Mungkin Chief Kang juga melihat hal itu dalam diri Pan Seok. Karena itu ia menyerahkan P4 dalam bimbingan Pan Seok. Karena ia tahu di bawah bimbingan Pan Seok, P4 bisa menjadi detektif yang benar-benar memperjuangkan keadilan tanpa kata menyerah.