Sabtu, 05 November 2011

Sinopsis Protect The Boss Episode 16

MP-00264

Aku merindukan keterusterangan Eun-seol dan kegigihannya. Juga tanpa disangka-disangka aku merindukan Ji-heon yang kekanak-kanakkan. Ji-heon yang mulai dewasa malah bikin rumit >,<

Ketika ia kekanak-kanakkan, ia dengan mudah menyatakan perasaannya pada Eun-seol. Aku tak mengerti mengapa masalah tidak bisa dihadapi bersama? Mengapa harus mengorbankan diri dengan alasan melindungi alasan yang lain padahal pada akhirnya malah melukai mereka?

Baca Sinopsis Protect The Boss Episode 15 di Kutudrama : [klik di sini]

Sinopsis episode 16

Di akhir kencan mereka, Ji-heon memberikan pernyataan mengejutkan.

“Mari kita break dari hubungan kita. Aku tidak bisa memegang janjiku mengenai datang ke duniamu saat ini. Aku juga tidak ingin kau masuk ke duniaku yang kotor. Jadi aku tidak tahu ini untuk berapa lama tapi bisakah kita break sejenak? Karena masih banyak hal yang ingin kulakukan di duniaku. Bagi dunia ini aku adalah anak yang buruk tapi untuk ayahku yang percaya padaku, setidaknya aku harus merusaha melakukan sesuatu. Seperti yang pernah kaukatakan, aku harus memikirkan apa yang mau kulakukan. Aku ingin meninggalkan duniaku sesuai keinginanku tapi aku tidak suka terusir keluar.”

Eun-seol mendengarkan semua perkataan Ji-heon dengan tenang. Lalu menjawab, “Baiklah, lakukanlah demikian. Jika kau telah selesai berbicara, aku akan pergi.”

bl-00005 bl-00010

Ji-heon kaget dengan reaksi Eun-seol, bukankah setidaknya Eun-seol mengatakan sesuatu. Tappi Eun-seol merasa tidak ada gunanya berbicara, ia merasa tidak punya pilihan lain. Ia akan pergi, demikian juga Ji-heon sebaiknya pergi.

Eun-seol dengan cool berjalan meninggalkan Ji-heon. Ji-heon dengan kesal berbalik menuju mobilnya dan menjalankannya ke arah yang berlawanan dengan Eun-seol. Eun-seol seketika berhenti berjalan.

bl-00020 bl-00022

Ji-heon memundurkan mobilnya dan Eun-seol berbalik lalu berlari menghampiri mobil Ji-heon. Ji-heon keluar dari mobil. Lalu mereka berpelukan. No, it’s just my imagination atau sesuatu yang kuharapkan untuk kulihat (karena itu tipikal drama Korea). Tapi kejadiannya malah sebaliknya. Ji-heon keluar dari mobil dan marah karena Eun-seol menganggap hal ini begitu remeh.

Ia memikirkan hal ini berulang kali sedangkan Eun-seol begitu saja menerima keputusannya.

“Apa yang bisa kukatakan saat kau bilang kau benar dan ingin menghentikan semua ini. Apa aku harus menahanmu? ” protes Eun-seol.

“Ini bukan berakhir tapi break sejenak. Bukan akhirnya,” Ji-heon menegaskan.

Tapi Eun-seol menganggap hal itu menggelikan. Ia mengakui bahwa ia salah tidak memberitahu Ji-heon tapi bukan berarti ia bisa mengikuti keinginan Ji-heon, sebentar putus sebentar tidak.

Eun-seol minta putus. Eun-seol merasa Ji-heon juga tidak mempercayainya. Ia memang membuat kesalahan tapi Ji-heon tidak pernah memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Ji-heon tidak pernah menanyakan alasan Eun-seol menyembunyikan masalah ayah Ji-heon dan malah langsung menyalahkan Eun-seol. Jika Ji-heon hendak seperti itu, sebaiknya mereka berpisah.

MP-00013MP-00014

“Hanya itu yang bisa kulakukan,” ujar Ji-heon sedih. Ia sebenarnya melepaskan Eun-seol karena ia tidak ingin Eun-seol terseret masalah ini. Eun-seol juga sebenarnya tahu, oleh karena itu ia sangat marah karena tidak ada yang bisa ia lakukan untuk Ji-heon.

Ji-heon bertanya apa Eun-seol benar-benar ingin berpisah dengannya? Eun-seol bertanya sampai berapa lama ia harus menunggu Ji-heon membereskan semuanya. Ia merasa penantian itu akan sangat berat baginya. Jadi jika Ji-heon sudah memutuskan seperti itu, sebaiknya mereka berpisah.

Entah mengapa aku merasa Eun-seol sedang mengetes perasaan Ji-heon. Karena ia terus memperhatikan Ji-heon seakan-akan berharap Ji-heon berubah pikiran. Tapi seringkali harga diri menguasai semua akal sehat bahkan perasaan.

“Baiklah, mari kita berpisah,” kata Ji-heon berusaha terdengar tegas.

“Baik,” sahut Eun-seol.

Mereka pun berjalan ke arah berlawanan. Sebelum masuk ke mobil, Ji-heon memandang Eun-seol yang berjalan menjauh. Ia sepertinya menyesal tapi harga dirinya terlalu besar untuk mengejar Eun-seol kembali. What’s wrong with you? Ke mana Ji-heon yang tak kenal lelah dan tak putus asa mengejar-ngejar Eun-seol bahkan rela dipukul?? 

Ji-heon akhirnya masuk ke mobilnya dan pergi. Mendengar suara mobil menjauh, Eun-seol berbalik. Ia kecewa dan sedih tapi memantapkan hatinya untuk berjalan terus.

MP-00030MP-00029

Na-yoon dan Myung-ran pulang berbelanja. Myung-ran mengkhawatirkan kencan Eun-seol dan Ji-heon. Kali ini terasa aneh. Saat mereka hendak masuk ke rumah, dua orang pria tak dikenal menyapa mereka dan menanyakan apakah Eun-seol tinggal di sana. Mereka adalah wartawan dan seseorang bertanya apakah Na-yoon adalah Seo Na-yoon, pewaris Grup P. Na-yoon membantahnya dan cepat-cepat mengajak Myung-ran masuk ke dalam.

Mereka masuk ke rumah dan menemukan Eun-seol sedang duduk menonton film dokumentasi tentang penguin. Lebih mengejutkan lagi, Eun-seol menangis.

MP-00044 MP-00048 

Myung-ran bertanya apa terjadi sesuatu antara Ji-heon dan Eun-seol. Na-yoon bertanya apa karena para wartawan di luar. Eun-seol bercerita seorang wartawan terus memeganginya hingga ia akhirnya memiting tangannya. Ia bertanya apa tangan wartawan itu baik-baik saja. Sementara ia berbicara, air mata terus menetes ke pipinya.

“Sepertinya ia baik-baik saja,” jawab Na-yoon.

“Wartawan lain pasti datang lagi,” kata Eun-seol. Ia kembali menonton penguin.

Myung-ran bertanya apa Eun-seol menangis karena para wartawan itu? Karena mereka mengira Eun-seol yang membocorkan dokumen perusahaan?

“Bukan itu, para pinguin ini menyedihkan,” jawab Eun-seol. Myung-ran dan Na-yoon kebingungan.

MP-00053 MP-00056

“Para penguin ini menggunakan 70% dari kekuatan mereka hanya untuk berdiri di atas es dan berusaha agar tidak jatuh. Apa itu masuk akal? Benar-benar menyedihkan,” kata Eun-seol.

Di TV, ada seekor pinguin tak kuat berdiri dan jatuh ke air.

“Apa yang harus kita lakukan, dia terjatuh,” isak Eun-seol. Ia menangis tersedu-sedu sementara Myung-ran dan Na-yoon melihat dengan prihatin.

Menurutku, Eun-seol mengibaratkan pinguin itu adalah Ji-heon. Ia tahu perjuangan Ji-heon untuk tetap berdiri di atas es tuntutan hukum akan sangat berat dan melelahkan. Dan sangat mungkin ia akan terjatuh. Sementaa itu Eun-seol tidak bisa berada di sisinya dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

MP-00059 MP-00061

Nenek mengetahui dari ibu Moo-woon kalau ini semua perbuatan ibu Na-yoon dan ibu Na-yoon menginginkan sebuah anak perusahaan. Nenek langsung menaikkan tangannya seperti hendak memukul.

“Ibu, aku ini bukan Cha Bong-man. Aku adalah Seok-hee, menantu ibu,” ibu Moo-woon cepat-cepat mengingatkan.

“Apa menantu juga bukan anakku? Kau baru mendengar perkataanku setelah aku memukulmu seperti aku memukul Bong-man.”

“Bong-man…bukan…adik ipar tetap tidak akan mendengar ibu walau ibu memukulnya.”

Nenek menghelas nafas membenarkan. Moo-woon menghibur neneknya. Ia telah memarahi ibunya. Ibu Moo-woon langsung membenarkan.

“Hebat…menakjubkan kau dimarahi oleh anakmu sendiri,” ujar Nenek meledek.

“Eh…aku tidak bilang itu hebat.”

MP-00068 MP-00070

Moo-woon mau tidak mau tersenyum melihat keduanya. Ia mendapat telepon dari Na-yoon yang memberitahu kalau ada wartawan yang terus menerus berada di luar rumah Myung-ran. Moo-woon berjanji akan membereskannya. Na-yoon juga berkata Eun-seol sedikit aneh, ia terus menangisi seekor pinguin yang jatuh.Selesai berbicara dengan Na-yoon, Moo-woon melihat Ji-heon yang baru pulang. Ia bertanya apa Ji-heon tidak akan menyapanya. Ji-heon menyapanya dengan asal-asalan.

Moo-woon bertanya ada apa dengan Ji-heon. Ji-heon menyuruh Moo-woon minggir, ia sangat lelah. Tapi Moo-woon tidak mau melepas Ji-heon begitu saja dan mengikutinya ke kamar. Ji-heon menyuruh Moo-woon keluar tapi Moo-woon tidak bergeming. Ji-heon membuka pintu dan menyuruh Moo-woon keluar.

“Apa kau bertengkar dengan Eun-seol?”

“Iya, apa itu cukup?”

“Kalau begitu apa kau….”

“Iya! Cukup??!!”

“Apa kau gila?”

“Apa kau tidak tahu kalau aku selalu gila?”

“Aku tahu.”

“Kalau kau tahu maka pergilah, jangan berbicara dengan orang gila sepertiku.”

Moo-woon bertanya apa Ji-heon melakukannya untuk melindungi Eun-seol. Ji-heon tak mengira Moo-woon bisa menebak maksudnya tapi ia segera membantah, ia tidak sehebat itu. Kalau begitu segeralah sadar, ujar Moo-woon.

MP-00090 MP-00091

Para gadis minum-minum di teras rumah. Na-yoon kesal dengan Ji-heon yang memutuskan untuk berpisah dengan Eun-seol. Eun-seol membela Ji-heon. Ia adalah sekretaris Ji-heon dan ia juga yang diduga menjadi pengkhianat hingga ayah Ji-heon terlibat masalah.

Na-yoon tak menyangka Eun-seol masih membela Ji-heon. Myung-ran berkata ini semua salah Presdir Cha. Jika ia bersalah maka ia memang harus dihukum. Na-yoon menenangkan, Eun-seol tidak akan setuju putus dengan Ji-heon. Tapi Eun-seol berkata ia akan berpisah dengan Ji-heon.

“Kenapa?!” tanya Myung-ran dan Na-yoon berbarengan.

“Aku mengerti tapi aku juga kesal. Aku terluka dan sedih. Aku memang tidak stabil,” ujar Eun-seol sendu.

MP-00104 MP-00109

Waktunya merenung.

MP-00113 MP-00115

Keesokan paginya Eun-seol membereskan semua barangnya di kantor. Ia berpamitan pada Sekretaris Yang dan sekretaris lainnya. Sekretaris Yang memberikan surat perintah pemindahtugasan Eun-seol. Para sekretaris itu terlihat sedih akan berpisah dengan Eun-seol. Sekretaris Kim menghampiri mereka dan bertanya panik. Mengapa ia mendapat telepon dan ditugaskan menjadi sekretaris Ji-heon? Ia tidak mau! Eun-seol hanya tersenyum getir.

Eun-seol pamit pada Moo-woon. Moo-woon berkata Eun-seol bisa menolak pemindahan tugas itu. Mengapa Eun-seol tidak mengundurkan diri saja? Eun-seol berkata ia tidak akan diterima bekerja di manapun dengan adanya kejadian seperti ini. Bahkan tanpa kejadian apapun, ia tidak mudah mendapatkan pekerjaan. Bagaimanapun, ia harus makan dan hidup jadi ia harus terus berusaha.

Dalam hatinya ia ingin memberontak atas pemindahan yang tak adil ini. Tapi ia akan bertahan. Moo-woon mengerti. Ia tidak akan menanyakannya lagi atau menanyakan Ji-heon. Tapi ada satu hal yang ingin ia tanyakan. Bolehkah sekali-sekali ia datang bermain ke tempat baru Eun-seol? Eun-seol dengan gembira mengiyakan.

MP-00127 MP-00131

Eun-seol masuk ke kantor Ji-heon yang kosong. Ia mengingat kenangannya bersama Ji-heon di dalam kantor itu. Eun-seol tersenyum. Ia lalu melihat PC tabet Ji-heon di atas meja. Sepertinya ia hendak meninggalkan pesan untuk Ji-heon.

Eun-seol membawa barang-barangnya ke lift. Pintu lift terbuka dan Ji-heon melangkah ke luar. Mereka mengangguk sopan. Ji-heon keluar dan Eun-seol masuk ke dalam lift. Seperti dalam Kdrama lainnya, perpisahan mereka ditandai dengan menutupnya pintu lift hingga mereka tidak bisa saling melihat lagi. Keduanya terpekur memandangi pintu yang tertutup. Menyedihkan jika dua orang yang saling mencintai harus mengalami perpisahan :(

MP-00155 MP-00156

Ji-heon menendang meja sekretaris yang sekarang diduduki Sekretaris Kim. Sekretaris Kim langsung protes, mengapa ia harus duduk di meja ini lagi. Ji-heon bertanya pada Sekretaris Yang, apa ia perlu mengganti sekretarisnya dengan sekretaris baru. Sekretaris Yang tersenyum setuju. Sekretaris Kim mengkeret, tidak berani protes lagi^^

Diadakan rapat untuk membahas kondisi perusahaan yang semakin buruk. Para pemegang saham mengisyaratkan ingin mengeluarkan Ji-heon. Moo-woon mencoba membela Ji-heon tapi gagal. Nenek memutuskan Ji-heon akan bertugas sementara di Chuncheon (tempat Ji-heon dan Eun-seol pergi bersama). Sementara itu, semua urusan yang ditangani Ji-heon akan dialihkan sementara pada Moo-woon.

Semua agak terkejut mendengar keputusan Nenek. Ji-heon pasrah. Ibu Moo-woon senang dan buru-buru menyetujui pendapat Nenek, diikuti para pemegang saham lainnya. Moo-woon sebaliknya, tidak terlihat senang.

MP-00187 MP-00188

Moo-woon dan Ji-heon berjalan bersama. Moo-woon berkata Ji-heon bisa menolak dipindahtugaskan dan tetap bekerja di kantor utama jika Ji-heon mau. Ji-heon merangkul pundak Moo-woon.

“Kenapa? Kau akan sedih tanpa aku di sini?” tanya Ji-heon.

Moo-woon berkata jika Ji-heon, yang kurang kompeten, berada di kantor ini, ia akan terlihat lebih kompeten. Dengan demikian ia diuntungkan. Mulai sekarang ia harus berusaha sendiri agar terlihat kompeten.

“Aigooo…bilang saja kau akan merindukan aku,” ujar Ji-heon geli. Semua perusahaan yang ditangani Ji-heon, termasuk DN dept.store, taman bermain, dan perusahaan-perusahaan besar, dialihkan pada Moo-woon. Bukankah dengan demikan saja Moo-woon terlihat lebih kompeten tanpa adanya Ji-heon? Moo-woon mengeluh tanggung jawabnya menjadi lebih besar. Bukankah selama ini ia juga membereskan semua kekacauan yang ditimbulkan Ji-heon? Haha…come on…Admit it! You’ll miss him^^

Ji-heon memastikan Moo-woon hanya bertugas sementara. Ia akan kembali dan semua masalah yang ditimbulkan Moo-woon akan dibereskannya sekaligus. Moo-woon menerima tantangan Ji-heon dan tersenyum senang.

MP-00194 MP-00195

Presdir Cha menghabiskan waktunya di rumah sakit sambil bermain tetris (pssst…dulu aku bisa berjam-jam di depan komputer main game yang satu ini^^). Walau ia terlihat marah dan kecewa pada Eun-seol, nyatanya ia marah pada Sekretaris Jang karena telah memindahkan Eun-seol ke gudang distribusi. Bagaimanapun juga Eun-seol adalah wanita, apa ia harus mengangkat barang yang berat-berat?

Sekretaris Jang berkata ia melakukannya agar Eun-seol akhirnya mengundurkan diri. Apa ia perlu mengubahnya. Presdir Cha menghela nafas dan berkata tidak perlu, ia harus menguatkan dirinya. Aku senang mengetahui Presdir Cha tidak membenci Eun-seol.

MP-00219 MP-00222

Ibu Moo-woon datang menjenguk Presdir Cha sambil tersenyum manis dan membawakan bunga. Tapi Presdir Cha malah memarahinya, menganggap ibu Moo-woon tidak punya hati nurani. Ia menyuruh ibu Moo-woon pergi.

Ibu Moo-woon kesal sekali tapi ia menahannya dan menyerahkan buket bunga yang dibawanya pada Presdir Cha. Eh Presdir Cha malah mengira ibu Moo-woon memberinya selamat karena berakhir seperti ini. Presdir Cha mneganggap ibu Moo-woon juga berada di balik semua konspirasi ini. Ibu Moo-woon memnbantahnya tapi Presdir Cha tidak percaya. Keduanya berdebat dengan lucu sampai akhirnya ibu Moo-woon menyerah dan mempersilakan Presdir Cha memukulnya. Presdir Cha menyodokkan buket bunga itu ke wajah ibu Moo-woon dengan gemas. Hahaha…mereka sebenarnya cocok juga ya kalau jadi pasangan suami istri, eh..tapi ipar ngga boleh ya?^^

MP-00234 MP-00242

Na-yoon dan Eun-seol membereskan barang mereka. Na-yoon menyuruh Eun-seol mengundurkan diri dan bekerja di perusahaannya saja. Tapi Eun-seol tidak tahu apa yang harus ia lakukan di kantor Na-yoon dan lagi ibu Na-yoon akan bertambah kesal.

“Bisakah jika ibuku tidak tahu apapun? Atau tidak…aku akan membujuk ibuku. Jadi, jangan pergi ya…,”rengek Na-yoon. Eun-seol meminta Na-yoon berhenti membujuknya dan memintanya mempekerjakan Myung-ran saja. Na-yoon lebih tidak tahu lagi harus mempekerjakan Myung-ran di bagian apa.

“Jika kau memberiku tugas sebagai bodyguard, aku akan melakukannya,” sahut Myung-ran.

“Kau ini terlalu cepat marah. Baiklah aku akan memikirkannya,” ujar Na-yoon. Ia minta Myung-ran pindah ke apartemennya, jangan tinggal di tenda seperti ini.

Myung-ran kesal Na-yoon menyebut rumahnya sebagai tenda. Ia tahu Moo-woon yang membelikan apartemen itu untuk Na-yoon. Jadi ia merasa sungkan jika ikut pindah. Ia pikir Moo-woon memiliki maksud dengan membelikan Na-yoon apartemen. Na-yoon berkata alangkah baiknya jika itu yang sebenarnya tapi Moo-woon hanya meminjamkan uang sebagai teman. Myung-ran mengasihani Na-yoon.

Eun-seol telah selesai mengepak barang. Na-yoon meminta maaf pada Eun-seol karena ibunya yang telah menyebabkan Eun-seol seperti ini. Myung-ran memberitahu Eun-seol bahwa untuk sementara Ji-heon pindah ke Chuncheon. Ia diberitahu Sekretaris Kim.

Na-yoon tak bisa menahan kesedihannya lagi dan menangis memeluk Eun-seol. Eun-seol menenangkannya. Myung-ran menghampiri mereka dan ikut menangis memeluk keduanya. Tangis Eun-seol pun pecah.

“Mari kita terus hidup seperti ini,” tangis Na-yoon. Eun-seol menepuk-nepuk mereka. “Aku juga akan merindukan kalian.” (Awww...pengen ikut meluk mereka hiks hiks T_T)

MP-00261 MP-00270

Eun-seol dan Ji-heon pun berangkat ke tempat mereka dipindahtugaskan.

MP-00275 MP-00272

Tempat baru Eun-seol adalah sebuah gudang pusat distribusi yang terpencil dan terletak di dekat pantai. Mejanya terletak di depan gudang, tanpa ruangan kantor sama sekali. Pegawai pusat distribusi itu berkata tidak ada yang bertahan di jabatan baru Eun-seol lebih dari seminggu. Karena itu ia minta Eun-seol bertahan beberapa hari walau tak merasa nyaman.

“Kau akan lihat….kau akan lihat orang yang bisa bertahan lebih dari seminggu,” ujar Eun-seol yakin. Tapi ternyata Eun-seol tidak benar-benar diberi pekerjaan. Ia hanya duduk bengong di gudang yang sepi. Lama-lama ia merasa bosan.

Ia melihat seorang ahjusshi yang sedang menata dus-dus yang berat di gudang. Eun-seol menghampirinya dan membantunya. Ahjusshi itu tahu Eun-seol datang dari kantor pusat. Ia menyarankan agar Eun-seol mengundurkan diri saja, tidak akan ada pekerjaan untuknya. Posisi ini memang dimaksudkan untuk membuang pegawai tetap agar pegawai itu mengundurkan diri dengan sukarela. (Setahuku, jika pegawai tetap di-PHK maka perusahaan harus memberi pesangon. Tapi jika pegawai itu mengundurkan diri maka perusahaan tidak wajib memberi pesangon)

Eun-seol tidak mengatakan apa-apa. Ia terus membantu ahjusshi itu mengangkat dus-dus yang berat. Ji-heon juga dengan serius bekerja di tempat barunya.

MP-00280 MP-00288

Ayah Eun-seol sedang berjalan memunguti sampah di hutan ketika ia menemukan sebuah surat kabar. Ia senang bisa menemukan surat kabar itu. Tapi ia terkejut saat melihat berita mengenai Presdir Cha, berikut foto Presdir Cha sedang duduk di kursi roda.

Myung-ran melihat sekelilingnya yang sepi. Ia kehilangan selera makannya. Myung-ran berteriak kaget saat ayah Eun-seol tiba-tiba memasuki rumahnya. Ayah Eun-seol menanyakan Eun-seol, apakah Eun-seol di kantor? Myung-ran menjawab, Eun-seol tidak di kantor juga tidak di rumah ini lagi. Ayah Eun-seol terkejut.

MP-00292 MP-00296

Pengadilan memutuskan hukuman untuk Presdir Cha, hukuman penjara atau denda berupa 300 juta won dan 200 jam pelayanan sosial. Presdir Cha mengeluh mengapa dendanya tidak diperbanyak saja dan pelayanan sosialnya yang dikurangi? Ia sudah melayani 180 jam dan sekarang harus melakukannya lagi selama 200 jam? Apa mereka tahu 200 jam itu berapa lama?

Presdir Cha menyesal telah mengundurkan diri dari jabatannya. Sekretaris Jang mengingatkan kalau opini publik itu menakutkan. Presdir Cha bersikeras, opini publik akan segera berlalu. Sekretaris Jang meminta Presdir Cha bersabar, demi dimaafkan seluruh negeri.

“Mengapa aku harus meminta maaf? Jika aku harus meminta maaf seharusnya pada Ji-heon dan No Eun-seol. Abaikan No Eun-seol…pada semua orang yang terlibat,” kata Presdir Cha.

Presdir Cha mengadakan jumpa pers. Ia mengatakan kondisi tubuhnya kurang baik hingga harus meminta maaf dari kursi roda. Ia meminta maaf sambil membungkukkan badannya.

“Mulai hari ini aku akan mengundurkan diri dari Grup DN. Untuk banyak alasan, untuk mengakibatkan gangguan pada masyarakat, aku akan menginstropeksi diriku. Tolong terima permintaan maafku. Juga secara legal dan moral, tanggung jawabku…”

“Hentikan! Bagaimana bisa kau berbohong di depan rakyat?!” seru sebuah suara. No Bong-man, alias ayah Eun-seol memarahi Presdir Cha. Presdir Cha kesal dan bangkit berdiri dengan tegak. Tentu saja ini menjadi mangsa empuk para wartawan. Presdir Cha pelan-pelan duduk kembali di kursi rodanya tapi Sekretaris Jang berbisik bahwa itu sudah terlambat. Presdir Cha hanya bisa pasrah.

MP-00311  MP-00313

Ji-heon membaca berita mengenai peristiwa itu. Ia kecewa ayahnya lagi-lagi melakukan hal itu. Sekretaris Kim masuk dan berbicara dengan Ji-heon dalam bahasa indformal. Ji-heon memperingatkan agar Sekretaris Kim tidak berbicara informal di depan staff lain.

Sekretaris Kim protes karena Ji-heon sekarang berbeda dengan yang dulu. Dulu Ji-heon sangat benci meeting tapi sekarang terus menerus mengadakan meeting. Ji-heon berkata ia merasa bosan jadi ia mencari sesuatu untuk dilakukan. Mengapa kau jadi cerewet? Tanya Ji-heon kesal. Apa kau Sekretaris No (Eun-seol)?

Bagus kau menyebut namanya, aku tahu semua ini berkenaan dirinya, aku diberitahu Myung-ran, ujar Sekretaris Kim. Ji-heon memukul lengan Sekretaris Kim dan berjalan pergi. Sekretaris Kim berkata ia salah dan merangkul leher Ji-heon dengan mesra.

MP-00329 MP-00331

Ji-heon melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Na-yoon mengajak Myung-ran ber-shopping ria. Na-yoon berkata Myung-ran cocok dijadikan soulmate tapi tidak cocok dijadikan shoppingmate. Na-yoon mengeluh tidak ada kemajuan antara dirinya dengan Moo-woon. Myung-ran berkata Na-yoon sekarang memiliki tempat sendiri, mengapa tidak dimanfaatkan? Awalnya Na-yoon tidak mengerti tapi saat ia menyadari arti pandangan Myung-ran, ia protes.

“Astaga, Itu kan pelecehan di saat kencan!”

MP-00341 MP-00345

Na-yoon melihat Moo-woon sedang menginspeksi Dept. store bersama Sekretaris Yang. Ia buru-buru meminta maaf pada Myung-ran, ia harus pergi duluan. Pergilah dan jangan kembali, sahut Myung-ran kesal. Na-yoon sudah terbiasa dengan perkataan Myung-ran dan tidak mengambil hati. Ia mengambil seluruh kantung belanjaan Myung-ran dan berjanji akan mengirimnya nanti ke rumah. Ia butuh barang-barang berat itu agar ia bisa menempel pada Moo-woon.

“Aku pergi dulu,” kata Na-yoon bersemangat.

Myung-ran menghela nafas melihat tingkah temannya, Na-yoon benar-benar bekerja keras.

Na-yoon pura-pura merasa berat dengan barang belanjaannya dan berjalan berpapasan dengan Moo-woon. Moo-woon sebenarnya melihatnya tapi pura-pura tidak melihat. Na-yoon berbalik dan berjalan menerobos di antara Moo-woon dan Sekretaris Yang.

Na-yoon pura-pura kaget melihat Moo-woon. Sedang apa kau di sini, tanya Moo-woon. Na-yoon tahu tadi Moo-woon sudah melihatnya tapi sengaja mengabaikannya. Moo-woon berkata Na-yoon juga sengaja datang ke dept.store ini karena tahu Moo-woon akan ada di sini. Na-yoon membantahnya, ia sedang ingin berbelanja di DN dept.store jadi ia adalah pelanggan yang berharga (berharap Moo-woon terkesan). Moo-won berterima kasih dengan nada sinis dan minta Na-yoon terus berbelanja yang banyak. Ia lalu mengajak Sekretaris Yang pergi.

 MP-00359 MP-00361

Na-yoon memanggil Moo-woon lagi. Sekretaris Yang berkata Moo-woon sedang bekerja. Na-yoon terpaksa bertanya jam berapa Moo-woon selesai bekerja.

Ji-heon sedang berjalan-jalan dengan para staf kantornya. Saat ia berjalan di sebuah jalan setapak, ia ingat kenangan indah bersama Eun-seol di tempat ini. Lamunannya dihentikan oleh Sekretaris Kim yang memanggilnya.

Na-yoon berhasil membuat Moo-woon mengantarnya ke apartemennya. Na-yoon menawarkan minum pada Moo-woon dan mengambil susu di kulkas. Saat ia menuang susu ke gelas, ia melihat Moo-woon melepas jasnya. Na-yoon teringat saran Myung-ran dan memutuskan melakukannya.

MP-00382 MP-00385

Ia menjilat bibirnya, membuka jasnya dan mengacak-ngacak rambutnya. Lalu ia memberikan segelas susu pada Moo-woon dengan gaya menggoda. Moo-woon meminumnya sementara Na-yoon duduk di meja dan merebut gelas itu dari tangan Mo-woon.

Na-yoon mengusap bekas susu di bibir Moo-woon dan memegang dagunya. Ia menyuruh Moo-woon berdiri. Moo-woon menurut dengan bingung. Belum selesai Moo-woon bertanya, Na-yoon sudah mneyerangnya dengan ganas. Dengan ciuman yang ganas, tepatnya. Dan mereka pun berakhir di tempat tidur.

MP-00410 MP-00411

Ketukan di kepala Na-yoon membuyarkan semuanya. Na-yoon berteriak kaget. Ternyata itu hanya khayalannya saja.

“Apa yang kaulakukan dengan mulut terbuka?” tanya Moo-woon. Na-yoon salah tingkah, pura-pura tidak mengerti apa yang Moo-woon bicarakan. Moo-woon memperhatikan Na-yoon dengan seksama.

“Tidak mungkin kau berpikir untuk melakukan hal yang aneh atau membayangkan sesuatu yang aneh, bukan?”

“Hei!! Tentu saja tidak hahaha,” Na-yoon berusaha tertawa.

“Mulai sekarang, kau hanya membayangkannya jika kuijinkan,” ujar Moo-woon. Na-yoon malu sekali. Moo-woon meninggalkan apartemen Na-yoon dengan berpikir bahwa menyenangkan sekali bercanda dengan Na-yoon.

MP-00414 MP-00427

Presdir Cha kembali ke rumah jompo untuk menjalankan hukumannya. Ia sedang mencuci ketika Sekretaris Jang datang tergopoh-gopoh. Sekretaris Jang memberitahu kalau sekarang sedang diadakan rapat untuk menunjuk Presdir sementara. Bukankah jabatan itu akan dijabat ibuku, tanya Presdir Cha. Sekretaris Jang tampak ragu-ragu.

Di Grup DN, diadakan rapat. Nenek berkata ia sudah terlalu tua untuk memimpin perusahaan. Jadi ia merekomendasikan Shin Seok-hee (ibu Moo-woon) sebagai Presdir sementara. Ibu Moo-woon terkejut dan meminta Nenek mengatakannya sekali lagi. Nenek berkata inilah yang membuatnya lelah, selalu disuruh mengulang perkataan hingga dua kali. Ibu Moo-woon sangat senang dan terharu. Nenek berkata untuk sementara semua akan berjalan seperti biasa (Ji-heon tetap di Chuncheon). Ia percaya ibu Moo-woon akan bekerja dengan baik.

Presdir Cha menghambur masuk ke ruangan rapat.

“Ibu. APA YANG KALIAN SEDANG LAKUKAN?!” bentaknya menggelegar.

MP-00448 MP-00452

Presdir Cha berbicara dengan Nenek di kantornya. Ia bertanya mengapa ibunya mengganti dirinya dengan ibu Moo-woon. Ia tak menyangka Nenek mengkhianatinya dengan memberi jabatan itu pada ibu Moo-woon, yang telah mengkhianatinya. Nenek berkata itu hanya sementara, dan lagi apa yang bisa ia lakukan. Nenek berharap jika ibu Moo-woon diberi kesempatan menduduki jabatan ini sekali saja, mungkin akan menghentikan keserakahan dan ambisinya untuk menjadi Presdir.

Presdir Cha tidak mau tahu. Ia menganggap ibunya mengkhianatinya. Nenek, Eun-seol, dan Seok-hee, semua mengkhianatinya. Nenek tak tahu lagi harus berbicara apa. Tepat saat itu ibu Moo-woon masuk.

MP-00455 MP-00461

Presdir Cha membentaknya karena beraninya masuk ke ruangan Presdir begitu saja. Ibu Moo-woon protes, bukankah ruangan ini akan menjadi kantornya? Nenek memberi isyarat pada ibu Moo-woon agar tidak membicarakan itu tapi ibu Moo-woon tidak mengerti dan terus mengoceh. Presdir Cha mengancam akan memukul ibu Moo-woon. Ya sudahlahlah, pukul saja, kata ibu Moo-woon menyodorkan kepalanya. Beraninya kalian berkelahi di depanku, bentak Nenek. Presdir Cha tiba-tiba memegangi dadanya.

Ia mengeluh sakit. Tadinya Nenek dan ibu Moo-woon tidak percaya, mengira Presdir Cha sedang berpura-pura lagi. Ibu, aku benar-benar sakit. Nenek jadi khawatir. Ibu Moo-woon masih tak percaya. Seok-hee, aku benar-benar merasa sakit, kata Presdir Cha.

MP-00476 MP-00479

Moo-woon berkata akan segera memindahkan Ji-heon kembali ke kantor pusat. Baginya, keputusan Nenek adalah ujian baginya dan ibunya. Jadi ia minta Ji-heon jangan salah paham. Aku tidak melakukan hal seperti itu (salah paham), ujar Ji-heon.

“Begitukah? Kalau begitu apa kau akan salah paham soal ini? Aku akan menemui Eun-seol.”

Ji-heon berhenti berjalan.

“Karena kau begitu keras kepala, aku harus melakukan sesuatu mengenai hal ini. Aku tidak bisa membiarkannya di sana. Ia tidak melakukan kesalahan apapun,” lanjut Moo-woon.

Moo-woon berkata ia bisa menghubungi HRD dan meminta Eun-seol dikembalikan ke kantor utama. Apa ia bisa melakukan itu? Ji-heon tidak menjawab dan berjalan pergi.

MP-00483 MP-00486

Ji-heon merenung di kantornya. Ia baru melihat PC tabletnya dan mengetahui Eun-seol ditransfer ke mana. (Hmm…apa itu berarti ia punya satu tablet PC di tiap kantornya?) Ji-heon melihat ada sebuah pesan yang belum ia buka. Ia membukanya dan muncullah wajah Eun-seol.

Eun-seol khawatir serangan panik Ji-heon datang lagi jadi ia hendak mengingatkan. Eun-seol mulai bernyanyi lagu kereta api yang pernah dinyanyikan Ji-heon. Ji-heon tersenyum dan ikut menyanyi tapi lambat laun kesedihan memenuhi wajahnya.

MP-00495 MP-00496

“Aku mengatakannya untuk berjaga-jaga. Setelah menonton ini, jangan tersentuh dan kembali padaku. Aku tidak melakukannya untuk tujuan itu. Kita memang berpisah tapi kau tetap membutuhkan dukungan. Jika, jika saja kau tidak mendengar perkataanku dan datang menemuiku, maka pada hari itu semua tulang ditubuhmu akan patah.”

Ji-heon tertawa tapi meneteskan air mata tanpa disadarinya.

MP-00501 MP-00503

Di tengah perjalanan kembali ke Chuncheon, Ji-heon menyuruh Sekretaris Kim membalikkan arah mobil. Sekretaris Kim menolak, setidaknya Ji-heon harus memberitahu arah tujuan mereka.

“Pyeongsan, pusat distribusi,” jawab Ji-heon.

“Hei, bukankah itu….tempat Eun-seol dipindahtugaskan?”

Ji-heon tidak menjawab. Sekretaris Kim heran dengan sikap Ji-heon, jika akhirnya akan menemui Eun-seol mengapa harus mengirim Eun-seol pergi. Ji-heon berkilah ia hanya ingin memeriksa pekerjaan Eun-seol di sana.

MP-00514 MP-00515

Eun-seol sedang bekerja mengangkat barang-barang. Ia melihat sekotak besar wortel dan ingat Ji-heon pernah menjentikkan wortel ke dahinya. Kepala pusat distribusi memanggil Eun-seol, seseorang mencarinya. Seorang pria.

Eun-seol melihat Ji-heon. Tapi sebenarnya itu adalah Moo-woon. Eun-seol tersenyum, menyadari ia hanya membayangkan Ji-heon. Eun-seol dan Moo-woon berjalan-jalan di pantai.

Moo-woon senang bisa melihat pantai. Eun-seol berkata selalu ada kebaikan di balik setiap hal buruk. Tapi bagaimanapun juga Moo-woon menganggap pekerjaan Eun-seol di sini tidak ada artinya. Eun-seol membenarkan. Awalnya ia hanya ingin menunjukkan ia kuat, dan juga ia ingin menunjukkan kalau ia menderita seperti yang Presdir dan orang lain inginkan.

“Apa kau ingin terlihat menderita agar Presdir dan Ji-heon datang menjemputmu?” tanya Moo-woon.

Eun-seol mengakui ia awalnya sedikit berharap demikian tapi sekarang tidak begitu lagi. Ia hanya berusaha bertahan. Moo-woon berkata akan mentransfer Eun-seol secepatnya. Dulu ia tidak bisa melakukannya karena itu perintah Presdir tapi sekarang ia bisa. Eun-seol tersenyum. Awww…that smile^^

MP-00532 MP-00536

Ji-heon tiba di pusat distribusi tempat Eun-seol bekerja. Ia minta Sekretaris Kim menunggu, ia hanya hendak memeriksa sebentar saja. Sekretaris Kim mengerti dan meminta Ji-heon jangan khawatir. “Lihatlah baik-baik dan kembalilah,” kata Sekretaris Kim memegang tangan Ji-heon. Ji-heon turun dari mobil. Sekretaris Kim diam-diam memberi semangat LOL^^

MP-00540 MP-00542

Ji-heon mencari-cari Eun-seol ke gudang tapi tak menemukannya. Ia mendengar suara Moo-woon dan cepat-cepat bersembunyi. Moo-woon sudah melihatnya dan tersenyum geli. Moo-woon berkata pada Eun-seol bahwa ia akan datang lagi. Ia juga menyuruh Eun-seol benar-benar melupakan Ji-heon dan menunggu, ia akan datang menjemput Eun-seol. Hihi Moo-woon jail :p

“Aku sudah melupakannya sama sekali,” sahut Eun-seol tidak disangka-sangka.

“Seperti biasa, kau memang berbakat,” kata Moo-woon sambil tersenyum ke arah persembunyian Ji-heon. Ji-heon terlihat kecewa mendengar kata-kata Eun-seol. Moo-woon pun pamit dan pergi.

MP-00548 MP-00560

Eun-seol berlari masuk ke gudang. Ji-heon cepat-cepat bersembunyi. Ia terus mengikuti Eun-seol. Saat Eun-seol sedang menyusun barang di supermarket. Satu paket minuman botol terjatuh menimpa kakinya. Eun-seol mangaduh kesakitan dan memaki-maki Ji-heon yang telah membuatnya menderita. Ji-heon yang bersembunyi tak jauh dari sana dan melihat kejadian itu, tidak berani keluar. Ia akhirnya tidak berani menemui Eun-seol dan kembali ke mobil.

Tapi mobilnya tak ada. Demikian juga Sekretaris Kim. Lagi-lagi ia turun tanpa dompet dan ponselnya. Ji-heon terdampar di depan supermarket. Ia berlatih untuk meminjam ponsel dari orang lain. Dan ia berhasil meminjam ponsel dengan sangat sangat sopan dan ramah.

Sekretaris Kim merasa senang karena telah membantu Ji-heon kali ini. Saat Ji-heon menelepon, ia berkata ia sedang kembali ke Seoul. Ia melihat Ji-heon frustrasi dan menyedihkan jadi ia mencoba menjadi mak comblang. Ji-heon menyuruhnya segera berbalik karena ia tidak membawa dompet dan ponsel. Sekretaris Kim menyuruh Ji-heon meminjam pada Eun-seol. Ia lalu mematikan telepon Ji-heon.

“Aku akan membunuhmu, Sekretaris Kim, “ gumam Ji-heon kesal.

MP-00565 MP-00572

Karena telepon Ji-heon mati, Sekretaris Jang tidak bisa memberitahu kalau Presdir Cha kembali masuk rumah sakit.

“Apa aku tidak bisa bertemu dengan Ji-heon sebelum pergi?” keluh Presdir Cha.

“Apa perlunya bertemu dengannya? Orang lain akan berpikir kau akan menjalani operasi. Kau hanya akan menjalani serangkaian tes, mengapa kau ribut soal itu?” gerutu Nenek.

“Ibu, kau tahu sejak kecil aku benci ketika aku berada dalam sebuah mesin dan seluruh tubuhku difoto.”

“Aku membesarkan anak yang sudah tua. Bagaimana bisa kau tumbuh tua hanya di luarnya? Bisakah kau menjadi tua di dalam juga?”

“Ibu mengapa kau terus mengatakan tentang aku sudah tua!” sergah Presdir Cha hingga Nenek terlonjak kaget. Duh, untung Nenek ngga jantungan. Presdir Cha masih saja menyalahkan ibu Moo-woon. Nenek menghela nafas panjang.

MP-00596 MP-00598

Ji-heon menguatkan dirinya menemui Eun-seol. Eun-seol kaget saat tak sengaja berpapasan dengan Ji-heon. Eun-seol menganggap Ji-heon angin lalu. Ji-heon beralasan ia datang untuk memeriksa tempat kerja.

“Tapi karena sebuah kecelakaan…”

“Kecelakaan?”

“Aku tidak membawa dompet dan ponselku. Bisakah kau menolongku?”

“Aku tidak bisa. Aku minta maaf.” Eun-seol mengabaikan Ji-heon.

MP-00610 MP-00611

Saat makan malam, Eun-seol duduk makan bersama rekan-rekan kerjanya, sedangkan Ji-heon menunggu sambil kedinginan. Rekan-rekan kerja Eun-seol mengira Ji-heon adalah kekasih Eun-seol dan menyuruhnya makan bersama. Eun-seol protes tapi seorang ahjusshi menyuapi Ji-heon makanan. Ji-heon memakannya tapi melepehkannya. Sorang ahjumma memberi Ji-heon cabe hijau, eh Ji-heon malah tenang-tenang aja makan cabe sambil cegukan. Para rekan kerja Eun-seol menganggap Ji-heon lucu. Eun-seol mau tak mau merasa geli melihat tingkah Ji-heon.

MP-00625 MP-00627

Ji-heon mengikuti Eun-seol pulang ke rumah sewaannya yang kecil dan jauh dari pusat distribusi. Ji-heon terengah-engah karena mereka pulang berjalan kaki. Eun-seol memberi Ji-heon sebuah selimut atau bisa juga sebagai alas tidur. Melihat keadaan Eun-seol dan rumahnya, Ji-heon tak tahan lagi.

“Mengapa kau terima dipindahtugaskan? Aoa kau bodoh, No Eun-seol? Kemana perginya si kepala cepol?”

“Orang yang memerintahkan pemindahan ini adalah ayahmu.”

“Aku akan kembali dan mengubahnya.”

Eun-seol berkata Moo-woon sudah akan membantunya. Ji-heon protes, ia juga bisa melakukannya. Eun-seol tak peduli siapa yang melakukannya asal ia tidak menjadi Sekretaris Ji-heon lagi.

Ji-heon berkata ia sudah melihat kejadian tadi. Baru sebentar saja, Eun-seol tidak bisa berhenti saling menggoda dengan Moo-woon. Eun-seol berkata itu urusannya, bukan urusan Ji-heon ia hendak menggoda siapapun. Ji-heon dengan panik menegaskan ia tidak minta putus tapi berpisah sementara. Ia sedang berusaha menjadi pria keren (seperti superhero) dan kembali pada Eun-seol.

MP-00635 MP-00645

“Pria keren? Pria yang membuat susah gadisnya? Tidak membawa ponsel dan dompet, juga memberitahu orang siapa dirimu.”

“Sudah kubilang itu hanya kecelakaan,” Ji-heon membela diri.

Eun-seol bersiap tidur, tidak seperti Direktur yang hanya mengawasi seharian, ia harus bekerja menggunakan fisik seharian jadi ia sangat lelah. Eun-seol membaringkan dirinya.

Ji-heon membuka jaketnya dengan kesal dan membaringkan diri membelakangi Eun-seol lalu menggunakan jaketnya sebagai selimut. Tapi tidak berapa lama kemudian, Ji-heon menyelimuti Eun-seol dengan jaketnya dan berbaring mendekati Eun-seol.

MP-00654 MP-00657

Eun-seol belum tidur. Ia melepaskan jaket itu dan menyelimuti tubuh Ji-heon lalu berbaring menghadap Ji-heon. Ia menatap Ji-heon lama sebelum akhirnya tertidur.

Keesokan paginya, Eun-seol membangunkan Ji-heon dengan menyentakkan kakinya. Dan melempar jaket Ji-heon dengan kakinya. Ji-heon tidak mau bangun. Eun-seol mengangkat alas tidur Ji-heon hingga Ji-heon berguling ke lantai.

MP-00660 MP-00664

Eun-seol berkata ia akan mengantar barang ke Seoul hari ini, jadi jika Ji-heon ingin tumpangan pulang sebaiknya Ji-heon diam dan mulai bersiap.

Sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara. Eun-seol menurunkan Ji-heon di tepi jalan raya tempat Ji-heon mudah untuk pulang.

“Apa kau menyuruhku pergi begitu saja?”

“Direktur, bukankah ini keputusan yang kaubuat setelah mengalami masa sulit? Jadi, pergilah.”

“Aku menyesalinya.Saat aku mengucapkan kata-kata itu padamu, aku langsung menyesalinya. Apa kau tidak menyesalinya? Apa kau benar-benar baik-baik saja?” tanya Ji-heon.

“Aku baik-baik saja.”

MP-00672 MP-00673

“Baiklah, kalau begitu bagus,” kata Ji-heon berusaha tidak memperlihatkan kekecewaannya. Ia turun dari truk dan berjalan pergi.

Eun-seol memandang Ji-heon yang menjauh.

“Baik-baik apanya?” gumamnya sedih. Ia menundukkan kepalanya frustrasi  tapi membentur klakson hingga berbunyi. Eun-seol mengangkat kepalanya kaget.

Mendengar bunyi klakson mobil, Ji-heon berbalik memandang Eun-seol. Dan tersenyum.

MP-00689   MP-00690

Komentar:

Apakah mereka akan berbaikan? Kurasa begitu. Karena aku tidak bisa menemukan alasan kuat mengapa mereka tidak bisa bersama. Aku merasa frustasi dengan Ji-heon dan Eun-seol dalam episode ini.

Hal yang baik adalah ternyata Presdir Cha sama sekali tidak membenci Eun-seol jadi jalan untuk mereka bersama sebenarnya belum tertutup. Juga hubungan Na-yoon dan Moo-woon kurasa mulai ada kemajuan hehe^^

Kembali pada pertanyaanku. Menurut kalian, apakah melindungi orang yang kita cintai dengan menghadapi semua masalah sendirian merupakan cara yang tepat? Bukankah dengan dihadapi bersama semua akan lebih mudah dan semakin menguatkan perasaan cinta?

MP-00160 MP-00662

Sinopsis Episode 17 di Kutudrama: [klik di sini]

7 komentar:

  1. Wahh,gag pnya pengalaman nih... Jd gag bs ksh jawaban dh.... Miane eonnie.... ‎​"̮ћϱћϱ•Ñ›Ï±Ñ›Ï±"̮


    -iReNe-

    BalasHapus
  2. Namanya juga K-drama. Kalo dihadapi bersama itu real life. Cuman yang biasanya mecahin masalah itu yang cowok, tapi karena ceweknya disini jagoan, dia yang ngadepin masalah itu.
    Tp mungkin kalo Ji Heon-nya lebih mature (or kaya Moo Won), mungkin Eun Seol berani ngomong ke Ji Heon. Tapi kalo Ji Heon kaya Moo Won, dah dari dulu2 dia jadi Presdir, dan mungkin ga butuh sekretaris kaya Eun Seol.

    BalasHapus
  3. fighting
    ku tunggu episode selanjutnya

    BalasHapus
  4. Sebenarnya dalam kehidupan realita pasti semua yang mengalami suatu masalah bersama pasangannya masing-masing mencoba menghadapi nya sendiri apalagi Dee benar bilang ini adalah K Drama.Yang ingin menunjukan bahwa itu suatu hal yang sah-sah aja.Meski terkadang mereka yang memilih mencari jalan keluar sendiri-sendiri tidak menmukan titik temu alias jalan bantu.

    Namun bukankah setiap masalah pasti ada akhirnya ?
    Bukankah semua jalan yang dilewati akan membuat kenangan itu semakin indah.
    Benar,aku setuju dengan Ji Heon dan No Eun Sol.
    Dari sini mereka akan menemukan jalan keluar yang terbaik kok.
    ~~~Ha ha sok puitis aku ~~~~

    .
    Minal aidin walfaizin fanny,mohon maaf lahir batin ya....meet idul adha dan bagi2 Opor ayamnya.
    jiah!! ^^

    BalasHapus
  5. thanks bgt y sinopsisnya...
    maaf baru pertama kali koment..

    bingung juga jawab pertanyaan fanny???
    tapi, itulah masalah..
    seberat apapun masalahnya, cara apapun yg di pakai..
    pasti bakalan nemu solusiny..
    semangat..
    ^O^

    _fie_

    BalasHapus
  6. menurutku sih bukan masalah tepat ga tepat ya. normalnya masalah memang akan lebih mudah kalo dipecahkan n dihadapi berdua. tp terkadang kita dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk bersikap demikian.heheee.... sok tuir yaahhh??? ma'aaap... :)

    BalasHapus
  7. @all: gomawo buat jawabannya :-)
    idealnya emang pengennya dihadapi bersama ya. Aku lebih suka kl pasangan terbuka tiap ada masalah tp spt kt dee, mungkin krn ji heon kekanak-kanakkan hingga eun-seol memilih diam.

    Di pihak lain aku jg ngerti rasa tak berguna yg dirasakan ji heon krn eun- seol tdk terbuka pdnya. As a man he felt useless and unworthy :-(

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)