Rabu, 12 Januari 2011

Sinopsis Secret Garden Episode 13

  PDVD_266

Akhirnya kita melihat isi hati Ra-im terhadap Joo-won, kita tahu bahwa ia sebenarnya juga menyukai Joo-won tapi tidak pernah memperlihatkannya dan mengungkapkannya.

Mereka bertatapan. Joo-won merusak suasana dengan berbisik, “Kau tahu? Ada kamar kosong di sebelah.” Kontan Ra-im membalikkan badannya dengan kesal dan melempar bantal pada Joo-won. Pada saat itu Jong-soo masuk ke dalam vila. Joo-won pura-pura tidur dan meringkuk di belakang Ra-im. Jong-soo tidak senang melihatnya. Ia menarik kaki Joo-won ke bawa menjauhi Ra-im, lalu ia sendiri mengambil tempat di sisi Ra-im. Joo-won tentu saja tidak terima, sambil tetap pura-pura tidur beringsut-ingsut (seperti cacing) menyelinap di antara Ra-im dan Jong-soo, membuat keduanya kesal. Joo-won tersenyum karena berhasil tidur di sisi Ra-im hehe…

PDVD_007 PDVD_005

PDVD_009 PDVD_017

Pagi-pagi sekali Jong-soo dan Ra-im sudah bersiap-siap untuk pergi hiking. Saat mereka akanberangkat, Joo-won, yang baru bangun dan masih berselimut, keluar dari pintu dan bertanya mereka berdua mau ke mana. Ra-im dan Jong-soo membalikkan badan dan tidak menghiraukan Joo-won yang berteriak-teriak, “Kalian mau kemana! Sudah kukatakan aku bukan tipe orang yang dapat diabaikan!”

PDVD_021 PDVD_022

Jong-soo dan Ra-im berjalan mendaki bersama. Hebatnya Joo-won berhasil menyusul mereka, padahal Jong-soo dan Ra-im berjalan cukup cepat lho. Joo-won berjalan tertatih-tatih sambil memegang kedua kakinya. Ia berseru, “Tunggu sebentar! Mari kita pergi bersama.”

Ra-im malah mengajak Jong-soo lebih cepat berjalan, yang tentu saja disambut baik oleh Jong-soo. Joo-won berteriak-teriak, “Hei! Kubilang mari kita pergi bersama! Apa yang kalian berdua akan lakukan di atas sana!”

PDVD_029 sg13-00032

Ra-im dan Jong-soo telah tiba di puncak. Ra-im berseru senang, “Wah indah sekali! Di antara 4 musim, aku paling suka mendaki di musim dingin.” “Mengapa ?” tanya Jong-soo. “Wajah terasa dingin dan tubuh terasa panas. Walau kau lelah, kau akan membeku jika berhenti berjalan. Aku suka ketika aku harus berjalan dan terus berjalan sampai jantungku membara. Karena jika ka uterus berjalan, pada akhirnya kau akan tiba di puncak. Ya-hoooooo!! Ya-hoooooo! Aaaaaaa!” Jong-soo memperhatikan Ra-im dengan senang.

PDVD_032 PDVD_036

Pada saat mereka turun, mereka menemukan Joo-won duduk menggigil kedinginan di atas sebuah batu. Mereka melihatnya namun tidak percaya joo-won benar-benar kedinginan. Joo-won melihat mereka dan segera berdiri lalu berkata,”Mengapa kalian baru turun sekarang? Aku hampir mati kedinginan! “

PDVD_040 PDVD_039

Lagi-lagi Ra-im dan Jong-soo tidak mempedulikannya dan berjalan bergitu saja melewatinya. “Bagaimana bisa kalian pergi begitu saja? Lihatlah, aku tidak bisa berjalan.”

PDVD_045 PDVD_048

Mendengar itu keduanya berhenti dan menoleh. “Mengapa kau tidak bisa berjalan?” tanya Ra-im ketus. “Aku terkilir. Mengapa kalian berdua berjalan begitu cepat? Aku terluka ketika aku mengejar kalian. Apa kau tidak melihat kakiku bengkak? Lihat ini!” rengek Jooo-won seperti anak kecil.

Jong-soo menggeleng tak percaya, Ra-im juga tidak mempercayainya. Jong-soo mendudukkan Joo-won di atas batu dan mengangkat kakinya untuk memeriksa. Joo-won terus berteriak-teriak kesakitan. Ra-im tertawa tak percaya dan menghembuskan nafas kesal melihat tingkah Joo-won.

PDVD_052 PDVD_053

Akhirnya Jong-soo dan Ra-im memapah Joo-won. Joo-won mempergunakan kesempatan itu untuk menyandar pada Ra-im, memeluk pinggangnya sementara Ra-im terus menepis tangannya. Joo-won lalu melepas pegangan pada Jong-soo dan memeluk Ra-im erat-erat. Dengan kesal Jong-soo menarik kerah Joo-won ke belakang membuat Joo-won berteriak kesakitan. Ia minta dipapah kembali tapi Ra-im dan Jong-soo sudah terlalu kesal. Mereka membalikkan badan namun Joo-won malah menerjang dan memeluk Ra-im erat-erat dari belakang. Ra-im marah dan melepaskan pegangan Joo-won.

sg13-00060 sg13-00062

“Apa kau benar-benar ingin mati?!” teriak Ra-im marah.

“Apa yang telah kulakukan? Mengapa kau begitu pada orang sakit?”

Jong-soo melepas ranselnya dan memberikannya pada Ra-im, “Pegang ini, aku akan menggendongnya ke bawah.”

“Tunggu sebentar!” seru Joo-won sambil memegang kakinya,”Oh, aneh sekali, tadi sakitnya seperti mau mati tapi sekarang sudah membaik.”

PDVD_062 PDVD_065

Ra-im langsung marah, “Jadi tadi kau berpura-pura?”

“Sudah kubilang barusan membaik.” Joo-won memebela diri. Ra-im langsung menendang kaki Joo-won. Joo-won mengangkat kakinya dan melompat-lompat kesakitan.”Aaaah!….Kapan kau akan menghentikan kebiasaan ini? Kau selalu menendangnya di tempat yang sama!” teriaknya.

“Walau aku menendangmu 10 kali, kakimu tak akan patah.” sahut Ra-im. Ia membalikkan badannya dan berjalan, Jong-soo mengikutinya. “Benar, ini sakit sekali!” teriak Joo-won, ia terus melompat dengan satu kaki namun ia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Ra-im menoleh kaget.

PDVD_069

Oska sedang berlatih untuk konser Natalnya bersama Baek Ji Young (cameo-penyanyi OST Secret Garden That Woman). Baek Ji Young menghentikan latihannya, Oska bertanya ada apa, mengapa dihentikan. Baek Ji-young menertawakan cara berdansa Oska, “Aku tidak bisa berlatih karena kau membuatku tertawa. Gerakan apa itu? Apa kau mendapat botox pada pinggulmu? Apa aku harus memanggil Taec-yeon (anggota 2PM - Cinderella’s Sister) kemari? Apa kau mau belajar dance darinya?”

PDVD_071 PDVD_072

“Aku tadinya mau berduet dengan Sandara, bukan denganmu. “sahut Oska, tersinggung. “Apa kau tahu berapa banyak fans Sandara? Apa kau mau mengakhiri karier menyanyimu setelahnya (diboikot fans Sandara Park :p) ?” seloroh Baek Ji-young. Oska kesal namun tak bisa membantah, “Hei, hanya karena OST-mu hits besar, kau merendahkanku?” Baek Ji-young tersenyum, “Kau terus merendahkan orang lain bahkan ketika kau tidak punya hits.”

“Itulah sebabnya aku lebih baik darimu. Aku selalu konsisten. Aku tidak perlu merendahkan hati saat aku punya hits.” Baek Ji-young tercengang mendengarnya,”Ah, aku pasti pernah mengkhianati negaraku di kehidupan sebelumnya, hingga aku harus melakukan ini sekarang bersamamu. Mari kita kembali berlatih.”

Oska mendapat telepon dari seseorang yang ia cari dan bersedia menemuinya. Oska bertemu dengan teman dekat Seul. Teman Seul terkejut karena Oska tidak mengetahui penyebab putusnya hubungannya dengan Seul. Oska mengatakan Seul-lah yang menolak lamarannya dan dia pergi bersama Joon-hyuk ke AS. Teman Seul berkata Seul tidak pergi ke AS bersama Joon-hyuk. Mereka hanya berangkat pada hari yang sama.

PDVD_085 PDVD_084

Hal ini baru diketahui Oska. Teman Seul melanjutkan, Seul tinggal di Florida selama 2 bulan, lalu ke Toronto, London, dia berkeliling seperti itu. Dia sempat tinggal di Swiss selama 1 tahun, itulah sebabnya ia pergi main ski ke sana.

“Benarkah itu? Dia tidak bersama Joon-hyuk?” tanya Oska.

“Tidak, sejujurnya kau sedikit kejam.” Kata teman Seul. Oska bingung, tak mengerti apa yang dibicarakan teman Seul.

“Kau tidak tahu?” tanya teman Seul, “Pria selalu seperti ini. Jika aku adalah Seul dan kekasihku bersikap seperti itu di depan orang lain, aku pasti ingin mati. Ah… dia juga ingin mati.”

“Apa maksud perkataanmu?”

“Seul meminum beberapa pil tidur.”

Oska terpukul mendengarnya dan berusaha mengendalikan dirinya. “Apa yang telah kulakukan? Sebenarnya apa yang telah kulakukan? Katakan padaku.” pintanya. Namun teman Seul tidak mau memberitahunya, ia merasa tidak terlalu dekat dengan Seul hingga membicarakannya akan canggung sekali. Sebaiknya Oska mendengar sendiri dari Seul.

Oska bertanya bukankah ia sahabat Seul. Teman Seul mengatakan ia punya banyak teman, karena Seul tidak punya teman, ia menemaninya. Ia melanjutkan bahwa Oskalah penyebab Seul tidak memiliki teman. Oska adalah segalanya bagi Seul tapi Seul hanyalah sebagian kecil dari Oska. Mendengar itu bibir Oska bergetar, ia menahan tangisnya.

Oska memarkir mobilnya di depan kantor Seul. Ia melihat Seul berjalan sambil memikirkan perkataan teman Seul: “Kau tidak pernah kesulitan jika ingin bertemu dengan Seul tapi Seul selalu sendirian saat ia membutuhkanmu. Dia selalu harus menyembunyikan dirinya sebagai kekasihmu, saat ia sedang cantik-cantiknya,” Oska baru menyadarinya.

Sun datang ke kantor Seul dan mendengar Seul sedang berbicara dengan seorang pegawainya. Pegawai itu mengaku tidak sengaja mengupload lagu Oska. Seul kaget mendengarnya, “Berarti akulah yang membocorkan lagu itu. Benar-benar aku.” Pegawai itu menangis meminta maaf. Seul tertawa tak percaya, “Benar-benar aku. Apa yang harus kulakukan? Berikan surat pengunduran dirimu.” Pegawai itu mengeluarkan surat dari dalam sakunya dan menyerahkannya pada Seul. “Kau beristirahatlah.” Katanya pada pegawainya.

PDVD_089 PDVD_092

“Ya, terima kasih untuk waktu yang lalu.”

“Waktu yang lalu? Setelah mengacau seperti ini, kau hanya akan keluar dengan surat pengunduran dirimu?” kata Seul dengan marah.

Pegawai itu bingung.

“Istirahatlah seminggu ini dan kembalilah bekerja hari Senin. Mulai sekarang kau harus bekerja lebih keras karena kau sudah mengacau. Mengerti?”

“Apa kau memaafkan aku?” tanya pegawai itu.

“Kau bilang itu adalah kesalahan. Aku juga pernah membuat kesalahan yang lebih buruk dari itu.”

Sun mendengarkan semuanya. Seul melihat Sun dan mengatakan mereka harus memeriksa kontraknya minggu ini. Seul tiba-tiba berhenti bicara dan terbelalak melihat orang yang datang. Sun menoleh. Oska menghampiri Seul, tanpa menghiraukan Sun, dan menarik Seul ke kantor pribadi Seul. Sun sepertinya berpikir sesuatu.

PDVD_101 PDVD_106

Oska mengupaskan kacang (chestnut) panggang untuk Seul. Seul bertanya apa yang sedang Oska lakukan, apa Oska sedang mengubah rencana untuk menang darinya. Ia juga mengatakan ternyata dirinya yang membocorkan lagu Oska dan bersedia membayar kompensasi. Oska dengan enteng menjawab, sudah kubilang itu kau. Seul melotot. Oska menyodorkan kacang pada Seul, “Ini makanlah. Dulu kau bilang kau suka kacang panggang.”

PDVD_109 PDVD_113

Seul menatapnya dengan tajam dan berkata, “Iu bukan aku. Tidak ada chestnut dalam kenangan kita. Kau melakukannya dangan gadis lain dan sekarang melakukannya padaku?” Oska kecewa (ouch) tapi tidak berkata apa-apa dan berjalan menuju pintu. Ia menoleh dan bertanya, “Benarkah bukan kau? Aku sudah memikirkannya lama sekali dan ternyata bukan? Mengapa kau berkencan dengan pria jahat seperit aku? Mengapa kau begitu menyukaiku? Aku akan memikirkannya lagi. Satu demi satu. Aku akan terus melakukannya agar aku dapat menemukan mengapa kau tersakiti olehku. Aku pergi.” Oska ingin mengembalikan kenangan mereka berdua agar menemukan apa penyebab Seul berubah.

PDVD_118 PDVD_119

Seul terpana dengan kata-kata Oska.

Di vila, tim sekolah laga bersiap-siap kembali ke Seoul. Jung-hwan melapor pada Jong-soo bahwa Joo-won tetap tinggal karena ada rapat besok dan ia telah meminta Ra-im untuk menjaga Joo-won. Jung-hwan mengatakan Ra-im yang menyebabkan kecelakaan pada Joo-won dan ia juga merasa tidak enak meninggalkannya sendirian. Jong-soo menyuruh mereka segera berangkat jika semua sudah siap.

PDVD_128 PDVD_126

Ra-im dan Joo-won tinggal berdua di vila. “Apa kau benar-benar terluka?” tanya Ra-im sinis. Joo-won tengkurap di sofa dan mengaduh kesakitan. “Apa itu yang akan kau katakan pada kekasihmu yang sekarat? Mengapa kau menendangku kalau begitu?”

“Kalau begitu ayo ke rumah sakit.”

“Aku juga ingin melakukannya tapi harus dilakukan oleh dokter pribadiku. Jika aku muncul di rumah sakit, berita itu akan muncul di berita ekonomi dan harga saham akan merosot turun. Lakukan P3K padaku.”

PDVD_130 PDVD_131

“Apa aku doktermu?” sahut Ra-im kesal.

“Tubuhmu sepertinya terluka berulang kali. Pada tahap seperti itu, sedikitnya kau tahu bagaimana mengurangi bengkak tanpa perlu memperoleh ijin (dokter). “

“Dimana bengkaknya? Di mana?” tanya Ra-im.

PDVD_136

Joo-won menaikkan kausnya dan menurunkan celananya. Ra-im berteriak dan membalikkan tubuhnya, “Apa kau mau mati?!” serunya kesal.

Joo-won menjawab, “Mengapa kau begitu malu? Kau mungkin sudah melihat semuanya ketika tubuh kita tertukar.”

PDVD_140

“Aku bukan orang seperti itu, cepat naikkan kembali celanamu.. “ seru Ra-im marah.

“Baiklah.” Joo-won menaikkan kembali celananya, “Kalau begitu katakan dengan jujur ketika aku bertanya. Pada hari kau bertemu dengan Choi Woo-young, apa yang kalian berdua lakukan?”

“Makan kulit babi. Kenapa?”

“Apa kau pegawai asosiasi peternakan babi? Mengapa kau terus memberi orang makanan seperti itu? Apa Choi Woo-young memakannya?” gerutu Joo-won.

“Iya, tidak seperti orang lain, ia mengunyahnya seperti pria sejati.” Lalu Ra-im bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Joo-won tapi Joo-won menarik tangannya hingga Ra-im duduk di dekatnya.

PDVD_147 PDVD_149

Ra-im melotot kesal. “Kenapa? Baru saja aku seperti pria sejati,” kata Joo-won.

PDVD_151 PDVD_147

Ra-im menepiskan tangan Joo-won, “Kau berpura-pura sakit,bukan?’ katanya kesal. Joo-won cepat-cepat memegang pinggangnya kembali dan mengeluh kesakitan, “Ah, sakit sekali. Pasti ada yang patah.”

PDVD_153 PDVD_154

Ra-im melihatnya dengan kesal lalu berdiri meninggalkan Joo-won. Dengan cepat Joo-won berdiri, “Mau ke mana?” Dooh, Joo-won ini bener-bener ngga mau jauh dari Ra-im hehe….ia takut kehilangan Ra-im.

Ra-im menoleh dan menjawab dengan ketus, “Aku mau berjalan-jalan jadi kau diamlah di sini.”

“Mari pergi bersama.” pinta Joo-won. Hyun Bin aktingnya OK banget ya, keliatan banget dia ngga mau ditinggal Ra-im.

“Bukankah kau sedang sakit?” tanya Ra-im curiga.

PDVD_156 PDVD_159

“Justru karena aku sedang sakit, apa kau tidak tahu cara pemulihan?” Joo-won mengambil jaketnya lalu berjalan ke luar. Ra-im melihatnya dengan kesal, karena merasa dibodohi (dia pikir Joo-won berpura-pura sakit).

Sebuah bintang jatuh dari langit saat mereka berdua berjalan-jalan. Hmm..pertanda apakah? Ayah Ra-im mengawasi?

PDVD_161 PDVD_162

“Gil Ra-im!” panggil Joo-won pada Ra-im yang berjalan tidak jauh di belakangnya.

“Apa?”

“Aksi lagamu beraroma lavender.”

“Apa?” Ra-im mngerutkan kening.

“Kehadiranmu adalah keajaiban bagiku.” Joo-won mengikuti kata-kata Jung-hwan haha…

Bukannya senang Ra-im malah mengatakan Joo-won gila. Joo-won jadi malu dan diam-diam mengatai Jung-hwan.

PDVD_166 PDVD_169

Mereka berjalan berdua, persis seperti yang selama ini dibayangkan Joo-won bila ia merindukan Ra-im. Ketika Ra-im imajinasi muncul di sisinya dan berjalan bersamanya. Joo-won menyadari itu dan ia tersenyum. “Aku pernah berjalan bersamamu seperti ini sebelumnya.” Kata Joo-won. Ra-im diam mendengarkan.

PDVD_180 PDVD_176

“Kau terus muncul dalam pikiranku. Dan kita berdua berjalan seperti ini.” Ra-im tersentuh mendengarnya. Mereka terus berjalan, jalan bersamaan dan berhenti bersamaan. Soulmate? I hope so ;)

PDVD_190 PDVD_191

Diam-diam Ra-im mengamati Joo-won. Ia memperhatikannya dan berkata dalam hatinya, “Beberapa hal terlihat bagai fantasi karena mereka begitu jauh. Seperti bintang-bintang. Begitulah dengan orang yang begitu indah, mereka menghilang dengan cepat. Itu adalah tulisan dalam sebuah buku yang kubaca untuk mengerti perasaannya (Joo-won) padaku dan terus terngingang di kepalaku dalam waktu lama.”

PDVD_196 PDVD_197

Joo-won berhenti berjalan dan tersenyum menatap Ra-im. Ra-im balas menatapnya sambil terus berkata dalam hatinya, “Aku sudah menyadarinya sekarang. Betapa mengagumkannya dia. Dan karena itu ia begitu jauh daripadaku. Dia juga akan menghilang suatu hari nanti. Seperti yang orang-orang lakukan saat mereka terlalu indah.”

PDVD_203 PDVD_204

Kembali di vila, Ra-im melamun sendirian di kamar. Joo-won membuka pintu tiba-tiba hingga Ra-im menegurnya. “Apa kau tidak tahu mengetuk pintu dulu?!”

PDVD_210

“Tidak tahu. Tidak ada banyak pintu yang harus kuketuk dulu sebelum aku masuk. Cucikan kakiku, punggungku sakit hingga aku tak dapat melakukannya.”

“Kau mau AKU mencuci kakimu?” seru Ra-im tak percaya.

PDVD_212 PDVD_213

Tak lama kemudian Joo-won kembali membuka pintu kamar Ra-im, “Dapatkah kau memberiku segelas air, aku haus.”

“Kamarmu lebih dekat dengan dapur daripada kamarku.” Sahut Ra-im kesal. Joo-won hanya mengangkat bahu.

PDVD_214

Beberapa saat kemudian, Joo-won kembali ke kamar Ra-im. “Dapatkah kau mengganti channel (TV) nya. Sangat membosankan.” “YAAA!!!” teriak Ra-im kesal.

Berikutnya, Joo-won muncul di pintu kamar Ra-im dengan membawa bantal.

PDVD_216

“Apalagi kali ini?!” seru Ra-im.

Joo-won masuk dan mengatakan ia ingin tidur di kamar Ra-im. “Apaa?!” Ra-im tak mempercayai pendengarannya.

“Kenapa? Tidak boleh? Biasanya orang memutuhkan peristiwa skandal agar bisa menjadi dekat.” Mmm, bukannya kebalikannya? Kalo ada skandal, pasti ribut deh.

“Apa kau benar-benar gila? Keluar!”

“Dengan hal lain kau bersikap tegas dan kuno. Jadi mengapa kau tidak pura-pura menyenangkan pada saat seperti ini? Jika kau pergi ke pulau, mesin kapal mendadak mati. Jka kau pergi ke hotel, hanya tersisa satu kamar. Di pedesaan ada adegan perapian di tengah malam.” Joo-won menyebutkan adegan-adegan di film saat biasanya peristiwa romantis terjadi hehe…

PDVD_218 PDVD_219

Bukk, Ra-im melempar bantal tepat ke wajah Joo-won. “YAAA!!” teriak Joo-won.

“Baik, kau tidur di sini. Aku akan keluar dari sini.” Ra-im turun dari kasur dan berjaln keluar kamar. Joo-won jadi bingung dan mengikutinya keluar kamar. Tapi dengan cepat Ra-im berbalik dan masuk kamarnya kembali, langsung menutup pintunya dan menguncinya.

PDVD_227 PDVD_226

Joo-won mengetuk pintu kamar Ra-im dan menyuruh Ra-im membuka pintu juga mengancam akan merusakkan pintunya. Ra-im bilang silakan saja, ini adalah pintumu (vila Joo-won) bukan pintuku. Joo-won tidak putus asa, dia mencari cara untuk membuka pintu kamar Ra-im. Dia menemukan bolpen dan klip. Dia berusaha membukanya dengan itu tapi tidak bisa.

PDVD_234 PDVD_235

Akhirnya dia berkata, “Baiklah, kau tidak mau membukanya? Pastikan kau menutup matamu saat kau tidur karena kau tidak tahu kapan aku akan masuk. Joo-won menghentakkan kakinya ke lantai, berpura-pura ada orang datang.

“Oh, Sutradara Im, bukankah kau sudah pergi? Apa kau meninggalkan sesuatu?”

Ra-im mendengar nama Jong-soo disebut langsung membuka pintu kamar, “Sutradara?”

PDVD_241 PDVD_244

Joo-won menghampirinya dan berkata, “Lihat…kau memang tidak cerdas.” Joo-won mendorong Ra-im kembali masuk ke kamar. Ra-im meminta Joo-won melepasnya. Joo-won mendorong Ra-im ke kasur dan memeluk Ra-im erat-erat. “Mari kita tidur.”

“Apa kau gila? Lepaskan aku. Saat aku masih bicara baik-baik, lepaskan aku. Hei, lepaskan aku!” Ra-im terus meronta sementara Joo-won menutup matanya berpura-pura tidur.

PDVD_245 PDVD_249

“Baik, aku akan memberimu kesempatan, aku akan menghitung sampai 3. Pada hitungan ketiga lepaskan tubuhku. Aku tidak akan mengirimmu pada kematian.”

Jooo-won malah semakin mempererat pelukannya. “Baik, jika kau berhenti sekarang, aku tidak akan menuntutmu melakukan kejahatan. Aku janji tidak akan memukulmu.” Ra-im berusaha melepaskan diri dari pelukan Joo-won.

“Jika kau terus protes, aku akan memelukmu lebih lama.”sahut Joo-won dengan mata terutup.

Akhirnya Ra-im menyadari wajah Joo-won yang sangat dekat dengannya. Ia terdiam dan berhenti meronta. Ia terus memandangi wajah Joo-won yang begitu dekat dengannya.

PDVD_258 PDVD_259

Menyadari Ra-im sudah berhenti meronta, Joo-won pun membuka matanya. Mereka bertatapan. Joo-won menelan ludahnya dan memeluk Ra-im lebih dekat sambil mengucapkan “mantra”nya. “Kim su han moo….”

 PDVD_269PDVD_271

Ra-im heran melihat Joo-won mengucapkan kata-kata itu dan kembali memandang Joo-won. Joo-won berusaha mengendalikan dirinya dan memeluk Ra-im erat-erat sambil terus mengucapkan mantranya.

PDVD_274 PDVD_276

Well, adegan Joo-won memaksa Ra-im tidur bersama walau tidak terjadi apapun mengundang perdebatan di kalangan pemirsa. Banyak yang tidak setuju karena Joo-won sudah melakukan pemaksaan dan itu termasuk pelecehan terhadap wanita. Ada juga yang membela, karena itu karakter Joo-won yang memang “kurang” dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Juga ini hanyalah adegan dalam drama jadi tidak perlu diributkan, bukankah Ra-im juga sering melakukan kekerasan pada Joo-won dengan menendang dan membantingnya. Secara pribadi aku juga kurang menyukai adegan pemaksaan itu, kurasa ada banyak cara untuk menunjukkan kedekatan mereka. Tapi inilah dunia drama, so let’s continue….

Keesokan harinya Ra-im bangun sendirian di kamarnya. Ia keluar dan melihat mobil Joo-won masih terparkir di sana. Joo-won ternyata baru selesai rapat dengan para kontraktornya. Ra-im tidak berani memandang Joo-won, perasaannya campur aduk, kesal dan malu.

PDVD_284 PDVD_285

“Apa kau sudah siap? Dapatkah kita pulang sekarang?”tanya Joo-won. Joo-won meminta Ra-im yang mengemudi. Ra-im kaget dan bertanya kenapa. “Aku terluka, punggungku sakit.” Kata Joo-won. Ra-im masih mengira Joo-won berbohong. “Aku tidak berbohong, aku harus segera kembali ke Seoul dan ke rumah sakit.”

“Jangan menipuku, aku tidak akan tertipu.” kata Ra-im ketus.

PDVD_290 PDVD_289

“ini benar. Semalam sudah kukatakan pinggangku sakit sekali. Tapi kau tidur nyenyak sekali. Sudah cukup. Aku benar-benar sakit. Ayo cepat.”

Ra-im mendekati mobil, “Benarkah kau sakit?” tanyanya mulai khawatir.

Doketr memeriksa pinggang Joo-won, Joo-won mengernyit kesakitan sementara Ra-im berdiri memperhatikan. Dokter berkata, “Dalam kondisi seperti ini, pasti rasanya sakit sekali. Dan pasti sulit untuk berjalan dengan baik.”

PDVD_294 PDVD_295

Mendengar itu Ra-Im langsung bertanya, “Jadi itu bukan pura-pura?”

“Apa yang baru saja kaudengar? “ sahut Joo-won kesal, membuat Ra-im merasa bersalah.

“Kau akan mengatakannya sebagai keajaiban aku bisa bertahan, kan?” kata Joo-won pada dokternya, sambil melirik pada Ra-im.

PDVD_301 PDVD_300

Dokternya tertawa dan berkata,”Karena kau bertemu Heo Jun (tabib kerajaan pada jaman Joseon yang sangat terkenal, bahkan telah dibuat dramanya dengan judul Heo Jun), kau akan mendapat perawatan akupunktur dan beberapa perawatan lainnya maka kau akan sembuh.”

Lalu dokter mengambil banyak jarum. Joo-won ketakutan melihatnya. “Apa kau  akan memasukkan jarum itu ke tubuhku?” Dokternya mengiyakan dan langsung menusukkan pada pinggang Joo-won. “Aaa! Seharusnya kau memberi aba-aba 1,2,3 terlebih dahulu!”

PDVD_303 PDVD_304

Ra-im mengejeknya, “Pria apa yang berteriak seperti bayi?”

“Bayi? Tolong tulis arsip medis, dan tulis bahwa aku jatuh karena waniita ini menendangku.” kata Joo-won pada dokternya lalu melihat Ra-im, “Besok kau akan bertemu pengacaraku. Kau akan mendengar masa depan burukmu, bersiaplah untuk itu.”

Ra-im tertawa sinis, “Apa kau benar-benar punya pengacara?” Joo-won tak bisa membalas lagi haha, inilah yang membuat Joo-won jatuh hati pada Ra-im, Ra-im tidak bisa dikontrolnya.

Ibu Joo-won memanggil Dr. Lee ke rumahnya. Ia ingin Dr. Lee mengatakan dengan jujur obat apa yang diminum Joo-won dan apakah Joo-won menderita penyakit serius. Dr. Lee masih tidak mau memberitahunya dan mengatakan itu adalah kerahasiaan antara pasien dan dokter. Ibu Joo-won marah dan mengatakan Joo-won tidak pernah menjadi individu biasa sejak dia lahir. Apapun yang terjadi pada Joo-won, itu menyangkut 30.000 orang yang bekerja pada grupnya (sigh, jadi inget Jun Pyo…).

PDVD_310 PDVD_306

Dr. Lee mengatakan bahwa kondisi Joo-won tidak serius jadi ibu joo-won jangan khawatir. Aku yang memutuskan itu serius atau tidak, kata ibu Joo-won. “Tapi aku dokternya!” kata Dr. Lee. “Apa kau dokter sebaik itu? Bagaimana jika orang di sekitarnya ada yang mengetahuinya, apa yang akan kaulakukan?” Dr. Lee menunduk tak bisa menjawab.

Sekretaris Kang (sekretaris ibu Joo-won) berlari masuk. “Maaf mengganggu pembicaraan Anda, tapi kudengar presdir terluka.” Ibu Joo-won terkejut, “Apa? Joo-wonku terluka? Di mana? Kenapa? Seberapa parah?” Dr. Lee prihatin mendengarnya.

PDVD_313 PDVD_312

Sekretaris Kang menjawab, “Dia pergi memeriksa lokasi resort baru, saat sedang hiking bersama Gil Ra-im….”

“Apa?” potong ibu Joo-won, “Dia pergi bersamanya? Anak nakal itu! Benar-benar!” Dr. Lee melihat reaksi ibu Joo-won dan mengetahui keadaan akan buruk bagi Ra-im dan Joo-won.

PDVD_317

Ra-im menyelesaikan latihan terakhirnya dengan Oska. Ra-im memberi nasihat terakhir latihannya, “Mulai sekarang kau harus hati-hati. Karena kau sudah terbiasa pada tahap tertentu, ini adalah tahap di mana kau mungkin akan membuat kesalahan. Kau tahu, bukan? Tahap paling mungkin orang membuat kesalahan adalah karena terlalu percaya diri dan bermain-main. Poin hari ini adalah ‘selalu ragukan kemampuanmu’.”

“Aku paling baik melakukan hal itu.” sahut Oska, “Di antara penyanyi yang sudah mengeluarkan 7 album, aku salah satu di antaranya (meragukan kemampuan sendiri)”

“Masalahnya kau terlalu meragukan kemampuanmu, bukankah ini waktunya kau membuktikan kemampuanmu?”

“Aiisshh….akhir-akhir ini kau berbicara seperti anti fansku saja.”

PDVD_323 PDVD_324

“Berhenti bicara dan lakukan gerakan pendinginan, PT(?) 100 kali, squat 50 kali, sit up….ganti, ganti, kita tidak akan melakukan sit up.” Hahaha, Ra-im inget hot sit-up joo-won.

Oska sudah duduk di bawah dan bersiap sit-up. “Kenapa? Aku paling suka sit-up. Tolong pegangkan kakiku.” Ra-im menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

PDVD_325 PDVD_330

Oska mengantar Ra-im pulang dan ia mengenali satu mobil yang diparkir di depan rumah Ra-im, juga Sekretaris Kang di dalamnya. Oska dengan serius melarang Ra-im masuk ke rumah sampai Oska memanggilnya. Ia menyuruh Ra-im pergi ke suatu tempat dan menunggu. Ra-im bingung. Oska segera berlari ke rumah Ra-im.

PDVD_333 PDVD_334

Di dalam rumah, Ah-young bingung dengan kehadiran ibu Joo-won. Ibu Joo-won mengenali beberapa benda yang dibelikan Joo-won, seperti lampu gantung. Ah-young bertanya mengapa ibu Joo-won kemari. Ibu Joo-won tidak menjawab. Ia melihat sebuah kotak dan membukanya. Ia sangat terkejut melihat isinya.

PDVD_338 PDVD_341

PDVD_344

Oska membuka pinta rumah dan langsung bertanya mengapa ibu Joo-won ke rumah Ra-im dan memintanya untuk keluar. “Mengapa kau di sini? Apa kau datang untuk bertemu gadis ini (Ah-young)?” ibu Joo-won balik bertanya.

Oska berseru, “Tolong keluar. Mengapa kau ke sini?”

PDVD_346 PDVD_345

Tiba-tiba Ra-im masuk dan terkejut melihat ibu Joo-won ada di rumahnya. Ia bertanya mengapa ibu Joo-won ada di sini. Ibu Joo-won mengira Ra-im dan Oska ada hubungan dan bertanya pada Oska. Oska menghampiri ibu Joo-won, “Bibi, kau mengarang cerita lagi. Tidak seperti itu. Ayo pergi dari sini.” Oska menarik tangan ibu Joo-won tapi ditepisnya.

PDVD_350 PDVD_352

“Kau diam! Dan kau, bersama Joo-won di gunung, apa itu benar? Orang seperti apa kau? Katakan dengan mulutmu sendiri. Kau bilang Joo-won tidak berarti apa-apa bagimu. Kau memintaku untuk tidak membiarkannya mendekatimu. Setelah kau menjaga harga dirimu seperti itu, beraninya kau membuatku terlihat sebagai seorang ibu yang suka ikut campur? Jika kau tidak memiliki apa-apa setidaknya kata-katamu dapat dipegang. Bagaimana bisa kau terus menusukku dari belakang?” Ra-im terluka mendengarnya, matanya mulai berkaca-kaca.

“Bibi, tolong berhenti. Itu bukan kesalahan Ra-im. Kau seharusnya tidak di sini, sebaliknya pergi temui Joo-won dan bertanya padanya.” Oska membela Ra-im.

Ibu Joo-won mengambil kotak yang tadi dibukanya, lalu ia melemparkan isinya kepada Ra-im. “Apa ini cukup untuk menyalahkan Joo-won?” Ra-im terpana melihat celana dalam Joo-won berserakan. Ah-young dan Oska pun terkejut melihat semuanya.

PDVD_355 PDVD_358

“Siapa yang kau biarkan masuk ke rumah kumuh ini? Apa kau gila? Karena kau bersembunyi di belakang Joo-won, kau menjadi begitu berani?” iibu Joo-won memaki Ra-im. 

“Kau salah paham, tidak ada yang terjadi.” Ra-im mencoba menjelaskan.

“Jika tidak terjadi apa-apa mengapa ini semua di sini? Apa kau mengenakannya? Inilah yang memperlihatkan kau tidak tumbuh bersama orang tua. Apa orangtuamu mengajarmu seperti itu? Untuk bertahan hidup dan mendapatkan uang, kau harus memperolehnya dari pria kaya?”

PDVD_364 PDVD_372

“Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu?” seru Oska.

Ra-im saking terkejutnya bertanya, “Apa yang baru saja kaukatakan?”

“Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Kau yang membuat aku menjelekkan orangtuamu.” Kata Ibu Joo-won tenang.

“Tolong tarik kembali ucapanmu. “ pinta Ra-im., ‘Tarik kembali ucapanmu!”

“Beraninya kau meninggikan suaramu!” bentak ibu Joo-won.

“Kim Joo-won menyukaiku. Aku juga sekarang menyukainya. Tapi aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Mendengar orangtuaku dikata-katai, dia bukan pria yang tak dapat kulupakan. Dia tidak seberharga itu. Ayahku…adalah orang yang luar biasa mengorbankan nyawanya utnuk menyelamatkan nyawa ribuan orang. Dia bukan orang yang bisa dikatai seperti itu oleh orang sepertimu. Jadi tarik kembali ucapanmu.”Ra-im tidak dapat menahan tangisnya lagi. Ah-young juga ikut menangis. Oska prihatin melihat Ra-im.

PDVD_363 PDVD_368

“Mengapa aku harus melakukannya! Aku bisa mengatakan dan melakukan hal yang lebih buruk dari itu!” teriak ibu Joo-won. Oska tidak tahan lagi, “Bibi, cukup!!!” Ia menyeret bibinya keluar dari rumah Ra-im. Ibu Joo-won meronta-ronta namun Oska tidak melepasnya dan berhasil membawa ibu Joo-won keluar.

PDVD_373 PDVD_374

Ra-im tidak tahan lagi dan menangis tersedu-sedu di lantai. “Seperti pengemis….. mengapa aku harus hidup seperti pengemis.” tangisnya. Jjjah…ikut nangis deh :’(

PDVD_379 PDVD_382

Ah-young tak tahan melihat temannya menderita. Ia memeluk Ra-im dan ikut menangis tersedu-sedu bersamanya. Itulah hal yang dilihat Oska saat ia kembali ke rumah Ra-im. Ia kesal karena ia juga tidak berdaya.

PDVD_384 PDVD_386

Joo-won sedang berbaring tengkurap di kantornya sementara Sekretaris Kim melaporkan tentang pesta akhir tahun untuk VVIP. Sekretaris Kim mendapat telepon dari Ah-young. Ia permisi sebentar pada Joo-won tapi Joo-won menghentikannya. “Apa itu Ah-young? Kau bisa berbicara di sini. Jika kau bergerak satu langkah saja, kau akan mati.”

PDVD_389 PDVD_388

“Ini ibuku.” Kata Sekretaris Kim, “Halo, ibu? Apa? Benarkah? Aku akan meneleponmu nanti.” Ah-young yang menelepon.

Sekretaris Kim melaporkan bahwa ibu Joo-won pergi ke rumah Ra-im. Joo-won terkejut dan langsung bangkit. “Apa ? Apa yang ibuku lakukan?”. Ia menelepon Ra-im tapi tidak diangkat. “Aku bisa gila.” gumamnya.

PDVD_395 PDVD_398

Joo-won cepat pergi keluar kantornya. Ia pergi ke rumah Ra-im dan mengetuk pintu rumahnya tapi tidak ada orang di sana. Joo-won pergi ke sekolah laga, namun sekolah itu gelap dan tidak ada orang. Ia mendatangi ibunya dan bertanya apa yang baru saja ibunya lakukan dan apa yang ibunya katakan pada Ra-im. Ia bertanya apa ibunya membuat Ra-im menangis.

PDVD_402 PDVD_408

“Jika aku membuatnya menangis, memangnya kenapa!” bentak ibu joo-won.

“Bagaimana bisa kau ke sana? Seharusnya kau mendatangiku!” Joo-won memarahi ibunya. 

PDVD_414PDVD_415   

“Kupikir tidak ada gunanya bicara denganmu jadi aku pergi ke rumahnya. Akhirnya ia berpikir dengan benar. “

Mendengar itu raut wajah Joo-won berubah, “Apa maksudmu dengan itu?”

“Kau menggunakan obat-obatan untuk keadaan mentalmu. Itulah sebabnya Ji Hyeon bolak balik menemuimu. Apakah itu benar? Bagaimana bisa kau menyembunyikannya dariku? Kau ingin melihatku sekarat? Kau seharusnya memberitahuku.” Ibu Joo-won mengalihkan pembicaraan.

“Itu tidak cukup serius untuk diberitahukan padamu.” jawab Joo-won.

“Itu menurutmu. Apa ini Amerika? Ketika kau punya psikiatermu sendiri, apa orang-orang akan berpikir kau sebagai orang normal? Jika rumor beredar mengenai hal ini, bagaimana kau menanganinya? Apa yang akan kaulakukan dengan para saudara kakekmu yang menginginkan posisimu? Bagaimana dengan Direktur Park?” ibu Joo-won mengungkapkan kekesalannya.

“Aku akan melakukan sesuatu mengenainya. Sudah kukatakan aku akan mengurusnya. Jadi tolong jangan pernah mencari dan menemui gadis itu lagi.” sahut Joo-won.

“Aku juga tidak ingin menemuinya lagi! Apa kau benar-benar menyukainya? Dia berkata dia tidak akan menemuimu lagi dan kau tidak layak untuk ditemui. Tapi, kau mencintainya mati-matian?”

Joo-won terhenyak mendengarnya, “Dia mengatakan itu? Ia mengatakannya dengan mulutnya sendiri? Dia tidak akan menemuiku?”

PDVD_421

“Apa? Baik, lakukan apapun yang kau mau! Jika kau ingin melakukan semuanya dengan gadis itu, lakukan!”

“Apa artinya itu?”

“Kau pikir kau sedang berdebat denganku? Kau sedang berperang dengan dirimu sendiri. Pilihannya ada padamu. Jadi jika kau mencintai wanita itu, pergilah! Uang, rumah, kekuasan yang kau punya, jika kau bisa meninggalkan semua hidup mewahmu, maka pergilah!” tantang ibu Joo-won. Joo-won tidak berkata apa-apa, ia menyadari kebenaran kata-kata ibunya.

PDVD_428 PDVD_429

“Jika kau punya bayi, mungkin dia akan diakui? Mungkin waktu akan menyelesaikan semuanya? Tidak akan! Kau dan anakmu mungkin akan diterima kembali, tapi….! Wanita itu tidak akan pernah dapat masuk rumah ini. Bahkan jika aku mati, dia tidak akan dapat masuk! Aku akan menulisnya dalam warisanku. Jadi jika kau puas hanya dengan cinta, maka pergilah.” Ibu Joo-won meninggalkan Joo-won sendirian. Joo-won menahan air matanya.

Ah-young membujuk Ra-im untuk makan. Ra-im tidak mau makan. Terdengar ketukan di pintu. “Gil Ra-im! Apa kau di dalam? Buka pintunya!” seru Joo-won. Ah-young hendak membukakan pintu namun Ra-im melarangnya. Joo-won terus mengetuk pintu rumah Ra-im dan meneleponnya.

PDVD_434

Ia mendengar suara ponsel Ra-im dan mengetahui sebenarnya Ra-im di rumah. “Gil Ra-im, kau di rumah bukan? Aku bisa mendengarnya, buka pintunya. Agar setidaknya aku bisa meminta maaf dan memohon ampun. Apa kau akan terus seperti ini? Mari kita berbicara.” Ia terus mengetuk dan berteriak namun Ra-im tidak mau membuka pintu.

PDVD_441 PDVD_443

PDVD_449 PDVD_451

Ra-im tidak bisa tidur, ia terus merenung semalaman. Paginya ketika ia keluar rumah. Ia melihat Joo-won masih di depan rumahnya. Ra-im memalingkan wajahnya, tidak mau melihat Joo-won.

PDVD_452 PDVD_454

Joo-won menghampirinya dan berkata, “Sudah kukatakan aku akan melakukan apapun. Menunggu di depan rumahmu selama 8 jam tidak ada artinya lagi bagiku. Semalam sangat dingin. Kau tidak tahu bukan?” Ra-im tidak bereaksi.

PDVD_460 PDVD_459

“Tataplah aku. Aku memikirkannya semalaman. Tentang bagaimana aku harus meminta maaf tapi aku tidak menemukan jalan keluarnya.”

Ra-im akhirnya menatap Joo-won, “Kau tidak tahu bagaimana caranya? Mengapa? Karena kau tidak dapat meminta maaf pada wanita yang tidak memilki apa-apa? Apa yang orang lain dapat lakukan, mengapa kau tidak tahu? Apa yang orang lain lakukan, bagaimana bisa kau tidak bisa melakukannya? Kemanapun aku pergi aku selalu meminta maaf, tapi bagaimana bisa kau tidak tahu cara melakukannya? Kau memiliki ibu yang luar biasa. Setelah membuatku berdiri di rumah mewahmu, dan sekarang di rumahku di mana aku tidur dan bangun, ia memastikan aku berada di tempatku. Sekarang di ruang tamuku sendiri, setiap saat dalam hidupku, aku harus hidup, makan dan bahkan bergurau mengenai hidup dengan mengingat kejadian kemarin. Apa kau tahu? Jadi jangan protes kau harus berada di luar semalaman. Sekarang, lepaskan realitas kemiskinanku. Tolong pergilah. Dan hiduplah seperti biasanya dalam hidup fantasimu. Dengan indah.”

PDVD_465 PDVD_467

Ra-im menahan perasaannya dan meninggalkan Joo-won. Joo-won masih terpaku mendengar kata-kata Ra-im yang menyuruhnya pergi. Namun Ra-im tidak bisa menahannya, diam-diam ia menangis saat ia berjalan meninggalkan Joo-won. Joo-won menoleh melihatnya namun tidak menahannya pergi.

PDVD_473 PDVD_475

PDVD_476 PDVD_481

Joo-won pulang ke rumahnya dan bertemu dengan Oska yang sedang lari pagi. Oska bertanya dari mana Joo-won semalam. Joo-won tidak menjawab dan dengan wajah letih balik bertanya apakah Oska udah mendapat undangan (pesta akhir tahun VVIP) hari ini, dan memintanya untuk datang. Oska bertanya bagaimana bisa Joo-won membicarakan masalah pekerjaan.

Joo-won berkata jika Oska datang ke pesta, ia akan membeli tiket konser Oska sebanyak pegawai wanita di departemen storenya. Oska bertanya apa Ra-im akan datang. Joo-won menjawab, Yoon Seul akan datang karena ia VVIP.

PDVD_484 PDVD_485

Oska mendesah dan berkata “Kita berdua orang-orang yang berlebihan namun bagaimana bisa kekurangan seperti ini.” “Aku tahu….” jawab Joo-won. Joo-won dan Oska adalah orang-orang yang berlebihan dalam hidupnya namun kekurangan cinta.

PDVD_488 PDVD_491

Seul sedang berdandan dengan temannya. Temannya menyinggung pesta akhir tahun VVIP LOEL. Seul mengatakan ia sudah mendapat undangannya dan akan pergi ke pesta itu. temannya mengingatkan Oska mungkin hadir juga. “Itulah sebabnya aku harus pergi.” Temannya bertanya kalau begitu apakah Seul masih menyukai Oska. Seul memandang wajahnya di cermin dan berkata, “Tidakkah aku terlihat terlalu miskin.”

PDVD_497

Ah-young berada di restoran rumah Joo-won tempat pesta akan diadakan, semua sedang bekerja mempersiapkan pesta. Ia mengeluh pada Sekretaris Kim ia harus lembur lagi dan bahkan tidak mendapat promosi atas kerja lemburnya. Sekretaris Kim berkata presdir kita tidak semurah itu (hanya dengan sering lembur bisa mendapat kenaikan pangkat). Ah-young minta Sekretaris Kim tidak membicarakan tentang pria itu. Sekretaris Kim bertanya bagaimana keadaan Ra-im. Ah-young menjawab sedih Ra-im tidak tidur semalaman dan tidak tahu apakah dia sudah makan.

PDVD_501

Ra-im menyelesaikan video audisinya di sekolah laga. Joo-won meminum obatnya kembali dan berusaha menghilangkan Ra-im dari pikirannya namun tidak bisa. Ia terus menelepon Ra-im namun tidak diangkat. Akhirnya ia mencari Ra-im ke sekolah laga.

PDVD_506 PDVD_507

Dari balkon Ra-im melihat kedatangan Joo-won dan meminta Jung-hwan tidak memberitahu Joo-won kalau dia ada di situ. Joo-won tidak percaya pada perkataan Jung-hwan dan memintanya mengatakan yang sebenarnya. Junghwan mengatakan Ra-im benar-benar tidak ada.

PDVD_509 PDVD_511

“Gil Ra-im!!” teriak Joo-won. Jung-hwan memejamkan matanya, tidak tahu bagaimana harus meyakinkan Joo-won.

“Dengar aku baik-baik. Aku tahu kau dapat mendengarku. Kau saat ini sedang menjadi pengecut. Jika kau pikir aku akan berhenti sekarang, kau bisa melupakan pikiran itu. Aku bahkan belum mulai dan belum mendapat jawabanmu. Kau tahu bersembunyi tidak akan menyelesaikan masalah. Kau seharusnya bersikap seperti biasanya. Marahlah padaku. Kau tidak bisa mencampakkanku begitu saja.”

PDVD_518 PDVD_519

Jong-soo mendengar Joo-won terus berteriak dan menghampiri Ra-im yang bersembunyi dari Joo-won. “Aku minta maaf mengganggumu.” Kata Ra-im pada Jong-soo. “Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi apa bersembunyi seperti ini adalah jalan terbaik? “ tanya Jong-soo.

“Aku harus melihat wajahmu untuk menyelesaikan masalah ini. Jika kau tidak mau melihatku maka jawab teleponku. ” teriak Joo-won.

“Dia juga benar. Tidak baik baginya untuk datang dengan cara seperti in.” kata Jong-soo. Ra-im meminta maaf. Jong-soo meninggalkan Ra-im sendirian.

PDVD_524 PDVD_522

Oska sedang mempertimbangkan apakah ia akan hadir di pesta atau tidak. Ia ingat Joo-won mengatakan Seul akan hadir.

PDVD_527  

Pesta sudah dimulai. Joo-won menyambut para tamu dengan hangat, namun tiap ada kesempatan ia selalu berusaha menelepon Ra-im.

PDVD_531

Ra-im masih si sekolah laga, membaca semua sms dari Joo-won yang mengkhawatirkannya. “Kau di mana?” “Beri tahu aku kau di mana?” “Jawab teleponku” “Apa kau tidak mau melihatku?” “Apa ini yang terbaik? Apa kau yakin?” “Aku khawatir jadi tolong telepon aku. Aku mohon.”

PDVD_534 PDVD_536

Ra-im mengambil tasnya dan pergi ke rumah Joo-won. Ia heran melihat banyak mobil yang diparkir dan melihat ada pesta diadakan di rumah Joo-won. Ia mencari Joo-won di antara para tamu yang berdandan cantik dan berpakaian mewah. Akhirnya ia menemukan Joo-won yang dengan ramah menyapa para tamunya.

PDVD_538 PDVD_542

PDVD_545 PDVD_546

Ra-im ingat peristiwa di café ketika Joo-won marah gara-gara tasnya. Ia kembali diingatkan betapa jauh dirinya dari Joo-won. Tiba-tiba Joo-won melihat ke luar. Ra-im cepat-cepat bersembunyi di balik pohon. Joo-won tidak melihatnya. Ra-im menunggu di luar kedinginan.

PDVD_554 PDVD_557

Ponselnya berbunyi. Joo-won meneleponnya. Ia tidak menjawabnya dan memutuskan pergi dari situ. “Nn. Ra-im!” Oska memanggilnya, “Kapan kau tiba? Apa Joo-won mengundangmu?”

PDVD_563 PDVD_564

“Bukan,” kata Ra-im sambil menggigil kedinginan, “aku datang pada waktu yang salah, aku akan pergi sekarang.“

Oska menahannya, “Kau ingin bertemu Joo-won, bukan? Kau sudah jauh-jauh kemari, ayo kita masuk.”

Ra-im menolaknya tapi Oska memegang tangan Ra-im dan menyadari tangannya sangat dingin. Ia menarik Ra-im ke rumahnya. Ra-im meminum teh pemberian Oska dan merasa lebih baik.

PDVD_567PDVD_575

PDVD_579PDVD_582

“Jangan pikirkan apa yang bibiku katakan. Dia memang suka mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Apa kau sudah lama berada di luar sana? Apa Joo-won menyuruhmu jangan masuk karena dia malu? “ tanya Oska.

PDVD_588 PDVD_585

Cepat-cepat Ra-im menjawab, “Bukan, dia bahkan tidak tahu aku ke sini. “

“Kalau begitu kau harus memberitahunya. Mari ikut denganku saja.”

Ra-im cepat-cepat menolak dan memberi alasan pakaiannya tidak sesuai saat ini. “Aku akan membereskannya. Temui Joo-won dan katakan dengan penuh percaya diri padanya ‘aku datang untuk menemuimu’.” kata Oska.

PDVD_593

Oska menelepon asistennya untuk memanggil penata rambut, perias wajah, dan pakaian. Ra-im terkejut. Apalagi Oska dapat menyebut ukuran tubuhnya, “Tinggi sekitar 166-167 cm, ukuran pakaian 44 ½, tomboy, ukuran pinggangnya….tidak begitu langsing.” Ra-im menunduk malu hehe…

Oska tersenyum padanya dan berkata, “Kau bisa melakukannya. Aku akan menjadi ibu peri-mu.”

PDVD_601 PDVD_602

Joo-won masih terus menelepon Ra-im. Ia bertemu dengan Seul yang baru tiba. Seul menghampirinya dan menyapanya, “suasana pesta ini lebih baik dari tahun kemarin.” Dengan dingin Joo-won menjawab, “Bagaimana kau tahu? Kau tidak diundang tahun kemarin.”

PDVD_604 PDVD_605

“Aku tahu, itu karena aku datang tahun ini.” Joo-won tidak tertarik mendengarnya. Seul mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan seperti mencari seseorang. “Sepupuku belum datang, mungkin dia tidak akan datang.” kata Joo-won. “Aku bukan mencari Choi woo-young, aku memeriksa berapa wanita yang lebih menarik daripada aku. Di manapun aku berada aku ingin menjadi ratunya.” sahut Seul.

Joo-won tidak berkata-kata apa-apa lagi. Ia terkejut saat melihat ke pintu masuk. Seul menoleh dan ikut terpana. Oska masuk menggandeng Ra-im yang sudah didandani cantik.

PDVD_609 PDVD_610

PDVD_619 PDVD_618

Ra-im menatap Joo-won. Joo-won menatap Ra-im dengan tajam (cemburu???). Sementara Seul kaget melihat Oska menggandeng Ra-im.

PDVD_622 PDVD_623

PDVD_620 PDVD_621

1 komentar:

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)